• Tidak ada hasil yang ditemukan

Infeksi Oportunistik IDI Kalbar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Infeksi Oportunistik IDI Kalbar"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

INFEKSI

INFEKSI

OPORTUNISTIK

(2)

September 7, 2017 2

Definisi

Infeksi oleh organisme yang biasanya

tidak menyebabkan penyakit pada orang

dengan sistem kekebalan yang normal

(sehat), tetapi dapat mengenai orang

(3)

Pd Orang dgn Imunosuppresi

• IO lebih sering terjadi, lebih berat dan

kurang respon terhadap pengobatan yg

dianjurkan

• Infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit

yang “non-opportunistic” juga lebih sering

terjadi dan sering kambuh setelah

(4)

September 7, 2017 4

Waktu dalam Tahun Infeksi sel CD4 1000 800 600 400 200 0

Infeksi Oportunistik Awal

Infeksi Oportunistik Lanjut

+

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

(5)

Perjalanan dan manifestasi klinis yang lazim

1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 50 <50 0 PCP Cryptococcal meningitis PPE CD4 COUNT TB
(6)

September 7, 2017 6

(7)
(8)

September 7, 2017 8

Infeksi Oportunistik

* Semua organ, >> hubungan dengan dunia luar

 kulit, mulut, paru dan saluran cerna.

* Jarang pd organ yang terlindungi seperti otak

(9)

Efek ART terhadap Insidens

dan Manajemen IO

• ART merupakan kunci utk menurunkan morbiditi yg terkait dengan infeksi HIV

• ART menurunkan insidens IO dan memperbaiki survival, yg tdk tergantung kpd profilaksis

antimikroba

– Tdk dpt menggantikan kebutuhan profilaksis antimikroba pd supresi imun yg berat

(10)

September 7, 2017 10

• ART yg diberikan selama ada IO dpt menyebabkan reaksi inflamasi yg berat

• ART dapat menyebabkan presentasi IO yg atipikal

– Hal ini memerlukan penanganan khusus

(11)

Penyebab IO

Bakteri/Mycobacterium

• Salmonella

• Mycobacterium Avium Complex

• Tuberkulosis

Jamur

• Candida albicans

• Pneumocystis jiroveci • Aspegillus • Cryptococcus • Histoplasma Protozoa • Toksoplasma • Cryptospodia Virus • Cytomegalovirus • Herpes simplex • Herpes zoster • Hepatitis

• Human Papilloma Virus

(12)
(13)

Pneumonia

Pneumocystis jiroveci

:

Epidemiology

• Disebabkan oleh Pneumocystis jiroveci (jamur)

(dulu protozoa P carinii)

• Ada dimana-mana dlm lingkungan

• Infeksi awal biasanya terjadi pd masa kanak-kanak

• PCP dpt terjadi akibat reaktivasi atau pajanan baru

(14)

September 7, 2017 14

PCP:

Epidemiologi

• Sebelum penggunaan profilaksis PCP yg luas dan ART yg efektif, PCP dijumpai pd 70-80% kasus AIDS

– Pd imunosupresi yg berat, pengobatan PCP berkaitan dgn mortaliti (20-40%)

• Kebanyakan kasus terjadi pd pasien yg tdk menyadari akan infeksi HIVnya, yg tdk dalam

(15)

Faktor Risiko:

• Jumlah CD4 <200 sel/µL • CD4% <15%

• PCP sebelumnya • Oral thrush

• Pneumonia baktei yg berulang

• Berat Badan turun yg tdk disengaja • Tingginya HIV RNA

(16)

September 7, 2017 16

PCP:

Manifestasi Klinis

• Sesak napas yang progresif, demam, batuk non-produktif, rasa tdk enak di dada

• Onset subakut, memburuk setelah beberapa hari-minggu

• Pemeriksaan dada mungkin normal, atau ronki kering yg luas, frekuensi napas cepat, denyut nadi ↑ (terutama dengan latihan)

(17)

PCP:

Diagnosis

• Gejala klinis (trias), tes darah, radiologi membantu tetapi tdk utk diagnosis

– Organisme tdk dapat dibiak

• Kadar O2 darah ↓: khas, dpt ringan sampai berat (PO2 <70 mmHg atau A-a gradient >35 mmHg)

(18)

September 7, 2017 18

PCP:

