• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETISI GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI HITAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMPETISI GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI HITAM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETISI GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN,

HASIL DAN DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI HITAM

Setyastuti Purwanti

Program Studi Pemuliaan Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetisi gulma terhadap pertum-buhan, hasil, dan daya simpan benih kedelai hitam varietas Mallika selama penyimpanan 6 bulan. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UGM di Banguntapan, Yogyakarta, pada bulan Juni–Sepember 2010. Penelitian menggunakan rancangan acak ke-lompok lengkap dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yaitu: pertanaman bebas gulma selama 2, 4, 6, 8, dan 10 minggu setelah tanam, dan dari tanam-sampai panen dan pertanaman bergulma selama 2, 4, 6, 8, 10 minggu setelah tanam dan dari tanam-sampai panen. Penelitian penyimpanan dan pengujian kualitas benih dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian UGM, pada bulan No-vember 2010–April 2011. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktor tunggal dengan 12 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan berupa benih kedelai hitam asal pertanaman dengan 12 perlakuan, dikemas dalam plastik hermetik dan disimpan selama 6 bulan di ruang dengan suhu kamar ±27 oC. Setiap bulan dilakukan pengujian kualitas benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil benih kedelai hitam bebas gulma lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang bergulma. Gulma dominan yang paling mengganggu pertumbuhan kedelai hitam adalah gulma berjenis daun lebar dan gulma teki yaitu Cyperus rotundus. Periode kritis persaingan gulma di pertanaman kedelai hitam Mallika terjadi 2–4 minggu setelah tanam. Pe-nyiangan gulma umur 2–4 minggu setelah tanam memberikan kuantitas dan kualitas benih kedelai hitam yang sama dibandingkan dengan periode bebas gulma sampai panen. Pengaruh gulma tidak menurunkan kualitas benih selama penyimpanan lima bulan. Benih kedelai hitam asal tanaman bebas gulma dan bergulma dari 2 minggu setelah tanam sampai panen membe-rikan daya simpan benih yang masih tinggi selama penyimpanan 5 bulan.

Kata kunci: gulma, kompetisi, benih, kedelai hitam, daya simpan

ABSTRACT

the effect of weed competition on the growth, yield and seed storability of black soybean. Appropriate weeding periode in black soybean production was not fully appreciated

by farmers. The experiments was aimed to determine the effect of weed-plant competition on the growth, yield and seed storability of black soybean var. Mallika. This experiment was conducted in the Experimental Field of Agriculture Faculty, Gadjah Mada University, located in Banguntapan, Yogyakarta, from July until Sptember 2010. The experiment used Randomized Complete Block Design (RCBD) that consisted of 12 treatments, with free and weedy conditions at varying period from planting until harvesting time at 2 weeks interval treatments and with 3 replications. The seed storage and seed quality tests were done in the laboratory of Seed Technology, Faculty of Agriculture, Gadjah Mada University, from November 2010 until April 2011. The experiment used Completely Randomized Design (CRD) with 4 replications. Seed storage used seed yield from 12 treatments and stored in hermetik plastic in the room with ±27 oC temperature for 6 months. The result of this experiment showed that broad leaved weeds were dominant one. Weeds interfered black soybean growth and yield of seed but not seed

(2)

quality. The critical periode of plant-weed competition for growth and yield of black soybean seed were 2 until 4 weeks after planting. The effect of weed competition did not reduce seed quality during storage for 5 months. Seed from free and weedy conditions from 2 until 4 weeks after planting until harvesting gave high storability of black soybean seed after five months stored.

Keywords: weed, competition, seed, black soybean, storability

PENDAHULUAN

Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat penting dalam upaya peningkatan gizi masyarakat karena aman bagi kesehatan dan murah harganya. Kebutu-han kedelai terus meningkat seiring dengan pertumbuKebutu-han jumlah penduduk dan kebutu-han bakebutu-han industri olakebutu-han pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tauco, dan cemilan. Konsumsi kedelai per kapita pada tahun 1998 adalah 8,13 kg dan meningkat menjadi 8,97 kg pada tahun 2004. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan kedelai cen-derung meningkat (Anonim 2004).

