• Tidak ada hasil yang ditemukan

Juriono Pendekatan Sejarah dan Filologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Juriono Pendekatan Sejarah dan Filologi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN SEJARAH DAN FILOLOGI

DALAM STUDI ISLAM

MAKALAH

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas Mandiri

Pada Mata Kuliah

Pendekatan Dalam Pengkajian Islam (PDPI)

Oleh:

J U R I O N O, S.Th.I

NIM : 9121 5060 022

Program Studi Ilmu Hadis

Dosen Pembimbing:

Dr. Faisar Ananda Arfa, MA

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATRA UTARA

MEDAN

(2)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN ... 1

II. PEMBAHSAN ... 1

A. Sejarah Islam dan Pendekatan Sejaran ... 1

1. Sejarah dan Perkembangan Historiografi Islam Awal ... 1

2. Definisi Sejarah dan Pendekatan Sejarah ... 2

3. Sejarawan-sejarawan Muslim Terkenal dan Karya-karyanya ... 3

4. Kritik dan Kajian Terhadap Karya-karya Sejarawan Islam Periode Awal dan Pertengahan ... 6

5. Perkembangan Modern dan Mutakhir dalam Historiografi: Tokoh-tokoh Penting dan Karya-karyanya ... 7

6. Signifikansi dan Kontribusi Pendekatan Sejarah Dalam Studi Islam .. 8

B. Pendekatan Filologi dalam Studi Islam ... 9

1. Pengertian Filologi ... 9

2. Metode dan Pendekatan Filologi dalam Studi Teks Keagamaan ... 9

3. Karya-karya dalam Studi Filologi ... 11

4. Signifikansi dan Kontribusi Pendekatan Filologi dalam Studi Islam ... 12

III. PENUTUP ... 13

A. Kesimpulan ... 13

B. Saran-saran ... 14

(3)

I. PENDAHULUAN

Islam telah menjadi kajian yang menarik banyak minat belakangan ini, Studi Islam pun makin berkembang. Islam tidak hanya dipahami dalam pengertian historis dan doktriner, tetapi telah menjadi fenomena yang kompleks. Islam tidak hanya terdiri dari rangkaian petunjuk formal tentang bagaimana seseorang memaknai kehidupannya. Islam telah menjadi sebuah sistem budaya, peradaban, komunitas politik, ekonomi dan bagian dari perkembangan dunia. Mengkaji dan mendekati Islam, tidak lagi mungkin hanya dari satu aspek, tetapi dibutuhkan metode dan pendekatan yang komplek.

Di dunia Islam sendiri pendekatan-pendekatan ilmu-ilmu modern untuk mengkaji Islam mulai digemari, kita perlu memahami Islam melalui berbagai dimensi dan dengan berbagai pendekatan. Salah satunya dengan pendekatan sejarah dan filologi yang akan dibahas dimakalah ini.

Pentingnya pendekatan sejarah dan filologi menjadi perhatian khusus bagi penulis untuk melihat lebih jauh bagaimana peranan dan kontribusinya dalam memahami ajaran Islam. Berdasarkan latar belakang inilah maka makalah ini hadir untuk menjawab persoalan tersebut.

II. PEMBAHASAN

A. Sejarah Islam dan Pendekatan Sejarah

1. Sejarah dan Perkembangan Historiografi Islam Awal

Sejarah merupakan bagian penting dari perjalanan sebuah umat, bangsa, Negara maupun individu. Keberadaan sejarah merupakan bagian dari proses kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu, tanpa mengetahui sejarah, maka proses kehidupan tidak akan dapat diketahui.

Melalui sejarah kita dapat mengetahui betapa umat Islam pernah mencapai suatu kejayaan yang diakui oleh dunia internasional. Pada saat itu banyak orang-orang non Islam yang belajar kepada ilmuwan muslim, baik secara langsung maupun tidak.