Diagnosis

• Foto toraks: bermacam-macam

– Pd awal penyakit: normal

– Khas: bilateral difus, infiltrat interstitial simetris – Dpt juga tdk khas: nodul, asimetris, bleb, kista,

pneumotoraks

(19)

PCP:

Diagnosis

• Diagnosis pasti diperoleh dengan cara:

– Induksi sputum (sensitifiti <50% -- >90%)

• Sputum yg dibatukkan: sensitifitinya rendah

– Bronkoskopi dengan bronchoalveolar lavage (BAL) (sensitifiti 90-99%)

(20)

September 7, 2017 20

PCP:

Diagnosis

• Pengobatan dapat diberikan sebelum

ditegakkan diagnosis pasti

– Organisme dapat menetap selama berhari-hari – berminggu-minggu setelah mulai

(21)

Severity Mild Moderate Severe Symptoms Cough, sweats,

Grade 1 dyspnea

Cough, fever, sweats, Grade 3 dyspnea Persistent fever, Grade 4 dyspnea & tachypnea Blood Gas Analysis*

PaO2 normal PaO2 60-80 mm Hg SaO2 falls on

exertion

PaO2<60 mm Hg

Chest X-ray

(22)

September 7, 2017 22

Komplikasi PCP

• Pneumotoraks spontan

• Fistel bronkopleural yg sulit menutup

• Kavitas paru (berdinding tipis) – merusak

jaringan paru

• Gagal napas

(23)

Pneumonia bakteri

Pneumonia Pneumocystis

Awal gejala Akut: jam - hari Subakut: jam - minggu

Batuk Produktif Non-produktif

Nyeri dada

pleuritik Sering Jarang

Sesak napas Disertai nyeri dada Meningkat saat latihan

Infiltrat fokal

paru pd Ro Biasa Sangat jarang

Jumlah lekosit Sering meningkat Normal atau rendah

(24)

September 7, 2017 24

(25)

PCP:

Pengobatan

• Lama: 21 hari utk semua rejimen pengobatan

• Pilihan Utama:

– Trimethoprim-sulfamethoxazole (TMP-SMX)

= Kotrimoksazole (KTX): 15-20 mg/kg/hari TMP and 75-100 mg/kg/hari SMX IV atau PO dalam dosis terbagi tiap 8 jam; atau KTX dewasa 3x2 tablet/hari

• Jika ada gagal ginjal – dosis harus disesuaikan

(26)

September 7, 2017 26

• Pilihan lain:

– Pentamidine 4 mg/kg/hari IV

– Dapsone 100 mg PO dosis tunggal + TMP 15 mg/kg/hari PO dlm dosis terbagi 3x/hari

– Primakuin 15-30 mg (base) PO 1x/hari + clindamycin 600-900 mg IV tiap 6-8 jam or clindamycin 300-450 mg PO tiap 6-8 jam

– Atovaquone 750 mg PO 2x/hari

– Trimetrexate 45 mg/m2 atau 1,2 mg/kg IV + leucovorin 20 mg/m2 atau 0,5 mg/kg IV atau PO tiap 6 jam

(lanjutkan leucovorin selama 3 hari berikutnya)

(27)

• Tambahan:

– Kortikosteroid

• Utk penyakit sedang-berat (PO2 <70 mm/Hg atau A-a gradient >35 mm/Hg)

• Berikan sedini mungkin (dalam 72 jam)

• Prednisone 40 mg 2x/hari (1-5), 40 mg 1x/hari (6-10), 20 mg 1x/hari (11-21), atau metilprednisolon (75%

dosis prednison)

(28)

September 7, 2017 28

• Waktu ideal utk memulai ART pd pasien

PCP tdk jelas: mungkin ART dini dapat

diberikan, tetapi berisiko terjadi IRIS, dan

potensial akan toksisitas yang me↑ akan

pengobatan PCP dan ART

(29)

Desensitisasi Kotrimoksasol

Hari Kekuatan

(%) Dosis pediatrik (mL)/hari TMP SMX

1 6,25 1,25 (1x1) 10 50

2 12,5 1,25 (2x1) 20 100

3 18,75 1,25 (3x1) 30 150

4 25 2,5 (2x1) 40 200

5 37,5 2,5 (3x1) 60 300

(30)

September 7, 2017 30

Desensitisasi Kotrimoksasol

Hari Kekuatan (%) Dosis pediatrik (mL)/hari TMP SMX

1 10 2 (1x1) 16 80

2 20 4 (1x1) 32 160

3 30 6 (1x1) 48 240

4 40 8 (1x1) 64 320

5 50 1 tab dewasa 80 400

6 100 2 tab dewasa 160 800

(31)

