Edisi 10/ Tahun I/ Oktober 2015
Bidang Penmad :
Menyongsong
Ujian Nasional
2016
7
Dinamika Daerah
Dzikir Akbar
di Tahun Baru
Hijriyah
19
26
Artikel
Memaknai Hijrah
sebagai Strategi Baru
dalam Kehidupan
media pemersatu umat
ISSN : 2460 - 3813
Salam
Redaksi
Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi, Suripah, Martina Wulandari, M Fachri ; Penyunting / Editor : Saronji, Muhammad Khoirulloh ; Design Grafis
/ Fotografer : Hery Basuki, Djati Prasetyo ; Sekretariat : Yudi Prasetyo, Amin Sri Widodo
Majalah Bulanan
SEJAHTERA
Diterbitkan oleh : Subbag Informasi & Humas Kanwil
Kemenag Provinsi Jawa Tengah
Penerbit: Subbag Informasi & Humas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah
Alamat Redaksi : Jalan Sisingamangaraja 5 Semarang - 50232 Telp : 024-8412547, 8412548, 8412552 Fax. 024-8315418, EMAIL : sejahtera_jateng@kemenag.go.i
Keterangan Cover Depan : Kakanwil Kemenag Prov Jateng, Drs H Ahmadi membuka Kemah Pela-jar Lintas Agama tingkat Jawa Tengah di Umbul Sidomukti, Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2015.
daftar isi
Redaksi SEJAHTERA menerima sumbangan dalam bentuk tulisan, foto ilustrasi dan lainnya yang sesuai dengan misi Majalah SEJAHTERA. Ketikan 1,5 spasi maks 2 hal kuarto, disertai identitas resmi penulis. Redaksi berhak merubah tulisan tanpa mengurangi substansinya. Demi perbaikan penerbitan, redaksi mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Salam Redaksi ... 2
Pembinaan ... 3
Laporan Utama ... 5
Menyongsong
Ujian Nasional 2016
P
emerintah selalu melaksana-kan kajian yang mendalam dalam rangka meningkatkan kualit mutu pendidikan dari penataan ulang kurikulum sampai pada aspek sarana prasarana penun-jang peningkatan kualitas mutu pendidikan. Hal ini untuk mewu-judkan bangsa Indonesia yang memiliki daya saing dengan negara-negara tetangga. Bidang PENMAD ... 7Bidang PONTREN ... 9
Bidang HAji ... 10
PeNais
dan Gerakan Revolusi Mental
K
ementerian Agama (Kemenag) merupakan instansi pemerintah yang paling banyak disorot oleh masyarakat di tengah era reformasi birokrasi yang tengah digalakkan oleh pemerintah. Sebab Kemenag tidak hanya mengatur urusan dun-iawi semata, akan tetapi juga terkait dengan pelayanan ukhrowi. Melalui reformasi birokrasi, Kemenag mulai menunjukkan dirinya sebagai instansi pemerintah yang memiliki kemampuan berubah lebih cepat melihat dari semua aspek yang harus diurusi secara tehnis dan meng-hadapi tantangan zaman. Bidang PENAiS ... 11Bimas Kristen ... 13
Bimas Katolik ... 14
Bimas Hindu ... 15
Bimas Buddha ... 16
Dinamika Daerah ... 19
Artikel ... 26
KUB ... 31
Karya Umat ... 34
Terapan ... 38
Lensa Foto ... 39
Assalamu’alaikum Wr. Wb
A
lhamdulillah senantiasa selalu kita panjatkan puji syukur kehadirat tuhan Yang Maha Kuasa Allah SWT. Yang telah beberapa kenikmatan kepada kita sekalian sehingga kita masih diberi kesempatan untuk menyumbangkan fikiran kita untuk kemaslahatan bersama sehingga kita masih dapat mengamalkan ilmu kita melalui Majalah sejahtera yang kita cintai ini sehingga majalah ini masih bisa terbit dan diman-faatkan untuk kita semua pembaca.Edisi kali ini sengaja dan secara khusus akan men-gungkap berbagai Prestasi yang dicapai oleh per-orangan, lembaga dan sebagainya, prestasi adalah sesuatu yang menjadi kebanggaan seseorang dan patut dihargai terlepas dari segala kekurangannya, karena kekurangan adalah juga bahagian dari Prestasi itu.
Prestasi sering terabaikan bahkan tenggelam dan sirna akibat terdapat kekurangan sisi lainnya, padahal kita seharusnya bisa menempatkan mana Prestasi dan mana kekurangan itu, dengan demikian kita tidak mencampur adukkanPrestasi dan kekurangan itu.
Edisi kali ini sebenarnya tidak bermaksud menga-jak berbangga diri, melainkan justru memberikan kontribusi yang sangat banyak dalam pemikiran di dunia informasi.
Naah…Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT. Dari terbitan media cetak kali ini semoga banyak manfaatnya, namun demikian dari beberapa kali terbitan ini masih banyak kekurangan namun kami berusaha untuk memperbaiki dari segala isi maupun muatan yang ada di dalamnya.
Pada akhirnya kami selaku pengelola dapur Majalah Sejahtera mengucapkan banyak terima kasih kepada khalayak yang telah membantu dalam penerbitan majalah edisi ini, serta kami menyadari semua, bahwa terbitan kali ini masih jauh dari sempurna, sedangkan harapan kami dari dapur redaksi mengharapkan kes-empurnaan maka, kritik dan saran dari para pembaca semua kami harapkan sehingga majalah terbitan berikutnya akan dapat mendekati sempurna, dan untuk selalu dapat memperbaiki terbitan atau edisi berikutnya. Semoga terbitan kali ini dapat berguna untuk kita semua. Aamiin.(bd)
Pembinaan
Signifikansi Data
Dalam Sistem Informasi
Usaha-usaha
Kementerian Agama
Provinsi Jawa Tengah
dalam memperbaiki
data di lingkungan
Kementerian Agama
Se Jawa Tengah telah
melalui verifikasi dan
validasi data serta
finalisasi sebagai
data dukungan pokok
secara kelembagaan.
Dan sebagai sistem
database untuk
Kementerian Agama
Provinsi Jawa Tengah dalam membuat
rancangan program kebijakan
lembaga, yang bisa dijadikan sebagai
salah satu acuan analisa dalam
proses pengambilan keputusan dan
perumusan kebijakan di lingkungan
Kemenag Jateng.
K
eberadaan sistem ini perlu dukungan/shar-ing pasokan data yang berkesinambungan berasal dari Bidang-Bidang dan Pembimas yang bersumber data dukung dari Kemenag se Jawa Tengah atau pihak lain yang memiliki tugas pokok dan fungsi yang bersesuaian dengan data yang dibutuhkan oleh Kementerian Agama.Kasubbag Hummas dan Informasi mempunyai peran penting untuk menyediakan validasi data agama dan keagamaan, karena secara tugas dan fungsi kelembagaan adalah mengkoordinasikan, mengkonsultasikan dan mengumpulkan dengan seluruh unit terkait. Tugas dan peran tentang data sebenarnya dalam system pemerintahan telah mun-cul Peraturan Presiden RI Nomor 85 Tahun 2007
tentang Jaringan Data Spasila Nasional (JDSN). Sedangkan di Kementerian Agama dengan adanya Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 13 Tahun 2012 tentang tatalakasana dan organisasi Kementerian Agama di pusat adanya Pinmas, kemudian di Kemenag Provinsi adanya Subbag Humas dan Informasi, diperkuat oleh surat edaran sekjen terkait optimalisasi tugas dan fungsi Subbagian Informasi dan Hubungan masyarakat. Untuk terkait tugas dan wewenangnya diperkuat melalui edaran sekjen tentang pelaksan-aan penyusunan bahan publikasi tingkat provinsi, antara lain; (1) mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan bahan publikasi di tingkat provinsi. (2). Mengkompilasi data hasil sinkronisasi. (3). Mengkonfirmasi ulang ada/tidaknya perbaikan data ke bidang-bidang. (4). Membawa dan me-laporkan data kompilasi hasil sinkronisasi yang telah disepakati pada kegiatan penyusunan bahan publikasi tingkat pusat.
Menunjang aturan diatas, segala komponen dari seluruh satker di lingkungan Kemenag Jawa Tengah hendaknya secara terus menerus melakukan ko-munikasi, koordinasi untuk memperoleh data agar dapat digunakan secara maksimal sebagai bahan dukungan dari bawah sebagai bentuk tanggung-jawab bersama dalam mencapai keakuratan dan kekinian data yang ada pada database kelembagaan Kementerian Agama.
Humas Info dan Data Akuntabilitas dan keakuratan data dalam kelem-bagaan bisa tercapai, hendaknya harus ada kemam-puan SDM dalam pengelolaan dan pengoperasian Sistem aplikasi yang telah tersedia di mas-ing unit eselon I. Walaupun di Kemenag masmas-ing- masing-masing eselon I memiliki system aplikasi sendiri secara prinsip mampu mencakup data di tingkat Oleh : H. Badrus Salam, S.Ag, MM
Pembinaan
kabupaten/kota secara berjenjang dan berkelan-jutan untuk kepentingan kelembagaan, serta tidak menjadi kendala. Dan secara jelas pada prinsipnya dapat ketersediaan data secara keseluruhann yang kemudian dapat memenuhi prasarat yang dibutuh-kan sebagai salah satu acuan analisa dalam proses pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah inilah yang terpenting dan menjadi model keputusan bersama.
