• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas Konsumen Terhadap

Kinerja Pemasaran

Oleh : Sasa Ani Arnomo, S.Kom., M.S.I

Dosen Tetap Universitas Putera Batam

ABSTRACT

Marketing information systems is critical for the company. The benefits of this system is to provide information for sales, sales promotion, marketing activities, market research activities and other related marketing. The second influential factor for the performance of marketing is consumer loyalty associated with re purchasing a product. Based on these factors, the researcher will analyze the influence of marketing information systems and loyalty to the ongoing marketing performance.

Title: Information Systems Marketing, Customer Loyalty, Marketing Performance

A. Latar Belakang

Dalam dunia perdagangan, faktor kunci yang sangat menentukan dalam mendukung aktifitas usaha, adalah penjualan. Faktor inilah yang menjadi kunci sekaligus indikator apakah sebuah usaha perdagangan dapat dikatakan mengalami kemajuan atau sebaliknya, mengalami kemunduran. Bahkan bila dikaitkan dengan proses produksi dalam suatu perusahaan, hampir bisa dipastikan tanpa adanya penjualan atau pemasaran dari produk yang dihasilkan, perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Sedangkan semakin tinggi penjualan maka semakin baik pula dalam pemasaran.

Kegiatan-kegiatan dalam usaha pemasaran tidak hanya kegiatan memindahkan barang /jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen saja dengan sistem penjualan, tetapi banyak kegiatan lain yang juga dijalankan dalam kegiatan pemasaran. Penjualan hanyalah salah satu dari berbagai fungsi pemasaran. Apabila pemasar melakukan pekerjaan dengan baik untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan harga yang tepat, mendistribusikan dan mempromosikannya secara efektif, maka akan sangat mudah menjual barang-barang tersebut.

Strategi pemasaran di era sekarang ini mulai mengarah ke pemasaran internet sehingga perusahaan banyak yang membuat sistem informasi pemasaran. Jumlah pengguna Internet yang semakin besar memberikan peluang besar bagi pelaku bisnis untuk menjaring pelanggan melalui media online. Pilihan media online sebagai sarana pemasaran memiliki beberapa keunggulan diantaranya biaya yang murah dan jangkauan yang sangat luas.

Namun demikian strategi pemasaran melalui media online ini tidak serta merta memberikan hasil yang efektif. Perlu dilakukan dengan sunggguh-sungguh dan evaluasi secara terukur terhadap hasilnya.

Sedangkan dilihat dari sisi kompetisi antara perusahaan persaingan juga semakin berat, oleh karena itu perusahaan berupaya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan membuat program-program loyalitas pelanggan.

(2)

Pengukuran terhadap tingkat loyalitas pelanggan perusahaan merupakan hal yang sangat penting, karena dengan demikian maka kinerja perusahaan dapat diukur dan dibandingkan dengan para pesaingnya. Selain itu perusahaan dapat mengetahui jika ada kekurangan atau kelemahan terhadap produk (barang atau jasa) yang ditawarkan.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka peneliti mengangkat penelitian yang berjudul Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas Konsumen Terhadap Kinerja Pemasaran dengan objek penelitian sistem informasi pemasaran, pelanggan dan marketing pada PT. Fajar Benua Indopack Batam. Sedangkan rumusan masalah dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Apakah sistem informasi pemasaran yang telah dibuat berpengaruh terhadap kinerja pemasaran?

2. Apakah loyalitas konsumen dalam pembelian produk berpengaruh terhadap kinerja bagian pemasaran/marketing?

B. Pembahasan

1. Pengertian Pemasaran

Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.

Philip Kotler (2000, p8) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dan managerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

Pertukaran dari kedua belah pihak akan diukur dalam suatu ukuran yang disebut sebagai transaksi penjualan bagi suatu perusahaan kepada konsumen (pelanggan). Oleh karena itu terlihat bahwa penjualan merupakan salah satu bagian dari berbagai fungsi pemasaran.

