PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PEMBERDAYAAN EKS WTS
DI BAREHSOS “WANITA UTAMA” SURAKARTA
MELALUI PELATIHAN TRAPUNTO SEBAGAI RAGAM HIAS BUSANA DAN PENDAMPINGAN PEMASARAN
BIDANG KEGIATAN
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan oleh:
Roffi Anissa C0914039 / 2014 (Ketua Kelompok)
Nur Hayati C0914031 / 2014 (Anggota 1)
Musripah Nurkhusna C0914027 / 2014 (Anggota II)
Putri Cahya Suci C0913040 / 2013 (Anggota III)
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ……….……… i
HALAMAN PENGESAHAN ………..……….. ii
DAFTAR ISI ……….…...………... iii
RINGKASAN ……….…...…...…... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ……… 1
A. LatarBelakang Masalah ..………... 1
B. RumusanMasalah ………... 2
C. Tujuan Kegiatan ………... 3
D. Luaran Yang Diharapkan ………... 3
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN... 4
BAB 3 METODE PELAKSANAAN………... 6
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN………... 8
1. Anggaran Biaya ……….... 8
2. Jadwal Kegiatan ………... 8
LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Kegiatan dan Dosen Pembimbing 9 Lampiran2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ………... 16
Lampiran3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas 19
Lampiran 4.Surat Pernyataan Ketua Pelaksana... 20
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra ………... 21
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja ………... 22
RINGKASAN
Keberhasilan seseorang dalam menempuh kehidupan tidak hanya ditentukan oleh kesempatan dalam mengenyam pendidikan formal. Seringkali didukung dengan beberapa pendukung yang diperoleh di luar pendidikan formal tersebut. Di antaranya adalah ketrampilan menghias kain dalam bentuk trapunto untuk membuat beberapa macam produk, salah satunya adalah dalam bentuk busana, sudah selayaknya dikembangkan.
Pada era sekarang, pembuatan produk busana sangat ditentukan oleh keindahan busana yang di buat. Tidak mudah mendapatkan seseorang yang mampu membuat ragam hias busana yang menarik, indah, dan eksklusif.
Maka dari itu kami ingin melakukan kegiatan PKM-M tentang pelatihan ketrampilan membuat ragam hias busana trapunto.Sasaran yang kami pilih adalah Wanita Tuna Susila (WTS) di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta.Upaya penanganan permasalahan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga sosial utamanya, namun permasalahannya yang ditangani tak kunjung selesai. Barehsos “Wanita Utama” yang sebelumnya bernama panti sosial, merupakan salah satu lembaga sosial milik pemerintah yang menjadi pusat rehabilitasi para perempuan PMKS, antara lain: eks WTS, eks Germo dan eks Tukang pijat liar. Di Barehsos ini mereka (yang berjumlah kurang lebih 80 orang) dalam waktu 5-6 bulan dibina antara lain: bimbingan fisik/mental, bimbingan sosial dan bimbingan ketrampilan. Terbatasnya waktu pembinaan, terbatasnya jenis pelatihan yang diberikan, dan kekurangan tenaga tutorial merupakan permasalahan yang terjadi dalam pembinaan di Barehsos “Wanita Utama”.
Bantuan yang akan diberikan oleh tim PKM-M berupa pelatihan trapunto sebagai ragam hias busana diharapkan dapat dijadikan salah satu alternatif memecahkan permasalahan tersebut diatas.Ketrampilan membuat busana dengan ragam hias trapunto ini diharapkan bisa memberikan ilmu trapunto dan lebih luasnya mampu menciptakan peluang usaha bagi kehidupan selanjutnya, dan di harapkan bisa memberikan ilmu trapunto ini kepada orang lain yang membutuhkan.
Ketrampilan trapunto ini belum pernah diberikan di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta, kegiatan ini juga akan mendidik para Wanita Tuna Susila (WTS) untuk membuka peluang usaha baru yang lebih inovatif dan kreatif.
