• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN GURU PRODUKTIF SMK NEGERI DARI LULUSAN LPTK DAN NON LPTK DI KABUPATEN MADIUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN GURU PRODUKTIF SMK NEGERI DARI LULUSAN LPTK DAN NON LPTK DI KABUPATEN MADIUN"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN GURU PRODUKTIF SMK NEGERI

DARI LULUSAN LPTK DAN NON LPTK DI KABUPATEN MADIUN

SKRIPSI

Oleh:

RONNAWAN JUNIATMOKO K1508021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

: Ronnawan Juniatmoko

: K1508021

Jurusan/Program Studi : PTK/Pendidikan Teknik Bangunan

bahwa skripsi saya berjudul “Analisis Kebutuhan dan Produktif SMK Negeri dari Lulusan LPTK dan Non

Madiun” ini benar – benar merupakan hasil karya

sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 27

hasil karya saya sendiri.

telah disebutkan dalam

dibuktikan skripsi ini hasil

Juli 2012

Yang membuat pernyataan

(3)

commit to user

iii

ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN GURU PRODUKTIF SMK NEGERI

DARI LULUSAN LPTK DAN NON LPTK DI KABUPATEN MADIUN

Oleh:

RONNAWAN JUNIATMOKO K1508021

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan

Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(4)

commit to user Skripsi ini telah disetujui

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univ

Pembimbing I,

Drs. Agusti Tamrin, M.Pd., M.Si. NIP. 19670102 199103 1 002

iv

PERSETUJUAN

telah disetujui dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta,

Pembimbing I,

Drs. Agusti Tamrin, M.Pd., M.Si. NIP. 19670102 199103 1 002

Pembimbing II,

Drs. H. Suhardjono, NIP. 1951050

Tim Penguji Skripsi

ersitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 27 Juli 2012

Pembimbing II,

(5)

commit to user Skripsi ini

Fakultas Keguruan dan

diterima untuk memenuhi

Pendidikan.

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang

Ketua : Drs. H. Sutrisno, ST., M.Pd.

Sekretaris : Taufiq Lilo Adi Sucipto, ST., MT.

Anggota 1 : Drs. Agusti Tamrin, M.Pd., M.Si.

Anggota 2 : Drs. H. Suhardj

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a. n. Dekan

Pembantu Dekan I,

Prof. Dr. rer nat Sajidan, M.Si. NIP 19660415 199103 1 002

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan

Hari : Jum’at

Tanggal : 27 Juli 2012

Nama Terang Tanda Tangan

Drs. H. Sutrisno, ST., M.Pd.

Taufiq Lilo Adi Sucipto, ST., MT.

Drs. Agusti Tamrin, M.Pd., M.Si.

Drs. H. Suhardjono, M.Si.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. rer nat Sajidan, M.Si. NIP 19660415 199103 1 002

Tim Penguji Skripsi

Sebelas Maret Surakarta dan

mendapatkan gelar Sarjana

27 Juli 2012

(6)

commit to user

vi

ABSTRAK

Ronnawan Juniatmoko. ANALISIS KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN GURU PRODUKTIF SMK NEGERI DARI LULUSAN LPTK DAN NON LPTK DI KABUPATEN MADIUN. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui jumlah kebutuhan dan profil guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun, (2) Mengetahui jumlah penyediaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK di Kabupaten Madiun, (3) Mengetahui jumlah penyediaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan non LPTK di Kabupaten Madiun, (4) Menemukan alternatif model rekrutmen guru produktif SMK Negeri dari lulusan non LPTK di Kabupaten Madiun.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Untuk mendapatkan data yang diharapkan, langkah pertama yaitu melakukan sensus ke tempat penelitian dengan menyiapkan form yang diberikan dan diisi oleh SMK Negeri se-Kabupaten Madiun, langkah kedua melakukan wawancara tak struktur dengan beberapa responden. Langkah yang ketiga yaitu memvalidasi menggunakan triangulasi, dari hasil triangulasi tersebut selanjutnya dapat dideskripsikan kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri se-Kabupaten Madiun.

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah kebutuhan guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun sebesar 207 orang guru produktif, tersedia 157 orang guru produktif, sehingga membutuhkan 50 orang guru produktif. Kondisi penyediaan guru produktif dari lulusan LPTK sebanyak 117 orang dari berbagai lulusan LPTK di Indonesia. Sedangkan jumlah guru produktif lulusan Non LPTK sebanyak 40 orang tentunya juga sudah mempunyai ijazah Akta IV. Model rekrutmen guru produktif SMK Negeri dari luluasan non LPTK yang ada di Kabupaten Madiun yaitu tetap mengadakan penerimaan CPNS, selain itu ada program sukuan/wiyata bakti diadakan oleh masing-masing SMK Negeri atas dasar SK Bupati Madiun.

Simpulan penelitian ini adalah Kabupaten Madiun pada tahun 2012 membutuhkan 50 orang guru produktif. Kondisi penyediaan guru produktif dari lulusan LPTK sudah cukup baik dan selektif mengingat jumlah penyediaan guru produktif dari lulusan LPTK lebih besar dibandingkan dengan guru produktif dari lulusan non LPTK. Model rekrutmen sukuan/wiyata bakti sudah berjalan lama, sehingga membutuhkan kaidah atau peraturan yang lebih update di tahun 2012 ini.

(7)

commit to user

vii

ABSTRACT

Ronnawan Juniatmoko. PRODUCTIVE TEACHER SUPPLY AND DEMAND ANALYSIS SMK STATE OF GRADUATES AND NON LPTK LPTK IN DISTRICT MADIUN. Thesis, Faculty of Education and Pedagogy University of March Surakarta, in July 2012.

The purpose of this research were: (1) Knowing the needs and profile of productive teachers' SMK in Madiun District, (2) Knowing the amount of the provision of productive teachers of SMK graduates LPTK in Madiun District, (3) Knowing the amount of the provision of productive teachers of SMK graduates non LPTK in Madiun District, (4) Finding an alternative model of teacher recruitment of graduates earning SMK non LPTK in Madiun District.

This research is a qualitative descriptive research. To get the expected data, the first step is to do a census to the research by setting up the form provided and filled by a Vocational School Madiun District, the second step interviews with some respondents did not structure. The third step is validating using triangulation, the triangulation of the results can then be described.

Based on this research, the need for productive teachers in the Vocational School Madiun District at 207 productive teachers, 157 teachers are productive, thus requiring 50 productive teachers. The environment for productive teachers from as many as 117 people LPTK graduates from various graduate LPTK in Indonesia. While the number of teachers earning graduate of Non LPTK 40 people already have a diploma course also Akta IV. SMK recruitment of productive teachers’ model from graduate non LPTK in Madiun District that is still held a reception CPNS, other than that there sukuan / wiyata bakti program held by each State on the basis of SK SMK Madiun Regent.

The conclusions of this research is the Madiun District in 2012 requiring 50 productive teachers. The environment for productive teacher of both graduate LPTK and selective enough given the amount of the provision of teachers earning graduate LPTK greater than that of teacher graduates productive from non LPTK. Model recruitment sukuan / wiyata bakti longstanding devotion, thus requiring more rules or regulations of this update in 2012.