Ada lima konsep pemasaran menurut Philip Kotler (2000, p17) yang mendasari organisasi dalam melakukan kegiatan pemasaran yaitu:

a. Konsep pemasaran berdasarkan produksi

Konsumen akan membeli barang atau jasa yang mudah didapatkan dan harga yang terjangkau. Hal tersebut menyebabkan seorang manager akan berusaha meningkatkan efisiensi produksi, biaya yang rendah dan memperluas area distribusi.

b. Konsep pemasaran berdasarkan produk

Konsumen akan membeli produk yang menawarkan kualitas, kinerja terbaik atau produk yang inovatif. Dengan demikian seorang manager dituntut untuk fokus dalam membuat produk yang lebih baik dan terus menyempurnakannya setiap saat baik dalam hal kualitas maupun inovatif.

c. Konsep pemasaran berdasarkan menjual

Kemungkinan besar konsumen tidak mengetahui atau tidak membeli produk jika perusahaan tidak melakukan usaha penjualan dan mempromosikan produk dengan tepat atau agresif.

d. Konsep pemasaran berdasarkan marketing

Konsep ini memegang kunci untuk mencapai tujuan organisasi yaitu membuat perusahaan lebih efektif dibandingkan pesaing dalam hal penciptaan produk, pengiriman produk dan komunikasi kepada pelanggan.

e. Konsep pemasaran berdasarkan masyarakat

(3)

2. Sistem Informasi Pemasaran

Definisi dari Philip Kotler (2000, p100) tentang sistem informasi pemasaran adalah terdiri dari orang-orang, peralatan dan prosedur untuk mengumpulkan, mengurutkan, menganalisis, mengevaluasi serta mendistribusikan informasi yang dibutuhkan secara tepat waktu dan akurat kepada pengambil keputusan dalam bidang

pemasaran serta berguna bagi perusahaan dalam pengambil keputusan yang bersifat kritikal mengenai peluang dan kesempatan yang ada.

Informasi memegang peranan penting untuk para manager dalam menganalisis dan membuat rencana perusahaan di masa yang akan datang.

Menurut Philip Kotler (2000, p101) ada empat subsistem yang digunakan untuk merancang sistem informasi pemasaran yang baik. Empat subsistem tersebut adalah:

a. Sistem pencatatan internal

Mengolah data-data terbaru mengenai penjualan, biaya, persediaan, arus kas, harga produk dan hutang piutang. Dengan adanya informasi ini, level manager dapat melihat masalah dan kesempatan yang muncul.

b. Sistem inteligen pemasaran

Merupakan serangkaian prosedur dan sumber daya yang digunakan oleh level manager untuk mendapatkan informasi secara rutin atau setiap hari tentang perkembangan pemasaran eksternal.

c. Sistem riset pemasaran

Perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan yang sistematis dari data yang berhubungan dengan situasi atau kondisi pemasaran tertentu yang sedang dihadapi oleh perusahaan.

d. Sistem pendukung keputusan pemasaran

Merupakan sebuah sistem yang mengkoordinasikan pengumpulan data, sistem, alat- alat, dan teknik dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat keras dimana organisasi mengumpulkan dan mengintepretasikan informasi-informasi bisnis dan keadaan pasar dan mengubahnya menjadi tindakan pemasaran.

3. Pengertian Loyalitas

Istilah loyalitas sering kali diperdengarkan oleh pakar pemasaran maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetap menjadi lebih sulit ketika dianalisis makananya. Dalam banyak definisi Ali Hasan (2008:81) menjelaskan loyalitas sebagai berikut:

a. Sebagai konsep generic, loyalitas merek menujukkan kecenderungan konsumen untuk membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi.

b. Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan denga loyalitas merek (brand loyality). Perbedaannya, bila loyalitas merek mencemirkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, perilaku pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama secara berulang kali.

(4)

Loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran modern. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalindalam kurun waktu tertentu.

