• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I LATAR DAN BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I LATAR DAN BELAKANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

LATAR BELAKANG 1. Struktur Sosial

Hakikat Struktur sosial suatu sistem sosial tidak hanya berupa kumpulan individu tetapi juga berupa hubungan-hubungan sosial dan sosialisasi yang membentuk nilai-nilai dan adat istiadat sehingga terjalin kesatuan hidup bersama yang teratur dan berkesinambungan.

2. Diferensiasi sosial

Berbeda itu biasa, dunia terbentang dengan segala macam perbedaan. Tidak ada satupun makhluk hidup yang sama persis dengan yang lain. Perbedaan memang anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang begitu indah. Oleh karena itu kita bisa menyatakan bahwa perbedaan itu indah. Makalah ini membahas tentag diferensiasi sosial.

PERMASALAHAN 1. Sruktur sosial

Akan ada beberapa permasalahan sebagai berikut: a. Apa pengertian dari stuktur sosial? b. Apa fungsinya?

c. Apa cirri-ciri stuktur sosial? 2. Diferensiasi sosial

(2)

BAB II

PEMBAHASAN 1. Struktur Sosial

1. Pengertian

Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial.. Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-hubungan yang dapat diprediksikan melalui pola perilaku berulang antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau horizontal Struktur sosial dapat diartikan sebagai jalinan antara struktur-struktur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah / norma-norma sosial, lembaga-lembaga sosial dan lapisan-lapisan sosial.

2. Para Ahli Sosiologi Merumuskan Definisi Struktur Sosial Sebagai Berikut: 1. George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.

2. George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari

3. William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.

4. Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan sosial.

3. Ciri-ciri Struktur Sosial

a. Muncul Pada Kelompok Masyarakat

Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.

Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berberbeda-beda pula.

b. Berkaitan Erat Dengan Kebudayaan

Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.

c. Hal-Hal Yang Memengaruhi Struktur Sosial Masyarakat Indonesia Adalah Sbb:

1. Keadaan Geografis

Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian

mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain. 2. Mata Pencaharian

(3)

3. Pembangunan

Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antar daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin.

d. Dapat Berubah Dan Berkembang

Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

4. Fungsi Struktur Sosial a. Fungsi Identitas

Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.

b. Fungsi Kontrol

Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.

c. Fungsi Pembelajaran

Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

2. Hakikat Struktur Sosial

Suatu sistem sosial tidak hanya berupa kumpulan individu tetapi juga berupa hubungan-hubungan sosial dan sosialisasi yang membentuk nilai-nilai dan adat istiadat sehingga terjalin kesatuan hidup bersama yang teratur dan berkesinambungan.

Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-hubungan yang dapat diprediksikan melalui pola perilaku berulang antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut. Struktur sosial dapat diartikan sebagai jalinan antara struktur-struktur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah / norma-norma sosial, lembaga-lembaga sosial dan lapisan-lapisan sosial.

3. Pokok-Pokok dari Struktur Sosial

a. Struktur sosial: pola perilaku dari setiap individu masyarakat yang tersusun sebagai suatu system.

b. Masyarakat merupakan suatu sistem sosial budaya terdiri dari sejumlah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui budaya tertentu.

c. Lembaga-Lembaga Sosial yang ada di dalam suatu masyarakat.

(4)

e. Status Sosial dan Peran Sosial yang dimiliki oleh masyarakat. 4. Elemen Dasar Struktur Sosial

1. Status sosial

Status sosial merupakan kedudukan atas posisi sosial seseorang dalam kelompok masyarakat. Status sosial terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

a. Ascribed Status

Status yang diperoleh secara otomatis atau dengan sendirinya, karena kelahiran atau keturunan.

Contoh : gelar kebangsawanan. b. Achieved Status

Status yang diperoleh dengan usahanya sendiri. Contoh : gelar kependidikan.

c. Assigned Status

Status yang didapatkan karena jasa-jasanya yang tertentu. Contoh : pemberian gelar kepahlawanan, piagam penghargaan.

d. Symbol Status

(5)

1. DIFERENSIASI SOSIAL 1. Pengertian

Diferensiasi berasal dari bahasa inggris yaitu different yang berarti berbeda, perbedaan tersebut tidak menunjukan derajat tinggi rendahnya sesuatu secara vertikal, tetapi berbeda dalam dimensi horizontal. Dimensi horizontal membentuk ketidak samaan sosial.

Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai. Perbedaan-perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras, etnis, clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin. Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat

diklasifikasikan secara bertingkat atau vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan rendah. Perbedaan itu hanya secara horisontal. Perbedaan seperti ini di dalam sosiologi dikenal dengan istilah Diferensiasi Sosial.