(8)

commit to user

viii

MOTTO

# Rosullulloh bersabda, sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bekerja secara profesional (HR. Atthabrani.) #

# Perbaikilah perangaimu terhadap orang tuamu terlebih ibu, sebab ridlo dari seorang ibu selalu disertai ridlo Alloh Azza wa Jalla. #

# Suatu saat mimpi yang ada di angan-angan pasti akan terwujud, jadi pergilah ke tempat yang sesuai angan-anganmu, bergeraklah sesuai angan-anganmu, hingga tidurpun sesuaikan dengan angan-anganmu. Dan yakin semua itu akan terjadi atas kehendakNya. #

(9)

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

 ” Bapak dan Ibu ”

Doamu yang selalu menyertai di setiap waktu, dimanapun dan dalam

keadaan apapun. Pengorbananmu begitu besar, kasih sayangmu yang

mengalir bagaikan air sungai yang deras dan tak pernah surut. Sehingga aku

merasakan kebanggaan yang tak terhingga kepada engkau yaa bapak yaa ibu.

Semoga Alloh memudahkan jalan beliau dalam mendidik anak-anaknya

menjadi anak yang berguna bagi orang tua, agama, nusa dan bangsa.

 ” Mbahti Soeraiatoen (almh)

Ku buktikan kepadamu aku telah mengikuti jejakmu sebagai seorang

guru. Ini bukti dari balasan kasih sayang dan pengorbananmu yang

sebenarnya tak sebanding dengan hasil yang kubuktikan. Semoga beliau

dapat berkumpul di alam barzah dengan makhluk Alloh yang paling mulia.

 ” Mbahti Sumini dan adik Ronnanda Mahayudantio ”

Semangat, doa dan kasih sayangmu menjadikanku semangat untuk

mencari ilmu dan bertahan hingga saat ini. Semoga kesehatan dan

keberkahan selalu menyertaimu.

 ” Rekan-rekan PTB 2008 dan sahabat semua ”

Terima kasih atas semangat dan dukungannya.Semoga Alloh

(10)

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamiin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

segala limpahan nikmat dan karunia-Nya, sholawat dan salam selalu tercurahkan

pada Rosululloh Muhammad SAW yang selalu dinantikan syafaatnya di yaumil

qiyamah. Puji syukur terhaturkan oleh penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Guru

Produktif SMK Negeri dari Lulusan LPTK dan Non LPTK di Kabupaten Madiun”

yang disusun untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan, Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan

Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis mengakui dan menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

banyak memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, sebagai Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Sutrisno, ST., M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan

Kejuruan.

3. Ida Nugroho Saputro, ST., M.Eng. sebagai Ketua Program Pendidikan Teknik

Bangunan.

4. Abdul Haris Setiawan, S.Pd., M.Pd. sebagai Koordinator Skripsi Pendidikan

Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Drs. Agusti Tamrin, M.Pd., M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I yang selalu

memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. H. Suhardjono, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu

memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Drs. Doli Sapardi, M.Pd. selaku Kepala Bidang SMP, SMA dan SMK Dinas

Pendidikan Kabupaten Madiun yang memberi ijin penelitian di SMK Negeri se

Kabupaten madiun.

8. Sudarman, S.Pd., M.KPd. selaku Kepala SMK N 1 Wonoasri, Dra. Wiwik

Wiyati, M.Pd. selaku Kepala SMK N 2 Jiwan, Drs. Mudjijono selaku Kepala

(11)

commit to user

xi

Kebonsari, Supriyadi, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMK N 1 Geger, Dul

Rohman, ST., M.Pd. selaku pejabat sementara Kepala SMK N Kare, Sunardi,

S.Pd. selaku Kepala SMK N 1 Gemarang yang telah memberi kesempatan

dan tempat guna mendapatkan data dalam penelitian ini.

9. Muslim, S.Pd., M.KPd. selaku Waka Kurikulum SMK N 2 Jiwan, Siti

Aminah, BA. Selaku Ka Tata Usaha SMK N 1 Wonoasri, Slamet Budi

Prastowo, S.Pd. selaku Waka Humas SMK N 1 Jiwan, yang telah memberi

bimbingan dan bantuan dalam penelitian ini.

10. Dan semua responden serta rekan-rekan yang membantu dalam penelitian

skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam menambah

wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, 27 Juli 2012

(12)

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN PENGAJUAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori dan Penelitian yang Relevan... 8

B. Kerangka Berfikir ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 24

C. Data dan Sumber data ... 25

D. Teknik Sampling ... 26

(13)

commit to user

xiii

F. Uji Validitas Data... 29

G. Analisis Data... 30

H. Prosedur Penelitian... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 33

B. Deskripsi Temuan Penelitian ... 38

C. Pembahasan... ... 53

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 61

B. Implikasi ... 62

C. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN 1 ... 65

LAMPIRAN 2 ... 68

LAMPIRAN 3 ... 77

LAMPIRAN 4 ... 84

LAMPIRAN 5 ... 91

LAMPIRAN 6... 96

LAMPIRAN 7... 101

LAMPIRAN 8... 106

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir Penelitian... 21

3.1 Skema Pengumpulan Data... 29

3.2 Skema Triangulasi Data... 30

3.3 Model Analisis Interaktif ... 30

4.1 Peta Potensi Kabupaten Madiun ... 34

4.2 Diagram jumlah kebutuhan guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun... 46

4.3 Diagram penyediaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK dan non LPTK... 50

4.4 Alur penerimaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan non LPTK... 52

4.5 Flowchartpenerimaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK... 59

(15)

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Jumlah program studi keahlian... 8

3.1 Jadwal Penelitian... 23

4.1 Data Pokok SD dan MI Tahun 2009/2010... 35

4.2 Data Pokok SMP dan MTs Tahun 2009/2010... 36

4.3 Data Pokok SMA, MA dan SMK Tahun 2009/2010... 37

4.4 Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 1 Wonoasri... 39

4.5 Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 2 Jiwan... 40

4.6 Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 1 Jiwan... 41

4.7 Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 1 Kebonsari... 42

4.8 Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 1 Geger... 43

4.9 Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri Kare... 44

4.10 Jumlah kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri 1 Gemarang... 44

4.11 Rekapitulasi kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun... 45

4.12 Jumlah guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK di Kabupaten Madiun... 47

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Pedoman wawancara dan hasil wawancara ... 65

2 Form data SMK Negeri 1 Wonoasri ... 68

3 Form data SMK Negeri 2 Jiwan... 77

4 Form data SMK Negeri 1 Jiwan... 84

5 Form data SMK Negeri 1 Kebonsari... 91

6 Form data SMK Negeri 1 Geger... 96

7 Form data SMK Negeri Kare... 101

8 Form data SMK Negeri 1 Gemarang... 106

(17)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tertera dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan pada pasal 28 dan 29 disebutkan bahwa pendidik harus

memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran.

Kualifikasi akademik dibuktikan dengan tingkat pendidikan minimal diploma

empat (D IV) atau sarjana (S1), baik untuk pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan teknologi dan kejuruan.

Kompetensi sebagai agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogik,

kepribadian, profesional, dan sosial. Disebutkan juga dalam Undang- Undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 8, 9 dan 10 bahwa

guru wajib memiliki kualifikasi akademik (diploma empat atau sarjana),

kompetensi, dan sertifikat pendidik. Kompetensi guru yang meliputi kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional diperoleh melalui pendidikan

profesi.