Boulding (dalam Ali Hasan, 2008:83) mengemukakan bahwa terjadinya loyalitas merek pada konsumen disebabkan oleh adanya pengaruh kepuasan dan ketidakpuasan terhadap merek tersebut yang terakumulasi secara terus – menerus disamping adanya persepsi tentang kualitas produk.

Customer loyalty atau loyalitas konsumen menurut Amin Widjaja Tunggal (2008:6) adalah kelekatan pelanggan pada suatu merek, took, pabrikan, pemberi jasa, atau entitas lain berdasarkan sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik, seperti pembelian ulang. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada unsur perilaku dan sikap dalam loyalitas pelanggan.

Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap secara terus menerus oleh pengambil keputusan dengan memperhatikan satu atau lebih merek alternative dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. Perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbedad dengan perilaku membeli ulang, loyalitas pelanggan menyertakan aspek perasaan, tidak melibatkan aspek afektif didalamnya (Dharmesta, dalam Diah Dharmayanti, 2006:37-38).

Olson (dalam Trisno Mushanto, 2004 128) berpendapat bahwa loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk maupun jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut yang membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang terjadi secara berulang-ulang.

Menurut Ali Hasan (2008:83) Loyalitas pelanggan dedefinisikan sebagai orang yang membeli, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang. Pelanggan merupakan seseorang yang terus menerus dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut.

Mnurut Gremler dan Brown (dalam Ali Hasan, 2008:83) bahwa loyalitas pelanggan adalah pelanggan yang tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan jasa, misalnya dengan merekomendasikan orang lain untuk membeli.

Griffin (dalam Diah Dharmayanti, 2006 :38) berpendapat bahwa pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang sangat puas dengan produk atau jasa tertentu sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkanny kepada siapapun yang dikenal.

Engel, Blackwell, Miniard (dalam Ali Hasan, 2008 : 84) mengemukakan bahwa loyalitas pelanggan merupakan kebiasaan perilaku pengulangan pembelian, keterkaitan dan keterlibatan yang tinggi pada pilihannya, dan bercirikan dengan pencarian informasi eksternal dan evaluasi alternative.

(5)

Seorang pelanggan yang loyal memiliki prasangka spesifik mengenai apa yang akan dibeli dan dari siapa. Pembeliannya bukan merupakan peristiwa acak. Selain itu, loyalitas menunjukkan kondisi dari durasi waktu dan mensyaratkan bahwa tidakan kurang dari dua kali (Jill Griffin, 2003:5). Terakhir, unti pengambilan keputusan menunjukkan bahwa keputusan untuk membeli mungkin dilakukan oleh lebih dari satu orang. Pada kasus demikian, keputusan pembelian dapat menunjukkan kompromi yang dilakukan seseorang dalam unit dan dapt menjelaskan mengapa ia terkadang tidak loyal pada produk atau jasa yang paling disukainya.

Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan meruapakan sebuah sikap yang menjadi dorongan perilaku untuk melakukan pembelian produk/jasa dari suatu perusahaan yang menyertakan aspek perasaan didalamnya, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang dengan konsistensi yang tinggi, namun tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunya komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan yang menawarkan produk/ jasa tersebut.

4. Manfaat Loyalitas

Griffin (2003 ; 223) mengemukakan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain :

a. Mengurangi biaya pemasaran (karena biay\a untuk menarik pelangan baru lebih mahal). b. Mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negosiasi kontrak, pemrosesan pesanan, dll). c. Mengurangi biaya turn over pelanggan (karena pergantian pelanggan yang lebih sedikit). d. Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan.

e. Word of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas.

f. Mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya pergantian, dll).

