MAKALAH FILSAFAT
SELAYANG PANDANG PEMIKIRAN FILSAFAT
KELOMPOK 1
MS. FAUZIYAH HAMZAH C041171004 HAMDIAH HAMBALI C041171010 RISKA RAHIM PUTRI C041171011 ANDI TENRI PRATAMA INDAH SARI C041171018 IYAS ANNIZA LANTO C041171305 BAIQ DWI KENCANA WUNGU C041171313 AGUNG SATRYA MAHARDIKA C041171510 WARDATUN WAHDANIYAH RASIDI C041171512 BENSU ARI GAYOTA C041171702
IRMA SISWANTI C041171708
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...1
BAB I PENDAHULUAN...2
1.1 Latar Belakang...2
1.2 Tujuan...2
BAB II KAJIAN TEORI...3
2.1 Awal Mula Pemikiran Filsafat...3
2.2 Kemunculan Sopisme dan Skeptisisme...8
2.3 Masa Pertumbuhan Filsafat...11
2.4 Filsafat Yunani...13
2.5 Perkembangan Filsafat Di Timur...13
BAB III PENUTUP...18
3.1 Kesimpulan...18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Tujuan filsafat ilmu ialah mendalami unsur-unsur pokok ilmu sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu. Selain itu, filsafat ilmu juga memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu diberbagai bidang sehingga kita mendapatkan gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
Suatu peristiwa atau kejadian pada dasarnya tidak pernah lepas dari peristiwa lain yang mendahuluinya. Demikian juga dengan timbul dan berkembangnya filsafat dan ilmu. MenurutRinjin (1997 : 9-10), filsafat dan ilmu timbul dan berkembang karena akal budi, thauma, dan aporia.
1.2 Tujuan
1) Untuk mengetahui awal mula filsafat
2) Untuk mengetahui proses kemunculan sophisme dan skeptisisme 3) Untuk mengetahui tentang pertumbuhan filsafat
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Awal Mula Pemikiran Filsafat.
Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos (dongeng-dongeng).
Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang isteri alam semesta ini, jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi.upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir , ini kemudian banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia
Pelaku filsafat adalah akal dan musuhnya adalah hati. Pertentangan antara akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Di dalam sejarah filsafat kelihatan akal pernah menang, pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah kalah, pernah juga kedua-duanya sama sama-sama menang. Diantara keduanya , dalam sejarah, telah terjadi pergugumulan berebut dominasi dalam mengendalikan kehidupan manusia.
Dalam sejarah filsafat biasanay filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Ahli-ahli pikir tidka puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya alam itu. Apakah intisarinya? Mungkin yang beraneka warna ynag ada dalam alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu. Mereka mencari inti alam, dengan istilah mereka: mereka mencari arche alam (arche dalam bahasa yunani yang berarti mula, asal). Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai awal dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti syair karya Homerus, Orpheus dan lain-lain.
2. Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pedoman hidup orang-orang yunani yang didalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.
3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasrkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati sekitarnya.mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.
Para pemikir filsafat yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap alam yang oleh nuansa dan ritual dan berusaha mencari jawaban atas apa yang ada di belakang semua materi itu.
Tokoh-tokoh pada masa Yunani Kuno antara lain, yaitu: 1. Thales (625-545 SM)
Nama Thales muncul atas penuturan sejarawan Herodatus pada abad ke-5 SM. Thales sebagai salah satu dari tujuh orang yang bijaksana (Seven Wise Men of Greece). Aristoteles memberikan gelar The Father of Filoshopy.juga menjadi penasihat teknis ke-21 kota lonia. Salah satu jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM. Thales berpendapat bahwa dasar pertama atau intisari alam ialah air.
Thales mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar dan struktur komposisi daria alam semesta. Sebagai ilmuwan pada masa itu ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Juga mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat, bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari. Dengan demikian, Thales merupakan ahli matematika yang pertama dan juga The Father of Deductive reasoning (bapak penalaran deduktif).
2. Pythagoras (580 SM–500 SM)
menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatusegitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis. Selain itu, Pythagoras berhasil membuat lembaga pendidikan yang disebut Pythagoras Society.
3. Socrates (469 SM-399 SM)
Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.12 Periode setelah Socrates ini disebut dengan zaman keemasan kelimuan bangsa Yunani, karena pada zaman ini kajian-kajian kelimuan yang muncul adalah perpaduan antara filsafat alam dan filsafat tentang manusia. Tokoh yang sangat menonjol adalah Plato (429-347 SM), yang sekaligus murid Socrates.
