• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Aspek Menulis dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Cooperative Learning Siswa Kelas 3 SD N 2 Kalangbancar Grobogan Semester 2 Tahun A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar Aspek Menulis dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Model Cooperative Learning Siswa Kelas 3 SD N 2 Kalangbancar Grobogan Semester 2 Tahun A"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

40 4.1 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan bagian yang akan membahas tiga sub judul, yaitu deskripsi kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi kondisi awalakan membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk

juga hasil belajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum dilaksanakan penelitian. Sedangkan deskripsi siklus I membahas tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan refleksi. Sama seperti yang dijelaskan pada siklus I, pada bagian siklus II juga membahas tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian dilakukan di SD N 2 Kalangbancar Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas 3 berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Februari 2015.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Permasalahan tersebut ternyata berhubungan dengan rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa, khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada aspek menulis. Munculnya pemasalahan tersebut disebabkan karena beberapa faktor, baik dari guru maupun dari siswa itu sendiri.

(2)

kurangnya penguasaan siswa dalam menyusun kalimat dapat terlihat dari hasil karya siswa seperti menulis karangan, adanya perasaan takut dan enggan mencoba/berlatih dapat terlihat dari minimnya kosakata yang dimiliki siswa. Faktor lain yang berasal dari guru diantaranya adalah kebiasaan guru menggunakan metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran. Guru hanya sekedar menyampaikan materi dan memberikan contoh kepada siswa. Selain itu kurangnya keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan semangat siswa, guru menganggap ceramah sudah merupakan cara

yang paling ampuh untuk menyampaikan materi kepada siswa, menurutnya yang terpenting ialah materi dapat diterima oleh siswa di sini guru cenderung menyampingkan proses di mana siswa dapat memperoleh pengetahuan dari aktivitas yang merangsang mereka untuk membangun konsep tentang materi yang dipelajari. Pada umumnya guru tidak memperhatikan penggunaan metode pembelajaran yang menarik minat belajar siswa.

Penggunaan metode pembelajaran yang menarik akan mampu membangkitkan minat belajar siswa. Hakikat pemanfaatan sebuah metode pembelajaran selain mampu merangsang tingkat ketertarikan siswa untuk belajar, sebuah metode pembelajaran juga dapat membantu guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan instan yang diperoleh dari guru tetapi siswa juga bisa melakukan aktivitas pembelajaran yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran.

Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 3 SDN 2 Kalangbancar, hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan

(3)

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70). Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM dari SDN 2 Kalangbancar yang telah ditentukan oleh guru untuk mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

Selain itu cara guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran masih kurang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru kurang berpedoman pada RPP yang telah dibuat. Terutama untuk media yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Materi yang disampaikan hanya melalui metode ceramah dan media yang digunakan kurang menarik perhatian siswa. RPP yang seharusnya menjadi pedoman guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran,

justru tidak terlalu diperhatikan oleh guru. Guru hanya sekedar menyampaikan materi kepada siswa. Penilaian RPP pada proses pembelajaran dijelaskan dalam beberapa aspek yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Hasil Penilaian RPP Kondisi Awal

Aspek yang Diamati Skor Penilaian

Jumlah Skor

1 2 3 4

Perumusan indikator pembelajaran 2,3 1 4

Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar

6 5 4 6

Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran

(4)

mendapat skor 2, item 6 mendapat skor 1 pada aspek pemilihan dan pengorganisasian materi ajar. Item 7 mendapat skor 1, item 8,9 mendapat skor 2 pada aspek pemilihan media pembelajaran. Item 10 mendapat skor 2, item 11, 12, dan 13 mendapat skor 1, item 14 dan 15 mendapat skor 2 pada aspek kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.1 berikut ini:

Diagram 4.1 Hasil Penilaian RPP Kondisi Awal

Selanjutnya peneliti juga melakukan observasi aktivitas guru dan siswa pada kondisi awal. Hasil observasi aktivitas guru pada kondisi awal tersebut akan dijelaskan dalam beberapa aspek seperti yang ada pada tabel 4.2 berikut ini:

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4

Ju

m

lah

S

ko

r

(5)

Tabel 4.2

Hasil Observasi Aktivitas Guru Kondisi Awal

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor item 1 dan 2 mendapat skor 2 untuk aspek kegiatan awal pembelajaran. Item 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, dan 13 mendapat skor 1. Sedangkan item 6, 11, dan 14 mendapat skor 2 pada aspek kegiatan inti. Pada kegiatan penutup item 15 dan 16 mendapat skor 1. Sehingga jumlah total skor keseluruhan adalah 21. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru kondisi awal dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:

(6)

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa kondisi awal yang diperoleh dari lembar observasi dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kondisi Awal

Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Kegiatan awal 1,2 2

Kegiatan inti 5,6,9,10,

11

4,7,8 3 14

Penutup 12,13 4

TOTAL 7 5 1 0 20

(7)

Diagram 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kondisi Awal

Berdasarkan hasil observasi keseluruhan, yaitu observasi RPP kondisi awal, observasi aktivitas guru kondisi awal, dan observasi aktivitas siswa kondisi awal maka diperoleh hasil penilaian proses pembelajaran Bahasa Indonesia aspek

menulis kelas 3 SD N 2 Kalangbancar sebagai berikut:

Tabel 4.4

Penilaian Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Kondisi awal No Aspek Penilaian Proses Pembelajaran Skor Persentase

1 Penilaian RPP 24 40%

2 Observasi Aktivitas Guru 21 32,80%

3 Observasi Aktivitas Siswa 20 38,40%

Nilai Skor Rata-rata 22

Persentase 37%

Dari table 4.4 penilaian proses pembelajaran Bahasa Indonesia kondisi awal, menunjukkan skor 24 untuk RPP kondisi awal dengan persentase 40%, skor 21 untuk hasil observasi aktivitas guru kondisi awal dengan persentase 32,8%, dan skor 20 untuk hasil observasi aktivitas siswa kondisi awal dengan persentase

