• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL STUDI DAN KELAYAKAN BISNIS.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL STUDI DAN KELAYAKAN BISNIS.pdf"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

i

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS

“CAFE LABU”

USM

Proposal Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi

Teknik

Disusun Oleh:

1. Ridho Adika Frasetyo

D.111.14.0097

2. Adi Hidayanto

D.111.14.0092

3. Abdul Rauf Hasimi

D.111.14.0118

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS SEMARANG

(2)

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB II ASPEK PEMASARAN ...3

2.1 Daya serap pasar dan (segmentasi, targeting ,postioning)...3

2.2 Dari segi permintaan ...4

2.3 kondisi pasar ...5

2.4 Penetapan harga ...5

2.5 Anggaran biaya produksi ...6

2.6 Sistem pembayaran dan biaya pemasaran ...7

2.7 Program Pemasaran ...7

2.8 Faktor persaingan...7

BAB III ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI...8

3.1 Lokasi usaha...8

3.2 Daerah pemasaran ...9

3.3 Tenaga kerja...9

3.4 Mesin dan Peralatan penggolahan ...9

(3)

iii

BAB IV ASPEK ORGANISASI DAN MANAGEMENT...12

4.1 Pengorganisasian ...12

4.2 Legal dan Lingkungan ...13

4.3 Pengarahan dan pengawasan ...13

BAB V ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN...14

5.1 Dana Investasi...14

5.2 Biaya modal kerja ...14

5.3 Sumber pembiayaan...20

5.4 Keuntungan ...20

BAB VI ANALISIS KRITERIA INVESTASI...21

6.1 Perhitungan kriteria investai ...21

KESIMPULAN...27

(4)

iv BAB 1

PENDAHULUAN

Di Indonesia penyebaran buah labu kuning telah merata, hampir disemua kepulauan

Nusantara terdapat tanaman buah ini. Selain penanaman dan cara perawatan serta

pemeliharaannya yang terbilang mudah, buah labu menjadi sumber pangan andalan yang

kaya akan gizi. Dengan sedikit ‘sentuhan’ nilai ekonomi dari labu kuning ini makin tinggi

ketika telah diolah menjadi berbagai macam bentuk olahan makanan.

Buah labu kuning merupakan jenis tanaman yang produktif sebab setiap satu hektar

lahan dapat menghasilkan 20-40 ton buah labu kuning setiap pemanenannya. Buah labu

kuning atau waluh merupakan bahan pangan yang kaya vitamin A, B, dan C, mineral, serta

karbohidrat, daging buahnya pun mengandung antioksidan sebagai penangkal berbagai jenis

kanker. Sifat labu yang lunak dan mudah dicerna serta mengandung karoten (pro vitamin A)

cukup tinggi, buah ini dapat menambah warna menarik dalam olahan pangan lainnya..

Andaikan setiap hari per orang mengkonsumsi 70 gram labu kuning itu cukup untuk

memenuhi jumlah asupan vitamin A yang diperlukan oleh tubuh. Tetapi sampai sejauh ini

pemanfaatannya yang belum optimal dan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan hidup

sehat dengan mengkonsumsi bahan-bahan sehat yang ada disekitar lingkungan kita.

Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan buah labu kuning yang perlu adanya

penganekaragaman produk sehingga mendorong pemanfaatan waluh yang lebih luas. Dari

hasil labu kuning yang melimpah, menjadi salah satu faktor pendorong munculnya inovasi

usaha pendirian caffe yang mengusungkan labu kuning sebagai icon utama caffe tersebut,

dengan mempromosikan berbagai macam varian olahan pangan berbahan utama labu kuning

diharapkan masyarakat sekitar akan memahami pentingnya kesehatan yang berasal dari

makanan yang masyarakat konsumsi.

Selain itu keadaan perekonomian yang tidak pasti di Negara berkembang seperti Indonesia ini

membuat mata pencaharian masyarakat khususnya didaerah perkotaan tidak stabil sehingga

memaksa masyarakat untuk lebih berfikir secara keras lagi dalam membuka lapangan usaha

sendiri untuk melangsungkan hidupnya sehingga pengangguran tidak terlalu meningkat.

Namun pada faktanya tiap tahun angka pengangguran terus bertambah seiring persaingan

(5)

v berada dalam kondisi stress karena minimnya waktu untuk istirahat yang kebanyakan

waktunya digunakan untuk menyelesaikan dan memikirkan tentang pekerjaannya.

Kesibukan aktivitas yang begitu padat kadang membuat orang berada dalam tekanan

untuk bisa berfikir lebih jernih dan tenang. Sehingga dibutuhkan tempat-tempat yang begitu

nyaman untuk menghapus semua kejenuhan dan tekanan hidup masyarakat. Sehingga

muncullah sebuah ide untuk mendirikan sebuah caffe seperi apa yang diinginkan pelanggan.

Konsep yang tawarkan adalah dimana labu kuning merupakan icon dan mascot utama dari

perencanaan pendirian caffe ini. Dengan memperkenalkan labu kuning bukan hanya makanan

yang hanya dikonsumsi oleh orang pedesaan saja namun sekarang orang perkotaan pun bisa

menkonsumsi serta menikmati labu kuning ini sebagai panganan untuk segala jenis lapisan

masyarakat.

