• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah teknologi Dan produksi benih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah teknologi Dan produksi benih"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH “Penyimpanan Benih Kedelai”

Oleh

• Fitriatul Mafula 135040201111197 • Asmita Sihombing 135040201111211 • Jaliaman Sipayung 135040201111250 • Try Indah Lestari 135040201111253 • Dani Adi Saputra 135040201111262

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI 2013 FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kedelai merupakan komoditas pertanian yang mengambil peranan penting terhadap kebutuhan pangan nasional, alasannya karena kedelai merupakan tanaman pangan ketiga setelah padi dan jagung. Selain itu,pada kedelai kaya akan protein, dan Kedelai merupakan salah satu bahan utama dalam industri khususnya bidang yang bergerak dalam agroindustri seperti pengrajin tahu, tempe, keripik dll. Oleh karena itu diperlukan produktivitas yang tinggi untuk menunjang keberhasilan salah satu nya dengan menerapkan budidaya yang sehat yaitu dari benih bermutu varietas unggul.

Dalam penyediaan benih bermutu tersebut produsen benih yang berasal dari dalam negeri belum banyak berperan secara optimal dalam menunjang keberhasilan tersebut. Usaha perbenihan kedelai masih tertinggal, petani lebih banyak memakai benih dari hasil panen pada pertanaman sebelumnya. Dari total areal pertanaman kedelai, penggunaan benih bersertifikat kurang dari 10% . Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya produktivitas kedelai nasional. Salah satu faktor pembatas produksi kedelai di daerah tropis adalah cepatnya kemunduran benih selama penyimpanan hingga mengurangi penyediaan benih berkualitas tinggi.

(3)

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui cara penyimpanan benih yang baik pada tanaman kedelai

 Untuk mengetahui bagaimana cara penyimpanan benih dalam menjaga viabilitas dan vigor benih

 Untuk mengetahui suhu penyimpanan optimal terhadap benih kedelai

 Untuk mengetahui pengaruh aspek fisiologi dan biokimia destoriasi benih kedelai dalam penyimpanan

1.3 Manfaat

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cara Penyimpanan Yang Baik Terhadap Benih Kedelai

Penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan mutu fisiologis benih selama periode penyimpanan dengan menghambat kecepatan kemunduran benih(deteriorasi). Penyimpanan benih merupakan salah satu penanganan pasca panen kedelai yang penting dari keseluruhan teknlologi benih dalam memelihara kualitas atau mutu. Menurut Harnowo et al.(1992) benih kedelai relatif tidak tahan disimpan lama,sehingga penyimpanan berpengaruh terhadaap mutu fisiologis dari benih kedelai.oleh karna itu perlu teknologi penyimpanan yang baik agar vigor dan viabilitas benih tetap tinggi pada tanam sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil yang baik. Menurut Byrd(1983),kemunduran benih adalah semua perubahan yang terjadi dalam benih yang mengarah ke kematian benih.

Menurut Soemardi dan Thahir (1995), penyimpanan benih kedelai berhubungan erat dengan perawatan benih. Benih yang telah terpilih, bersih dan sehat perlu dirawat sebaik-baiknya agar daya kecambahnya tidak cepat menurun. Benih kedelai akan turun daya kecambahnya dalam jangka waktu satu bulan jika tidak dilakukan tindakan perawatan terhadap benih.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyimpanan Benih

Beberapa faktor yang mempengaruhi daya kecambah benih kedelai selama penyimpanan adalah:

- Mutu dan daya kecambah benih sebelum disimpan; - Kadar air benih

- Kelembapan ruang penyimpanan - Suhu tempat penyimpanan;

- Hama dan penyakit di tempat penyimpanan; - Lama penyimpanan.

(5)

kotoran dan benda lainnya seperti: kulit polong, potongan batang atau ranting; 2 batu, kerikil, atau tanah; 3 biji luka,memar, retak, atau yang kulitnya terkelupas; 4 biji yang mempunyai bercak ungu; dan 5 biji berbelang cokelat, yang mungkin mengandung virus mosaik; 6 biji yang kulitnya keriput atau warnanya tidak mengkilat; dan 7 biji-bijian tanaman lain.

2.3 Cara Menjaga Viabilitas Dan Vigor Benih.

Viabilitas benih adalah daya hidup benih yang dapat ditunjukkan melalui gejala metabiolisme dan atau gejala pertumbuhan, selain itu daya kecambah juga merupakan tolak ukur parameter viabilitas potensial benih (Sadjat, 1993). Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mengidikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi lapang yang luas. Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek fisiologis selama proses perkecambahan dan perkembangan kecambah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan dibagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup sifat genetik, daya tumbuh dan vigor, kondisi kulit dan kadar air benih awal. Faktor eksternal antara lain kemasan benih, komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang simpan (Copeland dan Donald, l985).