4. Plato (427 SM-347 SM)
di zaman sebelumnya; dalam karya ini ia membuat garis besar suatu kosmogoni yang meliputi teori musik yang ditinjau dari sudut perimbangan dan teori-teori fisika dan fisiologi yang diterima pada saat itu.
5. Aristoteles (384 SM- 322 SM)
Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung. Ia memberikan kontribusi di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Alam. Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Sementara itu, di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki. Dari kontribusinya, yang paling penting adalah masalah logika dan Teologi (Metefisika).
6. Heraclitos (535 – 475 SM)
Heraclitos lahir di Epesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil dan merupakan kawan dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi ia lebih tua. Ia mendapat julukan si gelap karena untuk menulusuri gerak pemikirannya sangat sulit. Hanya dengan melihat fragmen-fragmennya , ia mempunyai kesan hati yang tinggi dan sombong , sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela orang –orang yang terkemuka di Yunani.
7. Parmenides (540-475 SM)
Heraclitos, misalnya, yang menggunakan metode intuisi. Ternyata plato amat menghargai metode parmenides itu. Dan Plato lebih banyak mengambil dari Parmenides dibandingkan dengan dari filosof yang lain pendahulunya.
2.2 Kemunculan Sopisme dan Skeptisisme
Nama “Sofis” (sophistes) tidak dipergunakan sebelum abad ke-5.Arti tertua dari kata “Sofis” adalah “seseorang bijaksana” atau “seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu”. Kaum Sofis muncul sekitar tahun 450-380 SM, periode kejayaan Athena setelah dua kali menang perang melawan Persia sampai mulai mundurnya Athena akibat perang saudara melawan Sparta. Fenomena Sofisme membelah para penafsir. Yang satu melihat kaum Sofis sebagai guru-guru yang hanya peduli uang dan mendiskreditkan kebijaksanaan tradisional yang serba gratis. Kaum Sofis dianggap mewakili gejala merosotnya moral dan keringnya spekulasi intelektual yang terlepas dari kenyataan, karena kursus pendidikan mereka hanya peduli pada bagaimana memenangkan argumen. Yang lain melihat Sofisme sebagai asal-usul sistem persekolahan modern, dan kaum Sofis adalah kaum cerah, yang membebaskan pikiran bak European Age of Enlightenment.
Oleh Richard H. Popkin di dalam Routledge Encyclopedia of Philosophy, dijelaskan bahwa sebetulnya skeptisisme memiliki akar yang panjang dalam sejarah. Menurutnya, sudah sejak jaman Romawi Kuno, teks-teks Cicero, Sextus Empiricus, dan Diogenes sudah memuat argumen-argumen skeptisisme. Setidaknya ada dua bentuk skeptisisme, yakni ketidakpercayaan pada persepsi inderawi (sense perception) manusia untuk memperoleh pengetahuan, dan ketidakpercayaan pada kemampuan akal budi (reason) manusia untuk mencapai pengetahuan yang universal.
hidup dan aturan yang sudah mapan di dalam masyarakat. Daya dorong untuk mencapai kebenaran absolut menghilang, dan orang pun ‘dipaksa’ untuk hidup dalam harmoni dengan lingkungan sekitarnya.
Kelahiran skeptisisme sebagai metode di abad pertengahan lebih disebabkan oleh adanya penemuan kembali teks-teks kuno. Teks-teks tersebut pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh para pemikir Humanis di Italia. Kemudian teks-teks tersebut tersebar dan semakin berkembang di Eropa Barat dan Eropa Utara. Seperti sudah disinggung sebelumnya, teks-teks yang berpengaruh adalah tulisan Cicero, Diogenes, dan (yang terpenting) adalah tulisan Sextus Empiricus. Pada awalnya teks tulisan Empiricus lebih dikenal sebagai teks-teks sejarah dan literatur biasa. Namun setelah terbit dua teks-teks terjemahan milik Empiricus, yakni Outlines of Pyrrhonism dan Against the Professors, para filsuf pada waktu itu mulai menempatkan teks-teks itu sebagai teks yang memiliki problem filosofis (pada abad ke 14 dan 15).