PCP:

Pencegahan

• Profilaksis sekunder diberikan seumur hidup kecuali jika timbul IRIS dengan ART

– Obat: Kotrimoksazol dewasa 1x2 tablet/hari

– Pilihan: dapsone, dapsone + pyrimethamine, atovaquone, atau pentamidine aerosol

• Profilaksis sekunder dpt dihentikan pd pasien dgn ART jika jumlah CD4 >200 sel/µL selama 2 x 6 bulan

(32)
(33)

Toksoplasmosis

Toksoplasmosis

• Organisme penyebab:

Toxoplasma gondii

• Epidemiologi:

– Pejamu utamanya kucing

– Menelan bahan yang tercemar feses – Makan daging yang kurang masak

(34)

September 7, 2017 34

Gambaran Klinis:

• ensefalitis (90%)

• demam (70%)

• nyeri kepala (60%)

• tanda neurologis fokal, penurunan kesadaran (40%) • kejang (30%)

• chorio-retinitis • pnemonitis

• penyakit sistemik

Toksoplasmosis

(35)

• Diagnosis

Pemeriksaan serologi positif disertai

sindrom yang khas

– Gambaran pemeriksaan scan CT/MRI:

Lesi serebral multipel, bilateral; peningkatan daerah hipodense dengan ring

• Diagnosis Banding

– Limfoma SSP, tuberkuloma, abses jamur,

Toksoplasmosis

(36)

September 7, 2017 36

(37)
(38)

September 7, 2017 38

Toksoplasmosis

(39)

Terapi

– Dibenarkan untuk memberi terapi empiris, sedikitnya selama 2 minggu

– Pirimetamin 200 mg po dosis pertama diikuti 50 mg (<60kg) – 75 mg (>60kg) 1x/hari dan leucovorin 10-20 mg po 1x/hari

dan salah satu sulfadiazine 1000 mg (<60kg) – 1500mg (>60kg) po 4x/hari atau klindamisin 4x600mg

– Fansidar 2-3 tab/hari + Klindamisin 4 x 600 mg/hari +

Leucovorin 10 mg/hari selama 4 minggu, dilajutkan dosis maintenance Fansidar 1 x 1/hari selama CD4 < 200 (Pokdi) – Sedikitnya terapi selama 6 minggu atau sampai 3 minggu

setelah hasil CT scan bersih

Toksoplasmosis

(40)

September 7, 2017 40

Pilihan terapi Ensefalitis Toksoplasma

Regimen Fase akut : 3-6 minggu Rumatan : hingga CD4

> 200

Pilihan pertama Pirimetamin 200 mg hari pertama,

selanjutnya 50-75 mg/hari Sulfadiazin 4-6 gr/hari

Leucovorin 10-20 mg/hari

Pirimetamin 25-50 mg/hari Sulfadiazin 2 gr/hari

Leucovorin dosis yang sama

Pilihan kedua Pirimetamin dosis yang sama

Klindamisin oral atau iv 4 x 600 mg/hr Leucovorin dosis yang sama

Pirimetamin dosis yang sama Klindamisin oral 4 x 300-450 mg Leucovorin dosis yang sama

Pilihan ketiga Pirimetamin dan leucovorin dengan dosis yang sama ditambah salah satu obat dibawah ini:

· Atovaquone po 2 x 1500 mg · Azitromisin 1 x 900-1200 mg · Klaritromisin po 2 x 500 mg · Dapson 1 x 100 mg

· Minosiklin 2 x 150-200 mg

(41)

Toxoplasma gondii

Encephalitis:

Monitoring dan Efek Samping

• Adanya perbaikan klinis dan radiologis • Titer Ab tdk bermanfaat

• Monitor efek samping

– Pyrimethamine: rash, mual, supresi sutul

– Sulfadiazine: rash, demam, lekopeni, hepatitis, mual, muntah, diare, kristaluria

– Klindamisin: rash, demam, mual, diare (termasuk

Clostridium difficile colitis), hepatotoksisitas

(42)

September 7, 2017 42

Toxoplasma gondii

Encephalitis:

Pencegahan Kekambuhan

• Terapi rumatan kronis seumur hidup

(profilaksis sekunder) setelah

menyelesaikan terapi inisial, kecuali pd

IRIS

– Pilihan: Kotrimoksazol dewasa 1x2 tab/hari – Alternatif: Dapsone 100 mg PO 1x/hari, atau