Dengan tujuan untuk memperkenalkan buah labu kuning dan memenuhi kebutuhan

masyarakat perkotaan yang haus akan tempat-tempat yang unik untuk dapat bisa berfikir

secara jernih dan melepaskan segala kejenuhannya, dengan mendirian usaha “CAFFE

LABU” . Dengan pendirian caffe yang mengusungkan labu kuning sebagai icon utamanya

diharapkan akan mengatasi berbagai penyakit yang diderita oleh masyarakat perkotaan yang

haus akan tempat-tempat unik dan menyenangkan guna mengobati stress yang diderita, serta

memperbaiki keadaan ekonomi masyarakat petani labu kuning karna dengan pendirian caffe

ini diharap bisa memperkenalkan labu kuning keberbagai lapisan masyarakat yang pastinya

(6)

vi BAB II

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Dalam pendirian cafe labu, memiliki banyak peluang karena cafe labu ini termasuk

usaha baru, sehingga memiliki sedikit pesaing. Selain itu, bahan baku dalam pembuatan cafe

labu sangat mudah di dapat dan harganya pun murah. Buah labu kuning dari petani yang

hanya dijual 2000 rupiah saja perkilonya, sehingga perlu pengembangan produk dari labu dan

meningkatkan harga buah labu kuing tersebut. Pengolahan buah labu kuning yang mudah,

serta kandungan gizi yang tinggi maka membuat produk yang dihasilkan berkualitas.

Masyarakat Indonesia yang komsumtif memugkinkan penjualan produk yang tinggi. Sistem

promosi menggunakan pamflet, papan nama, media sosial, dan gratis untuk produk tertentu

dalam waktu satu minggu. Cafe ini ditujukan untuk seluruh kalangan masyarakat, seperti

mahasiswa, pelajar, pekerja dan masyarakat umum lainya.

2.1 Daya serap pasar dan (segmentasi, targeting ,postioning)

Daya serap pasar merupakan peluang pasar yang dapat dimanfaatkan dalam hasil produksi

dari usaha pembuatan café labu ini. Daerah semarang yang umumnya banyak mahasiswa

ataupun masyarakat usia muda, sangat cocok untuk didirikan sebuah café. Daya beli

masyarakat Indonesia yang tinggi dan sangat komsumtif cafe cocok untuk dikembangkan.

Selain itu buah labu yang diolah disesuaikan dengan keinginan pasar dan citarasanya pun

disesuaikan dengan daerah sekitar, namun memiliki citarasa yang berbeda dari makanan

biasa.

Segmentasi demografis pelanggan potensial yang café labu pilih yaitu usia lima tahun keatas.

Café labu memilih usia lima tahun keatas karena usia lima tahun adalah usia minimal seorang

anak makan direstoran atau bisa dibilang sebagai segmen keluarga. Keluarga zaman sekarang

juga banyak yang memilih makan di restoran dibanding memasak dirumah dan hal ini sudah

banyak dilihat pada saat jam makan malam. Lalu satu segmen lagi adalah usia 16 tahun atau

remaja, pada umumnya sudah memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan membeli

produk dan umumnya lebih bebas menggunakan uang saku. Dilihat dari uang saku itu sendiri

rata – rata remaja zaman sekarang memiliki jumlah yang cukup banyak, hal ini diperkuat

kenyataan banyak remaja yang membawa kartu debit ataupun kredit. Dari sisi psikografis

anak muda atau remaja lebih memilih makan diluar untuk menaikan gengsi di mata teman –

temannnya. walau tidak terlihat secara kasat mata namun anak muda ingin dipandang tinggi

(7)

vii Targeting adalah keputusan dimana setelah segmen pasar diidentifikasikan maka perusahaan

menggabungkan beberapa variabel dalam usahanya mengidentifikasi sasaran yang lebih kecil

dan didefinisasikan dengan lebih baik(Kotler 2009, hal 249) Target utama Café labu adalah

anak muda atau remaja dan para pekerja pabrik sekitar BSB City. Positioning adalah

tindakan merancang penawaran atau citra perusahaan agar mendapatkan tempat khusus dalam

pikiran sasaran, tujuannya adalah menempatkan merek dalam pikiran konsumen untuk

memaksimalkan manfaat potensial bagi perusahaan (Kotler 2009, hal 292-293).

Keunggulan kompetitif yang ditawarkan :

1. Mempunyai menu dari labu yang membedakan dari café–café lainnya.

2. Kenyamanan suatu tempat untuk berkumpul yang menyediakan berbagai makanan

dan minuman, serta cemilan bagi para pengunjung yang hanya ingin bersantai. Serta

memberikan fasilitas WiFi, full music dan jasa print..

3. Pelayanan yang santai namun tetap tepat sehingga pengunjung puas.

4. Perbedaan harga dengan cafe-cafe lainnya membedakan café labu dengan cafe

lainnya, karena harga di cafe ini sesuai standar kemampuan mahasiswa dan

pekerja( disesuaikan dengan porsi )

2.2 Dari segi permintaan

Permintaan adalah estimasi jumlah perkiraan konsumen. Perkiraan permintaan (perkiraan

jumlah penduduk kota semarang barat 2015 = 176.497 jiwa) dengan asumsi bahwa 40%

(8)

viii Tabel 1. Perkiraan permintaan

Tahun Jumlah Permintaan Peningkatan (%)

2015 176.497 x 40% = 70598,80

-2016 202.972 x 40% = 81188,62 ± 15%

2017 206.943 x 40% = 82777,09 ± 15%

2.3 kondisi pasar

Meninjau pendirian cafe yang tiap tahun semakin menjamur dierbagai kota besar

namun dengan tema yang sama, disinilah terdapat peluang besar dengan mendirikan cafe

bertemakan labu kuning sebagai icon utamanya. Dengan cara pembayaran langsung pada

kasir yang terdapat dalam cafe labu tersebut yang sebelumnya pelanggan diberikan berbagai

menu makanan dan minuman

Rantai pemasaran dalam penjualan produk labu langsung kepada konsumaen,

sehingga margin (keuntungan) yang diterima cukup besar. Selain itu café labu juga melayani

pemesanan dalam jumlah banyak, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya rantai baru

kepada konsumen.