Konsep skeptisisme juga berkembang dalam konteks tegangan dengan agama pada abad ke-14. Tokoh yang terkait adalah Girolamo Savonarola dan muridnya yang bernama Pico della Mirandola. Savonarola sendiri adalah seorang biarawan Dominikan sekaligus seorang guru filsafat di Florence. Ia menyarankan dilakukannya reformasi besar-besaran terhadap Gereja Katolik Roma pada waktu itu. Ia bahkan menyarankan orang membaca tulisan Sextus Empiricus sebagai perkenalan kepada iman Kristiani. Ia juga meminta teman-teman biarawannya untuk menerjemahkan teks-teks Empiricus, sehingga bisa dibaca oleh banyak orang.
gurunya, Pico menyerang Filsafat Yunani Kuno dan pemikiran Aristoteles. Argumen Pico memiliki pengaruh sangat besar para para pemikir Renaissance nantinya.
2.3 Masa Pertumbuhan Filsafat
Secara garis besar perkembangan filsafat dibagi dalam 6 tahap, yaitu: 1. Zaman Yunani Kuno
Merupakan priode terpenting dalam sejarah peradapan manusia pola pikir MITOSENTRIS yaitu Pola pikir yg sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena alam filosof pertama yg mengkaji tentang asal usul alam yaitu THALES (624-546 SM) Ia mengatakan bahwa asal alam adalah air karena unsur terpenting dalam kehidupan makhluk hidup HERAKLITOS berpendapat bahwa arche (asas pertama dari alam semesta) adalah api bahwa yg mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan bahanya,melainkan aktor dan penyebabnya yaitu api.
2. Zaman Abad Pertengahan (abad 12-13M)
Filsafat pada zaman ini dikuasai oleh pemikiran keagamaan yaitu Kristian Puncak Filsafat Kristiani adalah PATRISTIK (“Patres”/Bapa-bapa gereja) dan SKOLASTIK PATRISTIK skolastik patristik dibagi 2:
a. Patristik Yunani (Patristik Timur)
Tokoh-tokohnya: Clemens dari Alexandria(150-215) Origenes (185-254)
Gregorius dari Naziane (330-390) Basilius (330-379)
b.Patristik Latin (Patristik Barat)
Tokoh-tokohnya: Hilarius (315-367) Ambrosius (339-397) Hieronymus (347-420) Augustinus (354-430)
3. Zaman Awal Modern ( abad 16 M)
KRITISME.Tokoh-tokohnya: Gerard Van Cromona dan Fransiscan Roger Bacon : menganut aliran pemikiran empirisme dan realisme. Masa ini menyebabkan perpecahan dalam agama kristen yaitu Kristen Katolik dan Protestan.
4. Zaman Modern ( Abad 17-18 M)
2.4 Akhir Filsafat Yunani
Setelah masa Plato dan Aristoteles, berlalulah satu kurun panjang dimana murid-murid kedua tokoh ini aktif mengoleksi, menyistematisasi dan mengomentari pendapat-pendapat kedua guru mereka. Murid-murid ini agaknya mampu mempertahankan ramainya pasar filsafat, Namun, tidak lama berselang, keramaian itu berganti dengan kemandekan; kegairahannya berangsur hilang dari peredaran. Di Yunani, tinggal segelintir pelanggan yang berminat membeli produk-produk ilmu pengetahuan. Guru-guru seni dan ilmu pengetahuan berpindah ke dan menetap di Aleksandria, karam dalam penelitian dan pendidikan. Kota ini terus menjadi pusat ilmu dan filsafat sampai abad 4 setelah Masehi. Akan tetapi, tatkala Kekaisaran Romawi memeluk agama Kristen dan menyebar-luaskan doktrin Gereja sebagai keyakinan dan ajaran resmi, mereka mulai menentang suasana bebas pemikiran dan ilmu pengetahuan. Sampai akhirnya Justinian, Kaisar Romawi Timur, pada 529 M, menerbitkan perintah menutup seluruh universitas dan sekolah di Athena dan Aleksandria. Para sarjana lalu berlarian karena takut dan mengungsi menyelamatkan diri ke pelbagai kota dan negeri lain. Dan dengan begitu, cahaya obor ilmu dan filsafat padam di wilayah Kekaisaran Romawi.
