TUGAS BESAR BAHASA INDONESIA
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Bahasa Indonesia
( MPK 203 )
Disusun oleh:
Wildansyah Firdaus Adiguna
21040113120045
Informasi Artikel:
Judul: Pengaruh Letak Geografis terhadap Kerentanan Tanah pada Kondisi Jalan Raya di Kabupaten Grobogan dan Dampaknya terhadap Perekonomian dan Sosial
Kemasyarakatan di Kabupaten Grobogan.
Jumlah Kata: Kata (Tidak termasuk Abstrak, Judul, dan Daftar Pustaka)
Referencing Style:
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Pengaruh Letak Geografis terhadap Kerentanan Tanah pada Kondisi
Jalan Raya di Kabupaten Grobogan dan Dampaknya terhadap
Perekonomian dan Sosial Kemasyarakatan di Kabupaten Grobogan
.
Wildansyah Firdaus Adiguna
21040113120045
Abstrak
Infrastruktur alan raya merupakan merupakan salah satu prasarana transportasi yang
dapat mempercepat tumbuh kembang suatu wilayah. Kondisi infrastruktur jalan raya yang
baik serta tertata dengan teratur merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan
suatu wlayah. Namun, kondisi letak geografis di Kabupaten Grobogan kurang mendukung
terhadap infrastruktu jalan raya di Kabupaten Grobogan. Sehingga, terjadi kerusakan
terhadap infrastruktur jalan raya tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan pembangunan
serta pemeliharaan prasarana transportasi, agar pembangunan suatu wilayah dan mobilitas
masyarakat dapat berjalan dengan baik. Jalan di Kabupaten Grobogan mengalami
kerusakan yang cukup parah. Hal ini tentu sangat mengganggu masyarakat serta
perekonomian masyarakat dan daerah. Selain berdampak terhadap perekonomian
masyarakat dan daerah, kerusakan infrastruktur jalan raya juga berdampak terhadap
kehidupan sosial kemasyarakatan Kabupaten Grobogan. Dalam artikel ini akan membahas
tentang kondisi letak geografis Kabupaten Grobogan, pengaruh letak geografis terhadap
kerentanan tanah pada kondisi jalan raya di Kabupaten Grobogan dan dampaknya terhadap
perekonomian dan sosial kemasyarakatan di Kabupaten Grobogan.
Kata Kunci : Jalan, Kerusakan jalan, Kondisi letak geografis, perekonomian, sosial
Pendahuluan
Salah satu faktor untuk dapat meningkatkan perekonomian adalah sarana dan prasarana angkutan. Pertumbuhan lalu lintas akan terus berlanjut karena meningkatnya kebutuhan mobilitas yang disebabkan oleh kegiatan ekonomi dan sosial, struktur ruang dan perumahan serta pola perilaku individu (Masood, Khan dan Naqvi, 2011). Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan infrastruktur jalan raya yang baik. Selain itu, jalan darat memegang peran penting dalam perekonomian tersebut. Jalan raya merupakan infrastruktur vital dalam sektor perhubungan darat dan mobilitas penduduk maupun barang. Transportasi darat banyak digunakan karena lebih murah, terjangkau serta lebih mudah. Sehingga, dengan adanya jalan dan prasarana pendukungnya, diharapkan mampu menunjang laju perekonomian, perhubungan dan lain sebagainya. Semakin baik kondisi infrastruktur jalan raya yang ada, semakin baik roda perekonomian berputar. Panjang jalan yang tersedia juga berpengaruh terhadap daerah-daerah yang dapat ditempuh yang pada akhirnya juga mendorong perekonomian semakin meningkat. Karena pentingnya jalan, maka pembangunan serta pemeliharaan infrastruktur jalan raya sangat diperlukan agar laju pertumbuhan suatu wilayah dapat berjalan dengan lancar. Namun, tidak jarang beberapa ruas jalan raya mengalami kerusakan yang dapat mengganggu jalannya pembangunan wilayah.
Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan (2011), dari seluruh jalan kabupaten yang ada sepanjang 883,10 kondisinya baik 280,94 km, sedang 292,00 km. Tetapi selain itu tercatat juga bahwa 178,88 km jalan kabupaten rusak dan 130,27 km rusak berat. Kondisi jalan yang rusak mayoritas berupa jalan berlubang. Namun, kondisi lain juga berupa material jalan yang terlepas, jalan bergelombang, bahu jalan longsor, jalan retak, jalan yang tertutup lumpur serta jalan yang tergenang air.