2.4 Penetapan harga

Café labu ini memiliki beberapa menu dengan harga sebagai berikut:

Makanan:

Bubur manado ... Rp

15.000,-Bubur susmsum labu... Rp

10.000,-Gagan waluh besantan ...

RpLodeh krecek... Rp

10.000,-Nasi tim daging lazu ...

Rp17.000,-Sayur bayam pitula waluh... Rp

10.000,-Sup Labu kuning ... Rp

Tumis waluh terong ungu ... Rp

12.000,-Minuman :

Es krim labu ... Rp

8.000,-Cendol labu ... Rp

5.000,-Setup labu... Rp

(9)

6.000,-ix Jus labu... Rp

5.000,-Flan labu kuning ... Rp

7.000,-Candil labu ... Rp

Jus buah... Rp

5.000,-Desert:

Pudding labu ... Rp

Brownis labu ... Rp

12.000,-Pumkin cake labu ... Rp

13.000,-Kelepon labu ... Rp

10.000,-Donat labu ... Rp

9.000,-Pudding lapis labu... Rp

12.000,-Lapis labu... Rp

10.000,-Sesuai dengan target café labu yang memberikan produk dan pelayanan sesuai untuk

mahasiswa dan pekerja pabrik terutama. Maka harga-harga yang ditawarkan juga tidak terlalu

besar. Untuk minuman harga dibawah Rp 10,000. Untuk makanan berkisar dua puluh ribuan,

dan untuk cemilan dibawah Rp 15,000,-. Ini sangat pas untuk kalangan mahasiswa dan

pekerja terutama yang kos dan merantau.

2.5 Anggaran biaya produksi

Penetapan harga melalui perhitungan komponen biaya dihitungmelalui seluruh biaya (total

cost) yang dibebankan untuk produksi tersebut.Untuk menentukan biaya dari produk yang

dihasilkan dapat dihitung dari 3 jenis biaya, antara lain

a. Biaya bahan baku

Biaya bahan baku adalah biaya yang biaya bahan yang dikeluarkan untuk memproduksi

produk sesuai dengan jumlah produksi yang direncanakan dalam waktu satu bulan.

b. Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerjalangsung adalah biaya yang dikeluarkan terhadap tenaga kerja yang

langsung berhubungan dengan produksi.perhitungan upah dan gaji dihitung berdasarkan jam

kerja kariyawan.

c. Biaya overhead

Biaya overhead terdiri dari biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan, biaya

pemeliharaan, biaya asuransi , dan biaya lainya.

2.6 Sistem pembayaran dan biaya pemasaran

Sistem pembayaran produk dilakukan secara cash, yaitu pelanggan yang dating ke café akan

(10)

x ke meja yang kosong oleh kasir dan pesanan pelanggan akan diantar oleh pelayan. Biaya

pemasaran seperti biaya transportasi, biaya pajak, dan pungutan lainya akan dibebankan

kepada pelanggan.

2.7 Program Pemasaran

Berdasarkan uraian diatas, harga produk dsesuaikan dengan pasar yang dituju yaitu hanya

berkisar antara Rp 5.000,- sampai Rp 20.000,-. Bahan baku utama produk diperoleh dari

daerah Kendal, karena harga lebih merah dari para petani langsung dan jarak antara tempat

produksi tidak terlalu jauh. Sistem pembayaran dilakukan secara langsung dan biaya

overhead ditanggungkan kepada konsumen. Promosi produk dilakukan baik didalam maupun

diluar café, seperti media social, brosur, papan nama, dan lainya.

2.8 Faktor persaingan

Usaha café ini mungkain akan memiliki pesaing karena peningkatan jumlah restoran dan café

berkisar 15-20% sehingga pertumbuhan bisnis ini termasuk tinggi. Namun, dengan keunikan

café labu yang belum ada di daerah semarang dan sekitarnya maka kemungkinan kecil untuk

pesaingnya. Selain itu cafe labu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik dengan

adanya layanan complain pelanggan, sehingga dapat mempertahankan pelanggan dan

(11)

xi BAB III

ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

Pada aspek teknis, hal yang dikaji adalah perancangan jasa layanan, perencanaan kapasitas

layanan dan rencana produksi. Perancangan jasa layanan diambil berdasarkan rancangan

kerja yang diinginkan agar dapat memuaskan konsumen pada saat pelayanan. Prosedur

pelayanan kerja dibuat dalam bentuk Standard Operational Procedure (SOP) agar setiap

pengerjaannya akan memenuhi standar yang telah dibuat Analisis Kelayakan Usaha café

labu.

Perencanaan kapasitas layanan dipengaruhi dari waktu proses rata-rata setiap produk.

Sedangkan target layanan yang akan dipenuhi adalah 3924 konsumen dalam satu bulannya,

besarnya target layanan didasarkan terhadap target pasar yang diambil.Perencanaan kapasitas

layanan ini dipengaruhi juga oleh faktor lainnya seperti jam operasional dan banyaknya

stasiun kerja. Waktu proses pembuatan produk didapat dari perhitungan menggunakan

manual dengan menggunakan alat bantu stopwatch. Sedangkan jam operasional dari usaha

Café labu adalah 11 jam yaitu dari jam 13.00-24.00 yang dibagi dalam dua sift. Berdasarkan

hasil analisis kelayakan aspek teknis, maka usaha Steak Cafe dikatakan layak karena

perancangan layanan setiap bagian tersedia dengan menggunakan SOP untuk paduannya, dan

kapasitas mampu memenuhi target produksi yang telah ditetapkan.