(4)

2. Definisi Sejarah dan Pendekatan Sejarah

Menurut Fatah Syukur, kata sejarah dalam bahasa Indonesia memeiliki kesamaan filosofis dengan kata syajarah dalam bahasa Arab yang berarti pohon. Pohon merupakan gambaran suatu rangkaian geneologi, yaitu pohon keluarga yang mempunyai keterkaitan erat antara akar, batang, cabang, ranting dan daun serta buah. Seluruh elemen pohon tersebut memiliki keterkaitan erat kendatipun yang sering dilihat oleh manusia pada umumnya hanya batangnya saja. Akan tetapi adanya pohon dan buah tidak terlepas dari peran akar. Itulah filosofi sejarah yang mempunyai keterkaitan erat antara masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.1

Secara etimologi, sejarah merupakan terjemahan dari kata tarikh, sirah

(Bahasa Arab), history (Bahasa Inggris) dan geschichte (Bahasa Jerman). Semua kata tersebut berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘istoria’ yang berarti ilmu. Dalam penggunaannya, kata ini untuk menjelaskan secara sistematis mengenai gejala alam.2

Jika kita merujuk pada kamus Bahasa Indonesia, maka akan kita dapati pengertian sejarah sebagai pengetahuan atau uraian tentang peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau.3

Menurut Prof. Nourozzaman ash-Shiddiqie sebagaimana dikutip oleh Fatah Syukur menjelaskan bahwa sejarah merupakan peristiwa masa lampau yang tidak sekedar informasi tentang terjadinya peristiwa, tetapi juga memberikan interpretasi atas peristiwa yang terjadi dengan melihat kepada hukum sebab akibat. Dengan adanya interpretasi ini, maka sejarah sangat terbuka apabila diketemukan adanya bukti-bukti baru.4

Sayyid Qutub juga berpendapat bahwa sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa semata, melainkan penafsiran peristiwa dan pengertian mengenai hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata yang menjalin seluruh bagian serta memberikan dinamisme dalam waktu dan tempat.5

1Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, cet. 5, 2015), h. 5-6. 2Faisar Ananda Arfa, et. al., Metode Studi Islam: Jalan Tengah Memahami Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), h. 5. Lihat juga Louis Gottchalk, Mengerti Sejarah (Jakarta: UI Press, 1986), h. 27.

3Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 891.

(5)

Sedangkan pendekatan merupakan salah satu metode dalam mengkaji Islam. Pendekatan adalah jalan menuju sesuatu dalam berinteraksi agar sesuatu terasa lebih dekat. Dalam kaitan pembahasan pada makalah ini, sejarah merupakan cara yang ditempuh untuk lebih mendekatkan seseorang dalam memahami apa itu Islam dan bagaimana ajaran Islam itu.

3. Sejarawan-sejarawan Muslim Terkenal dan Karya-karyanya

a. Al-Habar

Nama lengkapnya Abu Ja’far Muhammad Ibn Jarir Ibn Yazid Ibn Katsir Ibn Ghalib al-Thabari, lahir pada tahun 225H/839M di Amul Thabaristan yang terletak di pantai selatan laut Qaswyn. Ia merupakan sejarawan besar, ahli di bidang tafsir, qira’at, hadis, fikih dan ensiklopedis.6 Beliau anak yang cerdas,

sudah hafal quran sejak usianya mencapai tujuh tahun. pendidikannya diperoleh dari guru-guru yang handal seperti: Muhammad Ibn Humayyad al-Razi, Ahmad Ibn Hanbal dan lain sebagainya.7

At-Thabari merupakan salah satu sejarawan pertama Islam terkemuka. Salah satu kitab yang berhasil disusunnya adalah Tarikh at-Thabari yang disusun secara sistematis berdasarkan tahun kejadian. Metode penulisan kitab ini bersandar pada periwayatan dengan tinjauan sanad yang sistematis.8

Beberapa kitab hasil tulisannya yang berkaitan dengan sejarah adalah; Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Tarikh Rasul wa al-Anbiya, Tarikh al-Rijal.

b. Al-Mas’udi

Memiliki nama lengkap Abu al-Hasan Ali Ibn Husain Ibn Ali, lahir di kota Bagdad pada abad ke Sembilan Masehi. Ia mendapatkan pendidikan awal dari ayahnya sendiri dan mendalami ilmu sejarah, adat istiadat, kebiasaan dan cara hidup setiap negeri. Adapun negeri pertama yang ia kunjungi adalah Iran dan Kirman pada tahun 917 M dan bermukim di Ushtukhar, dari sana ia pergi ke India dan mengunjungi Multan dan al-Manshura. Perjalannanya ia lanjutkan bersama para pedagang ke Ceylon melewati laut Cina. Kemudian setelah

6Akbar S Ahmed, Citra Muslim Tinjauan Sejarah dan Sosiologi (Jakarta: Erlangga, 1992), h. 4. 7Arfa, Metode, h. 143.