geografis adalah salah satu faktor penyebab rusaknya infrastruktur transportasi di Kabupaten Grobogan. Pengaruh itu meliputi kondisi tanah di Kabupaten Grobogan yang cenderung kurang stabil, jenis tanah dan struktur tanah yang kurang baik di Kabupaten Grobogan serta kerawanan terhadap banjir dampaknya terhadap perekonomian dan sosial kemasyarakatan di Kabupaten Grobogan.dan kondisi drainase yang kurang tertata dengan baik. Artikel ini akan membahas tentang kondisi letak geografis Kabupaten Grobogan, pengaruh letak geografis terhadap kerentanan tanah pada kondisi jalan raya di Kabupaten Grobogan dan
Kondisi Letak Geografis Kabupaten Grobogan
Secara geografis, Grobogan merupakan lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur, yaitu Pegunungan Kendeng di bagian selatan dan Pegunungan Kapur Utara di bagian utara. Bagian tengah wilayahnya adalah dataran rendah. Dua sungai besar yang mengalir adalah Kali Serang dan Kali Lusi. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Grobogan (2011), secara topografi terbagi kedalam 3 kelompok yaitu :
1. Daerah dataran rendah berada pada ketinggian sampai 50 meter di atas permukaan air laut dengan kelerengan 0o - 8o meliputi 6 kecamatan yaitu Kecamatan Gubug,
Tegowanu, Godong, Purwodadi, Grobogan sebelah selatan dan Wirosari sebelah selatan.
2. Daerah perbukitan berada pada ketinggian antara 50 - 100 meter di atas permukaan air laut dengan kelerengan 8o - 15o meliputi 4 kecamatan yaitu Kecamatan Klambu, Brati,
Grobogan sebelah utara dan Wirosari sebelah utara.
3. Daerah dataran tinggi berada pada ketinggian 100 - 500 meter di atas permukaan air laut dengan kelerengan lebih dari 15o, meliputi wilayah kecamatan yang berada di
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Grobogan terdiri atas tanah aluvial, grumosol, litosol, mediteran dan regosol (Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan, 2011). Tanah aluvial terdapat di Kabupaten Grobogan bagian barat. Ciri tanah ini umumnya berdrainase jelek (PPE Jawa, n.d.). Tanah grumosol terdapat di Kabupaten Grobogan bagian timur jenis tanah ini lebih mendominasi di Kabupaten Grobogan, tanah grumusol dicirikan oleh tekstur lempung yang mempunyai sifat kembang kerut sehingga sangat labil untuk melakukan gerakan (Hertanto, 2010). Tanah litosol terdapat sedikit di Kabupaten Grobogan bagian utara. Tanah mediteran terletak di bagian utara Kabupaten Grobogan. Tanah regosol terletak di sebelah selatan Kabupaten Grobogan, karakteristik tanah: akumulasi lempung pada horizon Bt, horizon E yang tipis, mampu menyediakan dan menampung banyak air, dan bersifat asam (Hidayat, 2013).
Pengaruh kondisi letak geografis terhadap ketahanan jalan di Kabupaten Grobogan
Jenis tanah dan kondisi tanah yang terdapat pada suatu wilayah memengaruhi kualitas jalan. Setiap wilayah memiliki jenis dan kondisi tanah yang berbeda. Perbedaan ini turut memengaruhi pergerakan serta stabilitas tanah. Sebab, semakin padat tanah, maka semakin tahan pula bangunan diatasnya. Sebaliknya bila jenis tanahnya memiliki sifat rapuh, maka tanah akan mudah bergerak.
akan menimbulkan gerakan tanah yang berpengaruh terhadap konstruksi jalan di atasnya. Kerusakan jalan akibat tanah ekspansif, antara lain retakan pada bahu jalan, penurunan permukaan jalan, cembungan pada jalan hingga terjadinya longsor yang mengenai bahu jalan raya.
Struktur tanah yang tidak baik merupakan salah satu faktor dari kondisi geografis yang memengaruhi kerusakan jalan di Indonesia. Dengan tidak baiknya tanah, akan menimbulkan gerakan-gerakan tanah yang dapat menyebabkan pula timbulnya perubahan pada permukaan tanah. Dengan struktur tanah yang kurang stabil ini, maka resapan air dan juga ketahanan terhadap gesekan akan relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan tanah yang memiliki struktur yang baik. Gesekan antara air dan juga bebatuan yang ada di dalam tanah dapat menimbulkan tanah rusak dan juga bergerak (Ahira, n.d.). Apalagi jika ini ditambah dengan kemiringan sudut tanah, maka longsor dapat dipastikan akan sangat mudah terjadi.
Kabupaten Grobogan sering terjadi longsor, bahkan tidak jarang longsor juga terjadi di bahu jalan hingga lebar jalan berkurang akibat terkena longsor. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Grobogan memiliki struktur tanah yang kurang baik. Namun, tidak semua tanah yang memiliki struktur yang buruk merupakan penyebab longsor. Hal itu karena hal-hal lain yang menyebabkan longsor, seperti kelandaian, berat tanah, curah hujan dan juga kemiringan tanah dapat mempengaruhi terjadinya longsor.