Meminjam istilah ilmu menejemen sumber daya manusia, terdapat Human Resources Information System (HRIS) adalah upaya implementasi teh-nologi informasi untuk mengorganisir tatakelola dan tatalaksana manajemen SDM di kelembagaan guna mendukung proses pengambilan keputu-san atau biasa disebut dengan Decision Support System dengan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan. Utamanya saling keterkaitan data dan SDM dalam perencanaan, dan meny-usun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-langkah yang terstandarisasi. Tujuannya adalah mengintegrasikan informasi yang diper-oleh dari aplikasi-aplikasi yang berbeda ke da-lam satu sistem basis data yang bersifat universal, yakni Kementerian Agama. Supaya data agama dan keagamaan dapat sebagai bahan informasi oleh kelembagaan seharusnya memenuhi kreteria antara lain; timely (tepat waktu), accurate (akurat), concise (ringkas), relevant (relevan) dan complete (lengkap) berdasarkan hasil dari masing-masing aplikasi yang selama ini berjalan.
Komitmen SDM dalam memberikan pengabdian yang baik, akan mampu memberikan pengaruh hasil kinerja kelembagaan dalam system pelayanan pula, sehingga korelasi SDM untuk menunjang
keberhasilan dalam mencapai validasi data ini sangat diperlukan kesadaran yang tinggi bahwa data adalah sumber segala kekuatan kelembagaan. Kementerian Agama secara tehnis masih membu-tuhkan tenaga statistisi sebagai ASN fungsional tertentu di unit Bidang, Pembimas dan Kemenag Kab/Kota se Jawa Tengah, untuk menunjang kelan-caran data, namun melihat realitas kebutuhan ini belum tersedia.
Langkah yang harus kita lakukan untuk memenuhi kemudahan dalam memperoleh data dan melakukan update data di setiap tahunnya, Kemenag Provinsi Jawa Tengah melakukan beberapa hal sebagai beri-kut; (1). Meminta seluruh satker berperan aktif untuk menindaklanjuti data yang diminta dari unit Bidang, Pembimas melalui Kemenag Kab/Kota Se Jawa Tengah sesuai form untuk bahan update data pertahun. (2). Pimpinan satker menggerakkan untuk memperoleh data kepada masing-masing leading sector sesuai basis eselon I di Kemenag. (3). Menkoordinasikan secara efektif dalam memper-oleh data kepada satker bawahannnya atau dengan lembaga lain beserta petugas pengolah data.(4). Memantau dan merubah data pada setiap ada pe-rubahan. (5). Adanya honor untuk pengelola data sebagai pemacu untuk menyediakan data agama dan keagamaan.
Dengan demikian, untuk menyesuaikan regulasi edaran sekjen, artinya Kanwil Kementerian Agama mengkoordinir dalam mewujudkan data, hal itu sebagai bahan rujukan dalam menyusun peren-canaan dalam program dan kegiatan di masing-masing satker. Dan tujuannnya adalah agar tidak terdapat perbedaan data dalam angka di setiap unit dan satker di lingkungan Kemenag khususnya Jawa Tengah. (ali)
Laporan UTAMA
Kemenag Jateng
Dalam beberapa bulan
terakhir, Bidang Pendidikan
Madrasah (Dikmad) Kantor
Wilayah Kementerian
Agama (Kanwil Kemenag)
Jawa Tengah bertabur
prestasi. Para siswa, guru
dan pengawas madrasah
di provinsi ini memborong
berbagai kejuaraan lomba
tingkat nasional. Berbagai
prestasi tersebut sebagian
atas nama personel,
sebagian lagi atas nama
institusi madrasah.
S
ejumlah prestasi yang diraih keluarga besar madrasah dan RA di Jawa Tengah tersebut menjadi kado membahagia-kan bagi provinsi ini di penghujung tahun 2015. Dan, jajaran keluarga besar Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Tengah—tanpa kecuali—patur berbangga hati dan bersyukur atas raihan prestasi tersebut.Pertatama, keluarga besar ma-drasah Jawa Tengah berhasil menya-bet Juara Umum III Tingkat Nasional Lomba Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga (Aksioma), Kompetisi Sains Madrasah (KSM), Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dan Madrasah Expo di Palembang, Agustus lalu. Kegiatan ini digelar Direktorat Pendidikan Islam
Kemenag RI.
Kemudian, baru-baru ini Tim Kanwil Kemenag Jawa Tengah juga meraih prestasi sebagai Juara Umum Tingkat Nasional Kompetisi Guru, Kepala dan Pengawas Madrasah/RA. Perinciannya Kompetisi Kepala MI dan Kepala MA, Jawa Tengah masing-masing meraih Juara I. Disusul Kompetisi Guru RA, Guru MI dan Pengawas Madrasah/ RA, semuanya juga meraih Juara I. Adapun Kompetisi Guru MTs dan Kepala RA masing-masing meraih Juara II dan Juara Harapan II.
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah (Kabid Dikmad) Kanwil Kemenag Jateng Drs H Jamun Effendi MPdI menyatakan, dengan meraih Juara Umum Kompetisi Guru, Kepala dan
Laporan UTAMA
Pengawas Tingkat Nasional tersebut menunjukkan bahwa penyelengaraan pendidikan madrasah di Jawa Tengah sangat bagus dan sukses. Setidaknya, jika dibanding provinsi-provinsi lain-nya se-Indonesia, penyelenggaraan pendidikan madrasah di Jawa Tengah menjadi barometer. Dan, prestasi mem-banggakan ini ke depan harus terus dipertahankan dan ditingkatkan.
“Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tinggi kepada semua pihak yang telah berjasa dalam pengembangan madrasah dan RA di Jawa Tengah,” kata Jamun Effendi.
Tim Senam RA Prestasi madrasah-RA di Jawa Tengah tidak hanya berhenti sampai di situ. Pada Oktober-November lalu, keluarga besar Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA) Jawa Tengah juga mampu meraih Juara Umum II Lomba Kreativitas Guru RA. Yang lebih mengharumkan lagi, Tim Senam IGRA Jateng meraih Juara Umum I. Tim IGRA Jateng diwakili Tim Senam Kota Semarang, karena sebelumnya dalam lomba yang sama Tim Kota Semarang meraih Juara Umum I ting-kat Jateng di Asrama Haji Donohudan dan berhak mewakili Jawa Tengah di Tingkat Nasional.
“Alhamdulillah, Tim Senam IGRA Kota Semarang yang mewakili PW IGRA Jateng mampu mengharumkan nama Jateng dan Semarang dengan meraih Juara Umum I Tingkat Nasional. Kami berharap, prestasi ini menjadi cambuk bagi keluarga besar RA dan madrasah di Jawa Tengah untuk ber-prestasi lagi pada masa mendatang,” kata Ketua PD IGRA Kota Semarang,
Aminuddin SHI MSI, kepada majalah
Sejahtera.
Ia menjelaskan, keberhasilan Tim Senam IGRA Kota Semarang den-gan meraih Juara Umum I tidak lepas dari dukungan semua pihak, baik Kasi Dikmad Kota Semarang H Azhar Wibowo SH MPdI, Kabid Dikmad Drs H Jamun Effendi MPdI, serta jaja-ran guru RA se-Jawa Tengah. “Kami berangkat lomba ke Jakarta dengan menggunakan dana swadaya/iuran dari guru-guru RA,” tandasnya.
Adapun personel Tim Senam IGRA Jawa Tengah adalah Siti Nurhidayah (RA Nurul Falah), Rofiqoh Dhuha (RA Alwathoniyah), Rizkiyah (RA Al-Khoiriyah), Putri Andriani (RA Nawira Aulia), Dewi Hajar Mashitoh (RA Al-Hidayah 3), dan Nur Khasanah (RA Al-Muna).
Kabid Pendidikan Madrasah Jamun Effendi menjelaskan, belum lama ini kontingen madrasah Jawa Tengah juga meraih Juara I Tingkat Nasional Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja (LKIR) di Bali. Peserta loma itu adalah seluruh SLTP se-Indonesia. Jadi bukan hanya lingkup madrasah, tetapi lembaga pendidikan di bawah naungan Diknas.
Peraih Juara I Nasional dari Jawa Tengah diwakili MTs Yambu’ul Quran Kudus adalah Abndullah Faqih, Moh Nasim Mubarok hapal 30 Juz Alquran, dan Alim Adzkamuha (tahfidz 18 Juz).
Selain berjaya di tingkat nasional, keluarga besar madrasah/RA Kanwil Kemenag Jwa Tengah juga meraih prestasi di tingkat lokal. Di antaranya Juara I Tingkat Provinsi Jateng Lomba Cerdas Cermat (LCC) Kesehatan. Saat itu Jateng diwakili MAN 2 Sragen. Kemudian, madrasah Jateng juga maju ke tingkat nasional lomba Olimpiade, masing-masing diwakili MAN 2 Kudus dan MAN Magelang.
Jamun Effendi menambahkan, pada tahun depan prestasi madrasah di berbagai bidang perlu terus diting-katkan. Kualitas guru-guru dan siswa madrasah- RA meningkat, penyeleng-garaan pendidikan madrasah juga terus membaik. Dengan demikian, ke depan madrasah menjadi pilihan pertama para orang tua dalam me-nyekolahkan putra-putrinya. Madrasah adalah lembaga pendidikan yang pal-ing tepat dalam membentuk karakter anak-anak bangsa.
(Mohammad Saronji)
Jamun Effendi
Kabid Dikmad Kanwil Kemenag Jateng
Aminuddin Ketua IGRA Kota Semarang
Pemerintah selalu
melaksanakan kajian yang
mendalam dalam rangka
meningkatkan kualit
mutu pendidikan dari
penataan ulang kurikulum
sampai pada aspek sarana
prasarana penunjang
peningkatan kualitas mutu
pendidikan. Hal ini untuk
mewujudkan bangsa
Indonesia yang memiliki
daya saing dengan
negara-negara tetangga.
P
emerintah melakukan
langkah-langkah untuk
merealisasikan tujuan
tersebut. Salah satu upaya
untuk mewujudkan pendidikan
berkualitas diperlukan sistem
penilaian yang dapat dipercaya
(
credible
), dapat diterima (
accept-able
), dan dapat
dipertanggung-gugatkan (
accountable
).