Menurut Kotler, Hayes, dan Bloom (dalam Buchari Alma 2002:275) ada enam alasan mengapa perusahaan harus menjaga dan mempertahankan konsumennya:

a. Pelanggan yang sudah ada memiliki prospek yang lebih besar untuk memberikan keuntungan kepada perusahaan.

b. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menjaga dan memperthankan pelanggan yang sudah ada, jauh lebih kecil daripada mencari pelanggan baru.

c. Pelanggan yang percaya kepada suatu lembaga dalam suatu urusan bisnis, cenderung akan percaya juga pada urusan bisnis yang lain.

d. Jika sebuah perusahaan lama memiliki banyak pelanggan lama, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan karena adanya efisiensi. Pelanggan lama sudah barang tentu tidak akan banyak lagi tuntutan, perusahaan cukup menjaga dan mempertahankan mereka. Untuk melayani merekabisa digunakan karyawan-karyawan baru dalam rangka melatih mereka, sehingga biaya pelayanan lebih murah.

e. Pelanggan lama tentunya telah banyak memiliki pengalaman positifyang berhubungan dengan perusahaan, sehingga mengurangi biaya psikologis dan sosialisasi.

f. Pelanggan lama akan berusaha membela perusahaan, dan mereferensikan perusahaan tersebut kepada teman-teman maupun lingkungannya.

5. Kinerja Pemasaran

(6)

diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran seperti volume penjualan, porsi pasar dan tingkat pertumbuhan penjualan maupun kinerja keuangan. Disarankan pengukuran kinerja menggunakan aktivitas-aktivitas pemasaran yang menghasilkan kinerja yaitu unit yang terjual dan perputaran pelanggan (Ferdinand, 2000).

Pertumbuhan penjualan merupakan konsep untuk mengukur prestasi pasar suatu produk. Pertumbuhan penjualan merupakan sumber pertumbuhan pangsa pasar. Pertumbuhan penjualan digunakan untuk semua peneliti sebagai salah satu variabel pembentuk kinerja pasar. Kinerja pasar merupakan bagian dari kinerja pemasaran (Mckee, et al, 1989 dalam Han, et al, 1998, p.36 dan permadi, 1998, p.75).

6. Kerangka Berpikir

Sesuai dengan hakikat tujuan penelitian ini, yaitu, hubungan antara variabel terikat (dependent variable) dengan sejumlah variabel bebas (independent variable), maka kerangka penelitian secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

Sistem Informasi Pemasaran

(X1)

Loyalitas Konsumen (X2)

SIP1 SIP2

SIP3 SIP4 SIP5 SIP6

SIP7 SIP8 SIP9 SIP10 SIP11

L1 L2

L3 L4 L5

Kinerja Pemasaran (Y)

KP1 KP2

KP3 KP4 H1

H2 SIP12

SIP13

Gambar Kerangka Berfikir

7. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

(7)

b. Waktu Penelitian

Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama dua bulan, sejak bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Juli 2012.

8. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61). Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen dari Natasha Skin Care Bandung. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010: 62). Sampel dalam penelitian ini adalah 80 orang konsumen Natasha Skin Care yang menggunakan krim anti jerawat.

9. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang representatif dari populasi (Sugiyono, 2010: 62). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random sampling. Teknik simple random sampling adalah cara pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2010: 64).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin sebagai berikut: jumlah Sample = N / (1+N.e.e)

Dimana :

- N adalah jumlah populasi

- e adalah persentase toleransi ketidaktelitian (presesi) karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

Jumlah sample = 575/(1+575*0.1*0.1) = 84.1852

= 85 (Pembulatan keatas) N = 537

e = 10 %

Dengan demikian jumlah kuesioner yang akan dianalisi sebanyak 85 responden.

10. Definisi Operasional Variabel

Menurut Umar (2003:63) Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain, sedangkan variabel dependen (tergantung) adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi variabe independen. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas atau variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variabel (Y). Variabel bebas penelitian ini adalah Sistem Informasi Pemasaran (X1) dan Loyalitas Konsumen (X2), sedangkan variabel tak bebas penelitian ini adalah Kinerja Pemasaran (Y).