(8)

38,4%. Sedangkan skor rata-rata yang diperoleh adalah 22dengan persentase 37%. Hal ini menunjukkan proses pembelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis kelas 3 masih rendah atau kurang. Untuk lebih jelasnya penilaian proses pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut ini:

Diagram 4.4 Penilaian Proses Pembelajaran Kondisi awal

Hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis siswa kelas 3 SDN 2 Kalangbancar sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 3 SDN 2 Kalangbancar semester 2 tahun 2014/2015. Data hasil ulangan Bahasa Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

40%

32,80%

38,40%

18 19 20 21 22 23 24 25

Penilaian RPP Observasi Guru Observasi Siswa

B

an

y

ak

S

ko

r

(9)

Tabel 4.5

Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Kondisi Awal

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1 50 – 55 1 4%

2 56 – 61 4 16%

3 62 – 67 10 40%

4 68 – 73 1 4%

5 74 – 79 6 24%

6 80 – 85 3 12%

Jumlah Siswa 25 100%

Nilai Rata-rata 68,4

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 50

Berdasarkan tabel 4.1 destribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih berada dalam kategori cukup.Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM 70. Sebanyak 15 dari 25 siswa masih memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui perolehan niai siswa pada rentang nilai antara 50 – 55 sebanyak 1 siswa dengan persentase 4% dari jumlah keseluruhan siswa. Rentang nilai 56 – 61 sebanyak 4 siswa dengan persentase 16% dari jumlah keseluruhan siswa. Rentang nilai 62 – 67 sebanyak 10 siswa dengan persentase 40%, rentang nilai 68 – 73 sebanyak 1 siswa dengan persentase 4% dari jumlah keseluruhan siswa. Rentang nilai 74 – 79 sebanyak 6

(10)

Indonesia semester 2 dapat dilihat pada lampiran). Itu berarti sebagian siswa kelas 3 SD N 2 Kalangbancar masih membutuhkan metode pembelajaran yang dapat membantu mereka untuk mencapai Kriteri Ketuntasan Minimal.

Dari tabel 4.5 tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

Diagram 4.5 Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Kondisi Awal Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pada kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase

1. Tuntas ≥ 70 10 40%

2. Belum tuntas < 70 15 60%

Jumlah 25 100%

Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 10 siswa atau 40% dari total jumlah

50-55 56-61 62-67 68-73 74-79 80-85

(11)

keseluruhan siswa, sedangkan yang memperoleh nilai kurang dari KKM sebanyak 15 siswa atau 60% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut jumlah persentase siswa yang mencapai ketuntasan minimal lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.6 dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut:

Diagram 4.6 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan hasil belajar Bahasa Indonesia yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 2 siswa kelas 3 SD N 2 Kalangbancar maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning berbantuan media gambar seri, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.

Tuntas 40% Belum

(12)

4.1.2.1 Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakanpembelajaran dengan metode Cooperative Learning berbantuan media gambar seri meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap

siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 4 bulan Maret. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode Cooperative Learning dengan kompetensi dasar Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yangtepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik.Penyusunan RPP telah didiskusikan dengan Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran.

Indikator pada pertemuan pertama antara lain; (1) Menyebutkan unsur paragraf; (2) Menyebutkan jenis huruf yang digunakan dalam sebuah paragraf; (3) Menyebutkan jenis tanda baca yang digunakan dalam sebuah paragraf; (4) Menggunakanhuruf yang benar dalam paragraf; (5) Menggunakan tanda baca

(13)

Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan pertama antara lain; (1) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan unsur paragraph, (2) setelah menyebutkan unsur paragraf siswa diharapkan mampu menyebutkan jenis huruf yang digunakan dalam sebuah paragraf; (3) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru siswa dapat menyebutkan jenis tanda baca yang digunakan dalam sebuah paragraf, (4) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru siswa dapat menggunakanhuruf yang benar dalam paragraph, (5) setelah siswa mampu menyebutkan huruf dan tanda baca

yang digunakan dalam paragraf, selanjutnya siswa diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan menulis karangan Bahasa Indonesia.

Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban yang pada proses pembelajaran akan diisi oleh siswa. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 3 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari.Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari ialah bagaimana menyusun kerangka karangan berdasarkan gambar seri, serta bagaimana menulis karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah disusun dengan memperhatikan huruf kapital dan tanda baca.

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan metode

Cooperative Learning dengan media gambar seri.Penyusunan RPP masih

(14)

kedua ini peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban yang pada proses pembelajaran akan diisi oleh siswa.

Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 3 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

3) Pertemuan Ketiga

Perencanaan pada pertemuan ketiga ini kegiatan awal yang

dilakukan peneliti ialah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama dengan guru kolaborator dengan materi menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yangtepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik. Peneliti dan guru kolaborator berdiskusi mengenai indikator dan tujuan pembelajaran pada pertemuan ketiga. Pada pertemuan ketiga, kegiatan pembelajaran difokuskan untuk mengevaluasi siswa dalam menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda baca pada siklus I. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam menulis karangan sederhana setelah dilaksanakan dengan menggunakan metode Cooperative Learning.Materiyang diteskan ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua, yakni unsur paragraf, jenis huruf, jenis tanda baca, penggunaan huruf, penggunaan tanda baca, penyusunan kerangka karangan berdasarkan gambar seri, serta penyusunan karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah dibuat.