Desain drainase merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam manajemen air pada konstruksi jalan di atas tanah ekspansif. Baik buruknya kinerja perkerasan jalan tergantung kepada kondisi drainase permukaan maupun bawah permukaan. Salah satu faktor yang memicu perubahan volume tanah ekspansif sehingga dapat merusak lapis perkerasan adalah kurang berfungsinya drainase permukaan (Surat, 2011).
Jenis tanah regosol terdapat di Kabupaten Grobogan, jenis tanah ini memiliki sifat menampung air. Jadi, jenis tanah ini memiliki dampak buruk terhadap keadaan tanah, sebab jenis tanah ini tidak dapat menyerap air dengan baik. Sehingga, air di permukaan tanah akan tetap tergenang dan air akan lama terserap ke dalam tanah. Bila hal ini terjadi pada permukaan jalan, jalanan akan tergenang dalam waktu lama dan aspal di permukaan akan terkelupas sedikit demi sedikit sehingga jalan akan berlubang.
Dampak terhadap Perekonomian dan Sosial Kemasyarakatan di Kabupaten Grobogan
Menurut Nandi dalam Masood, Khan dan Naqvi (2011), Sistem Transportasi Ideal adalah jaringan transportasi yang aman terintegrasi yang mendukung regenerasi sosial dan ekonomi dan memastikan akses yang baik untuk semua yang, dioperasikan dengan standar tertinggi untuk melindungi lingkungan dan menjamin kualitas hidup. Sistem taransportasi yang ideal dibutuhkan oleh tiap-tiap daerah untuk mencapai kesejahteraan masyarakatnya. Telah diakui secara luas bahwa ekonomi dengan jaringan jalan dan komunikasi yang lebih baik diposisikan lebih menguntungkan dalam hal daya saing secara keseluruhan dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki jaringan yang buruk (Masood, Khan dan Naqvi, 2011). Menurut Kadir (2006) peran dan pentingnya transportasi dalam kaitannya dengan aspek ekonomi dan sosial ekonomi yang utama adalah: (a) tersedianya barang (availability of goods), (b) stabilisasi dan penyamaan harga (stabilization and equalization), (c) penurunan harga (price reduction), (d) meningkatnya nilai tanah (land value), (e) terjadinya spesialisasi antar wilayah (territorial division of labor), (f) berkembangnya usaha skala besar (large scale production), dan (g) terjadinya urbanisasi dan konsentrasi penduduk (urbanization and population concentration) dalam kehidupan. Dengan rusaknya infrastruktur jalan raya, maka mobilitas penduduk dan distribusi barang menjadi terkendala.
sehingga mobilitas manusia dan barang terhambat. Dengan terhambatnya mobilitas barang akibat kesulitan akses berdampak terhadap melonjaknya harga kebutuhan sehari-hari.
Dampak terhadap pemerintah dan pembangunan Kabupaten Grobogan atas permasalahan tersebut di bidang perekonomian, antara lain tingginya alokasi dana APBD untuk perbaikan jalan, terhambatnya pembangunan wilayah Grobogan hingga investor yang enggan menanamkan modal di wilayah Grobogan. Akibat perbaikan jalan yang terus menerus dilakukan oleh pemerintah daerah membuat anggaran dana dalam APBD Kabupaten Grobogan. Nurwanto dalam Suara Merdeka oleh Kenedi (2012) mengemukakan untuk memperbaiki jalan di Grobogan memerlukan biaya sangat besar. Sebab, kondisi dan tanah tanah di Grobogan cukup labil dan bergerak. Perbaikan harus menggunakan kontruksi beton. Dampak selanjutnya tentang terhambatnya pembangunan wilayah Kabupaten Grobogan. Akibat tingginya biaya perbaikan jalan, tentunya hal ini mempengaruhi kondisi finansial daerah. Sebab, dengan APBD yang berjumlah tak terlalu banyak dan harus dibagi terhadap berbagai bidang didalamnya maka pembangunan wilayah di Kabupaten Grobogan tidak dapat terlaksanakan secara optimal. Dengan permasalahan tersebut, akibat infrastruktur jalan yang buruk menyebabkan investor tidak mau menanamkan modalnya di Kabupaten Grobogan. Zaenal dalam Suara Merdeka oleh Mulyawan (2005) menilai kerusakan jalan merupakan salah satu penyebab mengapa investor enggan menanamkan modalnya. Enggannya investor untuk menanamkan modalnya disebabkan oleh buruknya kondisi jalan raya di Kabupaten Grobogan, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu proses produksi dan proses distribusi barang ke daerah lain serta menambah biaya produksi perusahaan tersebut.
kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya kondisi infrastruktur jalan raya yang baik sangat bermanfaat untuk meningkatkan kehidupan masyarakat daerah tersebut. Dari segi sosial masyarakat akan sangat terbantu dalam melaksanakan interaksi sosialnya, baik antar desa maupun wilayah lainnya sehingga setiap kegiatan yang menyangkut aktivitas sosial lainnya dapat terlaksana dengan baik. Munculnya nilai-nilai sosial di daerah dengan baik akibat meningkatnya mobilitas sejak fasilitas regional (mal, taman rekreasi, kawasan industri atau lokasi produksi) dan peristiwa (olahraga, budaya, pameran) menghasilkan regional atau bahkan antar regional lalu lintas (Masood, Khan dan Naqvi, 2011).