BSNP bersama Balitbang
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan serta instansi terkait
lainnya berkomitmen untuk
men-ingkatkan kualitas pelaksanaan
Ujian Nasional berdasarkan
ha-sil evaluasi dan masukan dari
lapangan untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional.
UJIAN NASIONAL
merupa-kan amanat Undang Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional,
sebagaimana tertuang pada
Pasal 57 ayat (1) yang berbunyi
Evaluasi dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan
secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggaraan
pendidikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Lebih lanjut disebutkan pada
pasal 58 ayat (2) yaitu; Evaluasi
peserta didik, satuan pendidikan,
dan program pendidikan
dilaku-kan oleh lembaga mandiri secara
berkala, menyeluruh, transparan,
dan sistemik untuk menilai
penca-paian standar nasional pendidikan
Pasal 58 ayat (2).
Dalam sosialisasi Ujian Nasional
tahun 2016 kebijakan yang
men-dasar berkaitan dengan Regulasi
(Permendikbud) ada beberapa hal
yang perlu dicermati, yaitu Masa
berlaku Peraturan Menteri
ten-tang Ujian Nasional dibuat lebih
dari satu tahun, Permendikbud
mencakup hal-hal yang generik
(norma umum), hal-hal yang
spesifik diatur dalam POS UN
Bidang
PENMAD
(Dr. H. Nur Abadi, S. Ag, M. Pd)
Menyongsong
yang disusun dan ditetapkan
BSNP setiap tahun. Pendataan
peserta UNPK diintegrasikan
melalui Dapodik/PDSPK
Adapun Perbedaan yang cukup
mendasar Ujian Nasional tahun
2015 adalah hasil UN tidak
men-jadikan ketentuan kelulusan, selain
itu juga di tahun ini pertama kali
diberlakukannya rintisan Ujian
Nasional Berbasis Komputer yang
dulu disebut Computer Based
Test (CBT), pada tahun yang
sa-ma dilakukannya evaluasi sistem
Ujian Nasional yang selama ini
berjalan.
Dari catatan ini maka beberapa
hal yang akan dilaksanakan UN
kedepan yaitu; Perluasan Ujian
Nasional Berbasis Komputer,
classroom assessment BK, item
banking, Sosialisasi scoring
den-gan Item Response Theory (IRT),
Integrasi Data: Pendataan
pe-serta UNPK dari PKBM melalui
Dapodik/PDSPK.
Aspek kajian pada Ujian Nasional
2015 dengan Ujian Nasional 2016
adalah; pertama Kebijakan dasar
- Peraturan Mendikbud tahun
2015 adalah berlaku satu tahun
dan mengatur kriteria lulusan dan
penyelenggaraan Ujian Nasional
adapun Ujian Nasional 2016
Mengatur kebijakan dasar,
ber-laku multi tahun dan Mengatur
Penilaian Hasil Belajar Oleh
Pemerintah Melalui Ujian Nasional
dan Penilaian Hasil Belajar Oleh
Satuan Pendidikan.
Kedua Kisi-kisi Soal Ujian
Nasional 2015 sesui kurikulum
2006 sedangkan Ujian Nasional
tahun 2016 kisi-kisi Irisan
cak-upan materi antara Kurikulum
2006 dan Kurikulum 2015. Ketiga
pelaksanaan UNBK pada tahun
2015 Verifikasi dan penetapan
satuan pendidikan pelaksana
UNBK dilakukan oleh Panitia
UN Pusat sedangkan untuk
ta-hun 2016 Melibatkan lima PTN
untuk verifikasi calon pelaksana
UNBK di Provinsi di Pulau Jawa.
Penetapan satuan pendidikan
pelaksana UNBK dilakukan oleh
Dinas Pendidikan Provinsi.
Keempat Sekolah rumah (home
schooling) UN tahun 2015
Mengikuti UN melalui jalur
pen-didikan nonformal sedangkan
tahun 2016 Dapat mengikuti UN
melalui; Jalur pendidikan
nonfor-mal dan Jalur pendidikan fornonfor-mal.
Kelima Pendaftaran peserta tahun
2015 melalui diknas sedangkan
tahun 2016 pendataan dengan
dua cara yaitu Satuan pendidikan
di bawah Kemdikbud melalui
PDSPK (Dapodik) dan Satuan
pendidikan di bawah Kementrian
Agama melalui EMIS.
UJIAN NASIONAL
merupakan amanat
Undang Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan
Nasional, sebagaimana
tertuang pada Pasal
57 ayat (1) yang
berbunyi : Evaluasi
dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu
pendidikan secara
nasional sebagai
bentuk akuntabilitas
penyelenggaraan
pendidikan kepada
pihak-pihak yang
berkepentingan.
Keenam peran Perguruan Tinggi
UN tahun 2015 Memindai LJUN
jenjang SMA sederajat sedangkan
di tahun 2016 peran perguruan
tinggi diperluas. Ketujuh
ten-tang pembobotan nilai ada
pen-gaturan pembobotan nilaiakhir
sekolah/madrasah sedangkan
untuk tahun ini tidak diatur.
Kedelapan penyerahan nilai
akhir sekolah madrasah nilai
ujian akhir sekolah/madrasah
dikirim sebelum UN untuk
ta-hun ini Paling lambat seminggu
sebelum pengumuman kelulusan
dari satuan pendidikan.
Jadwal pelaksanaan UN 2016
dimulai UN UN untuk Perbaikan
hasil UN 2015 pada tanggal 22
Februari - 5 Maret 2016, UN SMA/
MA sedrajat dilaksanakan pada
tanggal 4 April sampai dengan 6
April 2016 dan susulan dimulai
pada tanggal 11 - 13 April 2016.
UN SMP/MTs sedrajat tanggal
9 - 12 Mei 2016 sedangkan ujian
susulannya dilaksanakan tanggal
16 - 19 Mei 2016.
Kisi kisi UN 2016 adalah pertama
Kisi-kisi memuat cakupan materi
dan level kognitif untuk setiap mata
pelajaran, jenjang, dan jenis
pen-didikan. Kedua Materi yang diujikan
dalam UN adalah materi yang
dia-jarkan pada kurikulum yang berlaku
berdasarkan Permendikbud No.
22 Tahun 2006 dan Permendikbud
64 Tahun 2013, dan ketiga Kisi-kisi
dikembangkan oleh pakar materi
dari perguruan tinggi dan guru
ber-pengalaman di bawah koordinasi
BSNP dan Puspendik. Ini
selang-kah lebih maju untuk
meningkat-kan kualitas mutu pendidimeningkat-kan di
Indonesia baik untuk masa kini
dan masa yang akan datang.
Akhirnya segenap pemangku
kepentingan yang ada dibawah
naunagn Kementerian Agama
selalu meningkatkan koordinasi
dan mensinergikan
program-program terkait untuk
mensuk-seskan pendidikan madrasah
yang berdaya saing. Terutama
adalah Kepala Madrasah yang
menjadi top leader di satuan
pendidikan yang memiliki
pen-garuh besar terhadap
pelaku-pelaku pendidikan level praktis
oprasional.
Selamat menyongsong UN 2016
semoga madrasah kita sukses
da-lam perencanaan, sukses dada-lam
penyelenggaraan dan sukses dalam
prestasi/hasil hal ini sejalan
de-ngan sistem penilaian yang dapat
dipercaya (
credible
), dapat diterima
(
acceptable
), dan dapat
dipertang-gunggugatkan (
accountable
). *
Short Course Jurnalistik Bagi
Santri Pondok Pesantren
Kementerian Agama
Provinsi Jawa Tengah
mengadakan Short Course
Jurnalistik Santri Pondok
Pesantren Angkatan I
di Pondok Pesantren Al
Hikmah Pedurungan,
jum’at 9 Oktober 2015
dengan tema Citizen
Jurnalism bagi Santri
Pondok Pesantren.
K
epala Bidang PD Pontren Drs. H. Sholikhin, MM berharap, kegiatan semacam ini akan memberikan kontribusi bagi santriwan-santriwati yang mengikuti kegiatan tersebut sejumlah 80 Santri bagi Pondok Pesantren asal mereka, saat memberikan materi dengan tema Kebijakan Kementerian Agama da-lam Pengembangan Jurnalistik Santri Pondok Pesantren.H. Hasan Hamid, S.Ag yang merupa-kan Narasumber dari Suara Merdeka mengatakan bahwa Jurnalisme pada dasarnya adalah serangkaian kaidah/ prinsip etik dan serangkaian metode untuk menggali kebenaran/informasi dan menyampaikannya kepada audi-ens. Citizen Journalism atau yang biasa disebut Jurnalisme warga adalah kegia-tan partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis,serta penyampaian informasi dan berita. Jurnalisme warga merupakan suatu tren baru yang akan terus berkembang di masyarakat.
Pelatihan Jurnalistik Angkatan Ke -2 bertempat di PP Al Asror, Patemon, Gunung Pati diksanakan pada hari sabtu, 10 Oktober 2015. Dalam Pelatihan Jurnalistik bagi santri pondok pesantren Angkatan ke-2 yang juga di ikuti 80 Santri Pondok Pesantren Kab. Semarang dan Kota Semarang salah satunya di sampaikan oleh narasumber dari Kasubbid PINMAS Kemenag RI H. Sidiq Sisdiyanto, S.Ag, M.SI yang
menyampaikan Peradaban kita diban-gun dari MEMBACA. Karenanya kita harus menyediakan bahan bacaan yang memadai dan BERPIHAK pada KEBENARAN. Bukan pada bacaan yang minor, mendeskreditkan sesama umat islam, merasa benar sendiri, berbahasa nyinyir, provokatif, dan berpeluang memecah belah umat.
SAATNYA AJARAN CINTA AGAMA, CINTA KERAGAMAN, CINTA DAMAI DAN CINTA NEGARA kita sampaikan dengan “apik” khas SANTRI yang kaya dengan referensi dari Kyai maupun Kitab Kuning. Beliau juga menyam-paikan bahwa Etik dalam Jurnalisme lazimnya bersandar pada 10 Elemen Jurnalistik;
* Kewajiban utama jurnalisme adalah pada kebenaran.