3.1 Lokasi usaha

Lokasi usaha akan didirikan didaerah BSB city karena merupakan daerah yang masih

berkeembang dan cocok untuk usaha baru seperti café labu ini. Daerah BSB city merupakan

daerah yang setrategis karena merupakan penghubung antara daerah Kendal dan semarang.

Selain itu bahan baku utama akan lebih murah dan mudah untuk didapat. Tersedianya

berbagai fasilitas seperti listrik dan air yang memadai, beberapa fasilitas pendukung lainnya,

serta pembanggunan yang terus berkembang di BSB citiy. Sehinggga memungkinkan

bertambahnya pelanggan café labu, Karena bertambahnya berbagai fasilitas seperti jalan raya,

(12)

xii 3.2 Daerah pemasaran

Daerah pemasaran produk yang terus berkembang, serta lokasi usaha yang lebih mudah untuk

memperoleh bahan baku dalam jumlah banyak dengan harga murah. Kebijakan untuk

menyedikan jasa delivery order juga akan memperluas daerah pemasapan serta promosi dari

café labu.

3.3 Tenaga kerja

Tenaga kerja akan diambil dari penduduk sekitar café labu sehingga tidak membutuhkan

biaya transportasi yang tinggi. Selain itu suplay tenaga kerja dirasa cukup kaerna usaha café

labu tidak terlalu membutuhkan jumlah tenaga kerja yang banyak. Dalam mencari tenaga

kerja, Café labu menggunakan sistem rekrutmen terbuka dengan cara membuat iklan di

Koran lokal ataupun media social dan mengirimkan surat lamaran langsung ke administrasi .

Kualifikasi yang dibutuhkan Café Labu sebagai berikut:

1. Selalu bersemangat

2. Disiplin dan bertanggung jawab

3. Mampu berkomunikasi dengan baik

4.Rajin bekerja sesuai dengan perintah

5. Inisiatif tinggi

6. Mengetahui tentang pangan

3.4 Mesin dan Peralatan penggolahan

Pada bagian ini Café labu akan menjelaskan tentang perencanaan mesin dan peralatan yang

akan digunakan secara jelas, sesuai dengan kebutuhan usaha, kompetensi, dan kelayakan

usaha. Dalam penggunaan peralatan tidak terlalu membutukan alat yang canggih, namun

digunakan alat seperti peralatan rumah tangga lainya yang dijaga kehigenisanya. Mesin mixer

untuk jus buah, kulkas kaca untuk menyimpan minuman, freezer untuk menyimpan bahan

baku, hingga peralatan untuk memasak seperti pisau, wajan penggorengan, panci, dan rice

cooker. Untuk keperluan menu yaitu sendok dan garpu, piring, kotak makanan, kantong

plastik untuk pelanggan yang ingin menikmati di rumah,dan gelas plastik. Selain itu tabung

gas untuk kompor dan mesin kasir untuk transaksi dengan pelanggan.

Tabel 2. Biaya peralatan yang mengalami penyusutan

No Alat Jumlah

Harga

(13)

xiii

1 Panci Presto 1 500.000 500

2 Kompor 2 400.000 800

3

Selang Dan Regulator

Kompor 2 100.000 200

4 Elpiji 12 Kg 2 100.000 200

5 Kulkas 2 Pintu 1 2.100.000 2100

6 Panci 4 125.000 500

7 Magic Com 2 341.000 682

8 Wajan 2 180.000 360

9 Blender 1 400.000 400

10 Meja Dan Kursi 5 Set 400.000 2000

11 Kuas 2 3000 6

12 Ulekan 2 10.000 20

13 Piring 4 Lusin 168.000 672

14 Garpu 4 Lusin 40.000 160

15 Sendok 4 Lusin 50.000 200

16 Gelas 4 Lusin 80.000 320

17 Tempat Tisu 5 15000 75

18 Sapu 4 20.000 80

19 Pel 4 30.000 120

20 Engrak 4 20.000 80

21 Pisau 6 5000 30

22 Kemoceng 4 20000 80

23 Lampu 8 12000 96

24 Centong 4 3000 12

25 Spatula 4 7000 28

27 Kipas Angina 1 250.000 250

28 Sendok Kecil 1 29.000 29

(14)

xiv 3.5 Proses

Untuk proses, dalam menyampaikan produk, pengujung diberikan menu terlebih dulu, lalu

kita memberikan penawaran terhadap paket yang dipilih, selanjutnya pengunjung membayar

pada kasir.

a) Proses pembuatan makanan dan minuman ini, di buat sesuai dengan SOP yang

diterapkan oleh café labu. Dalam penyajian berbagai menu makanan ditekankan cita

rasa yang jelas dan khas, serta kandungan gizinnya. Sedangkan untuk proses

pembuatan minuman dibuat sesuai takaran yang pas sehingga rasanya sesuai. Café

labu selalu berinofasi sehingga berusaha terus memunculkan menu-menu baru yang

bisa dinikmati konsumen.

b) Dalam proses kebersihan dan kehigenisan selalu dijaga sehingga setelah pelanggan

pergi meja akan langsung dibersihkan oleh pelayan. Selain itu dalam area dapur juga

(15)

xv BAB IV

ASPEK ORGANISASI DAN MANAGEMENT

4.1 Pengorganisasian

Café labu menggunakan struktur organisasi fungsional, dimana pemilik atau direktur

memiliki wewenang kepada Pelayan/kasir, koki, dan Cleaning service. Café labu memakai

struktur organisasi ini karena bentuk usahanya masih baru dan jumlah karyawannya pun tidak

banyak.