2. Ciri-ciri yang Mendasari Diferensiasi Sosial a. Ciri Fisik

Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.

b. Ciri Sosial

Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.

c. Ciri Budaya

Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.

3. Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial a. Parameter biologis

1. Diferensiasi Ras

Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Diferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri-ciri fisiknya.

Secara garis besar, manusia dibagi ke dalam ras-ras sebagai berikut : 1) Menurut A.L. Krober

 Austroloid, mencakup penduduk asli Australia (Aborigin)  Mongoloid

- Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur)

- Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filiphina, penduduk asli Taiwan)

- American Mongoloid (penduduk asli Amerika)  Kaukasoid

(6)

- Mediteranian (sekitar L. Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran) - Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka)

 Negroid

- African Negroid (Benua Afrika)

- Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan nama orang Semang, Filipina)

- Melanesian (Irian, Melanesia)

 Ras-ras khusus (tidak dapat diklasifikasikan ke dalam empat ras pokok) - Bushman (gurun Kalahari, Afrika Selatan)

- Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan) - Polynesian (kepulauan Micronesia dan Polynesia) - Ainu (di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang)  Ras yang mendiami Indonesia

- Negro/Negroid (mendiami lereng pegunungan Maoke, Papua, seperti bangsa Paseham, Tapiro dan Toini. Suku Semang di Semenanjung Malaya dan sekitarnya). - Wedda/Wedda/Veddoid (terdapat pada masyarakat suku kubu di Sumatra selatan,

suku Toala, Tokeja di semenanjung barat daya Sulaewsi, dan Tomuna di Sulawesi). - Neo-Melanesoid (mendiami pantai papua dan pulau-pulau di Dangkalan Sahul dan

kepulauan Kei dan Aru.

- Melayu/Paleo-Mongoloid (dibagi atas Melayu Tua atau Proto Melayu orang Batak, Toraja dan Dayak, dan Melayu Muda atau Deutero Melayu orang Aceh, Minang, Bugis/Makasar).

2) Menurut Ralph Linton  Mongoloid

Dengan ciri-ciri fisik:

- Kulit kuning sampai sawo matang. - Rambut lurus.

- Bulu badan sedikit.

- Mata sipit (terutama Asia Mongoloid).

Ras Mongoloid dibagi menjadi dua, yaitu Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid Asia terdiri dari Sub Ras Tionghoa (terdiri dari Jepang, Taiwan,Vietnam) dan Sub Ras Melayu. Sub Ras Melayu terdiri dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Mongoloid Indian terdiri dari orang-orang Indian di Amerika.

 Kaukasoid

Memiliki cirri-ciri fisik: - Idung mancung. - Kulit putih.

- Rambut pirang sampai coklat kehitam-hitaman. - Kelopak mata lurus.

Ras ini terdiri dari Sub Ras Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid dan India.  Negroid

(7)

- Kelopak mata lurus.

Ras ini dibagi menjadi Sub Ras Negrito, Nilitz, Negro Rimba, Negro Oseanis dan Hotentot-Boysesman.

2. Diferensiasi Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu, terdapat kelompok masyarakat laki-laki atau pria dan kelompok perempuan atau wanita.

3. Usia

Usia merupakan faktor biologis dan keturunan sebagai pembeda dalam hubungannya dengan dimensi kelompok.

b. Parameter sosiokultural 1. Diferensiasi Agama

Agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang essensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap benar. Keyakinan terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya. Dalam perkembangannya agama mempengaruhi masyarakat dan demikian juga masyarakat mempengaruhi agama atau terjadi interaksi yang dinamis. Di Indonesia, kita mengenal agama Islam, Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Disamping itu berkembang pula agama atau kepercayaan lain, seperti Khong Hu Chu, Aliran Kepercayaan, Kaharingan dan Kepercayaan-kepercayaan asli lainnya.

2. Diferensiasi Profesi (pekerjaan)

Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan suatu ketrampilan khusus. Misalnya profesi guru memerlukan ketrampilan khusus, seperti : pandai berbicara, suka membimbing, sabar, dsb. Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku seorang guru akan berbeda dengan seorang dokter ketika keduanya melaksanakan pekerjaannya.

3. Diferensiasi Klen (Clan)

Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).

 Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) terdapat pada: - Masyarakat Batak (sebutan Marga).

- Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun, Paranginangin.

- Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar.

(8)

- Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain : Mandagi, Lasut, Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.