Metode yang dipakai dalam pelatihan ini adalah ceramah, diskusi, praktikum, dan evaluasi. Diakhir pelatihan dilakukan pendampingan pemasaran, untuk mempermudah pelaksanaannya, para peserta diberi buku panduan dalam melaksanakan pembuatan produk trapunto. Keberlanjutan pelatihan ini, bahwa tim PKM-M akan melakukan monitoring setelah pelatihan selesai. Untuk memantau perkembangan desain produk dan pemasarannya.
1 BAB 1
PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah
Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama”Surakarta, yang berlokasi di Jalan DR. Rajiman No.624 Surakarta, merupakan sebuah lembaga sosial yang melakukan pembinaan terhadap PMKS (Penyandang MasalahKesejahteraan Sosial) eks WTS (Wanita Tuna Susila) dengan visi mewujudkan kemandirian kesejahteraan sosial PMKS melalui pemberdayaan PSKS (Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial) yang profesional.
Permasalahan Wanita Tuna Susila merupakan masalah yang sangat kompleks, karena terkait dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, moral dan norma-norma yang ada di masyarakat. Pembinaan melalui rehabilitasi tersebut bertujuan agar terbinanya para penyandang masalah tuna susila menjadi berkemampuan dan berkemauan untuk mengembalikan harga diri, kepercayaan diri dan tanngung jawab sosial dalam melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar melalui penbinaan fisik, mental, sosial dan pelatihan keterampilan.Kurangnya tenaga tutorial dalam masa rehabilitasi (sekitar 6 bulan) pada eks WTS tersebut menyebabkan mereka hanya mendapatkan keterampilan yang kurang variatif dan kurang mengacu pada pasar. Hal ini bisa menyebabkan mereka akan kembali ke jalan yang sesat/semula setelah menjalani masa rehabilitasi.
2 akan merasakan bangga dan puas. Penggunaan busana yang spesifik tersebut bisa divisualkan melalui kualitas bahannya, keunikan modenya, atau keunikan hiasannya.Salah satu seni hias yang jarang digunakan namun berkarakter unik dan etnik adalah trapunto. Teknik ini sebenarnya tidak sulit untuk diterapkan hanya dibutuhkan ketelatenan dan ketelitian.
Trapunto merupakan seni menjahit dengan hasil yang unik, yang
dilakukan dengan cara mengisi kain dengan isian dakron, kapas, maupun kapuk sehingga kain akan timbul dan menggembung sesuai dengan pola yang dibuat. Teknik trapunto yang klasik namun mudah dipraktikkan ini dapat diaplikasikan pada benda-benda di sekitar kita salah satunya busana. Trapunto untuk busana wanita, dapat di buat secara manual. Pembuatan trapunto secara manual tidak mengalami kesulitan dalam pemilihan bahan baku karena bisa dibeli di toko-toko penjualan bahan-bahan dan alat-alat untuk pembuatan busana. Hal ini yang perlu di pikirkan dalam pembuatan trapunto secara manual adalah pemahaman teknik-teknik pembuatannya dan membutuhkan ketlatenan serta kreatifitas yang cukup.
Ketrampilan trapunto ini belum pernah diberikan di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta, kegiatan ini juga akan mengajarkan para eks Wanita Tuna Susila (WTS) untuk membuka peluang usaha baru yang lebih inovatif dan kreatif setelah mereka menjalani masa rehabilitasi menginggat penerapan teknik ini masih sangat jarang di jumpai di pasaran.
B.Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara memberikan pelatihan Trapunto pada busana wanita dengan mudah dan efektif sebagai life skill pada eks Wanita Tuna Susila (WTS) di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta? 2. Bagaimana peserta mampu membuat variasi trapunto yang layak jual
3
C.Tujuan Program
1. Tim PKM-M Mampu menentukan cara pelatihan membuat trapunto dengan mudah dan efektif sebagai life skill pada Wanita Tuna Susila (WTS) di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta.