Lembar soal terdiri atas 10 soal esai. Sebelum mengadakan evaluasi peneliti mengulang materi yang telah disampaikan pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 secara singkat. Setelah itu peneliti melakukan tes evaluasi selama 2

X 35menit.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan

(15)

Selanjutnya dalam sub unit ini juga akan mendeskripsikan tentang hasil tindakan siklus I. Rincian pelaksanaannya sebagai berikut:

(a) Proses Pembelajaran Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan proses pembelajaran siklus I.

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Maret 2015. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 SD N 2 Kalangbancar. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan bercerita untuk menuntun pola pikir siswa. Kemudian guru memberikan pertanyaan “jika kalian akan menulis sebuah cerita, syarat apa saja yang harus dipenuhi, agar cerita kalian menjadi bagus dan menarik?”. Dari berbagai jawaban siswa, guru akan menyimpulkan jawaban yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran hari itu. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa, yakni menyebutkan unsur paragraf/cerita, menyebutkan jenis huruf dan tanda baca yang digunakan dalam sebuah paragraf, serta menggunakan huruf dan tanda baca yang tepat dalam

menulis paragraf/cerita, dengan kompetensi dasar Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yangtepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik.

(16)

eksplorasi, siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang contoh karangan cerita dilanjutkan dengan tanya jawab bersama. Guru menggali pengetahuan siswa mengenai unsur paragraf, huruf dan tanda baca yang digunakan, dengan mengidentifikasi sebuah bacaan secara bersama-sama melalui kegiatan tanya jawab. Guru melibatkan siswa dengan meminta beberapa siswa untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Setelah beberapa siswa menuliskan jawabannya, guru menyimpulkan jawaban dengan dilanjutkan penjelasan singkat mengenai unsur paragraf, serta huruf dan tanda baca yang digunakan dalam sebuah paragraf.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak. Kelompok tersebut terdiri atas 4 sampai dengan 5 siswa. Masing-masing kelompok mendapatkan sebuah cerita dengan tema dan judul yang berbeda-beda. Setelah masing-masing kelompok menerima bacaan tersebut, mereka ditugaskan untuk mengidentifikasi huruf dan tanda baca yang terdapat dalam bacaan tersebut secara berkelompok selama 45 menit. Setelah 45 menit, masing-masing perwakilan kelompok menuliskan jawabannya di papan tulis. Setelah semua jawaban dari masing-masing kelompok tertulis di papan tulis, guru bersama-sama dengan seluruh siswa membahas jawaban tersebut. Dari kegiatan tersebut siswa akan menyimpulkan ejaan, dan tanda baca apa saja yang digunakan dalam sebuah karangan. Setelah seluruh jawaban dibahas guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi. Penghargaan tersebut, berupa stiker hebat yang khusus dibuat sebagai penghargaan khusus bagi kelompok dengan perolehan nilai tertinggi.

Pada kegiatan akhir pembelajaran, penguatan kepada siswa mengenai materi yang telah disampaikan hari itu.

2) Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan

(17)

bersama, kemudian melakukan kegiatan presensi. Dilanjutkan dengan guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab. Guru melakukan apersepsi berupa pertanyaan “Apakah kalian pernah membaca komik atau cerita bergambar? Apa yang kalian temukan dalam sebuah komik atau cerita bergambar?” dari berbagai jawaban siswa misalnya gambar, tulisan atau huruf, tanda baca dan lain-lain, guru memilih gambar dan kalimat yang menyertai gambar tersebut menjadi hal yang harus ada dalam sebuah komik atau cerita

bergambar. Selanjutnya guru menunjukkan contoh komik atau cerita bergambar. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu membuat kerangka karangan berdasarkan gambar seri dan menulis karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah disusun dengan kompetensi dasar Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yangtepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik.

Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.Pada kegiatan eksplorasi, siswa diminta melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang materi menulis kerangka karangan berdasarkan gambar seri. Setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai tata cara pembuatan kerangka karangan berdasarkan gambar seri.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak. Kelompok tersebut terdiri atas 4 sampai dengan 5 siswa. Masing-masing kelompok mendapatkan sebuah gambar seri yang terdiri atas 5 gambar. Setelah masing-masing kelompok menerima gambar tersebut, masing-masing anggota kelompok mendapatkan waktu 10 menit untuk memilih

(18)

kerangka karangan yang telah disusun secara berkelompok selama 20 menit. Setelah selesai, masing-masing perwakilan kelompok dapat membacakan salah satu hasil karyanya di depan kelas. Guru memberikan poin tambahan bagi kelompok yang telah berani menyampaikan hasil tulisannya di depan kelas.

Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah disampaikan hari itu, yakni mengenai membuat kerangka karangan berdasarkan gambar seri, serta menulis karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah disusun, dengan tanya jawab singkat kepada siswa di kelas

tersebut. Dengan demikian, guru dapat mengukur tingkat pemahaman siswa mengenai materi tersebut.

Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada beberapa siswa yang hasil tulisannya menjadi tulisan terbaik, dengan menempelkan hasil karyanya di mading sekolah. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya.

3) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 Maret 2015. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran ialah Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 SD N 2 Kalangbancar. Pada pertemuan ketiga ini guru mengadakan tes evaluasi siklus I. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang unsur paragraf, huruf yang digunakan dan tanda baca yang digunakan dalam paragraf, menyusun kerangka karangan berdasarkan gambar seri, serta menulis karangan berdasarkan kerangka karangan yang telah disusun. Setelah semua siswa dirasa paham tentang materi yang diajarkan, guru mengadakan tes

(19)

yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang menulis puisi berdasarkan gambar. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

(b) Hasil Tindakan Siklus I

Pada sub bab hasil tindakan ini, akan menguraikan tentang hasil tindakan pembelajaran berupa nilai Bahasa Indonesia siswa kelas 3 SDN 2 Kalangbancar setelah pelaksanaan tindakan siklus I melalui metode Cooperative

Learning. Hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas 3 SDN 2

Kalangbancar diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga siklus I. Berikut disajikan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 3 SDN 2 Kalangbancar dengan Kompetensi Dasar (KD)Menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital dan tanda titik. Hasil nilai siswa Bahasa Indonesia kelas 3 SDN 2 Kalangbancar adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7

Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Siklus I

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1 60 – 65 10 40% keterampilan menulis karangan sederhana siswa mengalami peningkatan dari rata-rata 68,4 menjadi 71,0. Namun, peningkatan ini masih belum maksimal, maka dari itu akan diperbaiki pada siklus II. Siswa masih merasa kebingungan ketika

(20)

Terdapat 10 siswa dengan presentase 40% pada rentang nilai 60-65. Pada rentang 66-71 dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 20%. Pada rentang 72-77 dicapai oleh 4 siswa atau sebesar 16%. Pada rentang 78-83 dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 8%. Serta terdapat 4 siswa atau sebesar 16% pada rentang nilai 16%.

Dari data frekuensi nilai tersebut, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning adalah 85 dan nilai terendah adalah 60 yang semula pada kondisi awal hanya 50 (daftar nilai siswa terlampir).

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dinyatakan dalam diagram 4.7 sebagai berikut:

Diagram 4.7 Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Siklus I

(21)

Tabel 4.8

Ketuntasan Belajar Siklus I

No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase

1. Tuntas ≥ 70 15 60%

2. Belum tuntas < 70 10 40%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dijelaskan bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus I yang memperoleh nilai dari KKM sebanyak 10 siswa atau 40% dari total keseluruhan siswa. Sedangkan yang mencapai nilai ketuntasan KKM sebanyak 15 siswa atau 40% dari tatal keseluruhan siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.8 dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini:

Diagram 4.8 Ketuntasan Belajar Siklus I Tuntas

60% Belum

(22)

4.1.2.3 Pelaksanaan Observasi Siklus I

Pada sub bab ini akan menjelaskan mengenai data hasil oservasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning.

1) Pertemuan pertama

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan observasi

terdiri dari 26 indikator aktivitas guru dan 21 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup baik, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor 26-42 berada pada kriteria sangat kurang, skor 43-59 berada pada kriteria kurang, skor 60-76 termasuk ke dalam kriteria cukup baik, skor 77-93 termasuk ke dalam kriteria baik, dan skor 94-110 pada kriteria sangat baik.

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

(23)

Memanfaatkan media gambar 11 9, 12 8

Memberikan poin kepada siswa 18 6

Penggunaan bahasa 19,22 21 20 11

Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama adalah 72 skor.Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.9 berikut ini:

Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.10 berikut:

(24)

Tabel 4.10

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

Aspek yang Diamati

Siswa mendengarkan dengan seksama tujuan pembelajaran yang akan dicapai

4, 5 6

Siswa memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru

6,7, 8, 9

10 11

Siswa melaksanakan tugas guru melalui model pembelajaran

Cooperative Learning

Siswa membacakan hasil kerja kelompoknya

(25)

Diagram 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.11

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

(26)

Memanfaatkan media gambar 9,11,

Memberikan poin kepada siswa 18 3

Penggunaan bahasa 19 20,

Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan kedua adalah77 skor.Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.11 berikut ini:

(27)

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

Aspek yang Diamati

Siswa mendengarkan dengan seksama tujuan pembelajaran yang akan dicapai

4, 5 6

Siswa memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru

7 6, 9, 8, 10 16

Siswa melaksanakan tugas guru melalui model pembelajaran

Cooperative Learning

(28)

Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua adalah 63 skor.Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.12 berikut ini:

Diagram 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

Kegiatan refleksi ini dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Kegiatan ini digunakan sebagai bahan untuk perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator yang telah ditentukan. Selain itu kegiatan refleksi juga dilakukan untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning. Kegiatan refleksi ini diadakan dalam bentuk diskusi oleh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 3.Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang

evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative

Learning. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan

(29)

guru dapat memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning ini, kegiatan pembelajaran dirasa menjadi lebih menyenangkan. Mereka bisa saling bekerjasama dengan teman yang lain. Mereka juga bisa saling memberi semangat untuk teman yang lain yang apabila didalam kelompok terlihat kurang bersemangat.

Dari hasil yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 9 item, skor 3 yaitu sebanyak 14item, dan skor 4 sebanyak 3 item. Dengan total keseluruhan 72. Selanjutnya pada siklus I pertemuan kedua indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 6 item, skor 3 sebanyak 15 item dan skor 4 sebanyak 5 item.Dengan total keseluruhan 77. Hal ini menunjukkan hasil observasi guru pada siklus I mengalami peningkatan pada aspek memanfaatkan media gambar. Pada aspek ini guru lebih dapat menarik perhatian siswa dalam memanfaatkan media. Dengan bantuan media gambar, siswa menjadi lebih bersemangat dan antusia dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

(30)

Diagram 4.13 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan Idan II

Dari hasil yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas siswa pada

siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 2 yaitu sebanyak 12 item, skor 3 yaitu sebanyak 8item, dan skor 4 sebanyak 1 item.

Dengan total keseluruhan sebanyak 49.Selanjutnya pada siklus I pertemuan kedua indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 4 item, skor 3 sebanyak 13 item dan skor 4 sebanyak 4 item.Dengan total keseluruhan sebanyak 63. Hal ini menunjukkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I mengalami peningkatan pada aspek respon siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Pada aspek ini siswa terlihat lebih dapat memperhatikan dengan seksama dari materi yang disampaikan guru. Siswa juga menjadi lebih tertarik karena adanya media gambar yang digunakan oleh guru. Pembelajaran menjadi terasa lebih menyenangkan dan siswa tidak terlihat bosan.

Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas siswa sebanyak 21 item, hasil persentase aktivitas siswa pertemuan pertama sebesar 49% dan pertemuan kedua meningkat menjadi 63%.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.10 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan Idan II sebagai berikut:

Pertemuan I Pertemuan II

Persentase 72% 77%

(31)

Diagram 4.14 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I dan II

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketutasan belajar pada KKM ≥ 70 pada pelaksanaan tindakan siklus I baru mencapai 60%. Masih ada 10 siswa yang masih mendapat nilai dibawah KKM. Namun rata-rata nilai hasil belajar siswa sudah cukup mengalami peningkatan. Sebelumnya rata-rata nilai hasil belajar dari 68,6 meningkat menjadi 70,2.

Beradasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learningberbantuan media gambar. Kelebihan dan kelemahan

tersebut diantaranya: 1) Kelebihan

a. Model pembelajaran Cooperative Learning ini dapat memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas pandangan, pengalaman, yang diperoleh siswa belajar secara bekerjasama dalam merumuskan ke arah satu pandangan kelompok.

b. Dalam melaksanakan model pembelajaran Cooperative Learning,

memungkinkan siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan

Pertemuan I Pertemuan II

Persentase 49% 63%

(32)

sosial, seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, serta bekerjasama.

c. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dengan menggunakan media gambar. Hal ini akan membuat siswa menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu siswa juga tidak merasa bosan atau jenuh.

2) Kekurangan

a. Guru masih belum memperisapkan pembelajaran secara matang, di

samping itu lebih memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.

b. Fasilitas yang tersedia masih belum begitu mencukupi. Hal ini membuat guru hanya bisa menggunakan fasilitas seadanya.

c. Selama kegiatan diskusi berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Berdasarkan beberapa kekurangan yang telah ditemui, maka peneliti perlu melakukan analisis dan berkonsultasi dengan guru kelas 3 tentang kondisi siswa serta pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah dilangsungkan, hingga didapatkan rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang akan diterapkan pada siklus II sebagai berikut:

1) Guru harus lebih memberikan pengarahan kepada siswa mengenai langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Learning sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan lancar.

2) Guru harus bisa menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan waktu yang

telah ditentukan. Karena kebanyakan siswa masih asyik bermain dalam kegiatan diskusi, mengakibatkan proses waktu pembelajaran menjadi melebihi waktu yang ditentukan.

(33)

4) Guru lebih memberikan semangat kepada siswa terutama bagi siswa yang masih terlihat pasif di dalam kelas. Sehingga mereka menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

Pada sub unit deskripsi siklus II ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan hasil tindakan dari siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan,

masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II ini merupakan upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakanpembelajaran dengan model Cooperative Learningberbantuan media gambar seri meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada minggu pertama bulan April. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan

(34)

dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran.

Indikator pada pertemuan pertama antara lainadalah (1) Mendefinisikan pengertian puisi, (2) Menyebutkan manfaat menulis puisi, (3) Menjelaskan tema dari puisi, (4) Menyebutkan pokok-pokok dari puisi, dan (5)Menyebutkan macam-macam puisi. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama

dengan guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama.

Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan pertama antara lain; (1) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat mendefinisikan pengertian puisi dengan benar, (2) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan manfaat menulis puisi dengan tepat, (3) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menjelaskan tema dari puisi, (4) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan pokok-pokok dari puisi dengan benar, dan (5) Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan macam-macam puisi dengan benar.

Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban yang pada proses pembelajaran akan diisi oleh siswa. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 3 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan.

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, yang membedakan ialah materi yang dipelajari.Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari ialah bagaimana menulis puisi

(35)

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model

Cooperative Learning dengan media gambar.Penyusunan RPP masih didiskusikan

dengan Bapak Pramono, S.Pd selaku guru kelas 3 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Hal-hal yang didiskusikan diantaranya mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media gambar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran menulis puisi dengan modelCooperative

Learning berdasarkan gambar. Selain itu, pada pertemuan kedua ini peneliti juga

mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, kartu soal dan kartu jawaban yang pada proses pembelajaran akan diisi oleh siswa.

Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 3 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan.

3) Pertemuan Ketiga

Perencanaan pada pertemuan ketiga ini kegiatan awal yang dilakukan peneliti ialah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama dengan guru kolaborator dengan materi menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik. Peneliti dan guru kolaborator berdiskusi mengenai indikator dan tujuan pembelajaran pada pertemuan ketiga. Pada pertemuan ketiga, kegiatan pembelajaran difokuskan untuk mengevaluasi siswa dalam menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik pada siklus II. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam menulis puisi setelah dilaksanakan dengan menggunakan modelCooperative

Learning.Materiyang diteskan ialah materi yang telah dipelajari oleh siswa pada

pertemuan pertama dan pertemuan kedua, yakni pengertian puisi, tema puisi, macam-macam puisi, manfaat puisi, ciri-ciri puisi, serta langkah-langkah menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik.

(36)

pertemuan 2 secara singkat. Setelah itu peneliti melakukan tes evaluasi selama 2 x 35menit.

4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Selanjutnya dalam sub unit ini juga akan mendeskripsikan tentang hasil tindakan siklus II. Rincian pelaksanaannya sebagai berikut:

(a) Proses Pembelajaran Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Berikut ini adalah rincian pelaksanaan proses pembelajaran siklus II.

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus IIpertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 April 2015 . Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Pramono, S.Pd sebagai guru kelas 3 SD N 2 Kalangbancar. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan berupa pertanyaan pancingan yakni “Apakah kalian suka menggambar? Apa saja yang biasa kalian gambar?” setelah mendengar beberapa jawaban siswa yang bermacam-macam, guru akan mengambil beberapa jawaban. Misalnya jawaban pemandangan dan hewan. Dari kegiatan tanya jawab secara singkat tersebut, guru dapat menggali pengetahuan siswa.