(43)

Toxoplasma gondii

Encephalitis:

Pencegahan Kekambuhan

• Profilaksis dapat dihentikan pd pasien asimtomatik dgn ART yang jumlah CD4 >200 sel/µL selama 2 x 6 bulan

– Periksa MRI otak sebelum menghentikan terapi; lanjutkan terapi jika lesi massa menetap

(44)

September 7, 2017 44

Profilaksis sekunder

– Esensial karena fase laten (kista) tidak dapat dieradikasi

– Relaps terjadi pada 20-30 % pasien meskipun diberi terapi rumatan

– Tingkatkan fungsi imunologi dengan HAART

Toksoplasmosis

(45)
(46)

September 7, 2017 46

Kriptokokosis

Organisme: Cryptococcus neoformans

(=jamur)

Sering pd CD4 < 50 sel/uL

Gambaran Klinis

– Demam

– Nyeri kepala

– Malaise, mual dan muntah

– Tanda meningismus & fotofobia – Perubahan status mental

(47)

• Diagnosis

– Pungsi Lumbal (sekaligus Tx) – pewarnaan tinta India – LCS : protein ↑, glukosa ↑/n, limfosit sedikit, organisme >>

– Antigen kriptokokus, dan biakan

– Cryptococcal Ag sensitif dan spesifik (CSF & darah) Titer > 1:8 bukti presumptif

– Biakan darah

• Diagnosis banding

– Meningitis piogenik, meningitis TB, Toksoplasmosis,

(48)

September 7, 2017 48

Jamur

Cryptococcus neoformans

berkapsul

(49)
(50)

September 7, 2017 50

(51)
(52)

September 7, 2017 52

Terapi Meningitis kriptokokal

– Fase Induksi

• Amfoterisin B 0,7 mg/kgBB iv 1x/hari selama 14 hari • Bila perlu + 5-flucytosine (5-FC) 25 mg/kgBB po

4x/hari

– Fase Konsolidasi

• flukonazole 400 mg po 1x/hari selama 8 minggu – Terapi rumatan kronik

• Seumur hidup, kecuali pd IRIS, flukonazole 200 mg po 1x/hari

(53)

Kriptokokosis:

Terapi

Alternatif:

– Induksi: amphotericin B 0.7 mg/kg IV 1x/hr,

atau fluconazole 400-800 mg PO atau IV 1x/hr selama 2 minggu (utk yg kurang berat), atau fluconazole 400-800 mg PO atau IV 1x/hr + flucytosine 25 mg/kg PO 4x/hr selama 4-6 minggu

– Konsolidasi: itraconazole 200 mg PO 2x/hr

(54)
(55)

Kriptokokosis:

Terapi

• Peningkatan tekanan intrakranial (ICP) berkaitan dgn edema serebri, deteriorasi klinis, dan

peningkatan risiko kematian

• Opening pressure harus selalu diukur jika dilakukan pungsi lumbal (LP)

• Manajemen peningkatan tek intrakranial:

(56)

September 7, 2017 56

(57)

Kriptokokosis:

Efek samping

Toksisiti Amphotericin

• Nephrotoksisiti: azotemia, hypokalemia

– Dikurangi oleh hidrasi intravenous sebelum infus amphotericin B

• Terkait Infus: demam, menggigil, sakit kepala, muntah

– Dikurangi oleh praterapi dgn acetaminophen, diphenhydramine, atau kortikosteroid

• Jarang: hypotensi, arithmia, neurotoksisiti, hepatotoksik

(58)

September 7, 2017 58

Kriptokokosis:

Pencegahan Kekambuhan

• Terapi supresif seumur hidup (setelah

menyelesaikan terapi inisial), kecuali pd IRIS

– Pilihan: fluconazole 200 mg 1x/hari

• Dpt dihentikan profilaksis pd pasien asimtomatis dgn ART dgn peningkatan jumlah CD4

>100-200 sel/µL selama ≥ 6 bulan

(59)
(60)

September 7, 2017 60

Cytomegalo Virus (CMV)

• Epidemiologi:

– Tersebar di seluruh dunia – Tiga masa penularan

perinatal, masa kanak-kanak, usia subur

– > 90 % anak terinfeksi pada umur 2 tahun

• CD4 < 50

(61)

Retinitis karena CMV

Klinis:

– Gangguan lapangan pandang – Bintik bergerak (floater)

