4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora pada kelas IV paralel. Yang terdapat kelas IV A dan IV B SDN Karanggeneng 1 Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora dengan jumlah setiap kelasnya ada 30 siswa. Di kelas IV A ada 19 Siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki, sedangkan di kelas IV B ada 13 siswa perempuan dan 17 siswa laki - laki. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Karanggeneng yang terdiri 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Populasi penelitian berdasarkan data siswa tahun ajaran 2014/2015.
Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi yang akan disampaikan, akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dikuasainya sehingga ia mampu menyampaikan materi secara professional dan efektif. Pada dasarnya ada tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, dan kompetensi dalam cara-cara mengajar.
Ketiga kompetensi tersebut harus berkembang secara selaras dan tumbuh terbina dalam kepribadian guru. Sehingga diharapkan dengan memiliki tiga kompetensi dasar tersebut seorang guru dapat mengerahkan segala kemampuan dan keterampilannya dalam mengajar secara professional dan efektif. Mengenai kompetensi dalam cara-cara mengajar, seorang guru dituntut untuk mampu merencanakan atau mampu menyusun setiap program satuan pelajaran, mempergunakan dan mengembangkan media pendidikan serta mampu memilih metode yang bervariatif dan efektif.
Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran akan dapat menghasilkan tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya ketidak tepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran, makaakan dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai pembelajaran yang efektif yaitu tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.
pair share (TPS) dalam pembelajaran IPA pokok bahasan Energi Panas dan Energi Bunyi kelas IV Semester 2.
4.2 Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh perbedaan hasil belajar dengan menggunakan treatment model pembelajaran think pair share (TPS) dengan tidak menggunakan treatment yaitu menggunakan metode ceramah, maka penulis menganalisa dan menginterpretasikan data yang telah diperoleh.
Untuk memudahkan penulis dalam menganalisa dan menginterpretasikan data dari hasil penelitian, maka penulis memaparkan hasil validitas, reliabilitas, uji normalitas.
4.2.1 Analisis Validitas 4.2.1.1 Validitas Instrumen
Teknik yang digunakan untuk menguji kesahsian item instrument digunakan teknik corrected item to total correlation yang dinotasikan (r), Dasar pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan criteria Azwar (2011:158) bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,3.
Uji validitas soal yang telah dilakukan pada 30 siswa, dari 30 item yang diujikan validitasnya, 26 item valid yaitu pada item nomer 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.
4.2.1.2 Reliabilitas Instrumen
Tabel 4.1 Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics
Cronba
ch's
Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
,899 ,899 26
Berdasarkan hasil SPSS 21 for windows untuk sampel ujicoba sebanyak 30 responden menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha 0,899. Jadi tingkat reliabilitas tidak menunjukkan adanya data yang bias sehingga data tersebut dapat dipercaya dan dapat digunakan dalam penelitian.
4.2.2 Uji Normalitas Data
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji One –SampleKolmogorov- Smirnov Test. Dalam penelitian ini apabila signifikansi < 0,05 atau 5% maka data-data tidak berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila signifikansi > 0,05 atau 5% maka data-data berdistribusi normal. Hasil dari uji normalitas data pengukuran tiap variabel di SDN Karanggeneng 1 Kecamatan Kunduran Kab. Blora sebagai berikut :
4.2.2.1 Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Pre Test Kelompok Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Berdasarkan tabel 4.2 mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap data kelas eksperimrn pre-test dari nilai hasil evaluasi dengan teknik one sample Kolmogorov- Smirnov Test. Dari hasil tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,706. Karena nilai signifikansi 0,706 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data hasil pre-test kelas eksperimen berdistribusi normal. Gambaran kenormalan penyebaran data pre-test kelas eksperimen dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 4.1
Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas Eksperimen Pre-Test SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015
vertikal frequency menjelaskan jumlah siswa dan garis horizontal menjelaskan nilai pre test kelas eksperimen. Pada grafik 4.1 menunjukkan bahwa mean sebesar 58,53 dan standar deviasi 16,051. Kurva lengkung di atas menggambarkan bahwa pre- test kelompok eksperimen adalah berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data pre-test kelas esperimen berdistribusi normal.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen Post-Test SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelas eksperimen post-test
N 30
Normal Parametersa,b Mean 78,4000 Std. Deviation 13,63970
Grafik 4.2
Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas Eksperimen post test SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran
Kab. Blora Tahun 2014/2015
Grafik 4.2 Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas Eksperimen post test SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015. Pada grafik di atas menunjukkan bahwa mean sebesar 78,40 dan standar deviasi 13,64. Kurva lengkung di atas menggambarkan bahwa post test kelompok eksperimen adalah berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data post-test kelas eksperimen berdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Normalitas Data Kelas Kontrol
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Kelas kontrol pre test SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora Tahun 2014/2015
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelas kontrol pre-test
N 30
Normal
Parametersa,b
Mean 52,1333
Std. Deviation 11,86049
Most Extreme
Differences
Absolute ,162
Positive ,106
Negative -,162
Kolmogorov-Smirnov Z ,888
Asymp. Sig. (2-tailed) ,409
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Grafik 4.3 Histogram Penyebaran Data Kelas Kontrol Pre-Test SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora
Tahun 2014/2015.