Kesimpulan
Keadaan infrastruktur jalan raya di Kabupaten Grobogan terbilang buruk. Kondisi letak geografis yang terdapat di Kabupaten Grobogan memengaruhi terhadap rusaknya infrastruktur jalan raya. Kondisi tanah di Kabupaten Grobogan yang cenderung kurang stabil merupakan salah satu penyebab kerusakan jalan yang ada di Kabupaten Grobogan. Penyebab lainnya yaitu jenis tanah yang ekspansif dan struktur tanah di Kabupaten Grobogan yang cenderung rapuh. Kerawanan terhadap banjir dan kondisi drainase yang kurang tertata dengan baik juga merupakan penyebab kerusakan infrastruktur jalan raya di Kabupaten Grobogan.
Dengan adanya keadaan infrastruktur jalan raya yang buruk, tentunya berpengaruh terhadap aspek-aspek lainnya. Dampak yang paling dirasakan akibat kerusakan itu ada pada sektor perekonomian. Akibatnya yaitu terhambatnya pertumbuhan perekonomian, pendapatan masyarakat menurun serta melonjaknya harga sejumlah kebutuhan sehari-hari. Dampak lain yang ditimbulkan karena kerusakan infrastruktur jalan yaitu pada aspek sosial kemasyarakatan. Dengan adanya permasalahan tersebut, interaksi antar masyarakat sangat terganggu serta berdampak juga terhadap psikis tiap-tiap individu.
Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan raya, diperlukan adanya penelitian sehingga diperoleh karakteristik sifat letak geografis yang sesuai dengan kondisi terkini di Kabupaten Grobogan.
3. Dengan adanya keadaan infrastruktur jalan raya semakin yang baik, maka kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Grobogan juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur Kabupaten Grobogan supaya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Selain itu, diperlukan juga pengawasan terhadap pelaksanaan pengerjaan infrastruktur tersebut agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan.
Daftar Pustaka
Ahira, Anne. (n.d.) Mengenal Struktur Tanah [online]. Dalam www.anneahira.com/struktur-tanah.htm (Diakses pada Jumat, 03 Januari 2014)
Anonim (2007) Sekilas tentang Purwodadi Grobogan [online]. Dalam kelompoktony.blogspot.com/2007/10/sekilas-tentang-purwodadi-grobogan.html (Diakses pada Senin, 23 Desember 2013)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Grobogan (2011) Letak Geografis dan Sumber Daya Alam Kabupaten Grobogan [online]. Dalam bappeda.grobogan.go.id/data-statistik/82-letak-geografis-dan-sumber-daya-alam-kabupaten-grobogan.html (Diakses pada Senin, 23 Desember 2013)
Badan Pusat Statistik Kabupaten Grobogan. (2011). Grobogan dalam Angka 2011. Purwodadi : Prisma Kharisma
Hertanto, Hendrik Boby (2010) Geomorfologi Pulau Jawa [online]. Dalam geoenviron.blogspot.com/2011/05/geomorfologi-pulau-jawa.html (Diakses pada Selasa, 24 Desember 2013)
Kadir, Abdul (2006) ‘Transportasi: Peran dan Dampaknya dalam Pertumbuhan Ekonomi Nasional’. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Wahana Hijau, Vol. 1, No. 3.
Kenedi, Dheky (2012) ‘Dari Mana Duit Rp 12 Triliun Itu?’. Suara Merdeka [online], 18 Maret. Dalam www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/03/18/180583/ Dari-Mana-Duit-Rp-12-Triliun-Itu (Diakses pada Selasa, 24 Desember 2013)
Masood, Muhammad Tahir (2011) ‘Transportation Problem in Developing Countries Pakistan: A Case in Point’. International Journal of Business and Management, Vol 6, No. 11.
Mulyawan, Aris (2005) ‘Investor Tetarik jika Jalan Mulus’. Suara Merdeka [online], 11 Februari. Dalam http://www.suaramerdeka.com/harian/0502/11/kot16.htm (Diakses pada Selasa, 24 Desember 2013)
PPE Jawa (n.d.) Tanah [online]. Dalam ppejawa.com/ekoregion/tanah/ (Diakses pada Selasa, 24 Desember 2013.)