Bagan 1. Struktur organisasi

Tabel 3. Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan

No Kegiatan

Jadwal Pelaksanaan (dalam minggu)

Maret 2016 Apr-16 Mei 2016 Juni 2016 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

(16)

xvi Pada aspek legal dan lingkungan, hal yang dikaji adalah identifikasi badan hukum,

identifikasi legal investasi, analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Untuk

membuat badan hukum usaha Café labu yaitu berbentuk CV, maka usaha Café labu harus

melengkapi beberapa macam surat izin seperti, Surat izin gangguan (Ho), Tanda Daftar

Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP), Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP), Surat izin domisili ke kelurahan, Akta Pendirian CV, dan Keterangan Halal ke

MUI.

Identifikasi legalitas usaha Cafe labu dilakukan dengan Daftar Negatif Investasi. Berdasarkan

Daftar Negatif Investasi tersebut, usaha Café labu tidak termasuk di dalam Daftar Negatif

Investasi sehingga usaha ini legal menurut hukum/ Undang-Undang yang berlaku. Limbah

yang dihasilkan oleh perusahaan ada 2 jenis, yaitu limbah organik dan limbah non-organik.

Dimana limbah organik adalah limbah yang dihasilkan dari sisa-sisa bahan baku baik itu

bahan baku makanan maupun minuman. Sedangkan untuk limbah non-organik itu sendiri

dihasilkan dari packaging makanan. Untuk pengolahan limbah yang dihasilkan cukup

sederhana, yaitu dengan mengumpulkan limbah tersebut ke dalam trash bag yang kemudian

nantinya dibuang ke tempat penampungan sampah sementara di daerah sekitar tempat

berdagang.

4.3 Pengarahan dan pengawasan

Dalam penggarahan kariyawan dilakukan pada awal / kegiatan pra operasi, hal ini dilakukan

untuk mempermudah koordinasi dan menjalankan tugas masing-masing. Penggarahan

dilakukan oleh pmpinan café atau direktur agar kariyawan melakukan tugas dan tangung

jawabnya dengan sesuai. Dalam hal ini hubungan kariyawan dan pimpinan harus terjalin

secara baik, oleh karena itu dilakukan system organisasi fungsional sehingga kariyawan dapat

member masukan pemimpinnya. Pengawasan dilakukan secara langsung terhadap kegiatan

usaha secara berkala. Sasaran pengawasan meliputi jumlah produksi, kualitas produk,

(17)

xvii BAB V

ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

Pada aspek ekonomi biaya investasi yang digunakan untuk sewa tempat, pembelian

peralatan, biaya dekorasi tempat dan biaya feasibility study. Modal kerja yang digunakan

setelah pra operasi telah dilakukan. Modal kerja terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya

tidak tetap (variable cost).

5.1 Dana Investasi

Dana investasi pendirian café labu disesuaikan dengan jumlah dana yang dibutuhkan. Pada

aspek financial kelayakan dinilai berdasarkan tingkat investasi, perhitungan rugi laba dan

arus kas selama periode penelitian. Diperinci sebagai berikut:

Tabel 4. Dana investasi

No Jenis Investasi Biaya (Rp) Keterangan

1 Sewa Tempat 13.000.000 Sewa tempat berupa tanah dengan

bangunanya yang sesuai untuk café.

2 Mesin dan Peralatan 10.000.000 Peralatan dapur, mesin kasir., dan

ATK.

3 Biaya Transportasi 10.000.000 Berupa kendaraan roda dua untuk

mengantar pesanan.

4 Biaya dekorasi tempat 4.000.000 Dekorasi tempat disesuaikan dengan

tema café labu.

5 Feasibility study dan

biaya survey

1.000.000 Digunakan untuk mencari prospek

pasar

Total Biaya 38.000.000 Keseluruhan biaya investasi

5.2 Biaya modal kerja

Biaya modal kerja dari café labu terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.Biaya tetap

biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunya produksiyang dihasilkan , seperti biaya

tenaga kerja tidak langsung, penyusutan, bunga bank dan biaya lainya. Sedangkan biaya tidak

tetap biaya untuk membeli bahan baku, upah tenaga kerja langsung, biaya transportasi, biaya

pemasaran, dan lainya.

1. Biaya tetap

(18)

xviii Biaya tenaga kerja tidak langsung berupa jumlah kariyawan yang bekerja, yaitu 4 orang.

Karena cafe labu masih baru jadi tenaga kerja tidak langsung yang dibutukan masih sedikit.

Gaji kariyawan dibayarkan pada setiap akhir bulanya sesuai dengan jenis pekerjaanya.

Tabel 5. Biaya tenaga kerja

No Jenis Pekerja Gaji (Rp)

1 Koki 1.600.000

2 Kasir 1.100.000

3 Pelayan 1.300.000

4 Cleaning Service 1.000.000

Total biaya tenaga kerja tidak langsung 5.000.000

b) Bunga bank

Besar modal yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah Rp 60.000.000,- dengan tingkat

bunga (interest rate) sebesar 12%per tahun , dan jangka waktu 2 tahun.

B= f(pin)= Rp 60.000.000 x 12%

= Rp

7.200,000,-Per bulan = Rp 7200.000/ 12

=Rp 600.000

Maka angsuran perbulanya adalah Rp

3.100.000,-c) Biaya penyusutan

1) Jadwal penyusutan mesin dan peralatan disusun sebagai berikut, dengan metode

anuitas. Total biaya mesin dan peralatan adalah Rp 10.000.000,- dengan perkiraan

nilai sisa (Scrap value) keseluruhan ± Rp 4.000.000,- dan umur ekonomisnya

selama 5 tahun. Tingkat bungga efektif diperhitungkan 12%.