Tabel 4.5
Grafik 4.4 Grafik Histogram Penyebarab Data Kelas Kontrol Post-Test SD N Karangeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora
Tahun 2014/2015
Grafik 4.4 Grafik Histogram Penyebaran Data Kelas kontrol post test SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kabupaten Blora Tahun 2014/2015. Pada grafik di atas menunjukkan bahwa mean sebesar 61,07 dan standar deviasi 12,862. Kurva lengkung di atas menggambarkan bahwa post test kelompok kontrol adalah berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data post-test kelas kontrol berdistribusi normal.
4.3 Uji Homogenitas Hasil Belajar Post tes
Tabel 4.6
Uji homogenitas hasil belajar post tes kelas eksperimen dan kelas kontrol SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora
Tahun 2014/2015
Test of Homogeneity of Variances
Post test
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.004 1 58 .950
Berdasarkan tabel 4.6 nilai post test kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa taraf signifikansi 0,950. Jika nilai sig > 0,05 maka sampel dinyatakan homogen, bahwa 0,950 > 0,05 maka sampel diambil kesimpulan nilai post test kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan homogen.
4.4 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
4.4.1Analisis Deskriptif Kelompok Eksperimen Pre Test
Tabel di bawah ini menerangkan nilai siswa sebelum diberikan perlakuan yaitu belum dikenai metode pembelajaran thnk pair share (TPS).
Tabel 4.7
Tabel Perolehan Nilai Siswa Pretes Pada Kelompok Eksperimen Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kelas eksperimen pretes 30 28,00 88,00 58,5333 16,05107
Valid N (listwise) 30
4.4.2 Analisis Deskriptif Kelompok Eksperimen Pos Test
Berdasarkan tabel 4.8 menerangkan nilai siswa setelah diberikan perlakuan yaitu dikenai treatment model pembelajaran think pair share (TPS).
Tabel 4.8
Tabel Perolehan Nilai Siswa Postest Pada Kelompok Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kelas eksperimen postes 30 40,00 100,00 78,4000 13,63970
Valid N (listwise) 30
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang sudah dikenai treatment yaitu menggunakan think pair share (TPS) dengan jumlah data N (siswa) sebanyak 30 mempunyai skorr minimal 40 sedangkan skor maksimal 100 mempunyai rata-rata 78,4 dan standar deviasi 13,63970, serta jumlah dari semua nilai siswa adalah 2352. Hasil perolehan post test selengkapnya terdapat dalam lampiran. Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan lima kategori, yakni : sangat rendah, rendah, cukup baik, baik dan sangat baik.