Sifat genetik benih antara lain tampak pada permeabilitas dan warna kulit benih berpengaruh terhadap daya simpan benih kedelai. Penelitian terdahulu menemukan bahwa varietas kedelai berbiji sedang atau kecil umumnya memiliki kulit berwarna gelap, tingkat permeabilitas rendah, dan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap kondisi penyimpanan yang kurang optimal dan tahan terhadap deraan cuaca lapang dibanding varietas yang berbiji besar dan berkulit biji terang (Mugnisyah, 1991). Sukarman dan Raharjo (2000), melaporkan bahwa varietas kedelai berbiji kecil dan kulit berwarna gelap lebih toleran terhadap deraan fisik(suhu 42oC dan kelembaban 100%) dibanding varietas berbiji besar dan berkulit terang.

(6)

kemampuannya mempertahankan kadar air benih viabilitas benih selama penyimpanan.

Materi kemasan dibagi menjadi tiga golongan yaitu :

1. Kemasan kedap uap air seperti alumunium foil dan kaleng 2. Kemasan yang resisten terhadap kelembaban seperti plastik dan

(7)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kajian Aspek Fisiologi Dan Biokimia Deteriorasi Benih Kedelai Dalam Penyimpanan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta mempelajari dilihat dari aspek fisiologi dan biokimia deteriorasi benih kedelai selama penyimpanan dan menemukan cara simpan yang tepat untuk mempertahankan mutu benih kedelai tetap tinggi selama penyimpanan.

Alat-alat yang digunakan antara lain spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1601, ultrasentrifus Beckman-J6B, germinator, alat pengukur kadar air PM 5002. Sedangkan metode yang dilakukan meliputi prosesing, pemilihan benih sehingga diperoleh ukuran yang seragam, pembersihan, pengeringan sampai diperoleh kadar air yang ditentukan yaitu 8%, 10% dan 12%; pengujian daya kecambah, vigor, kadar protein dan fosfolipid benih yang tanpa disimpan; pengemasan, dan penyimpanan.

Benih yang disimpan pada kadar air 8% dan 10% di dalam kantong aluminium foil mengalami penurunan setelah bulan ke-4 dan bulan ke-2, sedangkan benih yang disimpan dengan kadar air yang sama di dalam kantong terigu mengalami penurunan pada bulan ke-2 dan bulan ke-1. Aktivitas spesifik suksinat dehidrogenase benih yang disimpan dengan kadar air 12% di dalam semua kemasan sudah menurun sejak bulan ke-1. Hal ini menunjukkan bahwa kadar air 12% menyebabkan ketidak teraturan membran karena komponen fosfolipid kurang terikat pada membran Dengan demikian transpor elektron dari FADH ke O2 sepanjang rantai respirasi menurun sehingga energi menurun yang berakibat pada menurunnya daya kecambah dan vigor.

(8)

NADH ke oksigen, sehingga apabila aktivitasnya menurun akan terjadi kekurangan energi untuk proses metabolisme dan ini ditunjukkan oleh daya berkecambah dan vigor rendah.

(9)

3.2 Kajian Suhu Ruang Simpan Terhadap Kualitas Benih Kedelai Hitam dan Kedelai Kuning.

Benih kedelai yang digunakan adalah kedelai kuning varietas Wilis dan kedelai hitam varietas lokal Ciwalen. Penelitian ini menggunakan rancangan 2x2 Faktorial yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap dengan ulangan 4 kali. Faktor pertama adalah warna kulit biji yaitu kedelai hitam dan kedelai kuning. Faktor kedua adalah suhu ruang simpan yaitu suhu rendah 21o – 23oC (di Ciwalen) dan suhu tinggi 27o – 29oC (di Yogyakarta).

Setiap kombinasi perlakuan masing-masing terdiri dari 6 kemasan benih dalam kantong plastik dan kaleng yang terbagi dalam enam bulan penyimpanan. Setiap bulan dilakukan pengujian kualitas benih selama enam bulan, meliputi daya tumbuh, vigor, pertumbuhan bibit (tinggi, panjang akar, berat kering bibit).

Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis varians dengan taraf 5%. Apabila terdapat beda nyata antar perlakuan dilakukan uji lanjutan dengan uji jarak berganda (DMRT) dengan taraf 5%. Kondisi awal kualitas benih kedelai kuning maupun kedelai hitam mempunyai daya tumbuh dan vigor yang tinggi masing-masing yaitu > 90%, kadar air 9%, kondisi lingkungan dengan suhu rendah 20,6oC kelembaban 86% di Ciwalen dan suhu tinggi 27oC kelembaban 67,5% di Yogyakarta.