Dalam melakukan analisa tentang penelitian Pengaruh Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas Konsumen Terhadap Kinerja Pemasaran ada beberapa variabel yang dibutuhkan, berikut adalah variabel dan kode yang ada dalam pengolahan:

Variabel Indikator Kode

Sistem Informasi Pemasaran

(X1)

1. Sistem Informasi Pemasaran menyediakan informasi mengenai barang yang lengkap

Sip1

2. Sistem Informasi Pemasaranmenyediakan berbagai jenis laporan yang berguna untuk

(8)

transaksi.

4. Informasi yang dihasilkan Sistem Informasi Pemasaran sangat akurat

Sip3

5. Sistem Informasi Pemasaran jarang terjadi

error ketika anda menggunakannya

Sip4

6. Sistem Informasi Pemasaran menghasilkan informasi yang dapat diandalkan dan dipercaya

Sip5

7. Informasi yang ditampilkan oleh Sistem Informasi Pemasaran sangat jelas.

Sip6

8. Tampilan antarmuka Sistem Informasi Pemasaransangat menarik.

Sip7

9. Komposisi warna dalam Sistem Informasi Pemasaransangat baik sehingga tidak melelahkan mata.

Sip8

10. Cara Sistem Informasi Pemasaran

menampilkan sebuah informasi sangat baik.

Sip9

11. Format dan bentuk laporan yang dihasilkan sistem Informasi Pemasaranmudah dimengerti dan dipahami

Sip10

12. Sistem Informasi Pemasaransangat user friendly

Sip11

13. Sistem Informasi Pemasaran sebaiknya memberikan data yang Up-To-Date 3. Menambah frekuensi konsumsi L3 4. Meceritakan hal-hal positif tentang produk L4 5. Kesediaan membayar dengan harga yang lebih

tinggi.

L5

Kinerja Pemasaran

(Y)

1. Pencapaian target penjualan KP1 2. Tingkat kenaikan penjualan KP2 3. Tingkat kenaikan jumlah pelanggan KP3

4. Memperluas area pemasaran KP4

11. Deskriptif Data

Pengumpulan data telah dilakukan dengan mengumpulkan jawaban dari para responden yang telah mengisi pertanyaan dalam kuesioner (bentuk dari kuesioner dapat dilihat pada halaman lampiran). Penyebaran kuesioner dilakukan dengan menyebar hardcopy sebanyak delapan puluh lima (85) lembar.

a. Responden

Data yang telah dikumpulkan dari responden adalah sebagai berikut 1) Umur

(9)

Profil Responden Berdasarkan Umur

Umur (th) Frekuensi Presentase (%)

<15 0 0,00%

15-20 1 1,18%

21-25 31 36,47%

26-30 17 20,00%

31-35 24 28,24%

>35 12 14,12%

Sedangkan kalau dilihat dari bentuk diagram dari masing-masing pengelompokan umur adalah sebagai berikut:

Diagram Profil Responden Berdasarkan Umur

2) Pendidikan

Reponden mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda-beda, jumlah responden berpendidikan terakhir SMA/SMK sebesar 77,65 %, Untuk pendidikan terakhir S1 sebanyak 20 %, sedangkan pendidikan terakhir S2 sebesar 2,35%. Berikut penggambaran dalam bentuk tabel:

Tabel Profil Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

SD 0 0,00%

SMP 0 0,00%

SMA/SMK 66 77,65%

S1 17 20,00%

S2 2 2,35%

0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 40.00%

<15 16-20 21-25 26-30 31-35 >35

Profil Responden Berdasarkan Umur

(10)

S3 0 0,00%

Apabila dilihat dari bentuk diagram dari tingkat pendidikan responden didominasi oleh tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK. Untuk lebih jelasnya berikut diagram profil responden berdasarkan pendidikan:

Diagram Profil Responden Berdasarkan Pendidikan

3) Jenis Kelamin

Berdasarkan gender, jumlah responden dalam penelitian ini didominasi oleh jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 51,76 % sedangkan dari perempuan sebanyak 48,24 %. Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat digambarkan pada tabel berikut:

Tabel Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Laki-Laki 44 51,76%

Perempuan 41 48,24%

Sedangkan kalau dilihat dari bentuk diagram dari profil responden berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan adalah sebagai berikut:

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00%

Profil Responden Berdasarkan

Pendidikan

Tingkat Pendidikan

46.00% 47.00% 48.00% 49.00% 50.00% 51.00% 52.00%

Laki-Laki Perempuan

Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

(11)

Diagram Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

12. Uji Validitas

Untuk validitas, jika nilai Corrected Item Total Correlation lebih besar dari r table (0.213) maka Item Indikator tersebut dikatakan valid.

a. Uji Validitas Sisten Informasi Pemasaran (SIP)

Berikut adalah tabel Item Total Statistic Sisten Informasi Pemasaran untuk menilai validitas dari item-item variabel tersebut.

Tabel Item Total Statistic SIP

Item-Total Statistics

Dari tabel tersebut menunjukkan nilai Corrected Item Total Correlation masing-masing indikator lebih besar dari r table (0.213) dengan demikian data yang digunakan adalah valid.

b. Uji Validitas Loyalitas Konsumen (L)

Berikut adalah tabel Item Total Statistic Loyalitas Konsumen untuk menilai validitas dari item-item loyalitas konsumen.

Tabel Item Total Statistic L

(12)

L3 15.81 2.893 .503 .661

L4 15.66 2.894 .502 .661

L5 16.42 3.152 .407 .699

Dari tabel tersebut menunjukkan nilai Corrected Item Total Correlation masing-masing indikator lebih besar dari r table (0.213) dengan demikian data yang digunakan adalah valid.

c. Uji Validitas Kinerja Pemasaran (KP)

Berikut adalah tabel Item Total Statistic Kinerja Pemasaran untuk menilai validitas dari item-item variabel tersebut.

Tabel Item Total Statistic KP

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

KP1 13.16 1.830 .549 .662

KP2 13.36 1.806 .501 .690

KP3 13.34 1.775 .621 .622

KP4 13.25 1.926 .442 .722

Dari tabel tersebut menunjukkan nilai Corrected Item Total Correlation masing-masing indikator lebih besar dari r table (0.213) dengan demikian data yang digunakan adalah valid.

13. Uji Reliabilitas

Untuk reabilitastas, jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.700 maka Item Indikator tersebut dikatakan reliabel.

a. Uji Reliabilitas Sistem Informasi Pemasaran (SIP)

Berikut adalah tabel Cronbach’s Alpha Sistem Informasi Pemasaran untuk menilai reliabilitas dari item-item variabel Sistem Informasi Pemasaran (X1).

Tabel 5.36 Tabel Cronbach’s Alpha SIP

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.766 13

Nilai Cronbach’s Alpha dari Sistem Informasi Pemasaran adalah 0.766. Dengan demikian nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.700 sehingga data yang digunakan adalah reliabel.

b. Uji Reliabilitas Loyalitas Konsumen (L)

(13)

Tabel Cronbach’s Alpha L

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.719 5

Nilai Cronbach’s Alpha dari Loyalitas Konsumen adalah 0.719. Dengan demikian nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.700 sehingga data yang digunakan adalah reliabel.

c. Uji Reliabilitas Kinerja Pemasaran

Berikut adalah tabel Cronbach’s Alpha Kinerja Pemasaran untuk menilai reliabilitas dari item-item variabel tersebut

Tabel Cronbach’s Alpha Use

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.735 4

Nilai Cronbach’s Alpha dari Kinerja Pemasaran adalah 0.735. Dengan demikian nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.700 sehingga data yang digunakan adalah reliabel.

14. Variables Entered

Tabel Variables Entered menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang dikeluarkan (removed), atau dengan demikian semua variabel bebas dimasukkan dalam perhitungan regresi.

Tabel Variables Entered

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 TL, TSIPa . Enter

a. All requested variables entered.