(37)

eksplorasi, siswa melakukan eksplorasi tentang contoh puisi dilanjutkan dengan tanya jawab bersama. Guru menggali pengetahuan siswa mengenai pengertian puisi, macam-macam puisi, serta cara menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik, dengan membacakan sebuah puisi kepada siswa. Guru melibatkan siswa dengan meminta beberapa siswa untuk menuliskan penuliskan jawabannya dibuku tulis. Setelah beberapa siswa menuliskan jawabannya, guru menyimpulkan jawaban dengan dilanjutkan penjelasan singkat mengenai pilihan kata yang menarik dalam menulis puisi.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak. Kelompok tersebut terdiri atas 4 sampai dengan 5 siswa. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk menulis puisi dengan pilihan kata yang menarik selama 45 menit. Setelah 45 menit masing-masing perwakilan kelompok membacakan pekerjaannya di depan kelas secara bergantian. Siswa yang lain juga diminta untuk menyimak puisi yang dibacakan temannya di depan kelas. Mereka memperhatikan dengan seksama kata-kata yang dipilih temannya dalam puisi tersebut. Setelah semua perwakilan dari kelompok maju, guru memberikan poin untuk kelompok yang telah membuat puisi paling menarik.

Pada kegiatan akhir pembelajaran, penguatan kepada siswa mengenai materi yang telah disampaikan hari itu.

2) Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 7 April 2015. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Pramono, S.Pd sebagai guru kelas 3 SD N 2 Kalangbancar. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama siklus II. Pada kegiatan awal, guru menggawali pembelajaran dengan

(38)

disertai gambar kepada siswa. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu menulis puisi berdasarkan gambar dengan kompetensi dasarMenulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik.

Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.Pada kegiatan eksplorasi, siswa diminta melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang

materi menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik. Setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai tata cara menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara acak. Kelompok tersebut terdiri atas 4 sampai dengan 5 siswa. Masing-masing kelompok mendapatkan sebuah gambar. Setelah masing-masing kelompok menerima gambar tersebut, masing-masing-masing-masing kelompok ditugaskan untuk menulis puisi berdasarkan gambar yang diterima. Mereka diberi waktu selama 45 menit. Setelah selesai, masing-masing perwakilan kelompok dapat membacakan hasil karyanya di depan kelas. Guru memberikan poin tambahan bagi kelompok yang telah membuat puisi sesuai gambar dan kata-kata yang indah di depan kelas.

Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah disampaikan hari itu, yakni mengenai cara menulis puisi berdasarkan gambar, serta pilihan kata yang menarik, dengan tanya jawab singkat kepada siswa di kelas tersebut. Dengan demikian, guru dapat mengukur tingkat pemahaman siswa mengenai materi tersebut.

(39)

3) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 9 April 2015. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Bapak Pramono, S.Pd sebagai guru kelas 3 SD N 2 Kalangbancar. Pada pertemuan ketiga ini guru mengadakan tes evaluasi siklus II. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas

kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang pengertian puisi, manfaat puisi, ciri-ciri puisi, serta menulis puisi berdasarkan gambar dengan pilihan kata yang menarik. Setelah semua siswa dirasa paham tentang materi yang diajarkan guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit.Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancar, ada beberapa siswa yang terlihat kesulitan mengerjakan sehingga membutuhkan tambahan waktu untuk mengerjakan.Bagi siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi tersebut dapat mengumpulkan lembar jawab berserta dengan soal dan kembali ke tempat duduk. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

(b) Hasil Tindakan Siklus II

Pada sub bab hasil tindakan ini, akan menguraikan tentang hasil tindakan pembelajaran berupa nilai Bahasa Indonesia siswa kelas 3 SDN 2 Kalangbancar setelah pelaksanaan tindakan siklus II melalui model Cooperative Learning.

(40)

Tabel 4.13

Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Kelas 3 Siklus II

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1 65 – 70 8 32%

2 71 – 76 7 28%

3 77 – 82 3 12%

4 83 – 88 2 8%

5 89 – 94 5 20%

Jumlah Siswa 25 100%

Nilai Rata-rata 77,6

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 65

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa keterampilan menulis siswa dapat mengalami peningkatan dari 71,0 menjadi 77,6 atau berkategori baik. Terdapat 5 siswa atau sebesar 20% pada rentang 89-94. Pada rentang 83-88 dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 8%. Pada rentang 77-82 dicapai oleh 3 siswa atau sebanyak 12%. Pada rentang 71-76 dicapai oleh 7 siswa atau sebesar 28% dan pada rentang 65-70 dicapai oleh 8 siswa atau sebesar 32%. Pada siklus II tidak terdapat siswa yang memperoleh nilai kurang. Hal ini berarti ketegori nilai kurang mengalami penurunan frekuensi yang sangat drastis. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa mengalami perubahan sikap belajar setelah mengikuti pembelajaran menulis dengan menggunakan model Cooperative Learning yang digunakan oleh guru.