* Loyalitas utama jurnalisme adalah pada warga negara.
* Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi.
* Jurnalis harus menjaga indepen-densi dari obyek liputannya. * Jurnalis harus membuat dirinya
sebagai pemantau independen dari kekuasaan.
* Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk saling-kritik dan menemukan kompromi.
* Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan.
* Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan propor-sional.
* Jurnalis harus diperbolehkan men-guji kesadaran personalnya, hati nuraninya.
* Masyarakat pun punya hak dan kewajiban ketika berhadapan dengan berita.
H. Saronji, S.Ag yang juga narasumber dari harian Suara Merdeka menyatakan bahwa pengguna internet 78,5% dari total 88,1 juta pengguna internet di Indonesia, tinggal di wilayah Indonesia bagian barat
* DIY dan DKI Jakarta 63-65% * 53 juta pengguna internet terkon
sentrasi di Pulau Jawa dan Bali
* Diestimasika akhir 2015, minimal 50% penduduk Indonesia sudah menggunakan internet. Baik meng-gunakan media on line Blogspot, Media Berbayar (…. dst)
Pada kesempatan itu, Kepala Seksi Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jateng, Muhtasit, S.Ag menyampaikan, tradisi menulis dalam dunia pesantren harus mulai dibangun dari tradisi membaca, diskusi, meneliti, dan menu-lis sekaligus mempublikasikan. Kasi Pondok Pesantren juga mengungkap-kan, sejarah mencatat para intelektual pesantren di Nusantara ini telah men-gawali tradisi menulis dalam lingkup dunia pesantren, sederet ulama pe-santren seperti KH Nawawi Al Bantani, KH Mahfudz At Termasy, Hadratus Syaikh Hayim Asy’ari Jombang, KH Asnawi Kudus, KH Sahal Mahfudh Pati, telah membuktikan, bahwa rahim pesantren telah sukses melahirkan para penulis handal. Karya ulama yang juga penulis itu, mampu membantu masyarakat luas untuk berkomunikasi dengan peradaban Islam yang sangat kompleks dan membuat masyarakat semakin mengenal Islam sekaligus memahami ajaran Islam secara lebih komperhensif.
Masih dengan tema yang sama, Pelatihan Jurnalistik bagi Pondok Pesantren Bidang PD Pontren Kanwil Kemenag Prov. Jateng juga mengadakan Pelatihan Jurnalistik lanjutan Angkatan III yang di laksanakan di Pondok Pesantren Al Islah, Mangkangkulon, kota Semarang, pada hari senin 12 Oktober 2015 juga diikuti 80 santri dari sejumlah pondok pesantren di kota Semarang dan kab. Kendal.
Pelatihan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Jateng, H. Andewi Susetyo, SH, yang sekaligus memberikan motivasi dan materi dengan tema citizen jurnalisme ba-gi santri Pondok Pesantren kepada peserta untuk terus berpartisipasi aktif dalam membangkitkan dunia penulisan santri.
Bidang
PHU
Persiapan Pembimbing Manasik Haji
Melalui Sertifikasi Tahun 2015 M /1436 H
UU no 13 Tahun 2008
pasal mengamanatkan
bahwa Pemerintah
berkewajiban melakukan
Pembinaan, Pelayanan
dan Perlindungan dengan
menyediakan layanan
administrasi, bimbingan
Ibadah Haji, Akomodasi,
Transportasi, Pelayanan
Kesehatan, keamanan, dan
hal hal lain yang diperlukan
oleh Jamaah Haji.
U
ntuk meningkatkan layanan Bimbingan Ibadah haji, Bidang PHU kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Jawa Tengah bekerja sama dengan UIN Walisongo Semarang mengada-kan Kegiatan sertifikasi pembimbing manasik Ibadah haji.Kanwil Kementrian Agama provinsi Jawa Tengah membuat edaran dan pe-ngumuman melalui website Kemenag Jateng, kemudian diperoleh pendaftar sebanyak 135 orang. Setelah penelitian Portofolio yang dilaksanakan oleh Assesor UIN Walisongo semarang, terjaring 100 peserta yang memenuhi persyaratan.
Peserta yang dinyatakan memenuhi syarat dipanggil untuk mengikuti ser-tifikasi pembimbing manasik Haji yang dilaksanakan di Asrama Haji Donohudan. Kegiatan ini dibuka oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementrian Agama RI, Prof. Dr. H. Abdul Djamil.
Dalam kesempatan tersebut Dirjen PHU menyampaikan apa yang disebut dengan istilah 7-3-5 poin penyeleng-garaan ibadah haji tahun 2015. Yaitu 7 poin yang harus dipertahankan, 5 poin yang harus ditingkatkan, dan 3 poin yang harus diperbaiki untuk penyelenggaraan Ibadah Haji tahun depan.
7 poin yang dipertahankan
adalah:
1. Kebijakan Pelunasan biaya Pe-nyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dalam dua tahap.
2. Kebijakan kedatangan Jamaah Haji gelombang pertama melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah .
3. Keberadaan Hotel di Makkah dan Madinah minimal setara dengan Hotel Bintang 3.
4. Upgrade transportasi antar kota perhajian, untuk memastikan bus atau kendaraan yang digunakan dalam kondisi baik dan bagus. 5. Layanan catering yang sudah
baik.
6. Karpet dan penyejuk udara di Mina.
7. Aplikasi Haji Pintar, ini dapat memberikan kemudahan dalam meng-update Informasi.
5 poin yang harus diperbaiki antara lain :
1. Pelayanan visa haji.
2. Transportasi lokal, yaitu trans-portasi dari daerah asal jamaah sampai ke embarkasi.
3. Peningkatan petugas haji.
4. Struktur organisasi perhajian di Arab Saudi, dan
5. Penambahan jumlah makan di Makkah.
Sedangkan 3 Poin yang harus difor-mat lagi atau diganti adalah :
1. Sistim pembinaan manasik haji. 2. Gelang Identitas Jamaah. 3. Pengelolaan Calon Jamaah Haji Sementara Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah dalam sambutannya merasa berbahagia, ka rena para peserta sertifikasi Pembimbing Manasik Haji sangat antusias dengan ikut berperan aktif untuk membenahi Penyelenggaraan Ibadah Haji, terbukti dengan ikhlas mengikuti sertifikasi Pembimbing Manasik Haji, Walau waktu pelak-sanaan cukup panjang.
Harapannya, semoga dengan adan-ya sertifikasi Pembimbing Manasik Haji ini dapat mewujudkan para Pembimbing manasik Haji yang berkualitas, berkarak ter, berintegritas tinggi, mampu mengaktualisasikan potensi diri secara profesional dalam pembimbingan manasik haji. (*)
Bidang
PENAIS ZAWA
Penais dan Gerakan Revolusi Mental
Kementerian Agama
(Kemenag) merupakan
instansi pemerintah yang
paling banyak disorot
oleh masyarakat di tengah
era reformasi birokrasi
yang tengah digalakkan
oleh pemerintah. Sebab
Kemenag tidak hanya
mengatur urusan duniawi
semata, akan tetapi juga
terkait dengan pelayanan
ukhrowi. Melalui reformasi
birokrasi, Kemenag
mulai menunjukkan
dirinya sebagai instansi
pemerintah yang memiliki
kemampuan berubah
lebih cepat melihat dari
semua aspek yang harus
diurusi secara tehnis dan
menghadapi tantangan
zaman.
L
ebih-lebih tugas dan fungsi Bidang Penais dan Zawa adalah mempunyai karkater tantangan yang harus dianti-sipasi dan dijawab dengan kerja keras, karena bentuk program dan kegiatan adalah dengan cara menggerakkan system masyarakat melalui dakwah masyarakat heterogen, seperti kepe-nyuluhan/dakwah, zakat dan wakaf, MTQ, peringatan hari besar yang sekaligus menjadi tantangan dan peluang untuk meraih sukses.Sebagai modal untuk mengger-akkan Kemenag sebagai institusi yang paling dasar adalah mampu memberikan keteladanan dalam masyarakat. Selaras pemerintah dengan gerakan revolusi mental yaitu gerakan untuk menciptakan manusia Indonesia agar menjadi manusia yang baik bermentalitas, bermoral, berkemauan, bersemangat, sebagai bekal membangun integri-tas dan komitmen sesuai program pemerintah. Meneladani perilaku revolusi mental sebenarnya telah dilakukan oleh Presiden Soekarno pada peringatan Hari Kemerdekaan
17 Agustus 1956, dengan kondisi revolusi nasional Indonesia sedang mandek, padahal tujuan revolusi adalah meraih emerdekaan Indonesia yang seutuhnya belum tercapai. Penjajahan selama 350 tahun su-dah dilalui yang terpenting adalah para pemimpin bangsa membangun mental manusia Indonesia dengan cara gerakan revolusi mental itu.
Implementasi system kelem-bagaan bagi Kemenag termasuk pen-guatan, peningkatan kompetensi termasuk melakukan revolusi sys-tem tatakelola para pejabat-pejabat Kemenag dituntut berkreasi dalam mengurai visi dan misi Kemenag. Termasuk mengelola menejemen dakwah dengan kondisi social masyarakat, pengelolaan zakat dan wakaf secara professional, mem-fasilitasi penguatan pemahaman qur’an melalui syiar kegiatan MTQ, STQ, peringatan hari besar adalah sebagai modal Kemenag dalam memajukan pendidikan masyarakat melalui kegiatan .
Kemenag dan Revolusi
Revolusi di jaman kemerdekaan
Bidang
PENAIS ZAWA
adalah sebuah perjuangan fisik, perang melawan penjajah dan se-kutunya, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kini, 70 tahun setelah bangsa kita merdeka, sesungguhnya perjuan-gan itu belum, dan tak akan pernah berakhir. Kita semua masih harus melakukan revolusi, namun dalam arti yang berbeda. Bukan lagi men-gangkat senjata, tapi membangun jiwa bangsa. Akan tetapi membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia atas dasar akhlaq mulia.