15. Model Summary

Angka R Square adalah 0.028. Hal ini berarti hanya 2% dari variabel Kinerja Pemasaran bisa dijelaskan oleh variabel Sistem Infomasi Pemasaran dan Loyalitas Konsumen.

(14)

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .168a .028 .005 1.727

a. Predictors: (Constant), TL, TSIP

16. Anova

Dari uji Anova atau F Test, didapat F hitung adalah 1.191 dengan tingkat signifikasi 0.309. Karena probabilitas (0.309) lebih besar dari 0.05, maka model regresi tidak bisa digunakan untuk memprediksi Kinerja Pemasaran. Dengan kesimpulan Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas Konsumen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran.

Tabel Anova

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.106 2 3.553 1.191 .309a

Residual 244.541 82 2.982

Total 251.647 84

a. Predictors: (Constant), TL, TSIP b. Dependent Variable: TKP

17. Coefficients

Tabel uji coefficients menunjukkan bahwa variabel independent yaitu variabel Sistem Informasi Pemasaran dan variabel Loyalitas Konsumen mempunyai nilai t hitung sebesar 1.323 dan 1.177 yang menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (1.988). Maka hasil kesimpulan bahwa kedua variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran.

Tabel Coefficients Use Dependent

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 18.225 2.333 7.810 .000

TSIP -.053 .040 -.152 -1.323 .189

TL .112 .095 .135 1.177 .243

(15)

18. Hasil Analisa Hipotesis

a. H0 : Apakah sistem informasi pemasaran yang telah dibuat berpengaruh terhadap kinerja pemasaran?

H1 : Apakah sistem informasi pemasaran yang telah dibuat berpengaruh terhadap kinerja pemasaran?

Hasil uji-t: t= -1.323 dengan derajat kebebasan = n - k - 1 = 85 – 4 – 1 = 80 dan P-Value = 0.189 yang lebih besar dari a = 0.05. Hal ini membuktikan bahwa H0 diterima

sehingga Sistem Informasi Pemasaran tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran.

b. H0 : Apakah loyalitas konsumen dalam pembelian produk tidak berpengaruh terhadap kinerja bagian pemasaran/marketing?

H1 : Apakah loyalitas konsumen dalam pembelian produk berpengaruh terhadap kinerja bagian pemasaran/marketing?

Hasil uji-t: t= 1.177 dengan derajat kebebasan = n - k - 1 = 85 – 4 – 1 = 80 dan P-Value = 0.243 yang lebih besar dari a = 0.05. Hal ini membuktikan bahwa H0 diterima

sehingga Loyalitas Konsumen tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran.

C. Penutup

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem Informasi Pemasaran dan Loyalitas mempunyai nilai pengaruh yang sangat kecil sehingga dianggap bahwa tidak berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran. Apabila ditinjau dari segi kinerja pemasaran mempunyai sistem kerja sendiri sebagai contoh bagian pemasaran/marketing mempunyai target penjualan yang harus dicapai dan kewajiban memperluas area pemasaran.

2. SIP tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran berdasarkan nilai uji t yaitu 1.323 lebih kecil dari t tabel (1.988) sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

3. Loyalitas Konsumen tidak berpengaruh terhadap kinerja pemasaran berdasarkan nilai uji t yaitu 1.177 lebih kecil dari t tabel (1.988) sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D.A. 2000, Strategic Market Management, 5th edition, John Wiley &Sons,. Inc., New York.

Certo, S.C., dan Peter, J. 1991, Strategy Management Concept and Applications, 2nd edition, McGraw-Hill, Inc, New York.

Cleland, D.L dan King, W.R. 1988, Project Management Hand Book, 2nd Van Nostrand Reinhold, New York.

Craven, D,W. 1996, Pemasaran Strategis, edisi keempat, jilid 1 dan 2, terjemahan, Salim L Penerbit Erlangga, Jakarta.

David, F. R. 2002, Manajemen Strategis, Konsep terjemahan, Sindoro, A.., PT. Prenhallindo Jakarta.