2. Peserta Mampu menerapkan teknik trapunto pada busana wanita 3. Agar para peserta pelatihan/eks WTS mampu membuat fariasi bentuk
trapunto untuk busana wanita yang layak jual.
4. Tim PKM-M mampu mendampingi pemasarannya.
D.Luaran yang Diharapkan
1. Artikel ilmiah .
2. Produk busana dengan teknik trapunto hasil karya peserta pelatihan yang layak jual.
E. Kegunaan
1. Keterampilan membuat trapunto yang telah dimiliki oleh para peserta pelatihan WTS dapat dijadikan peluang untuk membuka usaha kreatif yang menghasilkan nilai ekonomi, sehingga para peserta pelatihan WTS tersebut bisa memiliki penghasilan melalui usaha produktif pembuatan trapunto.
2. Keterampilan membuat trapunto ini dapat menjadi bekal para peserta pelatihan WTS untuk dapat kembali menjadi wanita yang bermartabat. 3. Bagi tim PKM pelatihan ini bermanfaat sebagai media sosialisasi dan
pengabdian kepada PMKS.
4 BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Istilah Wanita Tuna Susila (WTS) sering disebut dengan pelacur atau diperhalus dengan istilah Pekerja Seks Komersial (PSK).Mereka, para WTS sering dilecehkan dan bahkan pekerjaan mereka dianggap berdosa, meski dosa tersebut tidak berlaku bagi pelanggannya, sehingga ketika dilakukan razia, sering kali yang ditangkap hanya para WTSnya saja, dan lelaki penjajan terbebaskan. Pemerintah khususnya Pemerintah Daerah Surakarta bekerja sama dengan Dinas Kesejahteraan Sosial telah mendirikan sebuah tempat yaitu Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” yang berlokasi di Jalan DR. Rajiman No.624 Surakarta. Tujuan utamanya adalah untuk merehabilitasi para mantan WTS agar dapat kembali ketengah masyarakat dengan profesi yang lain.
Keberadaan mantan WTS di Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta akibat ditangkap oleh aparat penegak penertiban diwilayah Jawa Tengah.Pada saat ditangkap, sebagian besar mereka dalam kondisi menunggu pelanggan (lelaki hidung belang) di jalanan atau di warung remang-remang. Mereka mendapatkan rehabilitasi selama kurang lebih 6 bulan di Barehsos “ Wanita Utama “ Surakarta.
6
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
1. Berkoordinasi dengan pihak mitra yaitu pimpinan Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama” Surakarta. Kegiatan ini perlu mendapat persetujuan dan dukungan dari pihak mitra agar proses pelatihan berjalan dengan lancar.
2. Merancang jadwal dan tempat pelatihan bersama mitra.
3. Penjaringan peserta pelatihan. Penjaringan ini berguna untuk mengetahui jumlah peserta yang berminat dibidang ketrampilan membuat trapunto, sebab bila ada peserta yang tidak berminat kemudian dipaksakan untuk mengikuti pelatihan maka kelancaran pelaksanaan akan terganggu dan hasil pelatihan tidak akan maksimal. Peserta maksimal 30 orang.
4. Pembuatan buku pedoman pembuatan tropunto, yang dibagikan pada peserta.
5. Menentukan teknik pelaksanaannya. Pemilihan ruang pelatihan, model pemberian materi (dibagi menjadi beberapa kelompok kerja, masing-masing dengan 1 orang instruktur), cara mengarahkan dan memonitor pelaksanaan, dan seterusnya.
6. Menentukan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pelatihan pembuatan trapunto. Alat yang diperlukan adalah tusuk sate / tusuk gigi, bahan pengisi yang diperlukan adalah dakron,
7. Pelaksanaan pelatihan pembuatan trapunto. Diawali dengan ceramah/ penjelasan sekilas tentang trapunto, peragaan contoh-contoh trapunto, diskusi, dan praktik membuat trapunto.