Kedelai hitam mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi dan kandungan lemak lebih rendah, sangat diperlukan untuk bahan baku industri kecap yang akan menghasilkan warna kecap yang lebih baik dan rasa yang sedap dan menyehatkan, karena kandungan glutamat dan antosianin yang tinggi. Kebutuhan kedelai hitam semakin meningkat setiap tahun, seiring dengan berkembangnya industri kecap. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kecap, perlu peningkatan produksi kedelai hitam, perlu pula ketersediaan benih kedelai hitam unggul bermutu tinggi yang merupakan kunci sukses dalam usahatani kede-lai. Kebanyakan petani menanam kedelai hitam belum menggunakan benih bermutu. Per-tumbuhan dan hasil benih ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu varietas, lingkungan, periode tanam dan pemeliharaan tanaman antara lain penyiangan. Tumbuhan peng-ganggu atau gulma mampu melakukan kompetisi dengan tanaman pokok, sehingga tanpa penyiangan, gulma mampu menurunkan produksi tanaman hingga 40%, juga menurun-kan kualitas benih karena tercampur dengan benih gulma (Copeland dan Donald 2001).

Periode kritis merupakan periode tumbuh tanaman budidaya dan gulma berada dalam keadaan saling berkompetisi secara aktif (Zimdahl 1980). Setiap tanaman memiliki periode kritis tertentu dalam pengunaan sinar matahari, air, dan unsur hara. Apabila masa kritis kompetisi pada awal pertumbuhan dapat dikendalikan maka masa kritis pada tahap per-tumbuhan berikutnya tidak terjadi sehingga hasil tanaman yang diperoleh optimal (Tohari dkk 2007). Penelitian Rahayu (2003) menunjukkan bahwa periode kritis tanaman jagung manis dengan gulma berlangsung antara umur 21–28 hari. Hasil penelitian Purwanti dkk. (2012) menunjukkan bahwa keberadaan gulma akan menurunkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai hitam pada umur 6 minggu setelah tanam. Periode kritis persaingan gulma pada pertanaman kedelai hitam terjadi 2–4 minggu setelah tanam. Penyiangan gulma umur 2–4 minggu setelah tanam memberikan kuantitas dan kualitas benih kedelai hitam yang sama dibandingkan dengan periode bebas gulma sampai panen.

Pada umumnya petani menanam kedelai pada awal musim kemarau dan panen pada akhir musim kemarau. Setelah panen petani tidak menanam kedelai tetapi menanam padi pada musim hujan, sehingga petani harus menyimpan benihnya selama 6 bulan untuk ditanam pada musim yang akan datang. Selama disimpan, benih akan mengalami keduran daya tumbuh. Benih yang mengalami proses penurunan daya tumbuh atau mun-durnya vigor secara fisiologis ditandai oleh penurunan daya berkecambah, peningkatan

(3)

jumlah kecambah abnormal, penurunan pemunculan kecambah di lapangan (field emer-gence), terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman, meningkatnya kepeka-an tkepeka-anamkepeka-an terhadap lingkungkepeka-an ykepeka-ang ekstrem ykepeka-ang akhirnya menurunkkepeka-an produksi (Co-peland dan Donald 2001). Benih dengan vigor yang tinggi akan mempunyai kemampuan simpan yang lebih baik dan mampu memproduksi bibit normal dalam jumlah banyak di bawah rentang kondisi lingkungan yang lebar (Harrington 1972). Faktor yang memper-cepat kemunduran benih adalah kadar air benih, hubungannya dengan suhu dan kelem-baban ruang simpan, di samping faktor genetik, tingkat kemasakan, kerusakan mekanis, mikroflora (Copeland dan Donald 2001).

Purwanti (2004) telah melakukan penelitian penyimpanan benih kedelai hitam dan kedelai kuning dengan kadar air 9% selama 6 bulan pada suhu kamar 27 oC di dataran

rendah (Yogyakarta) dan dataran tinggi (Puncak, Jawa Barat) dengan suhu kamar 20 oC.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tumbuh benih kedelai hitam di dataran rendah dan dataran tinggi masih tinggi >80%, daya tumbuh benih kedelai kuning di dataran rendah turun menjadi 40% dan di dataran tinggi menjadi 60% setelah disimpan 6 bulan.

Hasil penelitian Kartono (2004) menunjukkan bahwa kedelai varietas Wilis dengan kadar air >12% yang disimpan secara konvensional pada suhu >25 oC dengan daya

kecambah tinggi dalam waktu 3 bulan mengalami penurunan hingga 60%. Benih kedelai dengan kadar air 12% yang disimpan pada kemasan kedap udara pada suhu ruang penyimpanan 20 oC daya kecambahnya tetap 93% dalam waktu 1 tahun dan pada suhu

ruangan 15 oC daya berkecambahnya 85% selama 2 tahun. Benih kedelai yang disimpan

pada kemasan kedap udara pada suhu ruang 10 oC dengan kadar air 10% daya

kecam-bahnya dapat dipertahankan >85% hingga 3 tahun. Benih kedelai dengan kadar air 8% yang disimpan pada kemasan kedap udara pada suhu 5 oC mampu mempertahankan

daya berkecambah benih 98% hingga 5 tahun.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh kompetisi tanaman kedelai hitam dengan gulma terhadap pertumbuhan, hasil dan daya simpan benih kedelai hitam, dan (2) periode kritis tanaman kedelai hitam dengan berkompetisi gulma.