Present value dari scrab value

(19)

xix R = 7.730.292,58 ,

( , )

= 7.730.292,58 x 0,27

= Rp

2.087.178,997,-Per bulan = Rp 2.087.178,997,-/12

= Rp173.931,5831 Tabel 6. Biaya penyusutan alat

Tahun

Penyusutan/

tahun Bungga

penyusutan bersih

jml

penyusutan Nilai sisa

0 - - - - Rp10.000.000

1 Rp2.087.179 Rp1.800.000 Rp287.179 Rp202.146 Rp9.797.854 2 Rp2.087.179 Rp1.763.614 Rp323.565 Rp525.711 Rp9.272.143 3 Rp2.087.179 Rp1.668.986 Rp418.193 Rp943.904 Rp8.328.239 4 Rp2.087.179 Rp1.499.083 Rp588.096 Rp1.532.000 Rp6.796.239 5 Rp2.087.179 Rp1.223.323 Rp863.856 Rp2.395.856 Rp4.400.382

2) Penyusutan trasportasi

Transportasi yang digunakan adalah sepeda motor dengan harga Rp 10.000.000,- dengan

perkiraan nilai sisanya Rp 5.000.000,- dan secara teknis bekerja selama 50.000 jam dengan

usia ekonomis adalah 5 tahun. Maka dihitung sebagai berikut;

J = (10.000.000–5.000.000) / 50.000

(20)

xx Tabel 7. Rencana Produksi

Tahun produksi jml jam penyusutan

1 10% 5000 Rp 500.000

2 15% 7500 Rp 750.000

3 20% 10000 Rp 1.000.000

4 25% 12500 Rp 1.250.000

5 30% 15000 Rp 1.500.000

Total 100% 50000 Rp 5.000.000

Tabel 8. Jadwal penyusutan dengan metode jam kerja

Akhir

tahun Penyusutan

Jumlah

penyusutan nilai buku

0 - - 10000000

1 500000 500000 9500000

2 750000 1250000 8750000

3 1000000 2250000 7750000

4 1250000 3500000 6500000

5 1500000 5000000 5000000

2. Biaya tidak tetap

a) Biaya bahan baku

(21)

5.000.000,-xxi Tabel 9. Biaya bahan baku

No Bahan Jumlah Harga satuan Total (Rp. 000)

1 Ayam 5 kg Rp. 50.000 250 2 Jeruk nipis 1 kg Rp. 25.000 25 3 Garam 10 bks Rp. 2.000 20 4 Daun jeruk 1 lot Rp. 10.000 10 5 Kecap manis 3 Rp. 17.000 51 6 asem jawa 1 lot Rp. 10.000 10 7 Santan instan 10 Rp. 2.500 25 8 Minyak goring 2kg Rp. 13.000 26 9 Bawang merah 2kg Rp. 27.000 54 10 Bawang putih 1kg Rp. 28.000 28 11 Cabai 5kg Rp. 18.000 90 12 Tumbar 1 bungkus Rp. 5.000 5 13 Jintan 1 lot Rp. 2.000 2 14 Jahe 1/2 kg Rp. 10.000 10 15 Kencur 1/4 kg Rp. 5.000 5 16 Kunyit 1/4 kg Rp. 6.000 6 17 Merica 1 bungkus Rp. 10.000 10 18 Gula jawa 12kg Rp. 14.000 168 19 Tomat 1 lot Rp. 10.000 10 20 Timun 1 lot Rp17.000 17 21 Serai 1 ikat Rp. 5.000 5 22 Teh 1 bungkus Rp. 10.000 10 23 Gula 10kg Rp. 20.000 200 24 Alpukat 2 kg Rp. 20.000 20 25 Jeruk manis 1 kg Rp. 20.000 20 26 Strawberry 1 kg Rp. 25.000 25 27 Apel 2 kg Rp. 30.000 30 28 Susu kental manis 5 klg Rp.7500 22 29 labu kuning 30 kg Rp2.000 60 30 tepung beras 6 kg Rp8.000 48 31 Sayuran 20 lot Rp20.000 400 32 Beras 2 kwintal Rp800.000 1600 33 Tepung hunkwe 10 bungkus Rp5.000 250 34 tepung ketan 10 kg Rp10.000 100 35 coklat batang 5 kg Rp50.000 250 36 Fernipan 10 bungkus Rp6.000 60 37 Telur 50 kg Rp20.000 1000 38 Kelapa 10 butir Rp5.000 50

Total 5000

(22)

xxii

No Alat Jumlah Harga satuan Total

(Rp. 000)

1 Tisu 5 buah Rp. 7.000 35

2 Sedotan 3 pcs Rp. 5.000 15

3 Pembersih lantai 2 botol Rp.10.000 20

4 Plastik ½ ons 1 pack Rp. 4.000 4

5 Plastik hitam 1 pack Rp. 4.000 4

Total 428

Tabel 11. Biaya lain lain

No Alat/ bahan Jumlah Harga satuan Total

(Rp. 000)

1 Listrik 1 lot Rp. 200000 200

2 Air 1 lot RP. 200000 200

Total 400

b) Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung dianggarkan Rp

800.000,-c) Biaya transportasi

Biaya transportasi tidak tetap terdiri dari biaya bahan bakar pada biaya transportasi tetap

berupa sebuah kendaraan bermotor. Selain itu juga biaya transportasi langsung seperti

pengiriman barang lewat transportasi umum. Besar anggaran biaya yang dikeluarkan tiap

bulanya Rp 200.000,-.

d) Biaya pemasaran

Biaya pemasaran meliputi pembuatan pamflet, web, baliho, dan lain- lain yang dianggarkan

(23)

xxiii 5.3 Sumber pembiayaan

Sumber pembiayaan menggunakan bank syariah dengan sistim balas jasa atau profit

sharing. Jenis pembiayaan bank syariah yang diambil, adalah jenis pembiayaan

al-mudharabah yaitu berasarkan prinsip penyertaan modal , akad kerjasama dimana banak

syariah membiayaai seluruh modal dan nasabah sebagai pengelola.