8. Pemberian materi tentang pemasaran.
7 Selanjutnya gambaran teknologi yang akan di terapkan dapat dilihat pada bagan berikut :
Persiapan Kegiatan
Alat Desain Trapunto
pada Busana Bahan
Pelaksanaan Kegiatan
Model Baju
Pemotongan Baju
Penerapan Desain Trapunto
Pembordiran Pengisian Dakron
Penjahitan Baju
Finishing
Produk Busana Wanita dengan Seni Hias Trapunto yang
8 BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang Rp 3.120.000,00
2 Bahan habis pakai Rp 5.000.000,00
3 Perjalanan Rp 3.000.000,00
4 Lain-lain Rp 1.250.000,00
Jumlah Rp 12.370.000,00
4.2 Jadwal Kegiatan
Kegiatan
2016 BULAN KE-
1 2 3 4 5
PersiapanPelaksanaan (alat, bahan dan desain, administrasi dll)
13 1. Biodata Dosen Pembimbing
a. NamaLengkapdanGelar : Dra. Tiwi Bina Affanti, M.Sn.
b. NIP /NIDN : 195907091986012002 /00.0907.5905 c. JenisKelamin : Perempuan
d. Pekerjaan : Dosen Fakultas Seni Rupa Dan Desain UNS
e. Alamat Kantor : Jl. IR. Sutami 36 ASurakarta g. Pangkat/Golongan/Jabatan : IIId/Lektor
h. pendidikan : S .1.Institut Seni Indonesia Yogyakarta
S.2. Institut Seni Indonesia Surakarta h. AlamatRumah : Jl. Sri Katon no. 7 Perum RC
Karanganyar.Surakarta i. NomorTelepon/HP : 0271826135/0818253807 j. Alamat e-mail: : affantitiwi@yahoo.co.id k. Pengalaman : (5 tahunterakhir)
Penelitian dan Penulisan Ilmiah(5 tahunterakhir)
NO JUDUL TAHUN
1 Seni Pertunjukan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali sebagai Seni Wisata
2010
2 Munculnya Batik di sekitar Daerah PinggiranBengawan Solo KabupatenSragen
2010
3 Eksistensi Kultur Produsen Batik Girli di Kabupaten Sragen 2010 4 Sanggan Batik Girli Kabupaten Sragen 2011 5 Aplikasi Teknik Makrame untuk Menciptakan Model
Pengembangan Produk kerajinan Tali Desa Jombor Kabupaten Klaten
14 6 Aplikasi Tapestry untukPengembanganKerajinanTali di Jombor
Klaten
2013
7 Konservasi Batik Tulis Surakarta Dalam Menghadapi tantangan Industri Kreatif
2014
8 Peranan Pelantar Menjamin Keberlangsungan dan Keejahteraan Pembatik Perempuan di Desa Kliwonan
2015
PengalamanPengabdianMasyarakat danpembimbinganmahasiswa
NO JUDUL KEGIATAN TAHUN
1 JuriLombaRancangPakaianPesta (Batik danTenun) di Surakarta 2010
2 JuriLombaPakaian Batik KasualuntukAnak di Surakarta 2010 3 JuridalamAudisiPeserta Solo Batik Carnival untukSingapura 2010 4 JuriLombaPakaianKasualuntukAnakBernuansaTradisi di
Surakarta
2010
5 PelatihanPembuatan Motif
padaTekstildenganTeknikIkatCeluppada WTS di PantiKaryaWanita “WanitaUtama” di Surakarta
2010
6 IbM Penerapan Teknologi Tye Dye di Barehsos “Wanita Utama dan Yayasan “Kakak” Surakarta
2010
7 Leadership Camp 1 bagiOrmawa FSSR 2010
8 Tim pembimbing PKM FSSR
2011-2015