(6)

beberapa lama ia mengelilingi negeri Suria, Irak dan Arab selatan pada tahun 943, dan sepuluh tahun akhir hidupnya dilalui untuk mengembara ke Syria dan kemudian di Mesir dan menutup usianya di kota ini.9

Al-Mas’udi tidak hanya terkenal sebagai seorang sejarawan, namun ia juga merupakan seorang ahli di bidang geografi, geologi, zoology, dan ilmu bahasa. Karya intelektualnya antara lain: Dzakhair al Ulum wa Ma Kana fi Sa’ir al Duhur (Khazanah Ilmu pada Setiap Kurun), Istidzkar Lima Marra fi Salif al-Amar, Tarikh fi Akhbar al Umam min al Arab Wa al-Ajam (Sejarah Bangsa Arab dan Persia), Akhbar al-Zaman wa Man Abadahu al-Hadtsan min al-Umam al-Madliyyah Wa al-Aryal al-Haliyyah Wa al-Mamalik al-Da’irab (Sejarah Umat Masa Lampau dan Bangsa-bangsa sekarang dan kerajaannya), Akhbar al-Zaman dan Muruj al-Dzahab wa al-Ma’adin (padang rumput ems dan tambang batu permata).10

c. Ibn Khaldun

Memiliki nama lengkap Waliyuddin Abd al-Rahman Ibn Muhammad Ibn Abi Bakr Muhammad Ibn al-Hasan Ibn Khaldun. Dilahirkan di Tunisia pada bulan Ramadhan 732 H (27 Mei 1333M) dan meninggal di Kairo pada tanggal 25 Ramadhan 808 H (19 Maret 1406 M).11

Asal usul keluarganya berasal dari Hadhramaut dan silsilahnya sampai kepada seorang sahabat nabi yang bernama Wayl Ibn Hujr dari Kabilah Kindah, dan salah seorang cucu Wayl yaitu Khalid Ibn Usman memasuki Andalusia bersama-sama orang Arab penakluk di awal abad ke 3 H. Anak cucu Khalid membentuk satu keluarga yang besar bernama Bani Khaldun. Ia berasal dari keluarga terpandang yakni menjadi gubernur Tunisia saat dinasti al-Muwahhidun berkuasa. Sedangkan kakeknya yang bernama Muhammad Ibn Abi Bakr menjadi mentri kehakiman pad bani Hafs. Lain hal dengan ayahnya yang tidak terjun ke dunia politik dan cendrung memasuki dunia ilmu dan pendidikan.12

9S.H.M. Jafri, Dari Saqifah Sampai Imamah, terj. Kieraha (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1995), h. 76. 10Ibid., h. 125. lihat juga Arfa, Metode, h. 145.

(7)

Dari ayahnya inilah ia memperoleh pendidikan tentang Alquran, Tafsir, Hadis, Usul Fiqh, Tauhid dan Fiqh Mazhab Maliki. Ia juga mempelajari ilmu bahasa seperti Nahwu dan Sharf, Balaghah serta beberapa ilmu alam seperti Fisika dan matematika. Semua itu ia pelajari ketika para ulama Andalusia berhijrah ke Tunisia. Pengembaraannya dalam mencari ilmu dan pengetahuan bahkan sampai ke Aljazair, Granada, Castilla dan Fez.13

Dari perjalana dalam mencari ilmu tersebut terlahirlah beberapa karya monumentalnya di dunia pendidikan diantaranya; I’bar Wa ad-Diwan al-Mubtada’ Wa al-Khabar fi Ayyam al-‘Arab Wa al-‘Ajam Wa al-Barbar Wa Man Siwahum min Dzaw al-Sulthan al-Akhbar (Disingkat al-I’bar). Kitab ini terdiri dari tujuh jilid besar yang berisi kajian sejarah yang didahului oleh pembahasan tentang masalah social manusia yang dikenal dengan nama

Muqaddimah Ibn Khaldun yang sekaligus jilid pertama dari kitab al-I’bar.