(41)

Diagram 4.15 Destribusi Frekuensi Nilai Bahasa Indonesia Siklus II Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pada siklus IIdapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14 sebagai berikut:

Tabel 4.14

Ketuntasan Belajar Siklus II

No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase

1. Tuntas ≥ 70 24 96%

2. Belum tuntas < 70 1 4%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat dijelaskan bahwa ketuntasan

(42)

Diagram 4.16 Ketuntasan Belajar Siklus II

4.1.3.3 Pelaksanaan Observasi

Pengambilan data dengan pedoman observasi dilakukan oleh peneliti dengan rekan sejawat selama proses pembelajaran berlangsdung di dalam kelas. Objek sasaran yang diamati terangkum dalam 9 pertanyaan bersangkutan dengan perilaku positif yang terjadi selama pembelajaran memalui model Cooperative

Learning berlangsung. Pada siklus II perilaku positif siswa meningkat, siswa

mengikuti kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru dengan baik. Berikut ini hasil pengamatan guru dan rekan sejawat yang terangkum dalam tabel dan deskripsi hasil di bawah ini:

1) Pertemuan Pertama

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dijelaskan

dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini: Tuntas

96% Belum

(43)

Tabel 4.15

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Aspek yang Diamati

Skor Penilaian Jumlah Skor

1 2 3 4

Memeriksa kesiapan pembelajaran

1,2 3, 4 14

Melakukan apersepsi, motivasi, dan tujuan pembelajaran

7 5, 6 11

Membimbing siswa melakukan eksplorasi dan menyampaikan materi

8, 10 6

Memanfaatkan media gambar 11 9 12 9

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pengelompokan

(Cooperative Learning)

17 13 ,14,

15,16 16

Memberikan poin kepada siswa 18 3

Penggunaan bahasa 19 21, 22 20 12

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

23, 25 24,26 14

TOTAL 3 13 10 85

(44)

Diagram 4.17 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.16

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

Aspek yang Diamati

(45)

Siswa memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru

9 6,8, 10

7 15

Siswa melaksanakan tugas guru melalui model pembelajaran

Cooperative Learning

11 13 7

Adanya kerjasama antara anggota kelompok

12, 14 8

Siswa membacakan hasil kerja

kelompoknya

Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama adalah 69 skor.Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.18 berikut ini:

(46)

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini:

Tabel 4.17

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

Aspek yang Diamati

Memanfaatkan media gambar 9,11, 12 10

Mengorganisasikan siswa dalam

(47)

Diagram 4.19 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan II diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.18 berikut:

Tabel 4.18

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

Aspek yang Diamati

Siswa mendengarkan dengan seksama tujuan pembelajaran

(48)

yang akan dicapai

Siswa memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru

9, 10 6, 7, 8 18

Siswa melaksanakan tugas guru melalui model pembelajaran

Cooperative Learning

11 13 7

Adanya kerjasama antara anggota kelompok

12, 14 8

Siswa membacakan hasil kerja kelompoknya

15, 16, 17

12

Siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru

18, 19 8

Siswa melakukan refleksi 20, 21 8

TOTAL 4 17 80

(49)

Diagram 4.20 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

Kegiatan refleksi ini dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Kegiatan ini diadakan dalam bentuk diskusi oleh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 3.Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative

Learning. Pada pelaksanaan tindakan siklus II guru kolaborator telah melakukan

berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.

Berdasarkan kegiatan refleksi yang telah dilakukan, telah diketahui bahwa guru kolaborator atau dalam hal ini guru kelas 3 sudah dapat menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

berbantuan media gambar dengan baik, hal tersebut juga berdampak kepada siswa. Bagi siswa sendiri belajar dengan menggunakan model Cooperative

Learning ini membuat mereka bisa lebih mengetahui tingkat keaktifan teman

(50)

dalam satu kelompok. Mereka juga merasa lebih bisa bekerjasama, saling bertukar pendapat satu sama lain.

Dari hasil yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 3 item, skor 3 yaitu sebanyak 13 item, dan skor 4 sebanyak 10 item. Dengan total keseluruhan 85.Selanjutnya pada siklus II pertemuan kedua indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 8 item dan skor 4 sebanyak 18 item. Dengan jumlah keseluruhan 102. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini hampir

keseluruhan indikator mengalami peningkatan. Diperoleh hasil bahwa guru sudah dapat menggunakan bahasan lisan secara benar. Karena hal ini juga akan membantu siswa dalam memahami materi dari bahasa yang digunakan oleh guru.

Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 26 item, hasil aktivitas guru pada pertemuan pertama memperoleh persentase sebesar 85%, pertemuan kedua meningkat menjadi 102%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.21 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan I dan II sebagai berikut:

Diagram 4.21Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I dan II

Pertemuan I Pertemuan II

Persentase 85% 102%

(51)

Dari hasil yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 2 item, skor 3 yaitu sebanyak 11 item, dan skor 4 sebanyak 8 item. Dengan total keseluruhan 69.Selanjutnya pada siklus II pertemuan kedua indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 4 item dan skor 4 sebanyak 17 item. Dengan total keseluruhan 80. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini hampir semua indikator aktivitas siswa juga berhasil mengalami peningkatan, diantaranya siswa lebih aktif dalam pemanfaatan media, siswa lebih menyimak materi yang

disampaikan guru.Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama besar persentase yang diperoleh 69%, pada pertemuan kedua persentase hasil observasi siswa meningkat menjadi 80%.Besarnya peningkatan hasil observasi aktivitas siswa pertemuan pertama dan kedua sebanyak 11%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.22 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan I dan II sebagai berikut:

Diagram 4.22 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I dan II

Pertemuan I Pertemuan II

Persentase 69% 80%

(52)

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), maka diperoleh data sebanyak 24 siswa dengan persentase 96% siswa tuntas artinya sebagian besar siswa telah tuntas, hanya satu siswa yang belum berhasil mencapai KKM ≥ 70 dengan besar persentase 4%.Dari hasil evaluasi siswa pada siklus II ketuntasan siswa telah mencapai 96%. Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan yang ditentukan, hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti.

Dari pengamatan yang telah dilakukan oleh observer pada siklus II secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut:

a) Pelaksanaan pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun. Guru sudah berhasil melakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah disusun pada kegiatan refleksi pada siklus I. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor hasil observasi guru.

b) Siswa lebih tertarik pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

Cooperative Learning dengan bantuan media gambarini karena kegiatan

pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

c) Siswa dapat bekerjasama dengan baik dan dapat saling bertukar pendapat satu sama lain.

Maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat diatasi dengan baik melalui upaya-upaya yang telah direncanakan pada kegiatan refleksi siklus I yang kemudian diterapkan oleh guru kolaborator pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II, diantaranya:

(53)

b) Guru senantiasa memberikan bimbingan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Supaya siswa dapat saling berinteraksi dengan teman kelompoknya dan mereka dapat merumuskan permasalahan pada satu titik. c) Guru lebih bisa memberikan poin atau penghargaan kepada siswa yang

mendapat hasil terbaik. Selain itu guru juga tetap harus memberikan motivasi yang positif kepada siswa lain yang masih belum mendapat hasil yang maksimal.

4.2 Analisis Komparatif

Pada sub judul ini, akan menguraikan tentang perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 3 SD N 2 Kalangbancar pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia yang diperoleh siswa kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan. Namun sebelum kita mengetahui perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa, akan dijelaskan tentang perbandingan hasil observasi kondisi awal, siklus I, dan siklus II yang dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini:

Tabel 4.19

Perbandingan Hasil Observasi Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

Tindakan Kondisi Awal Siklus I Siklus II Rata-rata % Rata-rata % Rata-rata % Aktivitas Guru 21 32,80% 74,5 71,63 93,5 89,90 Aktivitas Siswa 20 38,40% 56 66,67 74,5 88,68

Berdasarkan tabel perbandingan hasil observasi di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata aktivitas tindakan guru pada kondisi awal adalah 21 dan mengalami peningkatan pada siklus I yaitu menjadi 74,5. Pada siklus II kembali mengalami peningkatan menjadi 93,5.

(54)

Setelah melihat perbandingan observasi pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II maka dapat diketahui perbandingan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia kelas 3 kondisi awal, siklus I, dan siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.20

Perbandingan Ketuntasan Belajar Bahasa Indonesia Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No Ketuntasan Belajar

Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas ≥ 70 10 40% 15 60% 24 96%

2 Belum tuntas < 70 15 60% 10 40% 1 4%

Jumlah 25 100 25 100 25 100

Nilai Rata-rata 68,20 71,00 77,60

Berdasarkan tabel 4.20 tentang perbandingan ketuntasan belajar Bahasa Indonesia, dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Pada kondisi awal siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM ≥ 70 sebanyak 10 siswa dengan persentase 40% sementara siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa dengan persentase 60%, pada kondisi awal rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia adalah 68,20. Selanjutnya setelah

pelaksanaan tindakan siklus I terlihat jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa dengan persentase 60%, sedangkan masih ada10 siswa yang masih memperoleh

(55)

siklus II juga mengalami peningkatan menjadi 77,60. Dari hasil belajar Bahasa Indonesia dan ketuntasan belajar siswa siklus II tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learningberbantuan media gambar yang telah ditentukan oleh

peneliti sudah tercapai.

Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram 4.23 berikut:

Diagram 4.23 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia

dapat dilihat pada diagram 4.24 berikut ini:

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Tuntas 10 15 24

Belum Tuntas 15 10 1

0 5 10 15 20 25 30

Ju

m

lah

S

(56)

Diagram 4.24 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi kondisi awal, siklus I, dan siklus II yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 3 SD N 2 Kalangbancar, dapat diketahui bahwa sebelum dilaksanakan tindakan penelitian, guru masih cenderung menggunakan menggunakan cara konvesional yaitu ceramah. Guru beranggapan bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah jauh lebih praktis dan mudah. Guru hanya sekedar menyampaikan materi kepada siswa.

Guru merasa jika menggunakan model pembelajaran yang inovatif lebih memerlukan bayak persiapan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pemanfaatan media juga masih langka dilakukan oleh guru, hal ini dikarenakan keterampilan guru yang masih kurang dalam penggunaan media. Padahal media pembelajaran merupakan hal yang paling penting dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dengan adanya suatu media akan membuat siswa menjadi lebih mudah dalam memahami suatu materi. Apalagi jika media tersebut dapat menarik perhatian siswa, hal ini dapat menjadikan siswa lebih bersemangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran. Jadi siswa tidak hanya cenderung mendengarkan penjelasan dari guru saja yang dapat membuat siswa menjadi jenuh atau bosan.

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Penilaian RPP Kondisi Awal
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4 Penilaian Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Kondisi awal
+7

Referensi

Dokumen terkait

kualitas pelayanan dapat dilakukan antara lain dengan cara : menambah jumlah. counter teller dan customer service, merubah tata letak pamflet, brosur

mereka berarti hilangnya lebih dari seorang rawi antara mereka dengan Nabi saw, maka kebanyakan hadis mursal dari mereka sesungguhnya adalah mu’dlol. Gambar 3: Skema

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 pasal 64 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik harus dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau

Dari hasil uji t yang terdapat pada Tabel 5, menunjukkan nilai signifikan harapan pelanggan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 0,000 &lt; taraf signifikansinya

Menurut Monroe dalam Tjiptono (2006:296), mengemukakan bahwa nilai pelanggan adalah (tradeoff) antara yang dirasakan pelanggan terhadap kualitas atau manfaat produk dan

Hubungan life form karang di perairan Pantai Blebak sendiri dengan kondisi lingkungannya dapat terlihat yaitu pada persebaran life form di suatu perairan sangatlah di

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka akan dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kesadaran Merek, Kepercayaan Merek, dan Persepsi

Apabila sensor 2 (sensor yang berada pada posisi tengah conveyor) mendeteksi adanya benda kerja (mengunakan falling pulse), silinder sedan berada pada posisi