Bahkan Soekarno mengatakan bahwa masa depan suatu bangsa amat tergantung dengan kemam-puan mereka menjaga kebersihan dan kekuatan jiwanya. Dengan de-mikian, modal utama membangun suatu negara, adalah membangun jiwa bangsa. Tentu saja diperlukan keahlian, atau menguasai keilmuan, namun tanpa dilandasi jiwa yang merdeka, pembangunan tidak akan mencapai tujuannya.
Melihat istilah revolusi mental justru Kemenag mempunyai tugas yang sangat berat dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dan institusinya. Karena Kemanag meru-pakan lembaga yang mempunyai peran penting dalam mengelola agama untuk aspek pendidikan, bermasyarakat, bernegara dan ber-bangsa. Maka merosotnya wibawa negara, merebaknya intoleransi, dan terakhir melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional agama sebe-narnya mempunyai peran penting dalam membawa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat dan ber-daulat serta agama sebagai sumber dan nilai dalam mengembangkan bangsa Indonesia.
Praktek kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental Kemenag secara tidak langsung dan langsung bagaimana menjadikan manusia yang berintegritas, mau bekerja
keras, menjaga ukhuwah, keruku-nan, gotong royong. Dan Kemenag menjadi pelopor gerakan revolusi mental kepada masyarakat agar menjadi gerakan sosial, karena pelaku revolusi mental adalah se-luruh rakyat Indonesia yang tetap menjadi tanggung jawab lembaga Negara. Sebagai pelopor gerakan revolusi mental, Kemenag harus melakukan tiga hal utama yaitu; bersinergi, membangun manajemen isu, dan terakhir penguatan kapasitas aparat negara. Setelah pembenahan ke dalam, dilakukan juga pembe-nahan ke luar lewat edukasi dan keterlibatan masyarakat. Gerakan revolusi mental terbukti berdampak positif di internal aparat Kemenag dan masyarakat dalam waktu yang tidak terlalu lama, ada banyak prestasi yang diraih berkat semangat integri-tas yang bertumpu agama menjadi sumber dan bekal dalam kehidupan sosial.
Korelasi Nawa Cita Pemerintah dan Kemenag bisa disinkronisasi terutama dalam aspek pembangu-nan bidang agama yang berfungsi untuk mendukung gerakan nasional untuk mengubah cara pandang, pola pikir, sikap-sikap, nilai-nilai dan perilaku bangsa Indonesia untuk mewujudkan Indonesia yang be-daulat, mandiri dan berkepribadian. Revolusi Mental dengan kata lain dapat dikatakan sebagai Gerakan Hidup Baru bangsa Indonesia.
Revolusi Mental bertumpu pada tiga nilai-nilai dasar, yaitu integritas, kerja keras dan gotong-royong. Nilai integ-ritas antara lain jujur, dapat dipercaya, berkarakter, bertanggungjawab, dan konsisten. Nilai etos kerja antara lain daya saing, optimis, inovatif, dan produktif. Nilai gotong royong antara lain kerjasama, solidaritas, tolong menolong, peka, komunal, dan berorientasi pada kemaslaha-tan. Apabila dikaitkan dengan visi dan misi Kemenag tumpuan mental sebagai dorongan untuk menjadi pembangunan bangsa. Sebagaimana tujuan revolusi mental yaitu : (1). mengubah cara pandang, pola pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang
berorientasi pada kemajuan dan kemodernansehingga Indonesia menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. (2).membangkitkan kesadaran danmembangun sikap optimistis dalam menantap masa depan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan besar untuk pestasi tinggi produktif dan ber-potensi menjadi bangsa maju dan modern dengan fondasi tiga pilar Trisakti. (3). mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian yang kuat melalui pembentukan manusia Indonesia yang unggul.
Revolusi mental di Kementerian Agama utamanya dalam bidang Penais Zawa mempunyai peran penting dalam memberikan kon-tribusi dalam pengembangan dela-pan prinsip pemerintah dimana; (1) Berfokus pada gerakan sosial untuk mendorong kemajuan Indonesia, yakni Kemenag dalam hal ini mem-berikan dorongan dan mengawal dalam menanamkan nilai-nilai agama dapat sebagai bekal. (2). Ada tekad politik untuk menjamin kesungguhan pemerintah, Kemenag bisa meminta dalam segala regulasi tetap sinergis saling mendukung misalnya zakat ddan pengembangan Unit Pengelola Zakat (UPZ).(3).harus bersifat lin-tas sektoral. (4). Kolaborasi antara pemerintah,masyarakat sipil, sektor privat dan akademisi. (5). diawali oleh progam pemicu untuk men-gubah perilaku masyarakat secara kongkret dan cepat. (6). Desain pro-gram harus user -friendly, popular, menjadi bagian dari gaya hidup dan sistematik-holistik. (7). Nilai-nilai yang dikembangkan bertujuan men-gatur kehidupan sosial (moralitas publik). (8). Dampaknya dapat diukur.
Demikian dalam pola pengemban-gan sebagai bekal revolusi mental yang berlandaskan agama bersama masyarakat, dalam hal ini Kemenag sebagai lemabaga Negara mempu-nyai tanggungjawab secara kolektif bersama masyarakat.
Alangkah Indahnya Hidup dalam
Persaudaraan yang Rukun
Pada
bulan Oktober ini
umat Kristiani mengadakan
sebuah perhelatan berskala
nasional. Bertempat di kota
Ambon dilaksanakan Pesta
Paduan Suara Gerejawi
(PESPARAWI) Nasional XI.
Acara tersebut berlangsung
dari tanggal 2 s/d 12
Oktober 2015.
R
angkaian kegiatannya dimulai dengan menggelar Seminar dan Workshop Pesparawi Nasional XI. Seminar dan Workshop dilaksanakan di Gedung Islamic Center di Kota Ambon, Maluku dan diikuti 250 peserta yang terdiri dari perwakilan setiap kontingen Pesparawi propinsi. Seminar dan Workshop ini mengusung tema yang sama dengan tema besar pelaksanaan PESPARAWI : “Sungguh Alangkah Baik Dan Indahnya Hidup Dalam Persaudaraan Yang Rukun (Mazmur 133:1-3)” dengan Subtema: “Melalui Puji-Pujian Kita Mempererat Kasih Persaudaraan da-lam rangka Mewujudkan Indonesia yang Adil, Sejahtera, Demokratis serta menghargai Kemajemukan.”Sedangkan pada hari Minggu, 4 Oktober 2015 Panitia Penyelenggara Pesparawi Nasional XI dan Lembaga Pengembangan Pesparawi Nasional (LPPN) mengadakan technical meet-ing sebagai persiapan pelaksaaan perlombaan yang dipertandingkan. Kegiatan ini berlangsung di ruang pertemuan Lantai 7 Kantor Gubernur Maluku. Acara ini dihadiri oleh seluruh perwakilan kontingen dan para juri yang akan bertugas pada perlombaan Pesparawi XI. Acara ini juga dihadiri Sekum LPPN, Drs. Andar Gultom, M.Pd yang secara langsung meninjau pelaksanaan technical meeting.
Kemudian yang menjadi inti dari keg-iatan ini adalah lomba paduan suara
itu sendiri, dimana lomba paduan su-ara digelar selama 4 hari dimulai pada Senin-Kamis, 5-8 Oktober 2015 dengan dua belas tangkai lomba yaitu Paduan Suara Wanita, Lomba Paduan Suara Anak, Vocal Group, Solo Anak Usia 7 - 9 Tahun Putra/Putri, Paduan Suara Pria, Paduan Suara Remaja/Pemuda, Musik Pop Gerejawi, Solo Anak 10-13 Tahun Putra/ Putri, Paduan Suara Dewasa Campuran, Solo Remaja Putra, Solo Remaja Putri dan Musik Etnik/Daerah.
Sementara itu di tengah kepadatan jadwal Presiden RI, Joko Widodo, beliau menyempatkan hadir secara khusus di Kota Ambon. Jokowi membuka secara resmi Pesparawi Nasional XI di Stadion Mandala Remaja, Karang Panjang, Ambon pada hari Selasa, 6 Oktober 2015. Presiden Jokowi Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Widodo, Menkopolhukan Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Agama Lukman Hakim serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Hadir juga dalam acara Pembukaan Gubernur Maluku, Said Assagaff, Wakil Gubernur sekaligus Ketua Umum Pesparawi XI Maluku Zeth Sahubura dan para pejabat Pemerintah Provinsi Maluku.
Dalam sambutannya Presiden merasa gembira mendengar persaudaraan yang terjadi di Ambon, “Saya sangat gembira ketika mendengar banyak peserta Pesparawi tinggal di
rumah-rumah warga yang berbeda agama di Ambon. Ini sesuai dengan tema Pesparawi tahun 2015 ini: Indahnya hidup bersaudara dalam kerukunan.” Beliau juga mengharapkan keharmo-nian selalu terjadi di Indonesia, “Kita lahir dari rahim yang sama. Kita lahir dengan wajah yang berbeda, seperti paduan suara yang hadir dengan jenis sopran, alto, bass dan tenor. Namun, apabila itu dibawakan, bergerak ber-sama maka akan menciptakan har-moni yang indah. Jadilah seperti itu di Indonesia.”Selesai memberikan sambutannya, Presiden membunyi-kan sirine sebagai tanda Pembukaan Pesparawi Nasional XI.
Maluku selaku tuan rumah, kali ini bagaikan bintang yang bersinar terang pada Pesparawi Nasional XI di Ambon. Ada dua kesuksesan yang didulang oleh Maluku, yang pertama adalah sukses menggelar acara ak-bar tiga tahunan umat Kristiani ini di Ambon, dan sukses yang kedua adalah berhasil menjadi juara umum di Pesparawi Nasional XI. Sehingga berhak mendapatkan Piala Bergilir Presiden RI. Maluku berhasil meraih gelar juara umum setelah menjadi champion atau memperoleh nilai tertinggi di tiga kategori lomba, yaitu Solo Anak Usia 7-9 tahun, Musik Pop Gerejawi dan Paduan Suara Pria.