d. Al-Biruni

Al-Biruni memiliki nama lengkap Abu Rayhan Muhammad Ibn Ahmad al-Biruni. Dilahirkan pada bulan Dzulhijjah tahun 362H/September 973M di Khawarizmi negeri Turkmenia. Nama ini merupakan julukan yang diberikan kepadanya yang dalam bahasa Khawarizmi berarti orang asing, karena ia tinggal di salah satu daerah di Khawarizmi yang banyak dihuni oleh orang asing.14

Al-Biruni merupakan orang yang gemar membaca dan menulis, kecerdasan dan penguasaan terhadap berbagai ilmu sudah menonjol secak kecil, karena sebagian besar hidupnya digunakan untuk ilmu terutama ilmu-ilmu yang bertolak dari empiris, yaitu pengalaman dan eksperimen. Ia juga menguasai beberapa bahasa seperti Khawarizmi, Arab, Persia, Sansekerta, Yunani, Ibrani dan Suryani.15

Karya terpenignya dalam bidang sejarah adalah kitab al-Atsar al-Baqiyah ‘an al-Quran al-Khaliyah (peninggalan abad-abad masa lalu) dan Tahqiq ma li al-Hind min Maqulah Maqbulah fi al-Aql aw Mardzulah yang dikenal juga dengan nama al-Hind al-Kabir.

13Ibid.

(8)

4. Kritik dan Kajian Terhadap Karya-karya Sejarawan Islam Periode Awal dan Pertengahan

Salah satu kitab yang menjadi sorotan banyak ilmuwan adalah kitab Tarikh Al- Umam wa al-Muluk karya sejarawan muslim al-Thabari yang telah diterbitkan beberapa kali di Leiden dalam bentuk ringkasan, bahkan telah diterjemahkan dalam bahasa Prancis namun mengalami penambahan dari segi isinya. Kemudian terjemahan itupun diterjemahkan kembali dalam bahasa Turki dan Arab.16

Secara garis besar, kandungan kitab yang ditulis oleh al-Tabari dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, berisi sejarah sebelum Islam yang berawal dari sejarah para nabi dan raja-raja serta system pemerintahannya yang dilanjutkan dengan menyajikan sejarah kebudayaan sasania (Persia) dimana riwayatnya dikumpulkan dari naskah berbahasa Arab. Kedua, berisi paparan tentang sejarah Nabi Muhammad, peristiwa penting yang dilalui Nabi dan perang-perang yang dipimpin Nabi. Selain itu juga sejarah Islam pada masa al-Khulafa al-Rasyidin termasuk di dalamnya ekspansi yang terjadi pada masa itu.17

Adapun metode dalam penulisan bukunya ini merujuk pada kitab-kitab sejarah yang sudah ada, sedangkan data yang belum ia temukan pada buku sebelumnya ia lakukan dengan melakukan perjalanan ke berbagai negeri untuk mencari ke berbagai sumber langsung dari para guru dan ulama yang masyhur.

Kitab Muruj al-Dzahab, karya sejarawan al-Mas’udi yang bernilai sangat tinggi secara garis besar dapat dibagi dalam dua bagian. Pertama, berisi tentang sejarah penciptaan alam, manusia, sifat-sifat bumi, laut, peristiwa luar biasa, riwayat para nabi, sejarah bangsa-bangsa kuno, sejarah agama dan alirannya, adat istiadat dan tradisi. Kedua, berisi sejarah Islam mulai dari sejarah al-Khulafa al-Rasyidin sampai dengan masa pemerintahan Abbasiyah al-Muth’i.18

Kritikan buat al-Mas’udi dalam hal penulisan dimana ia mengutib dari berbagai sumber yang bercampur dengan cerita atau dongeng israiliyat. Sedangkan pendekatan yang ia gunakan adalah pendekatan tematik.

Sedangkan catatan kecil buat kitab al-‘Ibar bahwa dalam muqaddimahnya ia membagi sejarah dalam dua aspek, yaitu aspek lahir, bahwa sejarah tidak lebih dari

16Ibid., h. 147.

17Badri Yatim, Historiografi Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 117.

