PEMIKIRAN FILSAFAT DALAM ILMU-ILMU ISLAM Makalah Dibuat sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu Dra. Sri Susilaningsih, M.Pd
Oleh
Novita Fapriyani 1401413522
Rombel 11
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Abstrak
Dalam makalah ini akan membahas mengenai filsafat dalam ilmu-ilmu Islam. Filsafat dan agama merupakan dua hal berbeda, kebenaran dalam agama berasal dari Tuhan dan bersifat mutlak, sedangkan kebenaran dalam filsafat sifatnya relatif. Filsafat Islam merupakan hasil pemikiran manusia mengenai alam fisika, metafisika dan manusia yang mengaji permasalahan dalam kehidupan dengan berdasarkan pada prinsip ajaran agama Islam. Dalam Islam berkembang ilmu-ilmu sebagai hasil dari berfilsafat seperti ilmu kalam, tasawuf, dan ushul fiqih.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat dan agama merupakan dua hal yang berbeda. Hal ini dikarenakan apabila dilihat dari dasar, tujuan dan cara pencapaiannya keduanya berbeda satu sama lain. Dilihat dari sumber, filsafat berdasarkan pada hasil pemikiran yang mendalam. Sedangkan agama berdasarkan pada wahyu Tuhan. Ditinjau dari tujuannya, filsafat bertujuan untuk mengetahui kebenaran secara benar, fisafat memiliki tujuan untuk memperoleh kebenaran secara kritis. Cara pencapaian dari filsafat adalah melalui pemikiran mendalam, sedangkan agama melalui pendekatan diri kepada Tuhan.
Salah satu cabang dalam ilmu filsafat adalah teologi yang mempelajari mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama. Teologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Dalam hal ini diketahui bahwa meskipun filsafat dan agama berbeda, akan tetapi ada peluang bahwa filsafat dapat diterapkan untuk mendalami suatu keyakinan beragama yakni melalui teologi.
Apabila pendalaman agama dapat dilakukan dengan melakukan pemikiran filosofis, apakah memungkinkan bila pemikiran filosofis ini diterapkan dalam melahirkan ilmu-ilmu agama. Hal inilah yang menjadi permasalahan dan perlu dikaji lebih lanjut, bagaimanakah filsafat dalam ilmu-ilmu agama, apakah ada kaitannya ataukah tidak sama sekali.
B. Tujuan
1. Mengetahui sejarah pemikiran filsafat dalam Islam 2. Mengetahui pemikiran filosofis dalam Islam
C. Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang berarti cinta, senang dan suka, serta kata sophia yang berarti pengetahuan, hikmah dan kebijaksanaan (Ali, 1986: 7). Filsafat diartikan pula sebagai suatu pandangan kritis yang mendalam.
Jadi hakikat filsafat yaitu suatu proses pemikiran melalui perenungan untuk mengetahui kebenaran secara kritis, sistematis, mendalam, rasional, objektif, universal, dan dapat dipertanggung jawabkan.
B. Definisi Filsafat Islam
Dr. Muhammad al-Bahiy (dalam Basir Syam, 2012: 42) mendefinisikan filsafat Islam ke dalam dua kelompok. Pertama, filsafat Islam didefinisikan sebagai pemikiran filsafat Yunani yang masuk ke dalam dunia Islam melalui penerjemahan dan penukilan, yang kemudian oleh ulama dipadukan atau dikritisi dengan prinsip-prinsip Islam apabila terdapat pertentangan antara filsafat dan Islam. Kedua, filsafat Islam diartikan sebagai pemikiran orang-orang Islam tentang alam fisika dan metafisika serta mengenai manusia baik individu maupun kolektif, yang didasarkan atas prinsip-prinsip ajaran Islam.
Sedangkan Dr. Fuad al-Ahwani (dalam buku al-Falsafatu I-Islamiyah) menegemukakan bahwa filsafat Islam merupakan pembahasan mengenai problematika alam semesta dan manusia atas dasar ajaran keagamaan yang muncul bersama lahirnya agama Islam.
Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat Islam adalah hasil pemikiran manusia mengenai alam fisika dan metafisika serta manusia yang didasarkan pada prinsip agama Islam untuk memecahkan permasalahan yang ada.