- Masyrakat Ambon (klennya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani, Latuconsina, Lotul, Manuhutu, Goeslaw.

- Masyarakat Flores (klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes, Wangge, Da Costa, Leimena, Kleden, De-Rosari, Paeira.

 Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat : - Minangkabau, klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari

kampung-kampung, nama klennya antara lain : Koto, Piliang, Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo, Dalimo, Kampai dan sebagainya.

- Masyarakat Flores, yaitu suku Ngadu juga menggunakan system matrilineal. 4. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)

Suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis. Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras. Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri-ciri-ciri paling mendasar yang lain, yaitu adanya kesamaan budaya.

Suku bangsa memiliki kesamaan berikut: - Bahasa daerah.

- Adat istiadat. - Ciri fisik. - Kesenian

Suku bangsa yang ada di Indonesia antara lain:

- Di Pulau Sumatera : Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkulu, Jambi, Palembang, Melayu, dsb.

- Di Pulau Jawa : Sunda, Jawa, Tengger, dsb. - Di Pulau Kalimantan : Dayak, Banjar, dsb.

- Di Pulau Sulawesi : Bugis, Makasar, Toraja, Minahasa, Toli-toli, Bolaang-Mangondow, Gorontalo, dsb.

- di Kepulauan Nusa Tenggara : Bali, Bima, Lombok, Flores, Timor, Rote, dsb. - Di Kepulauan Maluku dan Irian: Ternate, Tidore, Dani, Asmat, dsb.

GENDER

Dari Wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa gender merupakan aspek hubungan sosialyang dikaitkan dengan diferensiasi seksual pada manusia.

(9)

Dalam kaitan dengan pengertiangender ini, Astiti mengemukakan bahwa gender adalah hubungan laki-laki dan perempuan secarasosial. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan dalam pergaulan hidup sehari-hari,dibentuk dan dirubah Heddy Shri Ahimsha Putra (2000) menegasakan bahwa istilah Gender dapat dibedakan ke dalam beberapa pengertian berikut ini: 1. Gender sebagai suatu istilah asing dengan makna tertentu.

2. Gender sebagai suatu fenomena sosial budaya, 3. Gender sebagai suatu kesadaran sosial,

4. Gender sebagai suatu persoalan sosial budaya, 5. Gender sebagai sebuah konsep untuk analisis,

6. Gender sebagai sebuah perspektif untuk memandang kenyataan.

Epistimologi penelitian Gender secara garis besar bertitik tolak pada paradigma feminisme yang mengikuti dua teori yaitu; fungsionalisme struktural dan konflik. Aliran fungsionalisme struktural tersebut berangkat dari asumsi bahwa suatu masyarakat terdiri atas berbagai bagianyang saling mempengaruhi. Teori tersebut mencari unsur-unsur mendasar yang berpengaruh didalam masyarakat. Teori fungsionalis dan sosiologi secara inhern bersifat

konservatif dapatdihubungkan dengan karya-karya August Comte (1798-1857), Herbart Spincer (1820-1930), danmasih banyak para ilmuwan yang lain.Dalam buku Sex and Gender yang ditulis oleh Hilary M. Lips mengartikan Gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Misalnya; perempuan dikenal denganlemah lembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantandan perkasa. Ciri-ciridari sifat itu merupakan sifat yang dapat dipertukarkan, misalnya ada laki-laki yang lemah lembut, ada perempuan yang kuat, rasional dan perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain (Mansour Fakih 1999: 8-9). Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam halperan, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Masalah Gender Dalam Perilaku Sosial Budaya Masayarakat. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan dapat dilihat dalam berbagai bidang kehidupanantara lain dalam bidang politik, sosial, ekonomi, budaya dan hukum (baik hukum tertulis maupun tidak tertulis yakni hukum hukum adat). Hubungan sosial antara laki-laki danperempuan dalam berbagai bidang kehidupan tersebut pada umumnya menunujukan hubunganyang sub-ordinasi yang artinya bahwa kedudukan perempuan lebih rendah bila dibandingkandengan kedudukan laki-laki. Hubungan yang sub-ordinasi tersebut dialami oleh kaum perempuan di seluruh dunia karena hubungan yang sub-ordinasi tidak saja dialami oleh masyarakat yang sedang berkembang sepertimasyarakat Indonesia, namun juga dialami oleh masyarakat negara-negara yang sudah maju seperti Amerika Serikat dan lain-lainnya. Keadaan yang demikian tersebut dikarenakan adanya pengaruh dari idiologi patriarki yakni idiologi yang menempatkan kekuasaan pada tangan laki-laki dan ini terdapat di seluruh dunia. Keadaan seperti ini sudah mulai mendapat perlawanan dari kaum feminis, karena kaum feminis selama ini selalu berada pada situasi dan keadaan yang tertindas. Oleh karenanya kaum femins berjuang untuk menuntut kedudukan yang sama dengan kaum laki-laki dalam berbagai bidang kehidupan agar terhindar dari keadaan yang sub-ordinasi tersebut. Ketidak adilan gender merupakan berbagai tindak ketidak adilan atau diskriminasi yang bersumber pada keyakinan gender. Ketidak adilan gender sering terjadi di mana-mana