– Pandangan kabur

– Penurunan visus dengan cepat

– Biasanya unilateral, jika tdk diobati akan mengenai 2 mata

(62)

September 7, 2017 62

(63)

Tatalaksana Retinitis CMV

Terapi

– Mahal dan toksik

– Terapi rumatan sangat diperlukan – Gansiklovir/foscarnet

– IVI (implant) atau intra-vitreal

– Valgansiklovir 900mg po 1x/hari

(64)
(65)

Ganciclovir

:

intravena, oral, intravitreal, injeksi/implant

Dosis intravena :

Induksi (2 mg) : 5 mg/kg 2x/hari

Maintenance (jangka panjang):

(66)

September 7, 2017 66

CMV :

Terapi

Retinitis

– Terapi Alternatif:

• Ganciclovir 5 mg/kg IV tiap 12 jam selama 14-21 hari, lalu 5 mg/kg IV 1x/hari

• Ganciclovir 5 mg/kg IV tiap 12 jam selama 14-21 hari, lalu valganciclovir 900 mg PO 1x/hari

• Foscarnet 60 mg/kg IV tiap 8 jam atau 90 mg/kg IV tiap 12 jam selama14-21 hari, lalu 90-120 mg/kg tiap 24 jam

• Cidofovir 5 mg/kg IV 1x/hari selama 2 minggu, lalu 5 mg/kg setiap minggu

(67)

CMV :

Efek samping

• Ganciclovir: neutropeni, trombositopeni, mual, diare, disfungsi ginjal, kejang

• Foscarnet: anemi, nefrotoksik, gangguan elektrolit, gejala neurologi termasuk kejang

• Monitor DL, elektrolit, fungsi ginjal 2x/minggu

(68)

September 7, 2017 68

CMV

• Manifestasi klinis lain dari CMV

– esofagitis – kolitis

– kolangitis sklerotikan – ensefalitis

– poliradikulomielopati – adrenalitis

(69)
(70)

September 7, 2017 70

Kandidiasis Esofagus

• Organisme:

Candida Albicans

• Tersering pd CD4 < 200

• Gejala Klinis

– disfagia, nyeri retrosternal – odynofagi

– oral thrush 50-90% – endoskopi

ulcerasi

(71)

Kandidiasis Esofagus

Diagnosis

– Kandidiasis oral dan gangguan menelan – Pemeriksaan KOH

– Perlu pemeriksaan endoskopi bila

Ada gejala tanpa kandidiasis oral

(72)

September 7, 2017 72

Orofarings

• Pilihan (7-14 hari):

– Fluconazole 100 mg PO 1x/hari

– Itraconazole oral solution 200 mg PO 1x/hari – Clotrimazole troches 10 mg PO 5x/hari

– Nystatin suspensi 4-6 mL 4x/hari atau 1-2 flavored pastilles 4-5x/hari

• Jika refrakter dgn fluconazole:

(73)

Esofageal

• Diperlukan terapi sistemik • Pilihan (14-21 hari):

– Fluconazole 100 mg (sampai 400 mg) PO atau IV 1x/hari

– Itraconazole oral solution 200 mg PO 1x/hari* – Voriconazole 200 mg PO 2x/hari*

(74)

September 7, 2017 74

Esofageal

• Jika refrakter dgn fluconazole:

– Caspofungin 50 mg IV 1x/hari

– Voriconazole 200 mg PO atau IV 2x/hari* – Amphotericin B 0,3-0,7 mg/kg IV 1x/hari

(75)

Kandidiasis

Mukokutaneus:

Monitoring

• Respons biasanya cepat (48-72 jam)

• Efek samping:

– Jarang dengan terapi topikal

(76)

September 7, 2017 76

Kandidiasis

Mukokutaneus:

Pencegahan

Kekambuhan

• Utk orofarings atau vulvovaginal, tdk dianjurkan profilaksis kecuali jika kambuh berulang atau berat • Utk esofageal, dpt dipertimbangkan profilaksis

sekunder setelah 1 episode

– Orofarings: fluconazole, atau itraconazole solution – Esofageal: fluconazole 100-200 mg PO 1x/hari

– Vulvovaginal: topical azole 1x/hari

(77)
(78)
(79)
(80)
(81)

Mycobacterium Avium Complex

(MAC)

• Organisme: M.avium complex / M. intracellulare

• Umumnya pd jumlah CD4:

<

100 sel/mm3

Gejala/tanda klinis

– demam

– keringat malam

– anoreksia nausea

– nyeri abdomen & diare – penurunan BB

– limfadenopati

(82)

September 7, 2017 82

MAC

Diagnosis:

– Biakan darah

– Peningkatan alkali fosfatase

– Dengan 2 kali biakan darah dapat menghasilkan 95% kasus positif

– Pemeriksaan mikroskopi dan biakan sumsum tulang, kelenjar limfe

DD:

(83)
(84)

September 7, 2017 84

Disseminated MAC:

Terapi

• Strategi: terapi inisial diikuti dgn terapi rumatan kronis

Terapi Inisial (≥ 12 bulan)

– Paling sedikit 2 obat yg efektif, utk mencegah resistensi – Pilihan: clarithromycin 500 mg PO ID + ethambutol 15

mg/kg PO 1x/hari

(85)

Disseminated MAC:

Terapi

• Pertimbangkan terapi dgn 3 obat, dgn tambahan rifabutin 300 mg PO 1x/hari, terutama jika

jumlah CD4 <50 sel/µL, banyak mikobakteri, tdk dgn ART yang efektif, atau jika kemungkinan

ada resistensi obat

(86)

September 7, 2017 86

Disseminated MAC:

Terapi

• ART yg poten – mulai

– Utk mengurangi reaksi IRIS, berikan ART 1-2 minggu setelah terapi MAC

• Jika timbul gejala IRIS yang sedang-berat,

(87)

Disseminated MAC: Monitoring

• Perbaikan klinis dalam 2-4 minggu setelah terapi yang sesuai; dpt lebih lama jika penyakit > luas atau imunosupresi berat

• Jika respons klinis sedikit atau tidak ada: ulangi kultur darah MAC 4-8 minggu setelah terapi

(88)

September 7, 2017 88

Disseminated MAC:

Efek Samping

• Clarithromycin, azithromycin: mual, muntah,

nyeri perut, rasa tdk enak di lidah, peningkatan transaminase, hipersensitifiti

– Dosis Clarithromycin >1 g per hari utk terapi MAC berkaitan dgn peningkatan kematian, jangan

gunakan

(89)

Disseminated MAC:

Pencegahan Kekambuhan

• Profilaksis seumur hidup setelah menyelesaikan terapi inisial, kecuali pd IRIS

– Pilihan: clarithromycin 500 mg PO 2x/hari +

ethambutol 15 mg/kg PO 1x/hari, +/- rifabutin 300 mg PO 1x/hari

(90)

September 7, 2017 90

Disseminated MAC:

Gagal Terapi

• Profilaksis sekunder dpt dihentikan jika setelah diobati ≥ 12 bulan, tdk ada tanda atau gejala MAC, dan peningkatan jumlah CD4 (≥ 6 bulan) >100 sel/µL dgn ART

(91)

MAC

• Prognosis (pra-HAART):

– Tanpa terapi: 4 bulan

– Dengan obat: 8 bulan

• Profilaksis Sekunder

(92)
(93)

Cryptosporidiosis:

Epidemiologi

• Infeksi berasal dari ingesti oocyst yg tercemar pd feces dari orang atau binatang yg terinfeksi

– Melalui air (oocyst dpt bertahan pd khlorinasi standar) – Transmisi orang ke orang melalui kontak oral-anal, dari

anak terinfeksi ke orang dewasa (mis, selama diapering)

• Risiko paling besar jika CD4 <100 sel/µL

(94)

September 7, 2017 94

Cryptosporidiosis:

Manifestasi Klinis

• Diare profuse cair, tdk berdarah bersifat akut

atau subakut, sering disertai mual, muntah, dan kejang perut

• Demam pd 1/3 pasien

• Sering timbul malabsorpsi; dehidrasi, yg menimbulkan malnutrisi

(95)
(96)

September 7, 2017 96

Cryptosporidiosis:

Diagnosis

• Identifikasi mikroskopik dari oocyst pd feses atau jaringan

– Pewarnaan tahan asam yg dimodifikasi dan pewarnaan lain

– Ulangi pengambilan sampel feses

• DFA atau ELISA

• Biopsi usus halus utk mengidentifikasikan organisme Cryptosporidium

(97)

Cryptosporidiosis:

Terapi

• ART dgn pemulihan kekebalan (sampai CD4 >100 sel/µL) menghasilkan resolusi yg

lengkap

• Tdk ada antimikroba yg efektif dan konsisten

– Dpt dicoba nitazoxanide atau paromomycin

(98)