(9)

berita-berita tentang peristiwa-peristiwa, Negara-negara dan kejadian-kejadian pada waktu silam yang dituturkan sebagai sajian. Yang ke dua aspek batin, bahwa sejarah mengandung pengertian sebuah observasi dan usaha mencari kebenaran, keterangan yang mendalam tentang sebab dan asal mula kejadian.19

Kritikannya bahwa ia mengemukakan penyebab terjadinya kesalahan dalam penulisan sejarah merupakan kecendrungan untuk menerima begitu saja berita yang di dapatnya tanpa penyelidikan terlebih dahulu yang semestinyabaru bisa diterima apabila telah dilakukan ta’dil dan tarjih, ketidaksanggupan memeahami apa yang sebenarnya dimaksud, kepercayaan yang salah dengan kebenaran, ketidaksanggupan menempatkan dengan tepat suatu kejadian dalam hubungan peristiwa-peristiwa yang sebenarnya, keinginan yang umum untuk mengambil hati orang-orang yang berkedudukan tinggi dengan jalan memuji-muji, tidak mengetahui hokum-hukum watak dan perubahan masyarakat, kesalahan dala memahami berita dan peristiwa karena hanya mendasarkan diri pada penukilan semata dan penganalogian secara mutlak masa lalu atas masa kini.20

5. Perkembangan Modern dan Mutakhir dalam Historiografi: Tokoh-tokoh Penting dan Karya-karyanya

Ada beberapa tokoh dalam periode modern dan mutakhir di bidang historiografi atau para sejarawan yang menuliskan karya monumental yang dapat dikaji atau sekedar dianalisa dan dikritik. Apakah karyanya itu memberikan kontribusi positif dalam perkembangan dunia Islam atau sebaliknya.

Abd al-Rahman Ibn Hasan al-Jabarti merupakan salah satu tokoh yang mendapatkan perhatian dalam pembahasan ini. Ia dilahirkan pada tahun 1754M di Kairo Mesir. Nama al-Jabarti dinisbatkan kepada Jabart, sebuah karang kecil di negeri Habsyah (Etiophia), negeri asal nenek moyangnya.21

Ia berasal dari keluarga yang taat dalam menjalankan agama dan cinta ilmu pengetahuan, salah satunya yang berpengaruh pada dirinya adalah ayahnya sendiri, Hasan al-Jabarti, seorang ahli ilmu agama dan ilmu pasti terutama astronomi yang lulus dan mengajar di Al Azhar Kairo.22

19 Mukti Ali, Filsafat Islam Tentang SEjarah; Pilihan dari Muqaddimah Ibn Khaldun (Jakarta: Tinta Mas, 1962), h. 34.

20Ibid., h. 39.

(10)

Karya terpentingnya adalah kitab Ajaib al Atsar fi Tarajim wa al-Akhbar

(Peninggalan yang Menakjubkan Tentang Biografi Tokoh dan Peristiwa Sejarah) yang dikenal juga dengan nama Tarikh al-Jabarti.

Masa selanjutnya muncul sejarawan Rifaah al-Thantawi dan Ali Mubarak, dalam penulisan sejarahnya dipengaruhi literatur dan pengetahuan kebudayaan Prancis. Namun masih juga menggunakan referensi buku sejarah yang ditulis pada masa klasik dan pertengahan Islam, dismping juga referensi Barat modern.23

Setelah Barat menjadi kiblat historiografi Islam dalam bidang metodologi, muncullah Volteire dengan karyanya The Age Of Louis XIV yang berusaha menyajikan suatu pandangan yang komprehensif dengan meneliti banyak segi kehidupan dan kebudayaan, dengan karya itu membuka perkembangan mazhab kulturgeschichte yang berusaha menulis sejarah dengan menguraikan pola-pola kebudayaan serta memerhatikan tipe-tipe sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Selain itu muncul pula aliran sejarah sosial yang tujuan pokoknya penggambaran kehidupan dalam masyarakat, dengan menjadikan masyarakat sebagai objek penelitian secara total. Dengan metode yang sama muncul pula beberapa sejarawan seperti Abd al-Mun’im Majid dengan karyanya Muqaddimah li Dirasat al-Tarikh al-Islam dan Muhammad Fathi Usman dengan menerjemahkan

General History ke dalam bahasa Arab dengan judul al-Tarik al-‘Am.24

6. Signifikansi dan Kontribusi Pendekatan Sejarah dalam Studi Islam

Pendekatan Sejarah dalam studi Islam tentunya memiliki signifikansi dan kontribusi yang cukup baik dan memang sangat dibutuhkan. Pentingnya pendekatan ini dikarenakan hampir semua disiplin keilmuan dalam Islam tidak terlepas dari berbagai pristiwa masa lalu atau sejarah. Baik yang berhubungan dengan waktu, lokasi dan format peristiwa yang terjadi. Jadi dengan pendekatan sejarah dalam memahami Islam dapat lebih baik dan terintegrasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditemukan suatu rumusan bahwa Islam sebagai agama tidak dapat dipungkiri merupakan fenomena sejarah, oleh karena itu pendekatan sejarah dalam studi Islam amat dibutuhkan dalam melakukan pengkajian

23Ibid.