Benih disimpan selama enam bulan, setiap bulan dilakukan pengujian kualitas benih, meliputi daya tumbuh dan vigor, serta pertumbuhan bibit yang merupakan vigor lapangan (diamati mulai bulan ke empat, karena kualitas benih kedelai dalam label dapat berlaku sampai tiga bulan).

(10)

benih kedelai hitam dalam kantong plastik maupun kaleng pada suhu rendah dan tinggi sampai 6 bulan masih mempunyai daya tumbuh dan vigor yang tinggi (> 90%), hanya pada suhu tinggi sudah mulai menurun menjadi 80% dan berbeda nyata dengan kedelai kuning. Pada kedelai kuning dalam kantong plastik maupun kaleng setelah disimpan selama enam bulan , daya tumbuh dan vigor benihnya masih tinggi (>80%) pada suhu rendah. Pada suhu tinggi telah mulai menurun setelah disimpan 2 bulan dan pada akhir penyimpanan daya tumbuh turun sampai 41%. Hal ini disebabkan adanya perubahan kadar air benih telah naik sekitar 1 % dari kadar air awal mulai bulan keempat penyimpanan, perbedaan ini sangat berpengaruh terhadap kualitas benih.

(11)

3.3 Pengaruh Metode Penyimpanan Terhadap Viabilitas Dan Vigor Benih Dalam Penyimpanan.

Benih kedelai yang diuji adalah varietas Wilis. Alat yang digunakan antara lain kaleng berukuran tinggi 17,5 cm dan diameter 15,5 cm, kantong plastik, kantong kertas semen dan kantong kain yang masing-masing berukuran panjang 30 cm dan lebar 20 cm, kertas stensil, germinator, oven, bak plastik, cawan aluminium, pinset, meteran kain, pinsil, spidol dan buku tulis.

Tempat penyimpanan berpengaruh nyata terhadap viabilitas dan vigor benih kedelai. Pada pengamatan daya kecambah, persentase kecambah tertinggi didapat pada perlakuan kaleng tertutup, yaitu 94,80% dan terendah pada perlakuan kantong kain, yaitu 81,60%. Begitu juga dengan perkecambahan benih kedelai pada uji keserempakan berkecambah, angka tertinggi didapat pada perlakuan kaleng tertutup, yaitu 81,60% dan terendah pada perlakuan kantong kain, yaitu 72,40%. Pada indeks kecepatan berkecambah, angka tertinggi juga didapat pada perlakuan kaleng tertutup, yaitu 11,83 dan terendah pada perlakuan kantong kain, yaitu 9,93.

(12)

3.4 Pengaruh Kadar Air Terhadap Penurunan Mutu Fisiologis Benih Kedelai (Glycine max (L) Merill) Varietas Gepak Kuning Selama Dalam Penyimpanan.

Penelitian dilakukan di sub-laboratorium Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura (UPT PSBTPH) di Desa Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember provinsi Jawa Timur. Waktu penelitian dimulai akhir November 2010 – Maret 2011.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Tersarang (Nested Design) Gabungan yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama Kadar air dengan 4 taraf kadar air tiap varietas yaitu (Ka1, Ka2, Ka3 dan Ka4) sebagai sebagai petak utama (mainplot), dan faktor kedua waktu simpan (P) dengan sembilan taraf (P0, P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7,dan P8 ) sehingga diperoleh kombinasi perlakuan 1 varietas x 4 kadar air x 9 waktu simpan yaitu 36 kombinasi perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari daya kecambah, laju perkecambahan vigor dan field emergence.

Pengamatan untuk daya kecambah meliputi: Kecambah Normal, Kecambah Abnormal dan Benih Mati. Pengamatan daya kecambah dilakukan pada hari ketujuh, dengan cara membongkar media pasir dan memilah dari kecambah normal dengan kecambah abnormal dan benih mati.

Hasil yang diperoleh dari penelitian kedelai dengan varietas Gepak Kuning selama 120 hari yaitu ada penambahan dan penyusutan kadar air benih varietas Gepak kuning dari 4 taraf kadar air (Ka). Di dalam ruang penyimpangan suhu yang ada adalah sekitar 29o-30oC. Hal ini juga karena perlakuan penyimpanan benih dengan menggunakan plastik yang kedap udara dan dilakukan pelapisan dengan plastik pembungkus yang kedap udara pula sehingga tidak terjadi pertukaran udara pada kemasan.