September 7, 2017 98

Cryptosporidiosis:

Monitoring

• Monitor ketat akan hilangnya cairan,

(99)

Cryptosporidiosis:

Pencegahan Kekambuhan

(100)
(101)

Herpes Simplex Virus:

Epidemiologi

• HSV-1: prevalensi 80% di antara orang dewasa di United States

• HSV-2: prevalensi 22% di antara orang berusia ≥12 tahun di United States

• 95% orang terinfeksi HIV adalah seropositif baik HSV-1 atau HSV-2

(102)
(103)

Herpes Simplex Virus:

Manifestasi Klinis

HSV orolabialis: paling sering akibat infeksi HSV-1

– Didahului nyeri sensoris lokal atau gatal dan diikuti vesikel yg berprogresi menjadi ulkus

– Berlangsung 7-10 hari jika tdk diobati

(104)
(105)

Herpes Simplex Virus:

Manifestasi Klinis

HSV genitalis: paling sering akibat HSV-2

– Gejala prodromal dan lesi mirip dgn lesi orolabial – Penyakit mukosa: sering timbul dysuria, discharge

vagina atau urethra

– Penyakit perineal: limfadenopati inguinal

(106)
(107)

Herpes Simplex Virus:

Manifestasi Klinis

• Manifestasi lain:

– HSV keratitis

– HSV encephalitis – HSV retinitis

(108)

September 7, 2017 108

Herpes Simplex Virus:

Diagnosis

• Diagnosis empirik (ciri yg khas pd kulit, membran mukosa, atau lesi mata)

• Swab pd basis vesikel yang masih baru:

– Tzanck smear – Kultur Virus

(109)

Herpes Simplex Virus:

Anjuran Terapi

• Orolabial HSV dan genital HSV

– Famciclovir 500 mg PO 2x/hr, atau valacyclovir 1 g PO 2x/hr, atau acyclovir 400 mg PO 3x/hr selama 7-14 hari

• Mucocutaneous HSV sedang-berat

(110)

September 7, 2017 110

Herpes Simplex Virus:

Anjuran Terapi

• Keratitis: trifluridine 1% ophthalmic solution,

1 tetes pd kornea setiap 2 jam, jangan melebihi 9 tetes/hari; jangan lebih dari 21 hari

(111)

Herpes Simplex Virus:

Efek Samping

• Valacyclovir, acyclovir: nefrotoksik pd dosis tinggi

– Monitor fungsi ginjal pd pasien dgn dosis tinggi atau terapi yang lama dgn acyclovir IV

• Dosis tinggi valacyclovir dpt menyebabkan thrombotic thrombocytopenic

(112)

September 7, 2017 112

Herpes Simplex Virus:

Anjuran Terapi

Acyclovir-resistant HSV

Foscarnet 120-200 mg/kg/hari IV dlm 2-3 dosis terbagi

sampai timbul respons klinis

– Cidofovir 5 mg/kg IV setiap minggu sampai timbul respons klinis

(113)

Herpes Simplex Virus:

Pencegahan Kekambuhan

• Terapi suppresif utk pasien dgn kekambuhan yg sering atau berat

– Oral acyclovir, famciclovir, atau valacyclovir

(114)

September 7, 2017 114

Varicella Zoster Virus:

Epidemiologi

• Incidens 15-25 kali lebih besar pd orang terinfeksi HIV dp populasi umum

• Dapat terjadi pd berapapun jumlah CD4 • Imunospresi lanjut dapat mengubah

(115)

Varicella Zoster Virus:

Manifestasi Klinis

Herpes zoster (shingles): nyeri pd dermatom yg

terkena, kmd timbul lesi kulit yg khas pd dermatom yg sama

– Lesi kulit atau viseral yg ekstensif jarang terjadi

– Nekrosis bag luar kornea yg progresif dpt terjadi pada jumlah CD4 <50 sel/µL

• Progresi cepat dan hilangnya penglihatan

(116)
(117)
(118)

September 7, 2017 118

Varicella Zoster Virus:

Manifestasi Klinis

• Chickenpox/cacar air: infeksi primer VZV, jarang pada remaja dan orang dewasa

– Gejala prodromal respirasi, lalu lesi

vesikulopapular (wajah dan punggung > ekstremitas)

– Pd imunosupresi lanjut, dapat berlangsung beberapa minggu

(119)