Keempat kompetensi tersebut hanya dapat diperoleh pada Perguruan

Tinggi LPTK. Sementara pada saat ini terdapat lebih 270 LPTK dalam bentuk

institut, universitas, fakultas, dan sekolah tinggi yang terus beroperasi dengan

kualitas beragam dan memerlukan kepastian masa depan lulusannya. Lahirnya

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

serta memperhatikan rencana strategis Departemen Pendidikan Nasional pada

tahun 2010 pengembangan SMK dengan proporsi 70% dan SMA 30% yang

memiliki jumlah program studi keahlian sebanyak 40 (empat puluh) dengan

jumlah kompetensi keahlian sebanyak 121 (seratus dua puluh satu) yang tertera

pada Surat Keputusan Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah pada tanggal 22 Agustus 2008 menerbitkan surat keputusan nomor

(18)

commit to user

Kondisi nyata terdapat di Kabupaten Madiun yang menunjukkan bahwa

penyediaan guru SMK khususnya guru mata pelajaran produktif. Renstra

pengembangan SMK yaitu 70% : 30%, sehingga banyak sekali dibutuhkan guru

SMK khususnya guru mata pelajaran produktif dan apabila ditinjau dari

implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen khususnya pada Guru SMK memiliki keunikan dengan tingkat

kerumitan yang tinggi. Pertama, SMK memiliki jumlah program studi keahlian

sebanyak 40 (empat puluh) dengan jumlah kompetensi keahlian sebanyak 121

(seratus dua puluh satu).

Kedua, sasaran pembangunan pendidikan kejuruan (SMK) untuk

memproyeksikan lulusannya menciptakan lapangan pekerjaan (berwirausaha)

20%, mendapat pekerjaan dalam negeri sebesar 50% dan mendapat pekerjaan luar

negeri sebesar 10% serta melanjutkan ke perguruan tinggi sebesar 10%, untuk

merealisasikan sasaran di atas diperlukan guru-guru SMK yang memiliki

kompetensi profesional yang terstandar sesuai dengan standar dunia

usaha/industri. Selain pokok pikiran di atas, mengenai jumlah kebutuhan dan

penyediaan guru produktif SMK Negeri belum terdata secara sistematis dan

akurat. Disebabkan beberapa faktor yang menimbulkan adanya permasalahn

mengenai kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri se Kabupaten

Madiun.

Paparan di atas yang melatar belakangi peneliti untuk mengadakan

penelitian yang disebabkan adanya permasalahan internal dalam Penyediaan Guru

Produktif SMK Negeri dari Lulusan LPTK dan Non LPTK di Kabupaten Madiun.

Kabupaten Madiun merupakan salah satu Kota berkembang di Propinsi Jawa

Timur yang berbatasan sebelah barat dengan Kabupaten Ngawi yang mana

merupakan kota paling barat dari Propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung

dengan Kabupaten Sragen Jawa Tengah. Di sebelah Utara berbatasan dengan

Kabupaten Bojonegoro, sebelah Timur dengan Kabupaten Nganjuk dan Selatan

dengan Kabupaten Ponorogo. Kabupaten Madiun sebelah utara terletak pada

(19)

commit to user

kota pusat Pendidikan di Lingkungan Karisidenan Madiun. Terdapat beberapa

Perguruan Tinggi Swasta sebagai peneyelenggara Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan (LPTK) di Kabupaten Madiun terdapat UT, di Kotamadya Madiun

terdapat IKIP PGRI, UII, di Kabupaten Ngawi terdapat STKIP dan UT, di

Kabupaten Ponorogo terdapat STAIN dan UNMUH, serta di Magetan ada STKIP

Dr. Nugroho, dari sekian jumlah Perguruan Tinggi Swasta di Karisidenan Madiun

yang terfavorit adalah IKIP PGRI. Itupun hanya terdapat jurusan Pendidikan

Teknik Elektro dan Pendidikan Ekonomi sebagai jurusan yang menghasilkan

calon guru produktif dengan minat pendaftar yang tidak banyak apabila

dibandingkan dengan jurusan-jurusan lain seperti Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika dan sebagainya. Tidak

sedikit lulusan SLTA sederajat yang memilih untuk melanjutkan studi ke luar kota

dengan predikat Perguruan Tinggi Negeri yang memperoleh mandat sebagai

LPTK, seperti UNS, UNY, UNM, dan UNESA sebagi LPTK Negeri yang

menyediakan jurusan seperti halnya Pendidikan Teknik dan Kejuruan yang

nantinya menamatkan calon guru produktif untuk SMK. Disinilah letak

permasalahannya, di Karisidenan Madiun tidak tersedianya LPTK yang terdapat

jurusan-jurusan produktif yang sesuai dengan kebutuhan Penyediaan Guru

Produktif SMK. Padahal menurut data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Madiun terdapat 19 SMK dengan klarifikasi 7 SMK Negeri dan 12

SMK Swasta. Banyaknya SMK di Kabupaten Madiun dan terbatasnya LPTK

yang menyediakan jurusan-jurusan produktif menjadi kendala dalam Penyediaan

Guru Produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun, sehingga terbuka lebar

kesempatan lulusan Perguruaan Tinggi Non LPTK untuk ikut bersaing pada

Penerimaan CPNS Guru SMK relatif tinggi. Selain itu juga dikarenakan

LPTK-LPTK Negeri yang ada kurang menyediakan jurusan-jurusan yang nantinya

menamatkan calon guru produktik untuk SMK. Dalam menata pendidikan guru,

kebutuhan mendesak lainnya adalah menetapkan kebijakan pengadaan tenaga

pendidik yang akuntabel dan mendukung penyelenggaraan program Pendidikan

Profesi Guru (PPG). Dengan demikian maka Pendidikan Profesi Guru (PPG)

(20)

commit to user

dan S1/D-IV non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar

mereka dapat menjadi guru yang profesional serta memiliki berbagai kompetensi

secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh

sertifikat pendidik (sesuai UU No. 14/2005) pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Lahirnya Pendidikan Profesi Guru memberikan kesempatan besar bagi

lulusan Non LPTK untuk berpartisipasi dalam penerimaan CPNS Guru Produktif

SMK Negeri di Kabupaten Madiun untuk mengisi kompetensi keahlian yang ada

di SMK yangmana kompetensi keahlian tersebut tidak tersedia pada

jurusan-jurusan yang ada di Perguruan Tinggi LPTK. Kondisi penyediaan guru produktif

SMK Negeri dari lulusan non LPTK di kabupaten Madiun juga menjadi pokok

penelitian ini. Dikarenakan sesuai dengan spektrum keahlian yang diterbitkan oleh

Dirjen Dikdasmenjur Kementerian Pendidikan Nasional banyak lulusan lulusan

non LPTK yang mengajar kompetensi keahlian di SMK Negeri yangmana jurusan

yang ada di non LPTK tidak disediakan di LPTK, akan tetapai spektrum keahlian

yang ada di SMK Negeri ada yang sesuai dengan jurusan yang disediakan oleh

non LPTK. Sehingga luluan LPTK banyak yang kurang mempunyai kesempatan

dalam persaingan penerimaan guru produktif SMK Negeri. Dari paparan latar

belakakang di atas kemudian melatarbelakangi peneliti untuk mengadakan

penelitian pada daerah studi yang tak lain adalah mengenai Penyediaan Guru

Produktif SMK Negeri dan selanjutnya membuahkan judul “Analisis kebutuhan

dan penyediaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK dan non LPTK di

(21)

commit to user B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan terdapat

beberapa masalah dalam penelitian ini. Adapun masalah-masalah tersebut dapat

diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Berapa jumlah kebutuhan guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun?

2. Bagaimanakah kondisi penyediaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan

LPTK?

3. Bagaimana kondisi penyediaan guru produktif SMK Negeri dari lulusan Non

LPTK?

4. Bagaimana model rekruitmen guru produktif SMK Negeri dari lulusan Non

LPTK?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui jumlah kebutuhan guru produktif SMK Negeri di Kabupaten

Madiun.