Daya Kecambah

(13)

periode simpan. Penurunan rata-rata persentase kecambah normal benih kedelai selama penyimpanan terjadi karena dimungkinkan benih yang disimpan telah mengalami kemunduran (deteriorasi). Benih kedelai yang paling cepat mengalami kemunduran rata-rata persentase kecambah normal adalah benih dengan kadar air yang tinggi yaitu pada kadar air 13% (Ka3) dan kadar air 14% (Ka4) dimulai tingkat kemunduran pada lama simpan P0 – P8. Taraf kadar air 13% tingkat kemunduran benih dimulai periode simpan 15 hari (P1) setelah penyimpanan, sedangkan kadar air 14% tingkat kemunduran benih dimulai periode simpan 0 hari (P0). Dari tabel persentase kemunduran daya berkecambah periode simpan P0-P8 (0 – 120 hari) tingkat persentase kemunduran benih pada kadar air 13% (Ka3) dan kadar air 14% (Ka4) sebesar 39,5% dan 59,5%. Sedangkan pada taraf kadar air 11% (Ka1) puncak tingkat kemunduran pada persentase kecambah normal dimulai dari periode lama simpan 75 hari (P5) sampai 120 hari (P8) dengan nilai rata-ratanya sebesar 78,66% menurun hingga 65% dan pada tabel persentase kemunduran benih yang berkecambah dari P0-P8 tingkat kemundurabn benih sebesar 14,5%, dan pada kadar 12% (Ka2) benih mengalami kemunduran pada lama simpan 15 hari (P1) sampai 120 hari (P8) dengan nilai rata-rata persentase kecambah sebesar 82,16% sampai menurun hingga 62,33%, pada kadar air 12% tingkat kemunduran benih dari lama simpan P0-P8 sebesar 15,67. Ini menandakan bahwa terjadi interaksi antara kadar air dan lama simpan, apabila benih kedelai kadar air tinggi disimpan dalam kurun waktu yang lama, akan mempengaruhi nilai tingkat kemunduran rata-rata daya kecambah.

Laju Perkecambahan

(14)

taraf kadar air 11%, 12%, 13 % dan 14%, pada percepatan laju perkecembahan taraf kadar air 11% mampu memiliki percepatan perlakuan penyimpanan benih kedelai selama 120 hari (P8) kurang dari 2 hari, kemudian pada taraf kadar air 12% mampu memiliki percepatan laju perkecambahan kurang dari 2 hari meskipun terlihat kemunduran lama perkecambahan, sedangkan pada taraf 13% dan 14% memiliki percepatan laju perkecambahan lebih dari 2 hari. Ini menandakan terdapat interaksi sangat nyata antara lama simpan (P) dan kadar air (Ka). Apabila benih kedelai disimpan dengan kadar air yang tinggi dengan kurun waktu simpan yang lama akan mempengaruhi nilai kemunduran rata-rata hari percepatan laju perkecambahan.

Vigor Benih

Hasil pengamatan pada rata-rata persentase kecambah normal yang vigor pada benih kedelai disajikan pada tabel 5. Dari tabel diketahui persentase vigor benih kedelai dari kecambah yang normal pada kadar air 11% sampai pada penyimpanan ke 120 hari (P8) persentase vigor sebesar 41,58% dan pada benih dengan kadar air 12% setelah disimpan selama 120 hari persentase vigor benih sebesar 30,75%. Sedangkan pada kadar air 13% dan kadar air 14% berturut-turut sebesar 25,50% dan 16,33 %. Dilihat dari persentase vigor di atas 40% dari kecambah yang normal benih dengan kadar air 11% mampu sampai pada penyimpanan ke 120 hari (P8), pada kadar air 12% mampu sampai pada penyimpanan ke 90 hari (P6) dan kadar air 13% dan 14% mampu sampai pada penyimpanan ke 75 hari (P5). Pada peubah vigor benih terdapat interaksi yang sangat nyata antara lama simpan dengan kadar air. Apabila benih kedelai disimpan dengan kadar air yang tinggi dengan kurun waktu simpan yang lama akan mempengaruhi terhadap jumlah kecambah normal yang vigor.

Field Emergence

(15)

pada penyimpanan ke 60 hari (P4), akan tetapi nilai persentase benih kedelai yang disimpan dengan kadar air 11% jauh lebih besar dari kadar air 12 % yaitu 77,16% dan di ikuti kadar air 13% dan 14% sebesar 76,5 % dan 77,66% . Sedangkan pada nilai persentase benih kedelai yang disimpan di atas perlakuan penyimpanan di atas 60 hari kemunculan kecambah pada permukaan media tanam sampai perlakuan penyimpaan 120 hari (P8) terdapat kemunduran munculnya benih di atas permukaan pada taraf kadar air 11% sebesar 14,83 % , pada kadar air 12 % sebesar 10,48% dan pada kadar air 13% dan 14% memiliki nilai persentase sebesar 11,16 % dan 9,33%. Ini membuktikan adanya interaksi sangat nyata antara kadar air dan lama simpan. Apabila benih kedelai disimpan dengan kadar air yang tinggi dengan kurun waktu simpan yang lama akan mempengaruhi terhadap jumlah munculnya kecambah di atas permukaan media tanam.