Alam
adalah
Mitra
Peziarahan
Kepada Allah
Pada waktu waktu tertentu
manusia ingin dekat
dengan alam, hal ini
tampak pada akhir pecan
tempat tempat wisata
bernuansa alam dipadati
orang-orang yang hendak
piknik untuk melepas
kepenatan dan mencari
penghiburan.
M
ereka berpikir kalau sejenak menepi di tempat tersebut, beban pikirannya bisa di-ringankan. Dengan demikian, ia bisa beraktivitas kembali dengan segar.Kalau dicermati orang-orang terse-but berpindah sesaat dari alam yang sudah rusak beralih ketempat yang relative lebih baik dengan alam yang masih terjaga . Dengan demikian, orang-orang tersebut menyadari bahwa untuk hidup baik manusia membutuhkan tempat/alam yang baik pula. Namun yang terjadi adalah demi meraih keuntungan ekonomi, manusia dengan mudah merusak alam. Demi mengejar gengsi, manu-sia memakai perangkat/alat yang tak ramah lingkungan . Akibatnya adalah alam makin rusak. Sayang , manusia manusia tidak konsekuen dengan tindakannya . Semestinya mereka berbuat, berani tanggung jawab.
Namun yang terjadi, adalah, manusia berusaha menghindari tempat/alam
yang telah dirusak, kemudian berusaha mencari tempat yang lebih aman. Ia tinggal di kawasan yang lebih asri dengan jaminan keamanan alam yang lebih baik, terpelihara untuk tidak me-nyebut asli. Jadi manusia mengalami paradok dalam hidupnya . Manusia merusak alam, namun mereka enggan hidup di alam yang rusak itu, dan selanjudnya mereka memilih hidup di alam yang baik. Hal ini terlihat ketika membuang sampah sembarangan, namun, ia tak mau tingggal di tempat pembuangan sampah. Contoh lain mereka membangun tempat usaha/ pabrik yang mencemari lingkungan, tak mempunyai komitmen mengu-rangi polusi yang membahayakan lingkungan/kehidupan, maka orang tersebut berusaha untuk tinggal jauh dari pabrik. Selanjudnya yang tinggal disekitar pabrik biar orang lain saja, yang menjadi korban bukan pemilik tetapi biar orang lain saja.
Kalau ditengok dari kebutuhan primer seperti makan, minum jelas manusia tak dapat berpisah dengan alam. Sebab yang dimakan dan mi-num tak dapat dipisahkan dari alam. Selain itu dengan menghirup udara segar, menikmati cahaya matahari yang menghangatkan bumi sekaligus menikmati fotosintesa yang dilakukan tumbuhan bersama matahari manusia bisa melangsungkan hidupnya.
Hebatnya lagi alam tak hanya menjamin kebutuhan hidup manusia. Namun, dari alam manusia bisa belajar kebi-jaksanaan. “ Allah yang menerbitkan
matahari bagi orang yang jahat maupun orang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar” Dari alam pula manusia belajar mengenai proses, hal itu terlihat pada proses metaformosa kupu-kupu mulai dari telur, ulat kepompong dan kupu-kupu. Demikian pula pada tetesan air yang bisa mengikis batu. Demikian pula manusia belajar untuk setia dalam pergumulan hidup meskipun berat. Kesuksesan adalah kesetiannya. Alam adfalah sarana dan mitra peziarahan manusia kepada Allah. Sungguh sulit manusia bisa mencapai Allah kalau hanya mengandalkan dirinya belaka. Maka bersama alam manusia meng-gapai cinta kasih-Nya yang lebih dulu diterimanya.
Jika demikian, sebenarnya tidak perlu lagi pemisahan tempat yang satu adalah perusakan alam dan ling-kungan demi keuntungan ekonomi, sedangkan tempat yang lain adalah tempat yang aman, lestari alam ling-kungannya untuk penghiburan.
Semestinya, jika manusia dan alam adalah sesama ciptaan Allah, dan antara keduanyya saling bergantung, maka yang ideal adalah manusia hidup selaras dengan alam. Manusia tidak lebih dari makhluk lain, kalau dipandang dari segi ciptaan. Namun karena anugerah khusus berupa akal budi dan iman, maka manusia dipanggil sebagai mitra Allah dalam hidup ini. Maka dalam berekonomi pun harus manusia sudah saatnya memperhatikan hal tersebut.
Bimas
Hindu
Program Pembinaan Umat Bimas Hindu
Bimas Hindu Provinsi
Jawa Tengah dalam
melaksanakan tugas
fungsi pokok adalah
melakukan bimbingan dan
pembinaan. Dalam Tahun
2015 ini Bimas Hindu
melaksanakan Pembinaan
Umat Hindu yang langsung
dilaksanakan di daerah
Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa Tengah.
P
rogram ini dilaksanakan seba-gai bentuk pelayanan Bimas Hindu terhadap umat, meng-ingat program pembinaan yang menyentuh umat belum bisa dilakukan secara maksimal selama ini, kegiatan pembinaan dalam bentuk pelayanan ketika umat mengudang Pembimas dalam acara keagamaan Hindu.Tahun 2015 ini Bimas Hindu mem-buat terobosan jemput bola. Karena program bimbingan yang telah dilak-sankan selama ini hanya menyentuh lapisan atas “Pimpinan Lembaga”. Untuk itu sebagai usaha agar umat dapat menyatu dengan penyelengara pemerintah “Bimas Hindu” perpan-jangan tangan dari Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu RI, maka kegiatan yang paling efektif adalah terjun langsung ketengah-tengah umat agar keluhan dan permasyalahan umat dapat diinput dan menjadi bahan perencanaan program Bimas Hindu kedepan.
Dalamrangkamengantisipasi, me- nanggulangidanmemecahkanper-masalahanpembinaan umat diharap-kanmampumeningkatkan kualitas pengetahuan, wawasandanpema-hamanumat Hindu, lembaga agama dan KelembagaanAgama Hindu da-lammensikapiberbagaipermasalahan yang ada saatini.
Lembaga-lembaga Hindu yang ada di Jawa Tengah perlumendapatkan-
bimbinganmaupunarahandaripe-merintahdalamhaliniBimas Hindu secararutin.Hal inibertujuan agar segalabentukkebijakanbarutentang- keagamaandapatsegeraterinformasi-kankepadaumat.Selainitulembaga yang adaperlupenataandanarahan yang tepatsehinggakinerjanyadirasa-kanolehumatitusendiri. Hal ini karena perkembangan jaman yang mempen-garuhi perkembangan agama.
Faktor yang menandai perkemban-gan agama pada Umat adalah: 1. Pertumbuhan pikiran dan mental Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai tumbuh. Selain itu, mereka juga tertarik masalah kebudayaan, sosial, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya. 2. Perkembangan perasaan Berbagai perasaan telah perkembang pada usia remaja. Perasaan sosial, ethis, dan estetis mendorong remaja untuk meng-hayati kehidupan yang terbiasa da-lam lingkungan kehidupan agamis akan cenderung mendorongnya un-tuk lebih dekat dalam kehidupan beragama. 3. Pertimbangan sosial Dalam kehidupan keagamaan mereka, timbul konflik antara pertimbangan moral dan material. Remaja san-gat bingung menentukan hal ini. 4. Perkembangan moral Perkembangan moral pada remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk men-cari proteksi. Agama dan keyakinan
yang sungguh-sungguh kepada Tuhan adalah kebutuhan jiwa yang pokok, yang dapat memberikan bantuan bagi Umat untuk melepaskan dari gejolak jiwa. Jika keadaan sosial, ekonomi dan politik goncang, maka agama semakin sangat diperlukan karena jiwa yang kosong dari keyakinan agama akan sukar dapat menghadapi kegoncangan-kegoncangan tersebut.
Mental yang hanya terbina dari nilai-nilai sosial dan moral yang mungkin berubah dan goncang itu akan mem-bawa kepada goncangan jiwa apabila perubahan kemudian terjadi.Melihat perkembagan yang terjadi Bimas Hindu bertindak sesuai dengan perkembagan jaman, jika tidak ditindaklanjuti maka umat akan tidak terkontrol bisa saja saling menyalahkan antar umat satu dengan yang lainya.
Tujuan dari pembinaan umat adalah mengerti secara langsung keadaan umat, baik setatus sosial, ekonomi dan budaya dimasyarakat. Ini menjadi sangat penting bila melihat perkem-bangan jaman sekarang ini pengua-tan mental sangat dibutuhkan agar umat tidak larut dengan keadaan. Bimbingan Masyarakat Hindu mem-berikan pembinaan umat agar tetap terjalin sinkronisasi kominikasi dan koordinasi dengan umat.
Tri Wahono
(HINDU PUNYA GAWE)
Puasa dalam Agama Buddha
Seperti halnya dalam ajaran
agama lain, dalam agama
Buddha pun ada ajaran
yang mengajarkan umat
Buddha untuk berlatih
puasa (
Atthasila
). Atthasila
merupakan gabungan dari
kata
attha
dan
sila
.
Attha
berarti delapan
Sila
dalam
Buddhisme diterjemahkan
sebagai moral, kebajikan,
atau perbuatan baik,
sedangkan dalam arti
umum biasa disebut.
S
ila memiliki dua bentuk, yaituvaritta sila (negatif) dan caritta sila (positif). Sehingga atthasila dapat diartikan delapan moral atau perbuatan baik yang terdapat dalam agama Buddha berupa larangan berbuat jahat dan anjuran berbuat baik. Delapan sila (atthasila) merupakan delapan moral yang dilaksanakan bagi para bhikkhu. Maka dari itu jika dilaksanakan oleh perumah tangga (gharavasa) dapat memberi manfaat yang luar biasa. Atthasila yang dijalankan dengan dengan baik membawa pelaku-nya dalam kehidupan penuh kebahagiaan dan membawa tujuan hidup yang luhur.