(10)

lain.Sebenarnya masalah gender sudah ada sejak jaman nenek moyang kita, ini merupakan masalah lama yang sulit untuk di selesaikan tanpa ada kesadaran dari berbagai pihak yang bersangkutan. Budaya yang mengakar di indonesia kalau perempuan hanya melakukan sesuatu yang berkutik didalam rumah membuat ini menjadi kebiasaan yang turun temurun yang sulit di hilangkan.Banyak yang menganggap perbedaan atau dikriminasi gender yang ada pada film itu adalah halyang biasa dan umum, shingga mereka tidak merasa di diskriminasi, namun akhir-akhir ini muncul berbagai gerakan untuk melawan bias gender tersebut. Saat ini banyak para wanita bangga merasa hak nya telah sama dengan pria berkat atasa kerja keras RA. KARTINI padahal mereka dalam media masih di jajah dan di campakan seperti dahulu.

Bentuk bentuk ketidak adilan gender Marjinalisasi atau Pemiskinan. Suatu proses

penyisihan yang mengakibatkan kemiskinan bagi perempuan atau laki-laki. Hal ininampak pada film-film yang menggabarkan banyak para kaum lelaki menjadi pemimpin perusahaan menjadi eksmud. Dan sebaliknya banyak para wanita yang digambarkn sebagi pembantu rumah tangga TKW ataupun pengemis, sebenarnya secara tidak langsung membedakandan mentidak adilkan gender, hal yang lebih mengecewakan ialah para wanita tidak merasa ditindas.

Subordinasi atau penomorduaan. Ialah Sikap atau tindakan masyarakat yang menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah dibanding laki-laki dibangun atas dasar keyakinan satu jenis kelamin dianggap lebih penting atau lebih utama dibanding yang lain. Ini mempunyai pendapat bahwa lelaki lebih unggul. Hal ini berkeyakinan bahwa kalau ada laki-laki kenapa harus perempuan. Fenomena ini sering terja di dalam film, yaitu ketika peran eksmudd yang selalu di perankan oleh pria, jika ada wanita yang berperan seebagai eksmud pastilah dia akan bermasalah dan selalu tidak sesukses pria. Sebenarnya hal ini memag tidak terlalu banyak di perhitungkan karena ini seperti menyutikan racun pada tubuh. Sedikit sedikit media (film) mengkonstruk budaya pria selalu didepan. Stereotype, Suatu sikap negatif masyarakat terhadap perempuan yang membuat posisi perempuan selalu pada pihak yang dirugikan. Setreotipe ini biasa juga menjadi pedoman atau norma yang secara tidak lagsung diterapkan oleh berbagai masyarakat. Contoh streotipe ialah wanita perokok itu dianggap pelacur, padahal belum tentu ia pelacur pandangan yang seperti inilah yang selalu menyudutkan kaum wanita. Semenjak adanya pandangan mengenai streotipe ini menjadiaknsuatu belenggu pada kaum wanita.

Isu gender dalam hukum adat (Hukum Keluarga, Hukum Perkawinan Dan HukumWaris). Hukum adat sebagai hukumnya rakyat Indonesia dan tersebar di seluruh Indonesian dengan corak dan sifat yang beraneka ragam. Hukum adat sebagai hukumnya rakyat Indonesia terdiri dari kaidah-kaidah hukum yang sebagian besar tidak tertulis yang dibuat dan ditaati oleh masyarakat dimana hukum adat itu berlaku. Hukum adat terdiri dari berbagai lapangan hukum adat antara lain hukum adat pidana, tatanan egara, kekeluargaan, perdata, perkawinan dan waris. Hukum adat dalam kaitan dengan isugender adalah hukum kekeluargaan, perkawinan dan waris. Antara hukum keluarga, dan hukum perkawinan mempunyai hubungan yang sangat erat karena ketiga lapangan hukum tersebut merupakan bagian dari hukum adat pada umumnya dan antara yang satu dengan yang lainnya saling bertautan dan bahkan saling menentukan.