Pembahasan

Hasil penelitian lama simpan dan interaksinya pada peubah kadar air menunjukkan adanya perubahan kadar air yang terdapat pada benih. Penurunan maupun kenaikan kadar air pada benih yang disimpan dikarenakan cara pengemasan yang menggunakan plastik kedap udara sehingga pada benih tidak terjadi pertukaran udara. Selain kedap udara, pengemasan dilakukan dengan mengusahakan tidak ada rongga pada kemasan. Akan tetapi perubahan kadar air pada benih kedelai yang disimpan masih berada pada batas toleransi dari perlakuan. Menurut Kartono (2004) penyimpanan kedap udara selain menghambat kegiatan biologis benih, juga berfungsi menekan pengaruh kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembaban, serta mengurangi tersedianya oksigen, kontaminasi hama, kutu, jamur, bakteri dan kotoran.

Kadar air awal dan bahan kemasan (pembungkus) sangat berpengaruh dalam mempertahankan kadar air benih selama penyimpanan. Selain itu faktor yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan kedap udara adalah ukuran kantong plastik yang digunakan harus sesuai dengan jumlah benih dan lamanya benih akan disimpan.

(16)

perubahan kadar air dari perlakuan awal simpan benih sampai dengan penyimpanan akhir benih, akan tetapi perubahan tiap – tiap taraf kadar air awal tidak jauh beda dan masih dibatas toleransi yaitu pada kadar air 11% berkisar antara 10,5% - 11,4%. Untuk kadar air 12 % berkisar antara 11,6% - 12,2% dan kadar air 13% berkisar antara 12,6% - 13,2%, untuk kadar air 14% juga tidak jauh beda tingkat perubahan peningkatan atau penurunan kadar air yaitu berkisar antara 13,8% - 14,4%. Hasil pengamatan penelitian ini pada peubah kadar air kemungkinan pengaruhnya menggunakan jenis kemasan plastik yang kedap udara . Hal sama juga diungkapkan oleh Suryati (2010) Penyimpanan benih dengan menggunakan kemasan plastik poliethylen dengan kadar air awal M1 (8,8 % ) selama 1 bulan penyimpanan belum mengalami perubahan, sedangkan pada penyimpanan bulan ke-2 sampai dengan bulan ke-8 terjadi peningkatan kadar air namun peningkatannya tidak berbeda nyata.

Hasil Pengujian daya berkecambah bertujuan untuk mengetahui kemampuan benih tumbuh normal dalam kondisi yang optimum. Menurut Soetopo (2004) daya berkecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan kondisi biofisik lapangan yang serba optimum. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap daya kecambah benih kedelai varietas Gepak Kuning dengan kadar air awal yang berbeda yakni dengan kadar air 11%, 12%, 13% dan 14% dengan periode simpan P0 (0 hari) – P8 (120 hari) diperoleh rata-rata persentase kecambah normal benih kedelai yang semakin turun seiring dengan lamanya periode simpan, selain itu rata-rata persentase kecambah normal benih kedelai yang semakin turun seiring dengan meningkatnya kadar air. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2004) mengatakan bahwa pada kadar air di atas 11% selama enam bulan penyimpanan benih kedelai kuning dan kedelai hitam mengalami penurunan daya berkecambah dan vigor benih kedelai dan daya tumbuh yang rendah. Benih kedelai yang mempunyai daya kecambah dan vigor yang sudah menurun pertumbuhan bibitnya juga rendah, hal ini menyebabkan tanaman kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan.

(17)

14%. Semakin tinggi kadar air yang terdapat pada benih dan semakin lama penyimpanan benih akan mempercepat kemunduran daya kecambah benih kedelai. Kemunduran daya kecambah benih kedelai dapat diketahui dari persentase kecambah normal. Benih kedelai yang paling cepat mengalami kemunduran yaitu benih kedelai dengan taraf kadar air 14 %. Menurut Tatipata dkk (2002), perkecambahan benih kedelai akan menurun dari perkecambahan awal yaitu diatas 90% menjadi 0% tergantung varietas kedelai dan kadar air selama penyimpanan. Penurunan daya kecambah benih kedelai disebabkan oleh meningkatnya kecambah abnormal dan benih yang mati. Berdasarkan hasil penelitian ini pengaruh yang nyata terhadap penurunan daya kecambah benih kedelai adalah meningkatnya kecambah benih kedelai yang abnormal dan benih yang mati. Peningkatan persentase kecambah yang abnormal dan persentase benih mati mungkin dikarenakan oleh adanya kebocoran sel yang berimbas pada hilangnya unsur-unsur dalam benih yang dirombak untuk menghasilkan energi untuk mensintesis protein yang mana hasil perombakan tersebut digunakan untuk menghasilkan sel-sel yang berguna pada saat berkecambah.