Dalam agama Budha juga dikenal sebuah isti-lah yang dapat diartikan sebagai “puasa”. Yaitu Uposatha biasanya dilak-sanakan dua kali dalam satu bulan, yaitu pada saat bulan terang dan gelap.
Hari Uposatha ( Up-avasatha) merupakan hari di-mana umat Buddha melakukan perenungan dan pengamatan diri akan perbuatan yang dilakukan, Dalam perkembangan selanjutnya, pelaksa-naan Uposatha dilakukan pada tang-gal 1, 8, 15 dan 23 menurut perhitun-gan hari berdasarkan peredaran bulan (candrasangkala/imlek).
Istilah Uposatha dapat diartikan sebagai
berdiam dalam keluhuran (di vihāra), da
-lam arti kata pada saat hari uposatha tiba para umat Buddha diharapkan melaku-kan beberapa kebajimelaku-kan, seperti: men-gunjungi orangtua, menghormati para petapa dan brahmana, mengikuti puja bakti, bermeditasi, mendengarkan dan mendiskusikan Dhamma, dan
melaksan-akan delapan sīla (uposatha-Atthasīla/
uposathasīla).
y a i t u : 1 .
P ā n ā t i p ā t ā veramanī sikkhāpadang samādiyāmi,
saya bertekad untuk melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.
2.Adinnādānā veramanī sikkhā pa-dang samādiyāmi, saya bertekad
untuk melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan.
3.Abrahmacariyā veramanī sikkhā
padang samādiyāmi, saya bertekad untuk melatih diri menghindari perbuatan tidak suci.
4. Musāvādā veramanī sikkhāpadang
samādiyāmi, saya bertekad untuk melatih diri menghindari ucapan bohong.
5.Surāmerayamajjapamādathānā
veramanī sikkhāpadang samā di yā
mi, saya bertekad untuk melatih diri menghindari minuman keras, ba-rang yang memabukkan, yang me-nyebabkan lemahnya kesadaran. 6.Vikālabhojanā veramanī sikkhā
pa dang samādiyāmi, saya bertekad untuk melatih diri menghindari ma-kan mama-kanan setelah tengah hari. 7.Naccagītavāditavisūkadassanā
mālāgandhavilepanadhārana m a n d a n a v i b h ū s a n a t t h ā n ā veramanī sikkhāpadang samādi yāmi, saya bertekad untuk melatih diri menghindari menari, menyanyi, bermain musik, dan pergi melihat pertunjukan; memakai kalungan bunga, wangi-wangian, dan kosme-tik dengan tujuan menghias diri. 8. Uccāsayanamahāsayanā verama
nī sikkhāpadang samādiyāmi,
saya bertekad untuk melatih diri menghindari tempat tidur dan tem-pat duduk yang tinggi dan mewah.
(iswoko)
Pengambilan 8 sila
Antara Kakak dengan Adik Terdapat
Kasih Sayang dan Saling Menghargai
Dalam Lima Hubungan
Kemasyarakatan (Wu
Lun), salah satunya
adalah hubungan antara
kakak dan adik.
J
ika keluarga adalah sebuah or-ganisasi, maka garis penghubung di antara seorang kakak dengan adiknya atau sebaliknya adalah garis koordinasi, bukan garis komando, karena kedudukan anak dalam ke-luarga adalah sama, kakak dan adik mempunyai hak dan kewajiban yang sama.Secara etika moral, seorang kakak bertanggung jawab terhadap adiknya, dan seorang adik wajib menghargai kakaknya, karena ketika orang tua tidak ada bersama anak-anak, maka tanggung jawab diambil alih oleh
sang kakak. Ada rasa kasih sayang tercipta sejak masa kanak-kanak, tumbuh seiring pertumbuhan fisik dan bertambahnya usia hingga de-wasa. Pendidikan keluarga yang baik akan menghantarkan anak-anak tumbuh dalam ikatan tali persaudaraan yang kuat.
Pada masa kanak-kanak, hubungan yang baik antara kakak dan adik tidak terlalu sulit untuk terjalin, di mana anak-anak adalah mahluk yang paling mudah bersosialisasi dengan kepolosan dan ketulusan hatinya. Yang kerap menjadi masalah adalah ketika anak-anak tumbuh menjadi manusia dewasa, yang memiliki begitu banyak persoalan dan ke-pentingan-kepentingan, di mana unsur pendidikan dan pengala-man telah menempa mereka men-jadi pribadi-pribadi yang berbeda, apalagi ketika mereka telah berbagi
kehidupan dengan orang lain dan membentuk keluarga sendiri.
Permasalahan yang Sering Timbul dalam Hubungan antara Kakak dan Adik
a. Masalah Warisan
Tidak jarang kita temui di masa sekarang ini, hubungan antara kakak dengan adik menjadi reng-gang bahkan sampai putus kar-ena masalah-masalah yang tidak pernah terbayangkan pada masa kanak-kanak mereka. Terkadang harta warisan yang seharusnya menjadi suatu kelebihan di mana orang tua yang telah bekerja keras, pada masa tuanya mampu mewar-iskan harta benda bagi kesejahter-aan anak-anaknya, justru menjadi penyebab ketidakharmonisan di antara kakak dan adik. Yang lebih menyedihkan lagi, kakak dan adik ribut memperebutkan Oleh : Js. Sun Vera Verdiantika
harta warisan pada saat orang tua masih hidup. Orang tua yang sudah menderita sakit karena usia, harus menanggung pen-deritaan melihat anak-anaknya memperebutkan harta warisan-nya. Bahkan orang tua yang telah tiada akan menderita di alam Xian Tian karena sikap anak-anak yang tidak mempertahankan ke-harmonisan hubungan di antara kakak dengan adik yang terjalin indah di masa kanak-kanak.
b. Masalah Kesejahteraan Kakak dan adik yang tidak memi-liki ikatan perasaan yang kuat ser-ingkali juga saling mengabaikan pada masa dewasa. Seorang yang mendapatkan kesuksesan hidup tidak peduli dengan kekurangan yang diderita oleh saudaranya, bah-kan beberapa seolah tidak merasa memiliki saudara yang hidupnya tidak sukses. Hal ini juga sangat menyedihkan hati orang tua.
c . Pe r s a i n ga n d a l a m Pekerjaan
Dalam beberapa kasus juga ter-jadi persaingan dalam pekerjaan atau usaha yang menyebabkan ketidakharmonisan hubungan antara kakak dengan adik. Dalam bekerja, pasti timbul persaingan, hal ini merupakan suatu kewajaran. Jika kakak dan adik bekerja dalam bidang yang sama, kemungkinan persaingan usaha juga akan tim-bul. Menyikapi persaingan dalam bekerja berdasarkan ajaran Agama Khonghucu adalah dengan men-erapkan etika dan moral yang dia-jarkan oleh Nabi Kongzi, sehingga persaingan tidak menimbulkan permasalahan.
Di luar sana masih banyak sekali permasalahan yang timbul men-gakibatkan ketidakharmonisan hubungan antara kakak dengan adik. Namun dengan bekal pen-didikan etika dan moral yang baik dari keluarga dan sekolah, akan membentuk pribadi-pribadi dengan perilaku yang baik, yang memahami kedudukan masing-masing dalam Lima Hubungan Kemasyarakatan, dan dapat menjalani kehidupan dengan penuh tanggung jawab
dan rasa syukur bahwa Tian te-lah menganugerahkan saudara bagi kita dalam menjalani hidup di dunia.
Memahami Tujuan Hidup di Dunia Dalam Ba Cheng Zhen Gui (Delapan Pengakuan Iman) bagian keempat tertulis Cheng Zhi Gui Shen, yang diterjemahkan menjadi “dengan sepenuh iman percaya adanya nyawa dan roh”. Perwujudan hidup manusia di dunia merupakan perpaduan antara nyawa dan roh. Nyawa lekat dengan tubuh fisik manusia (jasmani) yang merupakan alat untuk menjalani kehidupan duniawi. Roh adalah spirit (rohani) yang diturunkan ke dunia dengan misi penciptaan yang merupa-kan rahasia langit / rahasia Tian. Tujuan hidup manusia di dunia adalah menyempurnakan rohan-inya untuk menjalani kehidupan yang sesungguhnya di alam Xian Tian atau alam haribaan Tian.
Banyak orang tidak menyadari hal ini sehingga dalam menjalani kehidupan terlalu melekat kepada materi berupa harta kekayaan, kedudukan, dan keelokan saja se-hingga tidak melaksanakan pem-binaan diri untuk menyempurna-kan rohaninya. Penyempurnaan rohani merupakan rapor dalam kehidupan di dunia, mengandung tiga unsur penting, yakni perilaku, amal, dan ibadah.
Dengan memahami tujuan hidup sedini mungkin dapat menghindar-kan terjadinya ketidakharmonisan dalam hubungan dengan keluarga maupun dengan orang-orang di sekitar kita. Semua permasala-han bersumber dari pemenupermasala-han kepuasan jasmani berupa materi, dengan meminimalkan kelekatan pada materi akan mendekatkan kita pada tujuan hidup yang sesung-guhnya, yaitu menyempurnakan rohani.
Wujud Bakti pada Orang Tua Orang tua menyayangi anak-anaknya melebihi rasa sayang kepada diri sendiri, ungkapan ini sama sekali tidak berlebihan. Orang tua akan merasa lebih sakit
ketika anaknya dilukai daripada rasa sakit yang diderita oleh anak itu sendiri. Ketika timbul kondisi tidak harmonis di antara hubungan saudara, maka yang paling men-derita adalah orang tua. Dilema yang berat akan menimpa orang tua ketika anak-anaknya berseteru, rasa kasih sayang dan tanggung jawab terhadap pembinaan moral anak akan menjadi beban yang sulit di atasi oleh orang tua di masa tuanya, di mana tubuh mulai me-lemah dan tidak berdaya untuk menyelesaikan permasalahan.