5.4 Keuntungan

Dalam penjualan diperkirakan pada pproduk makanan diperoleh keuntungan Rp

4.000,- per produk dengan penjualan perhari sebanyak 85 produk. Produk minuman Rp

2000,- per produk dengan target penjualan perhari 80 produk. Sedangkan desert Rp

4000,-per buah dengan target penjualan 4000,-perhari 70 buah.

Tabel 12. Perkiraan keuntungan

Jenis Produk Keuntungan Jumlah Produksi Total 30 Hari Makanan 5000 85 12750000 Minuman 2000 80 4800000 Desert 4050 70 8505000

(24)

xxiv BAB VI

ANALISIS KRITERIA INVESTASI

Perhitungan criteria investasi untuk mengetahui sejauh mana gagasan usaha pendirian cafe

labu yang direncanakan akan memberikan manfaat (benefit), baik secara financial benefit

maupun social benefit.hasil perhitungan criteria infestasi merupakan indicator dari modal

yang diinfestasikan, yaitu perbandingan antara jumlah benefit yang diterima dengan biaya

yang dikeluarkan dalam bentuk present value.

6.1 Perhitungan kriteria investai

a) Net Present Value

Net Present Value (NPV) adalah kriteria investasi yang banyak digunakan dalam mengukur

apakah suatu proyek feasible atau tidak. Perhitungan NPV merupakan net benefit yang telah

didiscont factor dengan menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai

discont factor.

Tabel 13. Net Present Value

Bln

0 38.000.000 - 38.000.000 - -38.000.000 1 -38.000.000 - 38.000.000

1 22.000.000 - 22.000.000 - -22.000.000 1 -21.782.200 - 21.782.200

2 - 13.000.000 13.000.000 26.000.000 13.000.000 1 12.743.900 25.487.800 12.743.900

3 - 13.000.000 13.000.000 27.000.000 14.000.000 1 13.588.260 26.205.930 12.617.670

4 - 14.000.000 14.000.000 30.000.000 16.000.000 1 15.375.680 28.829.400 13.453.720

5 - 15.000.000 15.000.000 34.000.000 19.000.000 1 18.077.930 32.349.980 14.272.050

6 - 15.000.000 15.000.000 36.000.000 21.000.000 1 19.783.050 33.913.800 14.130.750

7 - 16.000.000 16.000.000 40.000.000 24.000.000 1 22.385.280 37.308.800 14.923.520

8 - 19.000.000 19.000.000 42.000.000 23.000.000 1 21.240.040 38.786.160 17.546.120

9 - 20.000.000 20.000.000 46.000.000 26.000.000 1 23.772.840 42.059.640 18.286.800

10 - 21.000.000 21.000.000 50.000.000 29.000.000 1 26.253.410 45.264.500 19.011.090

Jumlah 113.438.190 310.206.010 196.767.820

NPV=∑ −

(25)

xxv NPV= Rp 113.438.190

Perhitungan nilai NPV datas diperoleh dari pengurangan antara total benefit senilai

Rp 310.206.010 dengan total cost yang telah didiscont factor sebesar Rp 113.438.190. Hasil

perhitungan menunjukan NPV > 0 (nol) yaitu sebesar Rp 113.438.190, ini berarti gagasan

usaha cafe labu tersebut layak (fesible) untuk diusahakan.

b) Internal Rate of Return

IRR yang merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi

dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju

pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana

dan lain-lain). IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak,

untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari

Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return. Minimum

acceptable rate of return adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani

(26)

xxvi Tabel 14. Internal Rate of Return

Bln net benefit D.F. 1% Present Value D.F. 3% Present Value

0

(Rp 113.438.190−Rp 93.071.200)(0,03 − 0,01)

IRR= 0,01 + 6 . 0,02

IRR= 0,01 + 6,02

(27)

xxvii Dari analisis dengan bunga / nilai discount factor yang lebih tinggi usaha ini juga layak untuk

dilaksanakan.

c) Net Benefit Cost Ratio

Pada Net Benefit Cost Ratio, jika net B/C > 1 berarti layak (feasible) untuk dikerjakan, jika

net B/C < 1 tidak layak, dan net B/C = 1 tercapai break event point.

Net B/C =∑ ( )

∑ ( )

Net B/C = Rp173.220.390 / Rp(59.782.200)

=2,8

Net Benefit Ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah didiscont

factor positif (+) dengan net benefit yang telah didiscont factor negatif (-). Dan hasil

perhitungan Net B/C adalah 2,8 ( >1) sehingga pembuatan cafe labu dapat dikatakan layak

untuk diusahakan.

d) Gross Benefit Cost Ratio

Gross benefit cost ratio adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah di discont factor

dengan cost secara keseluruhan yang telah di discont.

Ratio ini juga menunjukan:

Gross B/C > 1 maka Fesible (go)

Gross B/C < 1 Tidak Fesible (no go)

Gross B/C = 1 Berada dalam keadaa BEP

Gross B/C =∑ ( )

∑ ( )

Gross B/ C= Rp 310.206.010 / Rp 196.767.820

=1,57

Dari perhitungan diperoleh nilai gross B/C =1,57 yang berarti usaha layak utuk dikerjakan.

e) Provitability Ratio

Probability ratio merupakan suatu rasio perbandingan antara selisih benefit biaya operasi dan

pemeliharaan dibanding dengan jumlahinvestasi. Nilai dari masing- masing variabel dalam

bentuk present value atau nilai yang telah di discont factor dari SOCC.