Rumus yang digunakan untuk mencari rentang hasil belajar kelas eksperimen adalah sebagai berikut :
Interval nilai = skor tertinggi kelas eksperimen – skor terendah kelas kontrol = Banyaknya kategori
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensihasil Belajar IPA Kelas Eksperimen SDN Karanggeneng 1 Kecamatan KunduranKabupaten Blora
Tahun 2014/2015
Interval skor Kategori
Frekuensi
(∑ N)
Prosentase
(%)
28 − 42,5 Sangat rendah 1 3%
43 − 57,5 Rendah 2 7%
58 – 72,5 Cukup baik 7 23%
73 – 87,5 Baik 12 40%
88 – 100 Sangat baik 8 27%
Jumlah 30 100%
sebesar 28 dengan rata-rata sebesar 78,4 dan standar deviasi 13,63970 dengan standar devisiasi sebelumnya 16,05107 artinya perbedaan nilai antar siswa tinggi sebab dari data yang diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 78,4 artinya nilai rata-rata yang diperoleh siswa lebih tinggi dari nilai sebelumnya (sebelum adanya treatment model pembelajaran think pair share ( TPS ).
Grafik 4.5
Frekuensi Nilai Kelas Esperimen 4.4.3 Anaisis Deskriptif Kelompok Kontrol Pre Test
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan nilai siswa pada kelompok kontrol pre test sebelum diajarkan dengan mengunakan model ceramah.
Tabel 4.10
Tabel Perolehan Nilai Pre Test Pada Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kelas kontrol pretes 30 24,00 76,00 52,1333 11,86049
Valid N (listwise) 30
Berdasarkan tabel 4.10 tampak bahwa pada kelompok kontrol yang tidak dikenai treatment yaitu menggunakan model ceramah dengan jumlah data N (siswa) sebanyak 30 mempunyai skor minimal 24,00 sedangkan skor maksimal 76.00, mempunyai rata-rata, 52,1333 dan standar deviasi 11,86049, serta jumlah
hasil belajar (pos-test) kelas eksperimen 28 − 42,5 Sangat rendah
43 − 57,5 Rendah
58 –72,5 Cukup baik
73 –87,5 Baik
dari semua nilai siswa adalah 1.564, hasil perolehan pretest kelompok kontrol selengkapnya terdapat dalam lampiran.
4.4.4 Analisis Deskriptif Kelompok Kontrol Pos Test
Tabel 4.11 di bawah ini menunjukkan nilai siswa pada kelompok kontrol sebelum diajarkan dengan menggunakan model ceramah.
Tabel 4.11
Tabel Perolehan Nilai Postest Pada Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kelas kontrol postes 30 28,00 84,00 61,0667 12,86249
Valid N (listwise) 30
Berdasarkan tabel 4.11 tampak bahwa pada kelompok kontrol yang dikenai treatment yaitu menggunakan metode ceramah dengan jumlah data N (siswa) sebanyak 30 mempunyai skor minimal 28,00 sedangkan skor maksimal 84.00, mempunyai rata-rata 61,0667, dan standar deviasi12,86249, serta jumlah dari semua nilai siswa adalah 1832. Hasil perolehan post test kelompok kontrol selengkapnya terdapat dalam lampiran. Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan lima kategori, yakni : sangat rendah, rendah, cukup baik, baik dan sangat baik.
Rumus yang digunakan untuk mencari rentang hasil belajar kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
Interval nilai = skor tertinggi kelas eksperimen – skor terendah kelas kontrol = Banyaknya kategori
Tabel 4.12
Distribusi FrekuensiHasil Belajar Kelas Kontrol SDN Karanggeneng 1 Kecamatan Kunduran prosentasi 7%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori rendah berjumlah 2 siswa dengan prosentase 7%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori cukup baik berjumlah 12 siswa dengan prosentase 40%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori baik berjumlah 10 siswa dengan prosentase 33%, siswa yang memiliki hasil belajar pada kategori sangat baik berjumlah 4 siswa dengan prosentase 13%. Jadi dapat dikatakan hasil belajar siswa tergolong pada kategori cukup.
yang cukup tinggi sebab terdapat nilai tertinggi sebesar 84 dan nilai terendah sebesar 28.