2. Mengetahui jumlah penyediaan guru produktif SMK Negeri lulusan LPTK di

Kabupaten Madiun.

3. Mengetahui jumlah penyediaan guru produktif SMK Negeri lulusan Non

LPTK di Kabupaten Madiun.

4. Mengetahui model rekruitmen guru produktif SMK Negeri di Kabupaten

(22)

commit to user D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat

mengumpulkan data kebutuhan, penyediaan dan alternatif model

rekruitmen Guru Produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun.

2. Manfaat Praktis

1) Menambah wawasan tentang kompetensi guru bagi lulusan non LPTK.

2) Membantu guru dalam proses pelaksanaan PPG.

3) Membantu meningkatkan profesionalitas guru lulusan LPTK dalam

mengaplikasikan kompetensi guru.

4) Membantu meningkatkan profesionalitas guru lulusan non LPTK yang

sudah PPG atau program Akta IV dalam mengaplikasikan kompetensi

guru.

5) Penelitian ini sebagai sumbangan saran dalam rekruitmen guru

produktif SMK Negeri dalam meningkatkan kualitas proses rekruitmen

di Kabupaten Madiun.

6) Dalam rekruitmen guru produktif lulusan non LPTK agar lebih selektif

dan tidak ada penyimpangan.

7) Membantu pendataan ulang guru produktif SMK Negeri lulusan LPTK

(23)

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori dan hasil penelitian yang relevan 1. Kajian Teori

a. Sekolah Menengah Kejuruan

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan jenjang pendidikan

lanjutan setelah Sekolah Menengah Pertama. Setara dengan Sekolah

Menengah Atas. Furqon Hidayatulloh (2009: 7) menjelaskan mengenai

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat. Sebagai bagian dari sistem Pendidikan Nasional, SMK merupakan pendidikan lebih mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, melihat peluang kerja dan mengembangkan diri di kemudian hari. Dengan kata lain bahwa SMK berperan dalam menyiapkan peserta didik agar siap bekerja, baik bekerja secara mandiri atau mengikuti lowongan pekerjaan yang ada. Sehingga arah pengembangan SMK harus diorientasikan pada penentuan permintaan pasar kerja.

Sehingga dapat diringkas menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan

pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan

dari SMP, MTs dan bertujuan sebagai sekolah yang menghasilkan peserta

didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.

Di dalam perkembangannya banyak program keahlian yang

dikembangkan oleh masing-masing SMK penamaannya tidak mengikuti

ketentuan yang berlaku. Penamaan yang tidak sesuai akan menyulitkan

dalam pengelolaan dan penyediaan tenaga pendidik. Oleh itu Direktur

Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah pada tanggal 22

Agustus 2008 menerbitkan surat keputusan nomor 251/C/KEP/MN/2008

tentang spectrum keahlian pendidikann menengah kejuruan. Berdasarkan

SK tersebuat, ada 6 bidang keahlian yang dikembangkan di SMK, dengan

(24)

commit to user

sebanyak 121. Tabel berikut menunjukkan jumlah program studi keahlian

masing-masing bidang keahlian.

Tabel 2.1. Jumlah program studi keahlian

No. Bidang Keahlian

1. Teknologi dan Rekayasa 18 66

2. Teknologi Informasi dan Komunikasi 3 6

3. Kesehatan 2 6

4. Seni, Kerajinan, dan Pariwisata 7 22

5. Agribisnis dan Agroteknologi 7 14

6. Bisnis dan Manajemen 3 4

Jumlah 40 121

(Sumber: Furqon Hidayatulloh, 2009: 10)

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan:

Pendidikan Menengah Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Meskipun pendidikan kejuruan tidak terpisahkan dari sistem pendidikan secara keseluruhan, namun sudah barang tentu mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan dengan pendidikan yang lain. Perbedaan ini tidak hanya dalam definisi, struktur organisasi dan tujuan pendidikan, tetapi juga tercermin dalam aspek-aspek lain yang erat kaitannya dengan perencanaan kurikulum.

Kemudian menurut Yoga Pramono (2009: 36) menjelaskan, bahwa:

(25)

commit to user

Sehingga SMK merupakan pendidikan menegah kejuruan yang di dalamnya

ada berbagai bidang kejuruan.Yoga Pramono (2009: 37-38) menguraikan

beberapa Karakteristik pendidikan kejuruan yaitu:

1) Orientasi pendidikannya: Keberhasilan belajar berupa kelulusan dari sekolah kejuruan adalah tujuan terminal, sedangkan keberhasilan program secara tuntas berorientasi pada penampilan para lulusannya kelak di lapangan kerja.

2) Justifikasi untuk eksistensinya: Untuk mengembangan pendidikan kejuruan perlu alasan atau justifikasi khusus yang ini tidak begitu dirasakan oleh pendidikan umum. Justifikasi khusus adalah adanya kebutuhan nyata yang dirasakan di lapangan.

3) Fokus kurikulumnya: Stimuli dan pengalaman belajar yang disajikan melalui pendidikan kejuruan mencakup rangsangan dan pengalaman belajar yang mengembangkan domain afektif, kognitif dan psikomotor berikut paduan integralnya yang siap untuk dipadukan baik pada situasi kerja yang tersimulasi lewat proses belajar mapupun nanti dalam situasi kerja yang sebenarnya. Ini termasuk sikap kerja dan orientasi nilai yang mendasari aspirasi, motivasi dan kemampuan kerjanya.

4) Kriteria keberhasilannya: Berlainan dengan pendidikan umum, kriteria untuk menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan kejuruan pada dasarnya menerapkan ukuran ganda yaitu in school succes dan out of school succes. Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan siswa dalam memenuhi persyaratan kurikuler yang sudah diorientasikan ke persyaratan dunia kerja, sedang kriteria yang kedua diindikasikan oleh keberhasilan atau penampilan lulusan setelah berada di dunia kerja yang sebenarnya.

5) Kepekaannya terhadap perkembangan masyarakat: Karena komitmen yang tinggi untuk selalu berorientasi ke dunia kerja, pendidikan kejuruan mempunyai ciri lain berupa kepekaan atau daya serap yang tinggi terhadap perkembangan masyarakat dan dunia kerja. Perkembangan ilmu dan teknologi pasang surutnya suatu bidang pekerjaan, inovasi dan penemuan baru di bidang produksi barang dan jasa, semuanya itu sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan kejuruan.

6) Perbekalan logistiknya: Dilihat dari segi peralatan belajar, maka untuk mewujudkan situasi atau pengalaman belajar yang dapat mencerminkan situasi dunia kerja secara realistis dan edukatif diperlukan banyak perlengkapan, sarana dan perbekalan logistik yang lain. Bengkel dan laboratorium adalah kelengkapan umum yang menyertai eksistensi suatu sekolah kejuruan.

(26)

commit to user

hubungan timbal balik ini mencakup adanya dewan penasehat kurikulum kejuruan (curriculum advisory commite), kesediaan dunia usaha menampung siswa SMK dalam program kerjasama yang memungkinkan siswa mendapat pengalaman belajar di lapangan.

Secara umum lulusan pendidikan kejuruan harus memiliki kecakapan:

1) Minimal, pengetahuan dan keterampilan khusus untuk jabatan ini.

2) Minimal, pengetahuan dan keterampilan sosial, emosional dan fisik

dalam kehidupan sosial.

3) Minimal, pengetahuan dan keterampilan khusus dasar.