Fandy Tjiptono, (2002) Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Penerbit Andi (2005) Brand Management Strategy. ANDI. Yogyakarta

Griffin Jill, (2003) Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan,Jakarta, Erlangga.

(16)

Indriantoro, N., dan Supomo, B. 1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE. Yogyakarta.

Prof. Dr. H. Imam Ghozali, Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro 2001.

Prof. Dr. H. Imam Ghozali, Model Persamaan Struktural, Badan Penerbit Universitas Diponegoro 2005.

Kotler, P. 1998, A Generic Concept of Marketing, Marketing Management, hal. 48-54. Kotler, P. dan Amstrong, G. 2001, Principle of Marketing , 9th edition, Printice Hall

International, Inc. New Jersey.

Krajewski, L.J., dan Ritzman, L.P. 1999, Operations Management: Strategy and Analysis, Addison-Wesley Publishing Company, Inc., Massachusetts.

Morledge, R. 2002a, Marketing a Solution to Market Failure, International Journal of Construction Marketing, Vol. 1, April 2002.

Peng, L.S. dan Hua, L.S. 2002, The Strategic Response of construction Firm to the Asian Financial Crisis 1997-1998, International Journal Construction Marketing.

Porter, M.E. 1980, Competitive Strategy, Techniques for Analyzing Industries and Competitors, Macmillan Publishing Company, New York.

Porter, M.E. 1993, Keunggulan Bersaing, cetakan kedua, terjemahan, Dharma, A., Penerbit Erlangga, Jakarta.

Presscott, John, 1986, ‘Environments as Moderators of the Relationship between strategy

and Performance’, Academy of Management Journal, Vol 29, no.2, p.329-346. Shoham A. dan Fiegenbaum A. 1999, Extending the Competitive Marketing Strategy

Paradigm: The Role of Strategic Reference Point Theory, Journal of the Academy of Marketing Science, 27 (4): hat. 442-454.

Shin, N. 2001, Strategies for Competitive Advantage in Electronic Commerce, Journal of Electronic Commerce Research, Vol. , No. 4, hat. 164-170.

Slater, S.F., dan Narver, J.C. 1995, Market Orientation and the Learning Organization, Journal of Marketing, Vol. 57, July 1995: hat. 63-74.

Swamidass, p.M and Newell, W.T, 1987, ’Manufacturing Strategy Environmental

Uncertainly and Performance: A Path Analytic Model’, Management Science, Vol. 33, p.509-524.

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta Bandung 2001.

Gambar

Gambar Kerangka Berfikir
Tabel Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan
Tabel Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
Tabel Item Total Statistic L
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa umur ibu hamil mayoritas sebanyak 12 orang (48%), sumber informasi yang di peroleh dari ibu hamil mayoritas

Pemakaian aluminium diperkirakan pada masa mendatang masih terbuka luas baik sebagai material utama maupun material pendukung dengan ketersediaan biji aluminium di bumi yang

SOP yang terkait dengan pengelolaan dan pemantauan HCV ( Indikator FSC 8.1.1, 8.1.3, 8.2.4, 9.1.1, 9.1.2 dan 9.1.4 ) Dilakukan selama kegiatan operasional berlangsung

Polisi tidur menunjukkan peringatan kepada para pengendara bermotor untuk mengurangi / mengendalikan kecepatan kendaraan yang terlalu tinggi.Sedangkan resiko / masalah

3.06.04 Alat/ Peralatan/ Suku Cadang Kapal Laut dan Kapal Penyeberangan dan Pengujiannya 3.07.05 Alat/ Peralatan/ Suku Cadang/Pendukung Kendaraan Militer/ Polisi. 3.06.06

Tentukan besar gaya normal yang dikerjakan lantai pada benda untuk tiap kasus pada gambar dibawah ini.. hitunglah gaya normal yang dikerjakan bidang vertikal pada benda setiap

Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran berupa kartu tugas dapat meningkatkan hasil belajar Guling belakang sisiwa kelas VII D SMP Negeri Jaten