(28)

xxviii

1 22.000.000 1 (21.782.200)

2 13.000.000 26.000.000 1 12.743.900 25.487.800

3 13.000.000 27.000.000 1 12.617.670 26.205.930

4 14.000.000 30.000.000 1 13.453.720 28.829.400

5 15.000.000 34.000.000 1 14.272.050 32.349.980

6 15.000.000 36.000.000 1 14.130.750 33.913.800

7 16.000.000 40.000.000 1 14.923.520 37.308.800

8 19.000.000 42.000.000 1 17.546.120 38.786.160

9 20.000.000 46.000.000 1 18.286.800 42.059.640

10 21.000.000 50.000.000 1 19.011.090 45.264.500

Total (59.782.200) 136.985.620 310.206.010

PR=∑ → ∑ ⎯⎯ ∑ ←

PR= (Rp 310.206.010 - Rp 136.985.620) / Rp (59.782.200)

PR= 2,8

f) Pay back Period

Payback period dari suatu investasi menggambarkan panjang waktu yang diperlukan agar

dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Analisis

payback period dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui seberapa

lama usaha/proyek yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi. Metode payback

period akan dengan mudah dan sederhana bisa di hitung untuk mennentukan lamanya waktu

pengembalian dana investasi. Juga dapat digunakan sebagai alat pertimbangan resiko karena

semakin pendek payback periodnya maka semakin pendek pula resiko kerugiannya.

PBP= + ∑ ∑

PBP= 4 + (Rp (59.782.200 ) - Rp51.693.730) / Rp 28.829.400

= 4,281

(29)

xxix Nilai pay back period kurang dari 5 tahun sehingga layak untuk diusahakan. Dana yang

tertanam dalam aktiva sebesar Rp 59.782.200 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka

waktu 4 bulan 8 hari.

g) Brek Event Point

Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak

mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya).

BEP= + ∑ ∑

BEP= 7+ ((Rp196.767.820 - Rp184.095.710)/ Rp38.786.160)

= 7,327

=7 bulan 9 hari

Dalam analisis kelayakan usaha cafe labu labu relative singkat yaitu 7 bulan 9 hari dengan

(30)

xxx KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha Cafe labu telah memiliki aspek pasar, aspek

teknis dan teknologis, aspek organisasi dan management , aspek finansial, dan analisis

kelayakan usaha, maka usaha Cafe labu dapat dinyatakan layak, karena telah memiliki semua

aspek tersebut. Dengan peminjaman modal awal pada bank sebesar RP.60.000.000 diperoleh

nilai NPV adalah Rp 113.438.190,- , Net Benefit Cost Ratio 2,8 , Gross Benefit Cost Ratio

1,57 , Probability Ratio 2,8 , Pay Back Period nya 4 bulan 8 hari, dan Break Event Point 7

bulan 9 hari. Usaha Cafe Labu juga perlu melakukan pengembangan dan inovasi terhadap

produk yang ditawarkan di masa yang akan datang mengingat pesatnya perkembangan

(31)

xxxi DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Waralabaku.com.Restoran Java Chicken.online, http://

www.Waralabaku.com/franchiserestoran-javachicken/, Diakses 25 Desember 2015.

Daryanto, 2013. Pengantar Kewirausahaan. Prestasi Pustaka, Jakarta.

Brigham, Eugene, Joel F Houston. 2010.Dasar–dasar Manajemen Keuangan Buku 1.

Salemba Empat. Jakarta.

Brigham, Eugene, Joel F Houston. 2011.Dasar–dasar Manajemen Keuangan Buku 2.

Salemba Empat. Jakarta.

Hery, 2012. Cara Mudah Memahami Manajemen Biaya. Gava Media,Yogyakarta.

Kotler, Philip, Kevin Lane Keller. 2009.Manajemen Pemasaran Jilid 1. Erlanga, Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Perkiraan permintaan
Tabel 3. Kegiatan Pra Operasi dan Jadwal Pelaksanaan
Tabel 4. Dana investasi
Tabel 5. Biaya tenaga kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang dibebankan untuk buncis dan baby caysim adalah sebesar Rp3.000. Berdasarkan perhitungan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja. langsung, biaya bahan penolong, dan

Elemen Biaya Produksi yang Dialokasikan ke Produksi Biaya Diukur Sebesar: Bahan Baku, tenaga langsung Bahan baku, tenaga langsung, BOP Variabel Bahan baku, tenaga

Menganalisis menggunakan biaya standar dengan metode dua selisih meliputi selisih harga bahan baku, selisih kuantitas bahan baku, selisih tarif upah tenaga kerja langsung,

Biaya pengadaa bahan baku, upah tenaga kerja dan sewa kendaraan pemeliharaan guard rail, pengadaan bahan baku dan upah tenaga kerja pemeliharaan pagar pengaman depan pasar.

2) pembangunan jalan/irigasi/jaringan yang dilaksanakan secara swakelola berupa biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja,

per liter yang terdiri dari : biaya bahan baku Rp 1.414,95, biaya tenaga kerja langsung Rp 11.632,37, biaya overhead pabrik variabel Rp 7.215,91, dan biaya overhead pabrik tetap Rp

Bahan baku -- Upah langsung -- BOP (Variabel) -- BOP Tetap XXXX Harga pembelian XXXX Total Biaya XXXX.. Oportunity Cost : Peluang untuk mendapatkan laba tertentu yang

a) Mengidentifikasi biaya produksi dan mengelompokkannya berdasarkan jenis-jenisnya seperti biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap dan