Menurut Pranoto dkk (1990), benih yang mengandung protein yang tinggi lebih cepat menyerap air. Dengan cepatnya benih kedelai menyerap air maka cepat pula terjadi kebocoran-kebocoran pada sel-sel dalam benih kedelai. Menurut Pitojo (2003), benih kedelai yang keras, berukuran kecil, atau berkulit hitam lebih tahan disimpan daripada benih kedelai yang tidak keras, berukuran besar, atau berwarna kuning. Persentase kecambah abnormal meningkat seiring dengan lama penyimpanan benih dan tingginya kadar air benih yang disimpan. Pada kadar air 11% (Ka1) sampai pada panyimpanan ke 120 hari persentase kacambah abnormal adalah 22,33%, kadar air 12% (Ka2) sebesar 18% dan pada kadar air 13% (Ka3) dan 14% (Ka4) sebesar 22,33% dan 25% (Lampiran, Tabel ). Sedangkan hasil persentase benih mati yaitu pada penyimpanan ke 120 dengan kadar air 11% (Ka1) sebesar 47,67%, kadar air 12% (Ka2) sebesar 57%, dan kadar air 13% (Ka3) dengan kadar air 14% (Ka4) sebesar 101 %.

(18)

serangkaian peristiwa-peristiwa penting yang terjadi sejak benih dorman sampai ke bibit yang sedang tumbuh. Dari persentase tabel laju perkecambahan dari 4 taraf kadar air yaitu 11%, 12%, 13, 14% terlihat perbedaan dari laju perkecambahan dari lama simpan mulai 0 hari (P0) sampai 120 hari (P8). Berdasarkan hasil pengamatan kecepatan berkecambah benih kedelai gepak kuning semakin melambat perkecambahan benih seiring lamanya periode simpan. Dari data penelitian pada Tabel 3 diketahui bahwa persentase laju perkecambahan pada kadar air 11% lebih baik dari pada kadar air 12%; 13% dan 14%. Semakin tinggi kadar air yang terdapat pada benih dan semakin lama penyimpanan benih akan memperlambat kecepatan berkecambah benih kedelai. Pada kadar air 11 % (Ka1) mampu berkecambah dengan rata-rata hari dari periode simpan 0 hari (P0) sampai 120 hari (P8) kurang dari 2 hari dengan hasil lama pekecambahan 1,25 hari, pada laju perkecambahan benih kedelai kadar air 12% (Ka2) mampu cepat berkecambah kurang dari 2 hari sebesar 1,40 hari, sedangkan benih dengan kadar air 13 % (Ka3) dan benih kadar air 14% (Ka4) dilihat dari tabel 3 hasil rata-rata hari mampu cepat berkecambah selama periode simpan 120 hari (P8) lebih dari 2 hari dengan rata-rata hari sebesar 2,15 dan 2,74 hari. Pada pengujian laju perkecambahan kedelai gepak kuning menggunakan metode UKDdp (Uji Kertas Digulung Didirikan dalam Plastik), menurut Soetopo (2004) dengan menggunakan lapisan plastik bertujuan agar mencegah tembusnya substrat kertas oleh akar. Menurut Baskin (1973) dalam proses perkecambahan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam benih itu sendiri maupun dari luar benih. Faktor dari benih meliputi, tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi dan penghambat perkecambahan. Sedangkan faktor dari luar meliputi, kelembaban udara, temperatur, oksigen, cahaya matahari yang tersedia dan medium perkecambahan.

(19)

rata-rata persentase vigor benih kedelai ditunjukan pada Tabel 5. Dari tabel diketahui persentase vigor benih kedelai dari kecambah yang normal pada kadar air 11% (Ka 1) sampai pada penyimpanan ke 120 hari (P8) persentase vigor sebesar 41,58% dan pada benih dengan kadar air 12% setelah disimpan selama 120 hari persentase vigor benih sebesar 30,75%, sedangkan pada kadar air 13% dan kadar air 14% sebesar 25.50% dan 16,33%. Dilihat dari persentase vigor diatas 40% dari kecambah yang normal benih dengan kadar air 11% mampu sampai pada penyimpanan ke 120 hari (P8), kadar air 12% sampai pada penyimpanan ke 90 hari (P6) dan pada kadar air 13% dan 14% pada penyimpanan ke 75 hari (P5). Rendahnya vigor pada benih dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor genetis, fisiologis, morfologis, sitologis, mekanis dan mikrobia (Sutopo, 2004). Menurut Copeland dan McDonald (1995), proses penuaan atau mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal, penurunan pemunculan kecambah di lapangan “field emergence” terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman, meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim yang akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman.