(11)

terhadapnya sebagai salah satu alat (metodologi) untuk menyatakan kebenaran dari objek kajian itu sehingga menghasilkan pemahaman yang lebih baik.

B. Pendekatan Filologi dalam Studi Islam 1. Pengertian Filologi

Secara etimologis, filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu

philos yang berarti ‘cinta’ dan logos yang berarti ‘kata’. Dengan demikian, kata filologi membentuk arti ‘cinta kata’ atau ‘senang bertutur’. Arti tersebut kemudian berkembang menjadi ‘senang belajar’, dan ‘senang kasustraan atau senang kebudayaan’, dan dapat diartikan pula sebagai studi tentang budaya dan kerohanian suatu bangsa dengan menelaah karya-karya sastranya atau sumber-sumber tertulis lainnya.25

2. Metode dan Pendekatan Filologi dalam Studi Teks Keagamaan

Jika dipandang sebagai metode, maka Filologi merupakan cara untuk meneliti teks keagamaan yang telah tertulis sebagai manuskrip pada zaman dahulu. Dikarenakan perpindahan zaman dan generasi manusia mengalami perubahan, maka dalam masa transmisi inilah pentingnya filologi diterapkan, sehingga akan diketahui adanya perubahan atau tidak dan akan tampak jelas keontetikan dari sebuah naskah yang diteliti tersebut.

Dalam kajian keagamaan Islam tentunya teks yang menjadi objek kajian adalah Alquran dan Hadis. Karena keduanya merupakan sumber pokok ajaran Islam.

Pendekatan filologi dalam pengkajian Islam sudah dikenal cukup lama. Pendekatan ini sangat populer bagi para pengkaji agama terutama ketika mengkaji naskah-naskah kuno peninggalan masa lalu. Karena obyek dari pendekatan filologi ini adalah warisan-warisan keagamaan, berupa naskah-naskah klasik dalam bentuk manuskrip. Naskah-naskah klasik itu meliputi berbagai disiplin ilmu; sejarah, teologi, hukum, mistisme dan lain-lainnya yang belum diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa dan belum dimanfaatkan di negara-negara muslim. Alat untuk

25Widodo Amd., ed.al., Kamus Ilmiah Populer: Dilengkapi Ejaan Yang Disempurnakan dan

(12)

mengetahui warisan-warisan intelektual Islam itu adalah bahasa, seperti bahasa Arab, Persia, Turki dan Urdu.26

Pengungkapan ”nilai lama” yang terkandung di dalam naskah pada hakikatnya merupakan tujuan filologi. Melalui penerapan teori dan metodologinya, filologi berupaya untuk mengungkapkan nilai itu kembali, serta kemudian melestarikan wujud fisik (naskah)nya sebagai warisan budaya.

Pendekatan filologi ini memang akan mampu mengungkap corak pemikiran serta isi dari suatu naskah atau suatu kandungan teks untuk kemudian ditransformasikan ke dalam bahasa konteks kekinian. Karena penekanan dalam studi filologi terletak pada analisa bahasa dengan seluruh strukturnya. Tetapi persoalannya menjadi lain manakah studi filologi ini diterapkan pada pengkajian kitab suci. Dalam hal ini, Charles memberikan ilustrasi dengan mengemukakan kajian komparasi semitik terhadap kitab suci Alquran. Asumsi awalnya, bahwa Alquran itu diturunkan dengan menggunakan bahasa yang serumpun dengan bahasa Semit, termasuk di dalamnya kitab suci agama Yahudi, karena Alquran dengan bahasa Arab yang sama serumpun dengan bahasa Semit, maka ketika ada bahasa yang sama dengan pola struktur bahasa sebelumnya akan dianggap sebagai pinjaman dari bahasa itu.