Isu gender dalam perundang-undangan. Perjuangan emansipasi perempuan Indonesia yang sudah dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka yang dipelopori oleh R.A. Kartini, dan

(11)

dalam Pasal 27 UUD 1945 akan tetapi realisasi pengakuan itu belum sepenuhnya terlaksana dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini jelas dapat diketahui dari produk peraturan

perundangan-undangan yang masih mengandung isu gender di dalamnya, dan oleh karenannya masih terdapat diskriminasi terhadap perempuan. Contoh Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, di mana seolah-olah undang-undang tersebut melindungi perempuan dengan mencantumkan asas monogami di satu sisi akan tetapi disisi lain membolehkan bagi suami untuk berpoligami tanpa batas jumlah wanita yang boleh dikawini. Dalam membahas masalah diskriminasi terhadap perempuan maka yang dipakai sebagai dasar acuan adalah Ketentuan Pasal 1 U U No. 7 Tahun 1984, yang berbunyi sebagai berikut: Untuk tujuan konvensi yang sekarang ini, istilah

“diskriminasi terhadap wanita” berarti setiap pembedaan, pengucilan atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin, yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan pokok di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau apapun lainnya oleh kaum wanita, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara pria dan wanita. Mencermati ketentuan Pasal 1 tersebut diatas maka istilah diskriminasi terhadap perempuan atau wanita adalah setiap pembedaan, pengucilan atau pembatasan atas dasar jenis kelamin

makaterdapat peraturan perundang-undangan yang bias gender seperti Undang-Undang Perpajakan,Undang-Undang Perkawinan, dan lain-lainnya.

HUBUNGAN GENDER PADA DIFERENSIASI SOSIAL

(12)

BAB III

PENUTUP 1. Diferensiasi Sosial

Kesimpulan:

Pada intinya hal-hal yang terdapat dalam diferensiasi itu tidak terdapat

tingkatan-tingkatan, namun yang membedakan satu individu dengan individu yang lainnya adalah sesuatu yang biasanya telah ia bawa sejak lahir. contohnya saja, suku sunda dan suku batak memiliki kelebihan masing-masing. jadi seseorang tidak bisa menganggap suku bangsanya lebih baik, karena itu akan menimbulkan etnosentrisme dalam masyarakat.

Saran:

Diferensiasi merupakan perbedaan yang dapat kita lihat dan kita rasakan dalam

(13)

Daftar Pustaka http://www.dw-world.de/dw/article/0,,5239303,00.html

http://ilmusini.blogspot.com/2011/01/bentuk-bentuk-diferensiasi-sosial.html http://perpustakaan-online.blogspot.com/diferensiasi-sosial.html

http://okayana.blogspot.com/2010/06/diferensiasi-sosial-dan-stratifikasi.html http://www.2lisan.com/rss/diferensiasi-sosial-dan-stratifikasi-sosial

http://id.wikipedia.org/wiki/Diferensiasi_Sosial

http://nilaieka.blogspot.com/2009/02/materi-diferensiasi-sosial.html

http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2141136-pengaruh-diferensiasi-dan-stratifikasi-sosial/#ixzz1L5nSYxY3

Lks Sosiologi SMA/MA Kelas XI Semester 1 Tri Wulandari http://tanpatandajasa.wordpress.com/2009/07/28/struktur-sosial/ http://aldiary.blogdetik.com/struktur-sosial/

Referensi

Dokumen terkait

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data time series dan cross section (data panel), yang terdiri dari data arus perdagangan delapan jenis produk ICT, Gross

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data efektivitas program pengelolaan pendidikan multikultural dari kepala sekolah dan para guru adalah kuesioner.

Selain itu dengan software SimMechanics yang mana digunakan pada penelitian ini untuk membuat virtual reality dan simulasi maka dapat diperoleh informasi- informasi secara

Hasil penelitian untuk faktor permintaan secara simultan ada pengaruh nyata antara tingkat pendapatan, selera, jumlah tanggungan dan harapan masa yang akan datang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap instrumen penilaian kemampuan studentpreneur aspek kognitif, afektif, dan psikomotor di SMK Negeri 6 yogyakarta

Ternyata magnet batang yang digantung menjauhi magnet yang dipegang.Jika dengan cara lama didekatkan kutup selatan magnet yang dipegang pada kutup utara magnet yang digantung,

Untuk menganalisa maka peralatan monitoring harus terhubung ke sistem distribusi listrik pada titik di mana fenomena elektromagnetik atau titik gangguan yang dapat diukur.

Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lipstik, dan