(20)
(21)

3.5 Kajian Suhu Dan Kadar Air Terhadap Kualitas Benih Kedelai Selama Penyimpanan.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji kedelai varietas Wilis, Burangrang, dan Baluran yang berasal dari Kabupaten Kabupaten Semarang, kantong plastic dengan ketebalan 0,8 mm, kapas, dan air. Adapun alat yang digunakan adalah moistertester, oven (pengukuran kadar air), spray,

Kadar air benih diatas 13% dapat meningkatkan laju kemunduran mutu benih selama penyimpanan. Laju kemunduran mutu benih dapat diperlambat, dengan cara kadar air benih harus dikurangi sampai kadar air benih optimum. Kadar air benih optimal, yaitu kadar air tertentu dimana benih tersebut disimpan lama tanpa mengalami penurunan mutu benih. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6-11%. Dari tabel 1 terlihat bahwa kadar air awal benih adalah 10% diharapkan benih tidak mengalami kemunduran mutu selama empat bulan penyimpanan.

Pada kondisi awal sebelum penyimpanan tiga varietas kedelai mempunyai daya tumbuh yang tinggi diatas 95%. Secara statistic daya tumbuh tiga varietas benih kedelai sebelum penyimpanan adalah tidak berbeda nyata. Benih kemudian disimpan selama empat bulan, dan setiap bulan dilakukan pengamatan dan

(22)

menyerap atau mengeluarkan zat air sampai kandungan airnya seimbang dengan udara sekitar. Jika dianalisa secara statistic dengan uji Duncan taraf kepercayaan 95%, perlakuan tehnik pengemasan dan suhu ruang penyimpanan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan kadar air selama 4 (empat) bulan penyimpanan. Untuk mengetahui keeratan hubungan atau interaksi antara susut berat dengan kadar air benih kedelai perlakuan tehnik pengemasan dan suhu ruang penyimpanan selama 4 (empat) bulan dilakukan analisa statistic dengan uji korelasi taraf kepercayaan 95% yang hasilnya tersaji dalam tabel . Dari tabel 2. Terlihat tingkat keeratan hubungan atau interaksi antara susut berat dengan kadar air benih kedelai selama penyimpanan tidak begitu besar masih dibawah 20%.

Susut Berat

Berdasarkan hasil pengamatan kondisi fisik benih kedelai sampai bulan ketiga penyimpanan masih bagus, tidak ditemukan adanya hama bubuk, hama bubuk mulai muncul pada penyimpanan bulan keempat pada perlakuan penyimpanan pada suhu kamar dengan tehnik pengemasan benih tanpa vakum. Hal ini terjadi karena pada tehnik penyimpanan tanpa kedap udara masih dimungkinkan adanya pertukaran udara dari dalam tempat penyimpanan benih dengan lingkungan sekitar sehingga memungkinkan hama bubuk untuk masuk dan berkembang biak. Tetapi populasi benih yang terkena hama bubuk relative sangat sedikit hanya sekitar 1%. Terjadi perubahan berat benih dari berat awal sampai benih mengalami proses penyimpanan dengan perlakuan tehnik pengemasan dan suhu ruang penyimpanan selama empat bulan.

(23)
(24)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Jurnal 1

1.Benih kedelai yang mengalami kemunduran dapat dicerminkan oleh menurunnya kadar fosfolipid, protein membran, fosfor anorganik mitokondria, aktivitas spesifik suksinat dehidrogenase dan sitokrom oksidase serta laju respirasi 2.Benih kedelai yang disimpan dengan kadar air 8% dan 10% di dalam kantong plastik polietilen dan kantong aluminium foil dapat mempertahankan mutu yang tetap tinggi selama penyimpanan 6 bulan.

Jurnal 2

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat interaksi antara warna kulit benih kedelai dan suhu ruang simpan. 2. Benih kedelai hitam yang disimpan dalam kantong plastik dan kaleng pada suhu rendah dan tinggi selama enam bulam, mampu mempertahankan daya tumbuh (>90%) dan vigor serta pertumbuhan bibit yang tinggi.

3. Benih kedelai kuning yang disimpan pada suhu rendah dapat mempertahankan daya tumbuh (80%), vigor dan pertumbuhan bibit yang tinggi. Penyimpanan pada suhu tinggi menyebabkan penurunan kualitas benih dipercepat mulai dua bulan disimpan (41,0%).