9 Sebagai pembimbing beberapa judul kegiatan PKM (DIKTI) 2011 10 IbM Pemberdayaan Kelompok Pengusaha kain Perca Melalui
Kerja sama Kemitraan dalam Pemasaran Produk dengan Toko Batik
2012
11 Pelatihan Ikat Celup di kelurahan Ketelan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta
2012
16 Lampiran 2
Justifikasi Anggaran Biaya
Adapun rincian biaya dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi
Pemakaian Harga Satuan Jumlah Harga Pembidang 25buah Rp12.000,00 Rp 300.000,00 Pita ukur 25buah Rp6.000,00 Rp 150.000,00 Manekin 3buah Rp150.000,00 Rp 450.000,00 Keranjang 25buah Rp20.000,00 Rp500.000,00 Pendedel 30buah Rp 3.000,00 Rp60.000,00 Gunting kain 25 buah Rp 20.000,00 Rp 500.000,00 Penutup jari 25buah Rp2.400,00 Rp 60.000,00 Setrika 2buah Rp 200.000,00 Rp 400.000,00 Meja setrika 2buah Rp 300.000,00 Rp 600.000,00 Tusuk gigi 10bendel Rp10.000,00 Rp 100.000,00
JUMLAH Rp 3.120.000,00
2. Biaya Habis Pakai
Material Justifikasi
17 Bantalan jarum 25 buah Rp 2.000,00 Rp 50.000,00 Kain pelapis 50 meter Rp 12.500,00 Rp 625.000,00
JUMLAH Rp 5.000.000,00
3. Perjalanan
Jarak Lokasi Jml
Orang Ongkos Total UNS-Jln.dr.Radjiman
(survei)
4 orang Rp 50.000,00 Rp 200.000,00
UNS-Nonongan(beli bahan) 4 orang Rp 50.000,00 Rp 2000.000,00 UNS-BTC (beli bahan) 4 orang Rp 15.000,00 Rp 60.000,00 UNS- Palur (konsul) 4 orang Rp 10.000,00 Rp40.000,00 UNS-Boyolali(tempat bordir) 4 orang Rp150.000,00 Rp 600.000,00 UNS- Boyolali(tempat jahit) 4 orang Rp 150.000,00 Rp 600.000,00 UNS-Jln.dr.Radjiman
(observasi)
4 orang Rp 50.000,00 Rp200.000,00
UNS-Jln.dr.Radjiman (persetujuan mitra)
4 orang Rp 50.000,00 Rp 200.000,00
UNS-Jln.dr.Radjiman (praktek 10x)
4 orang Rp 50.000,00 Rp 800.000,00
UNS-Percetakan 2 orang Rp 5.000,00 Rp 10.000,00
JUMLAH Rp 3.000.000,00
4. Lain-lain
Laporan Kegiatan Total
18 Fotocopy dokumen surat menyurat Rp 20.000,00
Konsumsi 10x pertemuan (@Rp 55.000,00) Rp 550.000,00 Biaya paket data 1 bulan Rp100.00.000
Sewa LCD Rp 150.000,00
Sewa kamera Rp100.000,00
Sewa mobil pick up Rp 180.000,00
JUMLAH Rp 1.250.000,00
Total Anggaran Biaya
Biaya Total
Peralatan Penunjang Rp 3.120.000,00 Bahan Habis Pakai Rp 5.000.000,00 Perjalanan Rp 3.000.000,00
Lain-lain Rp 1.250.000,00
19 Lampiran 3
Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian tugas
No Nama / NIM Program Studi Bidang Ilmu Alokasi Waktu (jam/minggu) Uraian Tugas
1. Roffi Anissa S1 (Kriya
Tekstil) Seni 1 bulan
Pemberian materi dasar trapunto
2. Nurhayati S1 (Kriya
Tekstil) Seni 1 bulan
Membimbing teknik dasar trapunto
3. Musripah Nurkhusna
S1 (Kriya
Tekstil) Seni 1 bulan
Membimbing proses pembuatan trapunto
4. Putri Cahya Suci S1 (Kriya
Tekstil) Seni 1 bulan