4) Maksimal, kejuruan umum, sosial serta pengetahuan dan keterampilan

akademik untuk jabatan individu dan masa depannya.

b. Guru Produktif Sekolah Menengah Kejuruan

Presiden Republik Indonesia dan disetujui DPR RI (2005: 1) tertera

dalam Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 Bab I Pasal 1 Ayat 1,

menjelaskan tentang definisi guru. Guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Presiden

Republik Indonesia (2005: 21) dalam Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun

2005 Pasal 28 ayat 3 menjelaskan, bahwa:

Pendidik profesional harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran. Kualifikasi akademik yang dimaksud adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik, yang dalam kaitan dengan pendidikan dasar dan menengah adalah sarjana (S1) atau diploma empat (D4). Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan usia dini meliputi empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.

Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 391-406) menjelaskan tentang empat

kompetensi guru yang sesuai rumusan Asosiasi Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan (ALPTK) dalam kongresnya di Bandung dan Rapat

(27)

commit to user

1. Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan dalam mengelola pembelajaran peserta didik, yang meliputi: (a) pemahaman peserta didik, (b) perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, (c) evaluasi pembelajaran dan (d) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilkinya.

2. Kompetensi Kepribadian merupakan penguasaan kepribadian yang mantab, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan badi peserta didik dan berakhlak mulia.

3. Kompetensi sosial merupakan kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik/tenaga kependidikan lain, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi professional merupakan kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran secara meluas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi.

Guru Produktif SMK ada dikarenakan adanya Program produktif,

yaitu kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar

memiliki kompetensi kerja sesuai standar isi spektrum keahlian. Program

produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak

ditentukan oleh dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program

produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program

keahlian.

Sudji Munadi, dkk (2009: 6) menerangkan dalam jurnal ilmiahnya:

(28)

commit to user

Sehingga guru produktif SMK adalah pendidik profesional dengan

menguasai kompetensi keguruan dan keahlian di bidangnya sesuai dengan

kompetensi keahlian di SMK yang sebagai sekolah kejuruan yang bersifat

produktif atau dapat menghasilkan sesuatu sesuai bidangnya dan dibutuhkan

oleh dunia kerja. Pelaksanaan pembelajaran di SMK lebih banyak

menekankan pada pembelajaran praktik, sehingga keberadaan fasilitas yang

berupa sarana dan prasarana praktik sangat dibutuhkan. Upaya yang telah

dilakukan pemerintah berupa penataan kembali kebijakan pendidikan

kejuruan khususnya SMK dengan disertai pembangunan sarana dan

prasarana praktik atau laboratorium. Sarana yang berupa gedung dan

prasarana yang berupa alat-alat praktik merupakan identitas dari suatu

Sekolah Menengah Kejuruan. Oleh karena itu, kompetensi guru SMK

terutama guru mata pelajaran produktif dalam memanfaatkan sarana dan

prasarana praktik sangat diperlukan. Kemampuan guru dalam

memanfaatkan sarana dan prasarana praktik yang baik akan memperlancar

kegiatan pembelajaran praktik, sehingga kompetensi kelulusan SMK akan

dapat ditingkatkan.

c. Kebutuhan dan Penyediaan Guru Produktif SMK

Sekertaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia (2011: 4) menjelaskan, bahwa:

untuk menjamin pemerataan guru antarsatuan pendidikan, antarjenjang, dan antarjenis pendidikan, antarkabupaten, antarkota, dan antarprovinsi serta dalam upaya mewujudkan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan formal secara nasional dan pencapaian tujuan pendidikan nasional telah ditetapkan Peraturan Bersama Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama Nomor 05/X/PB/2011, SPB/03/M.PAN-RB/10/2011, 48 Tahun 2011, 158/PMK.01/2011, 11 Tahun 2011.

Yadi Mulyadi (2010: 865) juga berkesimpulan, bahwa:

(29)

commit to user

dibutuhkan dalam pengembangan pendidikan berbasis keunggulan lokal diantaranya meliputi relevansi antara kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi dengan potensi yang dimiliki oleh daerah dimana tenaga pendidik itu melaksanakan tugas. Penataan guru PNS adalah proses menata ulang agar rasio, kualifikasi akademik, distribusi, dan komposisi guru PNS sesuai dengan kebutuhan riil masing-masing satuan pendidikan.

Komposisi guru adalah perbandingan jumlah guru dalam satuan

pendidikan sesuai dengan rombongan belajar atau mata pelajaran yang

diampu sesuai dengan kebutuhan riil masing-masing satuan pendidikan.

Kekurangan guru adalah kondisi dimana jumlah guru yang ada lebih sedikit

dari yang dibutuhkan. Kelebihan guru adalah kondisi dimana jumlah guru

yang ada lebih banyak dari yang dibutuhkan. Perencanaan kebutuhan guru

dilakukan berdasarkan laporan dari satuan pendidikan tentang jumlah guru

sesuai dengan jenis guru, jumlah peserta didik, jumlah rombongan belajar

(rombel), jumlah jam setiap matapelajaran yang mengacu pada struktur

kurikulum, dan disesuaikan dengan jenis program yang dibuka (untuk SMA

dan SMK) ke dinas pendidikan kabupaten/kota

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaa Republik Indonesia

(2011: 22-23) dalam Petunjuk Teknis Peraturan Bersama Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri

Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan

Menteri Agama Nomor 05/X/PB/2011, SPB/03/M.PAN-RB/10/2011, 48

Tahun 2011, 158/PMK.01/2011, 11 Tahun 2011 tentang Penataan dan

Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil memutuskan Perhitungan

Kebutuhan Guru Produktif SMK:

Prinsip Perhitungan

1) Setiap rombel dalam mengikuti mata pelajaran tertentu diampu oleh 1 (satu) orang guru kecuali rombel pada mata pelajaran Dasar Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yang masing-masing diampu oleh satu orang guru,

2) Jumlah guru dihitung berdasarkan jumlah tatap muka per minggu yang terjadi di sekolah (JTM) dibagi wajib mengajar guru (24), 3) Jumlah tatap muka dihitung dengan cara menjumlahkan jumlah

(30)

commit to user

4) Wajib mengajar yang digunakan adalah 24 jam tatap muka per minggu,

5) Guru mata pelajaran hanya mengampu 1 (satu) jenis mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan atau sertifikat pendidik yang dimilikinya,

6) Apabila di sekolah terdapat Iebih dari satu pendidikan agama yang diajarkan, jumlah dan jenis guru agama disesuaikan dengan kebutuhan dan peraturan yang berlaku,

Formula Perhitungan Kebutuhan Guru SMK

1) Rumus penghitungan jumlah guru per mata pelajaran kelompok normatif dan adaptif sebagai berikut:

2) Rumus penghitungan jumlah guru produktif:

Keterangan:

KGn/a = kebutuhan guru mata pelajaran normatif/adaptif KGp = kebutuhan guru mata pelajaran produktif JTM = jumlah tatap muka per jenis guru per minggu

MP = alokasi jam mata pelajaran per minggu pada suatu mata pelajaran

∑K = jumlah kelas/rombel pada suatu tingkat yang mengikuti mata

pelajaran produktif pada spesialisasi tertentu

KP = jumlah kelompok pelajaran produktif setiap rombel pada suatu

tingkat yang mengikuti mata pelajaran produktif tertentu 24 = Wajib mengajar per minggu, digunakan angka 24 1,2,3 = tingkat 1, 2 dan 3.