Pendidikan moral dan etika yang menanamkan rasa bakti kepada orang tua merupakan keharusan mutlak yang tidak dapat ditawar. Orang yang berbakti kepada orang tuanya tidak akan mudah terje-rumus ke dalam perbuatan yang tidak baik, dia akan selalu men-jaga apa yang terbaik bagi orang tuanya dan menghindari hal-hal yang menyedihkan hati orang tua, dan selalu berusaha membahagia-kan orang tuanya dengan hidup rukun di antara saudara.
Kesimpulan Nabi Kongzi bersabda, “Maka orang tentu sudah menghinakan diri sendiri, barulah orang lain menghinakannya. Sebuah keluarga niscaya sudah dirusak terlebih dahulu, barulah orang lain meru-sakkannya. Suatu negara niscaya sudah diserang sendiri, barulah orang lain menyerangnya.” (Meng Zi IVA:8/4).
Ketidakharmonisan di antara kakak dan adik merupakan kondisi yang sangat tidak menguntungkan, karena di situlah terletak celah bagi orang lain yang ingin merusakkan hidup kita. Ikatan tali persaudaraan yang kuat merupakan modal untuk mem-bentengi keluarga dari intervensi orang-orang yang mempunyai itikad buruk. Maka membangun kehar-monisan hubungan di antara kakak dan adik merupakan kewajiban di dalam pembinaan diri, memberes-kan rumah tangga, hingga dapat berperan dalam pembangunan negara dan menciptakan damai di dunia. (*)
Dzikir Akbar di Tahun Baru Hijriyah
Penyerahan Bantuan Uang total senilai 20.000.000 kepada Siswa MA berprestasi yang secara simbolis diberikan kepada Kankankemenag Ibu Wakil Bupati Dra. Hj. Umi Azizah dalam salah satu rangkaian acara Dzikir Akbar memperingati malam Tahun Baru Islam 1 Muharram 1437 H
TEGAL
K
egiatan dzikir Akbar yang bertempat di Halaman Pemda Kab. Tegal menghadirkan Rais Am Jamiyah Thoriqoh Al Mutabaroh Annahdiyah Maulana Habib Lutfi bin Yahya dari Pekalongan dan Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin Kabupaten Rembang, KH Mustofa Bisri (Gus Mus). Acara Dzikir Akbar juga disemarakan dengan penampilan Grup Hadroh Al Muqorrobin dari Kabupaten Kendal.Guna mempermudah Puluhan Ribu kaum muslimin dan muslimat menghadiri “Dzikir Akbar” Peringatan tahun baru Islam 1 Muharam 1437 Hijriyah yang tidak kebagian tempat tepat didepan panggung utama dila-pangan Pemkab, panitia juga menyediakan 3 buah layar besar yang dipasang di sebelah barat, timur panggung utama dan didepan pintu masuk Pemkab Tegal.
Dalam kesempatan tersebut hadir Bupati Tegal, Enthus Susmono, Wakil Bupati, Dra Umi Azizah, Ketua DPRD
Kabupaten Tegal, A Firdaus Asyaerozi SE, anggota Forkompimda, Para Ulama dan Habaib, para pejabat dilingkungan Pemkab Tegal dan puluhan ribu muslimin muslimat se Kabupaten Tegal dan sekitarnya.
Bupati Tegal, H Enthus Susmono dalam kesempatan itu mengajak masyarakat Kabupaten Tegal untuk terus menanamkan nilai-nilai dan makna Tahun Baru Islam Hijriyah. “Saya juga mengajak segenap Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Tegal untuk hijrah,” ungkapnya. Bupati juga mengajak masyarakat untuk ikut mengontrol jalannya Pembangunan di Kabupaten Tegal. “Kalau ada pembangunan yang kurang beres, tolong laporkan ke Bupati langsung,” tandasnya.
Usai sambutan Bupati Tegal acara Dzikir Akbar diisi den-gan tausiyah dan ceramah agama secara berden-gantian oleh KH Mustofa Bisri dan Maulana Habib Lutfi Bin Yahya.
Maman
PEkALonGAn
Kemah Rohis Dinilai Sukses
K
ementerian Agama Kabupaten Pekalongan siap menyukseskan acara Perkemahan Rohani Islam (Rohis) yang akan diselenggarakan pada tang-gal 12 hingga 14 Oktober 2015 di Kompi C Yonif 407 Wonopringgo untuk menciptakan generasi emas penerus bangsa.Kesiapan tersebut salah satunya ditunjukkan dengan menyiapkan berbagai sarana dan prasarana hingga ber-bagai kegiatan untuk menunjang acara. Salah seorang panitia Ahmad Zaki mengatakan, berbagai kesiapan yang telah dilakukan panitia untuk menyukseskan ac-ara Perkemahan Rohis di antac-aranya yakni, tenda se-banyak 40 buah, panggung, bidang kesehatan hingga keamanan.
”Sesuai dengan rencana hari ini Senin (12/10) kegiatan Perkemahan Rohis akan dibuka langsung oleh Bupati Pekalongan Amat Antono dan dihadiri instansi terkait,” katanya. Dijelaskan, hal lain yang juga telah disiapkan panitia adalah kegiatan outbond yang difokuskun pada keterampilan kepemimpinan, jurnalistik, kewirausahaan dan keagamaan, dengan harapan para peserta nanti-nya bisa menjadi pionir di sekolah dan di lingkungan masyarakat.
”Kegiatan outbond ini diisi dengan berbagai permainan, diskusi dan pembahasan program. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan islami, cerdas, pandai menulis dan ber-wirausaha akan tercipta generasi emas penerus bangsa yang mampu memberikan perubahan berarti bagi negeri ini,” tuturnya. Tidak hanya itu, acara Rohis juga akan diisi dengan berbagai macam lomba seperti tilawah, pidato dan murotal.
”Bagi pemenang lomba akan diberikan apresiasi. Dalam kesempatan kali ini juga akan diadakan pemilihan pengurus Rohis tingkat Kabupaten Pekalongan. Mudah-mudahan dengan berbagai kesiapan yang telah dilakukan ini di-harapkan acara yang baru diselenggarakan di wilayah Jawa Tengah ini bisa berjalan sukses,” harapnya.
Sementara itu Kepala Kemenag Kabupaten Pekalongan A Umar mengatakan, kegiatan Perkemahan Rohis ini
baru pertama kali dilaksanakan dalam rangka menin-gkatkan pengetahuan dan menguatkan fungsi Rohis dalam membangun budaya islami di sekolah.
”Dengan mengusung tema Aku Bangga Menjadi Muslim Indonesia, diharapkan para pengurus atau aktivis Rohis memiliki kompetensi yang cukup untuk mendinamis-asikan nuansa-nuansa keislaman di sekolah,” ujarnya. Melalui Perkemahan Rohis ini, kata dia, nantinya para aktivis Rohis diharapkan juga mampu membendung laju pemahaman yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dan keindonesiaan.
”Prinsip-prinsip ajaran Islam, bagaimanapun tidak melegitimasi adanya penggunaan bentuk kekerasan dengan alasan untuk mendakwahkan kebenaran Islam. Mudah-mudahan apa yang kita harapkan bersama bisa terwujud,” katanya.
Meski baru kali pertama dilaksanakan di tingkat daerah atau Jawa Tengah, acara Kemah Rohani Islam (Rohis) Kabupaten Pekalongan 2015 dinilai sukses. Hal itu dilihat dari berbagai kesiapan yang dilakukan panitia hingga antusiasme peserta. Demikian disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Hindun.
”Saya sangat mengapresiasi dan menyambut baik acara yang sukses ini. Selain kegiatannya menarik dan kreatif, antusiasme peserta juga tinggi. Mudah-mudahan acara serupa terus digalakkan untuk menggali minat dan bakat peserta yang juga siswa di SMA dan SMK se-Kabupaten Pekalongan,” kata dia. Dia mengungkapkan, sebagai anggota Rohis ada baiknya peserta tidak boleh kaku dan justru harus dapat membaur dengan teman maupun masyarakat. Sebab merekalah yang nantinya menjadi para pemimpin Indonesia di masa depan.
”Jangan sungkan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat agar nantinya sebagai generasi emas mampu memberikan perubahan berarti,” ajaknya. Jadi Pioner Dia juga mengajak, para peserta agar menjadi pioner dengan meredam kasus-kasus kenakalan remaja, seperti pergaulan dan narkoba, sekaligus diminta menjadi remaja-remaja bijak yang bersemangat berbagi kebaikan.
”Mudah-mudahan melalui kegiatan ini apa yang di-harapkan bersama bisa terwujud,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Kemah Rohis Mukodam mengatakan, acara kegiatan Kemah Rohis yang berlang-sung sejak 12-14 Oktober 2015 berjalan lancar. Bahkan jumlah peserta dari 200 orang atau terdiri atas 100 orang putra dan 100 orang putri, bertambah menjadi 220 orang atau putra 112 orang dan putri 108 orang.
”Ini menunjukkan antusias peserta sangat tinggi. Syukur para peserta juga dalam kondisi sehat dan tidak kekuran-gan sesuatu apa pun. Rencana materi juga berjalan se-suai alokasi waktu yang telah terjadwalkan seperti out-bound kepemimpinan, jurnalistik, wirausaha dan religi. Saya meminta kegiatan ini bisa dilanjutkan di sekolah masingmasing sebagaimana harapan yang diinginkan,” terangnya dalam acara penutupan Kemah Rohis. Dlam kesempatan itu juga pemberian apresiasi pemenang lomba tilawah, muratal, puisi, pidato dan khotbah jumat, dengan dihadiri oleh Muspika.
(hufron)