C. Sejarah Pemikiran Filsafat dalam Islam
Filsafat Islam pertama kali dirumuskan secara sistematis oleh al-Kindi, namun benar-benar berkembang pada masa Al-Farabi dan Ibn Sina (980-1037). Filsafat Islam dikaji oleh keduanya, baik permasalahan lama yang mendapatkan perkembangan baru maupun permasalahan baru yang belum pernah secara khusus dibahas sebelumnya.
D. Pemikiran Filsafat/Filosofis dalam Ilmu-Ilmu Islam
Filsafat Islam tidak dapat terlepas dari ajaran agama, dimana wahyu Tuhan sebagai titik tolak dari pemikirannya. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum metode yang berlaku dalam filsafat Islam adalah metode “skolastik” yaitu jalan pemikiran yang memadukan antara ketentuan wahyu dengan pemikiran (Basir Syam, 2012: 51). Selain metode tersebut terdapat beberapa metode lain dalam pembahasan masalah keagamaan dan filsafat praktis sebagai berikut,
a. Metode Tawatur
Metode ini didasarkan pada kesaksian orang banyak. Cara ini merupakan penemuan asli pemikir-pemikir Islam dan digunakan dalam semua bidang ilmiah terutama dalam filsafat sejarah. Ibnu Khaldun dianggap sebagai penemu metode ini karena telah mengembangkan dengan sistematis.
b. Metode Masyhurat
Digunakan dalam pembahasan masalah etika yang berdasarkan pada prinsip pengakuan umum manusia, misalnya kezaliman adalah hal yang buruk, keadilan itu baik dan sebagainya.
c. Metode Akliah
Filosof Islam sepakat bahwa metode ini digunakan untuk membuktikan eksistensi Tuhan. Mereka menyatakan bahwa akal adalah satu-satunya potensi insani yang dapat digunakan untuk mengenal Allah.
d. Metode Intuitif
Metode ini digunakan oleh al-Gazali dalam pengenalannya terhadap Tuhan dan permasalahan etika. Menurut al-Gazali bahwa di atas keterbatasan akal terdapat dimensi rohani yang lebih mapan untuk memahami rahasia-rahasia ketuhanan, yaitu perasaan batin yang disebut dengan “zaug.” Dimensi rohaniah juga sangat praktis untuk mengukur segala tingkah laku manusia, terutama yang berkaitan dengan masalah etika.
dengan menerapkan pendekatan agama. Adapun ilmu-ilmu Islam yang tidak terlepas dari pemikiran filsafat antara lain,
1. Ilmu Kalam
Ilmu kalam muncul sebagai jawaban atas adanya tantangan akidah (keyakinan) dari pemeluk agama lain, sehingga para ulama merasa perlu memberikan argumentasi yang rasional dalam menghadapinya. Keperluan ini mendorong ulama untuk menelaah cara berpikir filosofis yang telah dipahami pemeluk agama lain. Dalam hal ini filsafat Islam tumbuh dan berkembang karena adanya kebutuhan Islam dalam berargumentasi keagamaan untuk mempertahankan prinsip-prinsip ajarannya.
Ilmu kalam mempelajari tentang Allah dan sifat-sifatNya serta hubungannya dengan segala sesuatu termasuk manusia.
2. Ilmu Tasawuf
Ilmu kebatinan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Menurut Basir Syam (2012: 60) aliran tasawuf dalam Islam merupakan bentuk perulangan dari filsafat Plotinus. Plotinus menganggap segala sesuatu di alam ini adalah pancaran dari Tuhan Yang Maha Esa. Roh manusia berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan, tetapi dengan masuknya ke dalam dunia materi (dunia), ia menjadi kotor. Untuk dapat kembali ke tempat asalnya, maka ia harus bersih (suci). Pensucian itu hanya dapat dilakukan dengan jalan meninggalkan dunia materi sehingga seseorang merasa telah keluar dari dirinya sendiri, dan mendekatkan diri kepada Tuhan sedekat mungkin, kalau bisa bersatu dengan Tuhan.
3. Ushul Fiqih
BAB III PENUTUP
Simpulan
Daftar Pustaka
Bagir, haidar. Buku Saku Filsafat Islam. Mizan
Syam, M. Basir. 2012. Eksistensi Filsafat Islam. Yogyakarta: Kedai Aksara.