Sehingga dapat dijelaskan menurut peraturan bersama lima menteri

dan beberapa pendapat peneliti, bahwa kebutuhan dan penyediaan guru

produktif SMK Negeri sudah diatur dalam peraturan bersama lima menteri

yang selanjutnya kebutuhan dan penyediaan guru produktif SMK Negeri

dihitung oleh SMK Negeri terkait mengacu pada peraturan tersebut,

kemudian dilaporkan pada dinas terkait, selanjutnya direkomendasikan pada

kepala daerah tingkat I dan II. Proses terakhir diajukan pelaksanaan

penerimaan guru produktif SMK Negeri kepada kementrian terkait untuk

(MP1x∑K1xKP1) + (MP2x∑K2xKP2) + (MP3x∑K3xKP3)

(31)

commit to user

disetujui dan dilaksanakan oleh panitia penerimaan guru produktif SMK

Negeri yang terangkum pada formasi guru penerimaan CPNS.

d. LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan)

LPTK atau kepanjangan dari Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan yang sesuai dengan kepanjangannya LPTK merupakan suatu

lembaga setingkat universitas yang menghasilkan calon guru merupakan

tingkatan lanjutan dari pendidikan tinngi setelah pendidikan menengah.

Oemar Hamalik (2002:53) menyatakan bahwa:

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan atau disingkat LPTK sebagai suatu lembaga pendidikan guru tingkat universitas mempunyai pokok dalam rangka mempersiapkan para calon guru yang kelak mampu malakukan tugasnya selaku professional pada sekolah menengah pertama (SLTP) dan sekolah-sekolah menengah tingkat atas (SLTA).

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai bagian

dari sistem pendidikan tinggi perlu memiliki standar mutu lulusan dan

diupayakan untuk pencapaiannya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan perlunya

suatu standar nasional pendidikan yang mencakup standar isi, proses,

kompetensi lulusan, tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,

pembiayaan dan penilaian pendidikan. Standar nasional pendidikan ini harus

digunakan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum, proses

pembelajaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan,

pengelolaan pendidikan dan pembiayaannya. Penyelenggaraan pendidikan

tenaga kependidikan merupakan program pendidikan yang selain harus

meningkatkan mutu lulusan juga harus memperhatikan kebutuhan pemakai

lulusannya dan keterkaitannya dengan peran pihak-pihak lain yang secara

langsung atau tidak langsung berpotensi memiliki peran dalam pendidikan

(32)

commit to user

Konversi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri

menjadikan seluruh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

Negeri di Indonesia memangku mandat ganda (wider mandate), yaitu

bertugas untuk mendidik tenaga kependidikan yang kompeten diberbagai

jenjang (SD,SMP,dan SMA/SMK) di samping bertugas pula untuk

menghasilkan tenaga terampil dan ahli dalam berbagai bidang di luar tenaga

kependidikan. Sementara pada saat ini terdapat lebih 270 LPTK dalam

bentuk institut, universitas, fakultas, dan sekolah tinggi yang terus

beroperasi dengan kualitas beragam dan memerlukan kepastian masa depan

lulusannya.

e. Pendidikan Profesi Guru (PPG) 1) Pengertian PPG

Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Republik Indonesia (2008: 1) pendahuluan dalam Draft Panduan

Pendidikan Profesi Guru, bahwa:

menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Dengan demikian, maka Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S1 Kependidikan dan S1/D-IV non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar mereka dapat menjadi guru yang profesional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh sertifikat pendidik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Telah dijelaskan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2008: 2) dalam Draft

Panduan Pendidikan Profesi Guru, landasan penyelenggaraan

(33)

commit to user

1. UURI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem pendidikan nasional.

2. UURI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

2) Tujuan Pendidikan Profesi Guru

Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Republik Indonesia (2008: 2) tujuan Pendidikan Profesi Guru yang

telah termuat pada undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3

menjadi salah satu tujuan diadakannya Pendidikan Porfesi Guru.

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3, tujuan umum pendidikan profesi guru adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan khusus Pendidikan Profesi Guru adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta melakukan penelitian.

3) Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru

Penyelenggaraan PPG yang juga sudah diatur dalam panduan

PPG dimana sudah mengacu pada undang-undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjadi rujukan dalam

penyelengaraan PPG. Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2008: 2), berikut

ketentuan-ketentuannya:

(34)

commit to user

1. PPG pasca S-1 kependidikan yang masukannya berasal dari lulusan S1 kependidikan dengan struktur kurikulum subject specific paedagogy (pendidikan bidang studi) dan PPL Kependidikan.

2. PPG pasca S-1/D-IV non kependidikan yang masukannya berasal dari lulusan S1/D-IV non kependidikan, dengan struktur kurikulum matakuliah akademik kependidikan (paedagogical content), subject specific paedagogy(pendidikan bidang studi), dan PPL Kependidikan.

4) Sistem Rekrutmen dan Seleksi Mahasiswa

Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Republik Indonesia (2008: 3). Dikarenakan sangat dibutuhkannya

keberhasilan pelaksanaan PPG Sistem rekrutmen dan seleksi

mahasiswa Pendidikan Profesi Guru juga sudah di atur dalam panduan

PPG.

Rekrutmen calon mahasiswa merupakan kunci utama keberhasilan program PPG. Rekrutmen mahasiswa harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:

1. Penerimaan calon harus disesuaikan dengan permintaan nyata di lapangan dengan menggunakan prinsip supply and demand sehingga tidak ada lulusan yang tidak mendapat pekerjaan. Hal ini dapat mendorong calon yang baik memasuki PPG.

2. Mengutamakan kualitas calon mahasiswa dengan menentukan batas kelulusan minimal menggunakan acuan patokan. Ini berarti bahwa calon mahasiswa hanya akan diterima jika memenuhi persyaratan lulus minimal dan bukan berdasarkan alasan lain. Hanya calon terbaik yang dapat diterima.

3. Untuk memenuhi prinsip a dan b di atas maka penerimaan mahasiswa baru perlu dilakukan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan di daerah sebagai stakeholders. Kerjasama ini perlu dilakukan menyangkut jumlah calon, kualifikasi dan keahlian sesuai dengan mata pelajaran yang dibina dan benar-benar diperlukan.

4. Agar mendapatkan calon yang berkualitas tinggi maka proses penerimaan harus dilakukan secara fair, terbuka dan bertanggung jawab.

5. Rekrutmen dilakukan dengan:

(35)

commit to user

bebas napza. Seleksi penguasaan bidang studi melalui tes penguasaan bidang studi yang akan diajarkan.

b. Tes Potensi Akademik.

c. Tes penguasaan kemampuan bahasa Inggris (English for academic purpose).

d. Penelusuran minat dan bakat melalui wawancara dan observasi kinerja disesuaikan dengan mata pelajaran yang akan diajarkan.

e. Tes kepribadian melalui wawancara/inventory.

Keberhasilan rekrutmen ini amat tergantung kepada

kerjasama antara LPTK penyelenggara PPG dan Direktur Jenderal

Pendidikan Tingggi pada satu fihak dengan Dinas Pendidikan atau

Pemerintah Daerah pada fihak lain untuk memegang teguh prinsip

akuntabilitas pengadaan tenaga kependidikan/guru. Karena rekrutmen

guru merupakan masalah yang crucial atau bahkan dapat

menimbulkan kesenjangan sosial dan sensitifisme masyarakat pada

suatu wilayah kabupaten/kota.

2. Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun hasil penelitian yang relevan sebagai berikut:

1) “Studi Evaluasi Kebutuhan Guru Sekolah Menengah Kejuruan di Provinsi

Bangka Belitung” oleh Yadi Mulyadi, Agus Setiawan, Purnawan (2010).

Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini adalah bahwa terdapat kelebihan

jumlah guru sebanyak 223 orang dengan rincian kelebihan jumlah guru

normatif sebanyak 173 orang dan guru adaptif sebanyak 98 orang,

sedangkan untuk guru produktif masih kekurangan sebanyak 82 orang.

Rekomendasi yang dapat disampaikan yaitu : melakukan redistribusi guru

kejuruan dari kota besar ke daerah, melakukan alih kompetensi mengajar

guru adaptif/ normatif menjadi guru produktif atau melakukan rekruitmen

guru produktif baru, dan melakukan KKN tematik bagi mahasiswa pada

program keahlian yang relevan dengan SMK.

2) “Pemetaan SMK Se Indonesia (Studi Eksploratif di DIY, Kalsel, Dan

(36)

commit to user

Hari Purwoko, Martubi, Mutaqin, Masduku (2008). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa berdasarkan studi dokumentasi terdapat perbedaan

jumlah SMK antara yang tercatat pada tahun 2008 (409 sekolah) dan yang

riel di lapangan berdasarkan hasil observasi. Jumlah SMK tahun 2009 se

wilayah DIY, Kalsel, dan Kaltim adalah 423 yang terdiri dari SMK Negeri

= 152 dan SMK Swasta = 271. Jumlah Program Keahlian = 1142 yang

tersebar di DIY = 491, Kalsel = 198 , dan Kaltim = 453. Jumlah rombel

4998, untuk DIY = 2309, Kalsel = 785 , dan Kaltim = 1904. Jumlah guru =

16069 orang, untuk DIY = 7450 orang, Kaltim = 5160 , dan kalsel 2459 .

Perbandingan jumlah guru : program keahlian = 14,6 : 1, jumlah guru:

rombongan belajar = 3 ,2 : 1 . Program keahlian yang dominan

dilaksanakan di ketiga wilayah provinsi di atas adalah Teknik Mekanik

Otomotip, Teknik Komputer dan Jaringan, Akuntansi, Multimedia,

Penjualan, dan Administrasi Perkantoran. Khusus DIY program keahlian

yang juga banyak ditawarkan adalah Tata Busana.

3) “Pemetaan Guru SMK Wilayah Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur Dan

Sulawesi Tenggara” oleh M. Furqon Hidayatulloh, Bambang Dwi Wahyudi,

Yuyun Estriyanto, Ranto, Taufiq Lilo Adi Sucipto, Agusti Tamrin, Agus

Efendi, Sutrisno, Suharno (2009). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa

berdasarkan studi dengan metode sensus yang dilakukan pada 7.594 baik

SMK Negeri maupun SMK Swasta terdapat kelebihan dan kekurangan guru

SMK pada setiap daerahnya. Dan persebaran serta pemenuhan guru SMK

yang tidak merata dan kurang sesuai dengan spektrum keahlian yang telah

diberlakukan saat ini.

Dari hasil penelitian di atas sama halnya dengan penelitian yang

dilaksanakan peneliti, yaitu kesamaan dalam menyajikan kuantitas guru

produktif yang ada di SMK Negeri se-Kabupaten Madiun. Serta menunjukkan

kelebihan dan kekurangan guru produktif pada tiap-tiap SMK Negeri

se-Kabupaten Madiun. Sehingga kurang lebih dari metode, pemikiran, dan

langkah-langkah penlitian di atas digunakan peneliti sebagai acuan dalam

(37)

commit to user

B. Kerangka Berpikir

Penelitian dilaksanakan mengikuti kerangka berpikir sebagaimana

digambarkan dalam diagram berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Kemendikbud RI

Kebutuhan Guru Produktif

SMK Negeri

Penyediaan Guru Produktif

SMK Negeri

LPTK

1. Eks Karisidenan Madiun 2. Sekitar Eks Karisidenan

Madiun

Latar Belakang:

1. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 2. PP. No. 19 Tahun 2005

3. UU Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005

4. Renstra Kebijakan perbandingan SMK:SMA = 70%:30%

5. SK Dirjen Mandikdasmen No. 251/C/KEP/MN/2008 tentang Spektrum Keahlian SMK

Dindik Kab.Madiun

Non LPTK

1. Eks Karisidenan Madiun 2. Sekitar Eks Karisidenan

Madiun

(38)

commit to user

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, 7

SMK Negeri yang ada di Kabupaten Madiun, yaitu SMK N 1 Wonoasri, SMK

N 1 Jiwan, SMK N 2 Jiwan, SMK N 1, SMK N 1 Kebonsari, SMK N 1 Geger,

SMK N 1 Kare, dan SMK N 1 Gemarang.

Pemilihan tempat penelitian ini, dengan pertimbangan :

a. Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun merupakan instasi pemerintah yang

menyimpan data-data profil Guru SMK Negeri se Kabupaten Madiun.

b. Ada unsur kekurangjelasan dalam model rekruitmen guru produktif dari

lulusan Non LPTK

c. Persebaran yang tidak merata guru produktif SMK Negeri di Kabupaten

Madiun, sehingga menimbulkan kekurangan guru.

d. Ketujuh SMK Negeri tersebut merupakan SMK Negeri yang ada di

Kabupaten Madiun, mengingat kebutuhan PNS guru sangat dibutuhkan di

Kabupaten Madiun.

e. Domisili tetap dari peneliti di Kabupaten Madiun, sehingga memudahkan

(39)

commit to user

2. Waktu Penelitian

Berikut adalah rincian peneliti melaksanakan kegiatan pada penelitian

ini:

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

Lama penelitian yang diberikan oleh Badan Kesejahteraan Bangsa,

Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah dan Badan

Kesejahteraan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Jawa

Timur selama kurang lebih tiga bulan, yaitu bulan April 2012-Juli 2012.

Dalam kenyataan di Lapangan hanya kurang lebih satu bulan, disebabkan data

yang dibutuhkan di SMK Negeri se Kabupaten Madiun sudah cukup akurat dan

terpenuhi.

No. Kegiatan Pelaksanaan

1. Pengajuan Judul 25-27 Januari 2012

2. Persetujuan judul 27 Januari 2012

3. Penyusunan Proposal 30 Januari 2012-11 Februari 2012

4. Konsultasi proposal 12 Februari 2012-30 Maret 2012

5. Seminar proposal 3 April 2012

6. Perijinan penelitian 3 April 2012-9 April 2012

7. Pelaksanaan penelitian 10 April 2012-16 Mei 2012

8. Penulisan laporan penelitian 18 Mei 2012-17 Juni 2012

(40)

commit to user

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sesuai dengan

tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Dalam penelitian yang menggunakan

pendekatan kualitatif, permasalahan yang diangkat merupakan permasalahan

yang tidak bisa dijelaskan dan dianalisa melalui data-data statistik sehingga

perlu pendekatan tertentu untuk memahaminya. Menurut Sugiyono (2012: 15)

metode poenelitian kualitatif adalah

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpotivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kualitatif,

peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Sugiyono

(2012: 285-286) menyatakan dengan demikian dalam penelitian kualitatif ada

yang disebut batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif

disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang bersifat umum.

Sehingga peneliti melakukan fokus penelitiaan, agar memudahkan dalam

penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Fokus penelitiannya sebagai

berikut:

a. Jumlah kebutuhan dan profil guru produktif SMK Negeri di Kabupaten

Madiun.

b. Kondisi penyediaan guru produktif SMK Negeri lulusan LPTK di

Kabupaten Madiun.

c. Kondisi penyediaan guru produktif SMK Negeri lulusan Non LPTK di

Kabupaten Madiun.

d. Alternatif model rekruitmen guru produktif SMK Negeri di Kabupaten

(41)

commit to user

2. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif. Pengertian deskriptif kualitatif sesuai dengan pengertian

Yoga Pramono (mengutip pengertian yang disebutkan oleh Miles, 1992).

