Nama : Ida Sapira Br Bangun
NIM : 227009006
Prodi : Linguistik Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
1. Narasikan 3 slide di atas dengan bahasa anda sendiri!
Filsafat ialah ilmu yang mempelajari tentang segala ilmu, pendidikan, budaya dan nilai-nilai yang tercakup di dalam norma.
Put the philosophy back into the doctorate of philosophy yang berarti Kembalikan filsafat kepada doctor filsafat. Untuk saat ini ada beberapa yang hilang dari ilmu filsafat yang sudah ada sejak dulu, yang hilang bukan ilmu nya tetapi pengatahuan ilmu tersebut yang banyak tidak diketahui para pendidik atau ilmuan pada saat ini. Untuk mengembalikan ilmu tersebut harus dijalani dengan sungguh sungguh dan dengan rasa cinta, maka dari itu muncul lah kata philosophy secara etimologis kata yang berasal dari bahasa yunani philein “love of” dan shopy “wisdom”
yang berarti cinta dan kebijaksanaan. Untuk meningkatkan segala sesuatu arus dikerjakan dalam bentuk cinta agar menjalankannya semangat dan tidak gampang menyerah dalam melakukan segala sesuatu.
Perkembangan arti filsafat tersebut terbagi menjadi 3 yang pertama yaitu: cinta akan kebijaksanaan ialah berarti cinta kepada kebijaksanaan, seorang filosuf adalah pencari
kebijaksanaan, ia adalah pencinta kebijaksanaan dalam arti hakikat. Seorang filosuf mencintai atau mencari kebijaksanaan dalam arti yang mendalam atau mencari kebenaran sampai ke dasar- dasarnya. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut philosopher, dalam bahasa arabnya disebut failasuf. Pencinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan tujuan hidupnya, atau mengabdikan dirinya kepada pengetahuan. Filsafat dan pengetahuan saling berkaitan antara keduanya.
Kedua ialah: pencarian pengetahuan Salah satu ciri khas ilmu pengetahuan adalah sebagai suatu aktivitas, yaitu sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh manusia. Ilmu menganut pola tertentu dan tidak terjadi secara kebetulan. Ilmu tidak saja melibatkan aktivitas
tunggal, melainkan suatu rangkaian aktivitas, sehingga dengan demikian merupakan suatu proses.
Proses dalam rangkaian aktivitas ini bersifat intelektual, dan mengarah pada tujuan-tujuan tertentu.
Disamping ilmu sebagai suatu aktivitas, ilmu juga sebagai suatu produk. Dalam hal ini ilmu dapat diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang merupakan hasil berpikir manusia. Ke dua ciri dasar ilmu yaitu ujud aktivitas manusia dan hasil aktivitas tersebut, merupakan sisi yang tidak terpisahkan dari ciri ketiga yang dimiliki ilmu yaitu sebagai suatu metode.
Ketiga ialah: pencarian kebenaran Berbicara tentang kebenaran ilmiah tidak bisa dile askan dari makna dan fungsi ilmu itu sendiri sejauh mana da at digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia. di samping itu proses untuk menda atkannya haruslah melalui tahap-tahap metode ilmiah.Kriteria ilmiahd a r i s u a t u i l m u m e m a n g t i d a k d a a t m e n j e l a s k a n f a k t a d a n r e a l i t a s y a n g a d a . ' a p a l a g i terhadap fakta dan kenyataan yang berada dalam lingkup religi ataupun yang metafisika danm i s t i k ! a t a u p u n y a n g n o n i l m i a h l a i n n y a . d i s i n i l a h p e r l u n y a p e n g e m b a n g a n s i k a p d a n kepribadian yang mampu meletakkan manusia dalam dunianya
2. Cari minimal 3 defenisi filsafat dari literatur!
Rene Descartes (15961650)dinyatakan sebagai bapak filsafat modern. Semboyannya yang terkenal adalah cogito ergo sum (saya berpikir, jadi saya ada). Tokoh-tokoh lainnya adalah John Locke (16321704) Jean Jecques Rousseau (17121778) dan Johann Bernhard Basedow (17241790). Francis Bacon (15611626) Filsafat pada zaman pencerahan atau padaa badke-18 disempurnakan oleh Emmanuel Kant (17241804).
3. Uraikan defenisi tersebut dengan pengertian dasar filsafat di atas!
a) Rasionalisme
Para penganut rasionalisme berpandangan bahwa satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal) seseorang. Perkembangan pengetahuan mulai pesat pada abad ke-18. John Locke terkenal sebagai tokoh filsafat dan pendidik dengan pandangannya tentang tabula rasa dalam arti bahwa setiap insan diciptakan.
b) Empirisme
Asal kata empirisme adalah empira yang berarti kepercayaan terhadap pengalaman. Bahan yang diperoleh dari pengalaman diolah oleh akal, karena pengalamanlah yang memberikan kepastian yang diambil dari dunia fakta. Empirisme berpandangan bahwa pernyataan yang dapat dibuktikan melalui pengalaman adalah tidak berarti atau tanpa arti. Ilmu harus dapat melalui pengalaman. Dengan demikian, kebenaran yang diperoleh bersifatposteriori yang berarti setelah pengalaman post to experience.
c) Kritisisme
Filsafat pada zaman pencerahan atau pada abad ke-18 disempurnakan oleh Emmanuel Kant (1724-1804). Ia menjembatani kedua pandangan, yaitu rasionalisme dan empirisme dan disebut kritisisme. Empirisme menghasilkan keputusan-keputusan yang bersifat sintetis yang tidak bersifat mutlak, sedangkan rasionalisme memberikan keputusan yang bersifat analitis. Berpikir merupakan proses penyusunan keputusan yang terdiri dari subjek dan predikat. Sebagai contoh, pernyataan anak itu cantik merupakan penyataan sintetis yang diperoleh secara a posteriori karena hubungan antara keduanya dilaksanakan berdasarkan pengalaman indrawi. Tidak semua anak adalah cantik karena predikat cantik dinyatakan setelah diadakan penelitian bahwa anak tersebut memang betul cantik. Sebaliknya, pernyataan lingkaran itu bulat merupakan pernyataan analitis yang diperoleh secara apriori. Dalam hal ini, predikat bulat tidak menambah sesuatu yang baru pada lingkaran karena semua lingkaran adalah bulat. Menurut Kant, baik empirisme maupun rasionalisme, masing-masing kurang memadai karena masih ada pernyataan yang bersifat sintetis-analitis, misalnya semua kejadian ada sebabnya.