Grafik 4.6
Frekuensi Nilai Kelas Kontrol 4.5 Analisis Hasil Penelitian
Pengujian antara kelas eksperimen dengan menggunakan treatment model pembelajaran think pair share (TPS) dan kelas kontrol dengan tidak menggunakan treatment think pair share (TPS )maka pengujian menggunakan uji t, sebab yang dicari adalah apakah ada perbedaan nilai antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil perbedaan disajikan pada tabel 4.13 sebagai berikut :
hasil belajar (postes) kelas kontrol
28 − 39 Sangat rendah 39,5 –50,5 Rendah
51–62 Cukup baik
62,5 –73,5 Baik
Tabel 4.13
Analisis perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol SDN Karanggeneng 1 Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun 2014/2015
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
nilai postes
Kelas eksperimen 30 78,4000 13,63970 2,49026
Kelas kontrol 30 61,0667 12,86249 2,34836
penelitian). Hasil analisis data diperoleh signifikasi sebesar 0.000, maka
signifikasi 0.000 < 0.05, maka Ho ditolak.
3. Menentukan t hitung.
Dari tabel 4.13 didapat t hitung adalah 5,064.
4. Menentukan t tabel
Dengan bantuan excel dengan rumus : data data analysis t test : two sample
assuming aqual varian ok.
5. Kriteria pengujian
Ho diterima bila T hitung < T tabel. Ho ditolak bila T hitung T tabel.
6. Membandingkan T hitung dan T tabel.
Nilai T hitung > T tabel (5,064 > 2,002), maka Ho ditolak.
7. Kesimpulan.
Karena T hitung > T tabel (5,064 > 2,002), maka Ho ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran think pair share (TPS) terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen dengan yang tidak pada kelas kontrol. Pada tabel Descriptives terlihat rata-rata (mean) untuk kelas eksperimen adalah 78,4000 dan kelas kontrol adalah 61,0667, jadi rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
4.6 Hasil Uji Hipotesis
penggunakan model pembelajaran think pair share (TPS) dengan pembelajaran tidak menggunakan model pembelajaran think pair share (TPS) artinya penggunaan model pembelajaran think pair share (TPS) berpengaruh pada hasil belajar siswa yang lebih tinggi dibanding dengan kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran think pair share (TPS).
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut ini diuraikan deskripsi data berdasarkan model pembelajaran think pair share (TPS) pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan energy panas dan energy bunyi terhadap hasil belajar siswa, hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran think pair share (TPS) hasilnya lebih baik dari pada kelas control yang tidak menggunakan model pembelajaran think pair share (TPS). Hasil ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran think pair share (TPS) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV A (kelas eksperimen) SDN Karanggeneng 1 Kec. Kunduran Kab. Blora pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan energi panas dan energi bunyi. Hal ini terbukti berdasarkan hasil statistik yang sudah dianalisis yang menunjukkan hasil yang signifikan dengan probabilitas < 0,05 yaitu 0,000.
Hal ini disebabkan karena model pembelajaran think pair share (TPS) saat dilakukan dalam pembelajaran dapat menumbuhkan rasa kerjasama antara siswa satu dengan siswa lainnya, serta membuat siswa aktif dalam bertanya dan menyampaikan ides atau gagasan. Karena model pembelajaran think pair share (TPS) merupakan model pembelajaran yang melatih seseorang untuk dapat bekerjasama, jadi semua siswa akan terlibat aktif di dalam proses pembelajaran.
siswa bekerjasama dalam kelompok kecil untuk memecahkan masalah; (3) siswa bekerjasama dalam kelompok besar untuk kembali memecahkan masalah yang sama; (4) siswa membagikan hasil pembahasan kelompok pada teman sekelas. Sedangkan model pembelajaran konvensional siswa cenderung pasif dan hanya mendengarkan guru dalam menyampaikan materi dan tanpa adanya diskusi atau bertukar pikiran dengan teman. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Jumanta Hamdayana (2014:201), think pair share (TPS) merupakan suatu teknik
sederhana dengan keuntungan besar. think pair share (TPS) dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat
belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum
disampaikan di depan kelas. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa kelas
eksperimen 78,4 lebih tinggi dari pada rata-rata nilai kelas kontrol 61,0667. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Osmani S, Evi Suryawati dan Mariani (2002/2003) menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran think pair share (TPS) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 1 SLTPN 20 pekanbaru pada pokok bahasan keanekaragaman hewan TA 2002/2003.
Evi musluhatum Ni’mah (2010), berdasarkan hasil penelitiannnya bahwa
terdapatnya pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan model pembelajaran TPS terhadap prestasi belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.