Analisis deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan membuat

deskripsi atas suatu fenomena sosial atau fenomena alam secara sistematis,

faktual dan akurat. Analisis kualitatif merupakan prosedur penelitian yang akan

menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang atau dari suatu proses yang diamati. Data yang muncul yanag berwujud

kata-kata dan bukan rangkaian angka didapatkan dalam beberapa cara, yaitu:

observasi, wawancara, intisari dokumen, atau dengan cara lain yang biasanya

diproses dahulu sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, penyuntingan,

atau alih tulis), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata, yang

biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas (2009: 14).

C. Data dan Sumber Data

Nar Herryanto, H.M. Akib Hamid (2007: 1.4) menyatakan Berdasarkan

cara memperolehnya, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data

sekunder.

1. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi serta diperoleh langsung dari obyeknya. Sedangkan data primer

yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan sensus atau

mendatangi langsung ke 7 SMK Negeri di Kabupaten Madiun. Debgan harapan

memperoleh :

a. Data masing-masing profil guru produktif SMK Negeri yang ada di

Kabupaten Madiun.

b. Data jumlah guru produktif SMK Negeri untuk masing-masing kelompok

kompetensi keahlian.

c. Data jumlah SMK Negeri yang mengalami kelebihan dan kekurangan.

d. Data kebutuhan guru produktif SMK Negeri di Kabupaten Madiun

(42)

commit to user

e. Memperoleh data dari hasil wawancara alternatif model rekruitmen guru

produktif SMK Negeri dari lulusan non LPTK di Kabupaten Madiun.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya data ini dicatat dalam bentuk

publikasi-publikasi. Dalam penelitian ini data sekunder dapat diperoleh melalui

menyadur data di website Dit PSMK dan Dinas Pendidikan Kabupaten

Madiun.

Jadi setelah dijelaskan di atas, sumber data yang akan diperoleh

berupa dokumen dan arsip seperti profil singkat guru, data pokok tiap SMK

Negeri yang menjadi objek penelitian serta pengisian form tentang profil

sekolah.

D. Teknik Sampling (cuplikan)

Jalaluddin Rahmat (1984: 78) menyatakan bahwa: Salah satu hal yang

menakjubkan dalam penelitian kualitatif ialah kenyataan kita dapat menduga

sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati

sebagian dari kumpulan itu. Bagian dari kumpulan itu disebut sampel, sedangkan

kumpulan objek penelitian disebut populasi. Bila jumlah unsur populasi itu terlalu

banyak, padahal kita ingin menghemat biaya dan waktu, kita harus puas dengan

sampel. Metode menduga secara cermat parameter dari statistik disebut teori

sampling. Dan bila kita mengambil sampel tertentu berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu dapat menggunakan sampling non probabilitas. Akan

tetapi sampel dan populasi hanya digunakan pada penelitian kuantitatif.

Sugiyono (2012: 300) mengungkapkan: biasanya penelitian kualitaif

sering menggunakan teknik sampling purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang

kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa akan memudahkan peneliti

menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti Snowball sampling adalah teknik

(43)

commit to user

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling purposive

memilih kepala sekolah atau yang mewakili dan kepala dinas Pendidikan atau

yang mewakili sesuai dengan bidangnya karena dianggap mampu memberikan

informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Peneliti berdiri sendiri dan tidak

menjadi anggota pada instansi yang menjadi tempat penelitian. Dan peneliti

berusaha seselektif mungkin dalam melakukan penelitian karena peneliti tidak

melakukan generalisasi pada perolehan data dan hasil wawancara. Peneliti tanpa

menyeleksi dan membatasi data yang diperoleh dan jumlah informan dengan

pertimbangan waktu yang tidak banyak dan Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun

sebagai tempat pengumpulan data yang harus netral dari pengaruh luar, kecuali 7

SMK Negeri yang memberikan keleluasaan dalam perolehan data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data terdiri dari :

1. Wawancara

Sugiyono dengan mengutip pendapat Esterberg (2012: 319)

mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara

terstruktur,semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Macam-macam wawncara

tersebut diraikan sebagai berikut:

a. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi apa yang akan diperoleh.

b. Wawacara semiterstruktur, jenis wawancara ini sudah termasuk dalam

kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

c. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, pedoman wawancara

yang digunakan hanya berupa garis-garis besar yang akan ditanyakan.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

(44)

commit to user

terbuka, dan mengarah pada kedalaman informasi dengan suasana yang lentur,

terbuka dan santai namun tetap serius guna menggali pandangan subyek yang

diteliti tentang banyak hal. Kelonggaran dan kelenturan cara pengumpulan data

ini diharapkan akan mampu mendapatkan kejujuran informan untuk

memberikan informasi yang sebenarnya. Wawancara ditujukan pada para

Wakil Kepala Sekolah SMK Negeri dan atau Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Madiun atau yang mewakili.

Adapun pedoman wawancara yang dilaksanakan secara garis besar

adalah sebagai berikut :

a) Sistem rekrutmen calon guru produktif SMK Negeri dari lulusan LPTK dan

Non LPTK yang ada di Kabupaten Madiun.

b) Penyediaan dan kebutuhan guru produktif SMK Negeri berdasarkan

spektrum keahlian di Kabupaten Madiun.

c) Jumlah SMK Negeri di Kabupaten Madiun yang mengalami kelebihan dan

kekurangan guru produktif.

2. Dokumen

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan,

memo, pengumuman, instruksi, majalah, buletin, pernyataan, aturan suatu

lembaga masyarakat, dan berita yang disiarkan kepada media massa.

Dari uraian di atas maka metode dokumentasi adalah pengumpulan

data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya

dengan obyek penelitian. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi ini,

peneliti menyelidiki berbagai benda-benda tertulis yang mendukung penelitian.

Arsip atau dokumen yang dikaji antara lain adalah data instansi (profil guru

produktif SMK Negeri, jumlah guru produktif SMK Negeri) di Kabupaten

Gambar

Gambar                                                                                                        Halaman
Tabel                                                                                                            Halaman
Tabel 2.1. Jumlah program studi keahlian
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Struktur Materi Kurikulum untuk Lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/ D-IV Non Kependidikan Program Pendidikan Profesi Guru4. No Program Lulusan S-1 Kependidikan Lulusan S-1/ D-IV Non

Demikian halnya minat belajar pada mahasiswa lulusan SMK yang memiliki persentase rata-rata tidak jauh dari persentase rata-rata minat belajar mahasiswa lulusan non SMK, rasa

program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D IV nonkependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar

Memiliki Prodi Pendidikan S1 sesuai dengan Program Pendidikan Profesi yang diselenggarakan, minimal akreditasi B.. Memiliki dosen tetap 2 orang berkualifikasi doktor

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan

Dalam rangka pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui Direktorat Pendidikan Profesi Guru telah melaksanakan

Penelitian ini mengungkap perbedaan penilaian customer terhadap kompetensi lulusan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan yang disingkat LPTK Islam (Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Penilaian yang dilaksanakan oleh guru lulusan kependidikan dan non kependidikan saat ini adalah melaksanakan ulangan harian atau ujian setelah selesai pembelajaran satu