2.5 Perkembangan Filsafat Di Timur
Filsafat Timur mempunyai ciri khas yang berbeda dengan Filsafat Barat, dimana dalam Filsafat Timur kental sekali pemikirannya berkaitan dengan Agama. Meskipun banyak yang menyangkal terutama kaum postkolonial keberadaan Keilmuan Timur bukan dianggap sebagai suatu Filsafat, karena dianggap memiliki unsur keagamaan ataupun mistik. Padangan-pandangan miring ini sebenarnya mudah dibantah oleh fakta sejarah bagaimana pemikiran-pemikiran Timur telah menghasilkan Peradaban besar dan penemuan-penemuan penting keilmuan yang telah memberikan kontribusi besar bagi kehidupan manusia. Kerangka pemikiran Filsafat Timur inilah yang telah memunculkan berbagai kemajuan dibidang keilmuan, bahkan Dunia Barat sempat berguru dan menimbah keilmuan Timur untukdijadikan sebagai pegangan dunia barat seperti contoh kitab al-Quran fi al-Tibb atau di Barat dikenal The Canon sebagai salah satu pemikiran besar Filosof Islam Ibnu Sina atau Avecinna sebagai buku panduan kedokteran yang sampai sekarang masih digunakan. Bukan hanya Ibnu Sina tetapi juga masih banyak tokoh-tokoh filosof Timur yang telah mempengaruhi pemikiran Barat, sehingga pandangan tentang pemikiran Timur bukan bagian dari Filsafat adalah salah besar.
1) Filsafat India
Periode perkembangan fisafat India
Periode Weda (1500-600 SM)
Periode ini diisi oleh peradaban namgsa Arya. Pada saat itu, mucul benih pemikiran filsafat yang berupa mantera-mantera dan pujian keagamaan. Periode Skeptisisme (600-300 SM)
Pada periode ini lahirlah ritual dari para imam. Imam suci akan menyampaiakn dan menyeru pada ritual-ritual khusus. Para penganutnya (budhaisme) diajarkan bagaiamana agar dapat memperoleh keselamatan dan bagaimana agar terbebas dari penderitaan melalui kebaikan budi. Periode Puranis (300-1200 M)
Paham Budhisme di India pada masa ini mulai berkurang. Dominasi pemikiran telah dipengaruhi oleh bentuk teologi, seperti kepercayaan pada inkarnasi dewa. Bentuk inkarnasi dewa tersebut terlihat kental dalam budaya dan kehidupan India. Contoh : dalam karya kesastraan Mahabrata dan Ramayana
Periode Muslim (1200-1757 M)
Kehadiran muslim diterima oleh para pedagang dan pelajar dari semenanjung Arab. Pada periode ini termahsyur nama seperti Kabir(seorang penyair) yang mencoba memberikan ajaran tentang kebaikan universal dan bisa diterima semua orang. Tdrkisah juga nama Guru Nanak, yang dikenal sebgai pendiri aliran sikh. Yang mencoba membuat keserasian Islam dan Hinduisme.
Periode modern
2) Filsafat Cina
Tradisi pemikiran filsafat di Cina bermula sekitar abad ke-6 SM pada masa pemerintahan Dinasti Chou di Utara. Kon Fu Tze, Lao Tze, Meng Tze dan Chuang Tze dianggap sebagai peletak dasar dan pengasas filsafat Cina. Pemikiran mereka sangat berpengaruh dan membentuk ciri-ciri khusus yang membedakannya dari filsafat India dan Yunani. Pada masa hidup mereka, negeri Cina dilanda kekacauan yang nyaris tidak pernah berhenti. Pemerintahan Dinasti Chou mengalami perpecahan dan perang berkecamuk di antara raja-raja kecil yang menguasai wilayah yang berbeda-beda. Sebagai akibatnya rakyat sengsara, dihantui kelaparan dan ratusan ribu meninggal dunia disebabkan peperangan dan pemberontakan yang bertubi-tubi melanda negeri. Tiadanya pemerintahan pusat yang kuat dan degradasi moral di kalangan pejabat pemerintahan mendorong sejumlah kaum terpelajar bangkit dan mulai memikirkan bagaimana mendorong masyarakat berusaha menata kembali kehidupan sosial dan moral mereka dengan baik.
Kondusius
Taoisme (500 SM)
Penggagas aliran Tao adalah Lao Tze. Lao Tze menkankan pada Realia objektif “jalan alam”.
3) Filsafat Islam
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelahiran pemikiran Filsafat Barat diawali pada abad ke-6 sebelum Masehi, yang diawali oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang selama ini menjadi pembenaran terhadap setiap gejala alam. Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Dalam sejarah filsafat biasanay filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani.
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo,Setyo.2016.Pengantar Sejarah Filsafat Yunani.Makalah Kelas Filsafat. Dalam http://salihara.org/sites/default/files/%5B2016-03-12kf%5D-Sejarah %20Filsafat%20Yunani%20Kuna-Sofisme.pdf.
Kuswanjono,Aqrom. 2016.Hakikat Ilmu Dalam Pemikiran Islam.Jurnal Filsafat, Vol.26, No.2.
Karim,Abdul.2014.Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan.Jurnal Fikrah, Vol.2, No.1.