Varicella Zoster Virus:

Diagnosis

• Diagnosis Klinis berdasarkan lesi yg khas • Kultur virus atau deteksi antigen dari swab

(120)

September 7, 2017 120

Varicella Zoster Virus:

Terapi

Zoster lokal (dermatomal):

– Famciclovir 500 mg 3x/hari atau valacyclovir 1.000 mg 3x/hari selama 7-10 hari

Lesi kulit atau viseral yang luas:

– Acyclovir 10 mg/kg IV tiap 8 jam, sampai lesi menyembuh

(121)

Varicella Zoster Virus:

Terapi

Nekrosis bag luar retina yg progresif:

– Acyclovir 10 mg/kg IV tiap 8 jam + foscarnet 60 mg/kg IV tiap 8 jam

Nekrosis retina akut:

– Acyclovir 10 mg/kg IV tiap 8 jam, diikuti dgn valacyclovir PO

(122)

September 7, 2017 122

Varicella Zoster Virus:

Terapi

Chickenpox

– Acyclovir 10 mg/kg IV tiap 8 jam selama 7-10 hari

– Dapat diganti terapi oral setelah perbaikan, jika tdk ada bukti mengenai viseral

• Acyclovir 800 mg PO 4x/hari atau valacyclovir

(123)

Varicella Zoster Virus:

Efek Samping

• Valacyclovir, acyclovir: nefrotoksik pd dosis tinggi

– Monitor fungsi ginjal utk pasien dgn dosis tinggi atau penggunaan lama dgn acyclovir IV

• Dosis tinggi valacyclovir dapat

(124)

September 7, 2017 124

Profilaksis IO di era

HAART

• Penghentian profilaksis sekunder masih diperdebatkan

• Penghentian profilaksis harus dilaksanakan oleh petugas kesehatan yang terlatih atas

(125)

Hal Penting ttg Infeksi Oportunistik

• Sangat jarang ditemui pada pengobatan

ARV yang berhasil

• Dapat diramalkan dengan jumlah CD4

• Prevensi lebih baik dari pada mengobati

• Diperlukan terapi rumatan sekunder

(126)

September 7, 2017 126 Jumlah Jumlah CD4 CD4 Jumlah Jumlah

TLC / ml

TLC / ml infeksi oportunistikProfilaksis primer PengobatanPengobatan

< 200

< 200 < 1,000< 1,000 PCPPCP

Toksoplasmosis Toksoplasmosis Kotrimoksazol 1x2 Kotrimoksazol 1x2 tab/hari tab/hari < 100

< 100 < 600< 600 Tambahan profilaksis Tambahan profilaksis Kriptokokosis

Kriptokokosis Fluconazole (200) 1x2 kaps/ minggu Fluconazole (200) 1x2 kaps/ minggu

< 50

< 50 Tambahan profilaksisTambahan profilaksis

MACMAC Azithromisin (250) Azithromisin (250) 1x(4-5) tab/mgg 1x(4-5) tab/mgg

(127)

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi disiplin menurut Tulus Tu’u 2004 adalah: 1 Menata kehidupan bersama Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati

Untuk mengganti nama field tersebut di atas, klik kanan kolom yang akan diganti.. Kemudian pilih Rename

Begitu pula dengan hasil observasi siswa menunjukkan adanya peningkatan pada tanggung jawab, kerjasama dan kedisiplinan saat pembelajaran dengan memperoleh nilai

Menurut Havigurst bahwa peer group didefinisikan sebagai suatu kumpulan orang yang kurang lebih berusia sama yang berfikir dan bertindak bersama.Penerimaan peer

Dari video yang ditampilkan oleh kelompok 10 tadi, ada beberapa quotes (kata-kata bijak) yang menyadarkan kita untuk selalu bersatu, yaitu ada kata “ terima aku dengan rasa ”

Dengan kondisi yang demikian itu, Sarekat Islam turut ambil bagian dalam percaturan politik, ekomoni dan sosial budaya yang sangat besar di dalam pergerakan nasional

Berdasarkan tabel 2 yang diperoleh dari respon siswa, dalam hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat menyenangi pembelajaran ini bila dilihat pada prosentase yang mencapai 80 %,

Dalam memberikan kredit, Terdakwa Sang Ayu Raiyoni bersama- sama dengan Ni Nyoman Nilawati dan juga Ni Made Sutria tidak berpedoman pada Sistem dan Prosedur Perkreditan