Implikasi lebih jauh akan berkaitan dengan tradisi yang berlaku pada suatu masyarakat. Karena itu tidak mengherankan apabila ada asumsi bahwa sebagian bahasa Alquran merupakan pinjaman dari bahasa lain yang mencerminkan tradisi dari bahasa sebelumnya. Inilah yang menurut Charles menjadi masalah signifikan dalam kajian yang bersifat filologi.

Oleh karena itu Generalisasi pada tingkat hipotetik ini menunjukkan bahwa kerjasama antara para filolog dengan para cendekiawan Muslim dalam mengembangkan keilmuan Islam memang mutlak diperlukan. Supaya penggunaan pendekatan filologi dalam pengkajian islam tidak merusak kesucian islam dan agar ilmuwan islam mampu menjawab berbagai kajian orientalis yang berupaya melakukan distorsi pada citra Islam.

3. Karya-karya dalam Studi Filologi

(13)

Salah satu karya dalam mengkaji persoalan agama dan Islam, Charles J. Adams telah menelaah karya-karya peneliti sebelumnya, di antaranya von Grunebaum, W.C. Smith, Kenneth Gragg. Von Grunebaum mengemukakan bahwa kesadaran umat Islam telah beralih dari heterogenetic kepada orthogenetic. Pendapat ini dipakai oleh Adams, ketika ia menjelaskan bahwa dunia Islam dewasa ini dihadapakan pada persoalan yang cukup dilematis ketika berhubungan dengan modernitas, di mana umat Islam hanya dapat pasrah pada keadaan dan bergantung pada takdir Tuhan.

Lepas dari sentuhan mutakhir dalam perkembangan ilmu filologi, pendekatan ilmiah yang memakai filologi sebagai pisau bedah analisis dalam sejarah perkembangan kajian Alquran dan ulumul Alquran, atau katakanlah dalam kajian Islam secara umum, sudah dilakukan sejak lama lantaran materi Alquran dan Hadis tertuang dalam bahasa Arab. Jika kita menilik perkembangan bahasa Arab sekarang, dan membandingkannya dengan bahasa Arab yang tertuang dalam Alquran dan naskah-naskah hadis, misalnya; maka kita bisa menilai bahwa bahasa Arab memiliki keunikan yang tidak hanya dianggap bagian dari bahasa kuno, tetapi kekunoan itu terus terpelihara hingga kini. Alasan inilah yang menegaskan pentingnya pendekatan filologis terhadap Alquran.

(14)

Sebuah kitab yang juga mengandung kajian filologi pada masa modern ini adalah hasil karya M.M. Al-‘Azhami yang berjudul The History of The Quranic Text From Revelation To Compilation dan kitab ini sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia.

Kitab ini sebenarnya adalah tanggapan beliau sekaligus sanggahan terhadap kaum orientalis yang meragukan keaslian Alquran. Dengan pendekatan sejarah dan filologi inilah ia mengemukakan penelitian ilmiyahnya dan mematahkan pendapat orientalis tersebut. Bahkan ia membandingkannya dengan kitab Perjanjian Lama

dimana Alquran lebih jelas keasliannya ketimbang Kitab Perjanjian lama. Proses transmisi dari generasi ke generasi yang dialami Alquran tidak mengalami perubahan, namun tidak pada Perjanjian lama yang mengalami banyak perubahan. Demikian hasil penelitian yang ia kemukakan.27

4. Signifikansi dan Kontribusi Pendekatan Filologi dalam Studi Islam

Pendekatan Filologi dalam studi Islam memiliki kontribusi dan signifikansi yang amat jelas, dimana ia dapat membantu memecahkan masalah keraguan dan mendapatkan kebenaran terhadap otentisitas sebuah naskah.

Di sini, arti penting pendekatan filologis dalam lingkup kajian rekonstruksi teks adalah guna memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap karya-karya yang tidak mencantumkan nama pengarang dalam tulisan manuskripnya, ataupun penisbatan sebuah karya yang masih bersifat meragukan, seperti dalam kasus sebuah karya tafsir sufi yang secara meragukan dinisbatkan kepada Ibnu ‘Arabi —hanya lantaran isinya yang banyak mengungkapkan konsep wahdat al-wujûd. Di sini, pendekatan rekonstruksi teks menjadi jawaban bagi persoalan yang lekat dengan upaya penerbitan sebuah teks hasil kajian tafsir hadis dari salinan-salinan manuskripnya yang ada.