4. Penyimpanan benih kedelai hitam dan kuning pada suhu rendah mampu mempertahankan kualitas benih tetap tinggi selama enam bulan disimpan.

Jurnal 3

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa tempat penyimpanan benih kedelai dengan kaleng tertutup dapat mempertahankan viabilitas dan vigor benih tetap tinggi.

Jurnal 4

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan :

(25)

2. Benih kedelai dengan kadar air yang tinggi lebih cepat mengalami kemunduran dan tidak dapat disimpan dengan masa simpan yang lama.

Jurnal 5

Susut berat dan kadar air benih kedelai selama tiga bulan dengan perlakuan tehnik pengemasan dan suhu ruangan penyimpanan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap daya berkecambah benih semua varietas.

• Penyimpanan benih kedelai selama tiga bulan dengan perlakuan tehnik pengemasan plastic kedap udara memberikan rata-rata daya berkecambah lebih baik dari pada tanpa vakum meskipun secara statistic dengan uji Duncan α=95% tidak berbeda nyata untuk semua varietas.

• Selama tiga bulan penyimpanan factor suhu ruangan belum berpengaruh terhadap daya berkecambah semua perlakuan.

4.2 Saran

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, R. L. 1980. Seed Technology. Oxford and IBH Publishing Co., New Delhi –Bombay – Calcuta.

Byrd, H.W.1983.”Pedoman Teknologi Benih”.diterjemahkan oleh Emid Hamidin.PTPEmbimbing Masa. Jakarta.

Chai, J., R Ma, L. Li, Y. Du. 2002. Optimum Moisture Contents of Seed Agricultural

Copeland. L.O. and M.B. Mc. Donald. 1985. Principles of Seed Science and Technology.Burgess Publishing Company, New York.

Delouche, J. C. And E. D. Rodda. 1976. Seed Quality Storage of Soybeans. in R. M.

Goodman (ed.) Expanding the Use of Soybean. Proc. Conf. For Asia and Oceania.University of Illinois, Urbana

Harwono,D.,Fathan Mujahir,M.Muchlis dan Soleh Solahudin.19992.”Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadapa Hasil dan Mutu Kedelai”. Risalah Seminar Hasil Penelitian Tanaman Pengan diBialiitan Malang.61-67.

Isbagio, P. 1979. Evaluasi dan Interpretasi dalam Pengujian Benih Menuju Standarisasi Benih. Lembaga Penyuluhan Pertanian, Bogor

Kartono. 2004. Teknik penyimpanan benih kedelai varietas wilis pada kadar air dan suhu penyimpanan yang berbeda. Buletin Teknik Pertanian 9: 79-82.

Kuswanto, H. 2003. Teknologi Pemrosesan, Pengemasan, dan Penyimpanan Benih. Kanisius, Yogyakarta.

Tatipata, Aurellia. 2008. Pengaruh kadar air awal, kemasan, dan lama simpan terhadap protein membrane dalam mitokondria benih kedelai. Buletin Agronomi 36: 8-16

Viera. R.D. ; D.M. Tekrony ; D.B. Egli and M. Rucker. 2001. Electrical conductivity of Soybean seeds sfter storage in several environments. Seed Science and Technology., 29. 599-608.

Referensi

Dokumen terkait

• Penyimpanan benih kedelai selama tiga bulan dengan perlakuan tehnik pengemasan plastic kedap udara memberikan rata-rata daya berkecambah lebih baik dari pada tanpa vakum

Vigor hipotetik benih kedelai hitam setelah disimpan selama satu sampai enam bulan. Uji kontras benih bebas gulma vs benih bergulma (BG vs G)

Untuk mengevaluasi daya simpan dilakukan pengujian kualitas benih setiap bulan selama 6 bulan penyimpanan, terhadap kadar air, daya tumbuh dan vigor hipotetik yang

Hasil uji F pada Tabel 2 menunjukan bahwa interaksi antara wadah penyimpanan benih kedelai dengan lama penyimpanan benih kedelai berpengaruh sangat nyata pada

Untuk mengatasi kendala utama dalam pengembangan kedelai, khususnya mengenai penyediaan benih yang memenuhi syarat 5 (lima) tepat di Irian Jaya, sudah saatnya kita mulai

Benih kedelai yang disimpan pada semua tingkat kadar air awal benih di dalam kantong aluminium foil selama 6 bulan dapat memperlambat peningkatan asam lemak,

Benih kedelai yang disimpan pada semua tingkat kadar air awal benih di dalam kantong aluminium foil selama 6 bulan dapat memperlambat peningkatan asam lemak,

Penelitian Tatipata (2008) menunjukkan bahwa benih kedelai yang disimpan pada kadar air benih awal 10% di dalam kantong terigu selama 3 bulan menunjukkan penurunan daya