Meneliti agama memang tidak dapat di pisahkan dari aspek bahasa (philology),karena manusia adalah makhluk berbahasa sedangkan doktrin agama di pahami,di hayati dan disosialisasikan melalui bahasa.

27M.M. Al-Azhami, The History of The Quranic Text From Revelation to Compilation, Terj. Sejarah

(15)

Pendekatan ini memang belum banyak digunakan, meskipun oleh pihak-pihak pengguna kitab-kitab klasik itu sendiri, seperti pesantren-pesantren di Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi dan penyadaran terhadap pentingnya pendekatan filologi dalam studi Islam.

III. PENUTUP A. Kesimpulan

Studi Islam dengan pendekatan sejarah berarti mempelajari Islam dengan melihat jejak kesejarahannya meliputi waktu peristiwa, tempat peristiwa, dan tokoh yang terlibat di dalamnya.

Pendekatan kesejarahan sangat dibutuhkan dalam studi Islam, karena Islam datang kepada seluruh manusia dalam situasi yang berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatannya masing-masing.

Melalui pendekatan sejarah seorang diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan historis.

Islam mempunyai banyak produk sejarah yang memenuhi khazanahnya. Konsep Khulafaur Rasyidin adalah produk sejarah. Seluruh bangunan Islam klasik, tengah, dan modern adalah produk sejarah. Meliputi istana, masjid, madrasah, perpustakaan, dan sebagainya.

Studi filologi merupakan kunci pembuka khazanah budaya lama yang terkandung dalam naskah-naskah. Karena itu, menurut Charles, studi filologi haruslah diteruskan dalam studi, karena banyak naskah yang meliputi sejarah, teologi hukum, mistik dan lain-lainnya, belum diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa dan belum dikaji oleh negara-negara Islam.

(16)

B. Saran-saran

Demikian penulisan makalah singkat tentang pendekatan Sejarah dan Filologi dalam studi Islam ini disampaikan. Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Untuk itu diharapkan partisipasi dari pembaca dan peserta diskusi dalam memerikan kritik dan sarannya untuk kesempurnaan makalah ini. Atas kontribusinya kami ucapkan terima kasih.

Daftar Bacaan

Abdullah, Amin, Studi Agama; Normativitas atau Historisitas. Yogyakarta; Pustaka Pelajar,1996.

(17)

Al-Azhami, M.M., The History of The Quranic Text From Revelation to Compilation, Terj. Sejarah Teks Al-Quran dari Wahyu Sampai Kompilasi. Jakarta: Gema Insani, 2005. Ali, Mukti, Filsafat Islam Tentang Sejarah; Pilihan dari Muqaddimah Ibn Khaldun. Jakarta:

Tinta Mas, 1962.

Arfa, Faisar Ananda, et. al., Metode Studi Islam: Jalan Tengah Memahami Islam Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015.

Arsyad, M. Natsir, Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah. Bandung: Mizan, cet. 2, 1990. Hakim, Abd, Atang, Metodologi Studi Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.15,

2014.

RI, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

Supriyadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV. Cipta Pustaka, Cet. 4, 2008. Syukur, Fatah, Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, cet. 5, 2015. Widodo Amd., ed.al., Kamus Ilmiah Populer: Dilengkapi Ejaan Yang Disempurnakan dan

Pembentukan Istilah. Yogyakarta: Absolut, cet. 2, 2002.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meski putusan dari Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen menyebutkan bersifat final dan mengikat, akan tetapi pada kenyataannya

financial leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio bukan sebagai.. variabel intervening yang memediasi pengaruh sales growth terhadap return on. investment. Hasil

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman praktik industry terhadap kesiapan kerja pada peserta didik kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik

Buat program Java untuk menghitung nilai faktorial sebuah

Dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara angka harapan hidup terhadap jumlah penduduk miskin

Sebagaimana yang menjadi target dalam kegiatan pengabdian ini, maka hasil dari pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah meningkatnya kesadaran hukum dan

Seorang perempuan membeli tas bermerk di toko grosiran dan ketika ia melihat model yang sama dalam sebuah pusat perbelanjaan pusat, ia mencoba untuk membeli