BAHAN DAN METODE

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih kedelai hitam varietas Mallika,

pupuk Urea, SP36, KCl, cangkul, tugal, sabit, timbangan, leaf area meter, oven. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap di lapang dengan 3 ulangan. Pengujian benih menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 ulangan. Perlakuan penyiangan gulma adalah sebagai berikut:

BG 2 MST : Bebas gulma selama 2 MST G 2 MST : Bergulma selama 2 MST BG 4 MST : Bebas gulma selama 4 MST G 4 MST : Bergulma selama 4 MST BG 6 MST : Bebas gulma selama 6 MST G 6 MST : Bergulma selama 6 MST BG 8 MST : Bebas gulma selama 8 MST G 8 MST : Bergulma selama 8 MST BG 10 MST : Bebas gulma selama 10 MST G 10 MST: Bergulma selama 10 MST BG panen : Bebas gulma sampai panen G panen : Bergulma sampai panen

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UGM di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, pada bulan Juni hingga Oktober 2010. Penyimpanan benih kedelai hitam selama 6 bulan dan pengujian kualitas benih setiap bulan dilakukan di Labora-torium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian UGM bulan November 2010–April 2011.

(4)

Lahan dibersihkan dan tanah dibajak, digaru dan diratakan dengan cangkul. Dibuat petak percobaan dengan ukuran 4 m x 6 m sebanyak 3 x 12 petak. Benih kedelai hitam ditanam dua biji/lubang tanam dengan jarak tanam 20 cm x 40 cm. Pemupukan dilakukan pada umur dua minggu setelah tanam dengan Urea 50 kg/ha, SP36 75 kg/ha, dan KCl 75 kg/ha. Setiap dua minggu sekali dilakukan penyiangan dan bebas gulma sesuai perlakuan. Tanaman dipanen, dirontok, dan dikeringkan sampai kadar air sekitar 9% dan dibersih-kan. Benih kedelai hitam dari 12 perlakuan dikemas dalam kantung plastik hermetik sebanyak 1 kg setiap perlakuan dan setiap bulan (jumlah: 6 bulan x 12 perlakuan = 72 kemasan), disimpan di laboratorium Teknologi Benih pada suhu kamar (27 oC).

Pengamatan dilakukan terhadap gulma sebelum pengolahan tanah dan dihitung dengan Nisbah Jumlah Dominansi (NJD) dan sesuai perlakuan pada petak seluas 1 m2

dari setiap petak ukuran 4 m x 6 m. Pengamatan dilakukan pada lima tanaman sampel terhadap komponen pertumbuhan, yaitu tinggi tanaman, bobot segar dan bobot kering tanaman, indeks luas daun, laju asimilasi bersih, laju pertumbuhan, indeks panen. Kompo-nen hasil yang diamati adalah umur berbunga, jumlah polong per tanaman, berat benih per tanaman dan per hektar. Kualitas benih yaitu bobot 100 benih, daya tumbuh, dan vigor hipotetik. Untuk mengevaluasi daya simpan dilakukan pengujian kualitas benih setiap bulan selama 6 bulan penyimpanan, terhadap kadar air, daya tumbuh dan vigor hipotetik yang menggambarkan pertumbuhan bibit pada umur 2 minggu setelah tanam.

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varian dan apabila terdapat beda nyata antarperlakuan dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%. Data berat benih kede-lai hitam per hektar dan berat kering gulma dianalisis menggunakan uji nonparametrik dengan William’s Test (Williams 1971 cit. Purwanti dkk. 2012) dengan uji statistik

tk = ( Mk – X0 ) ( 2 s2 / r )–½

Keterangan: t k = uji t; s2 = varian perlakuan X0 = hasil perlakuan kontrol Mk = hasil rata-rata proses perlakuan k r = jumlah blok

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum pengolahan lahan (Tabel 1) terdapat 17 spesies gulma yang terdiri atas 10 spesies gulma daun lebar, lima spesies rumputan, dan dua spesies teki. Gulma yang domi-nan sebelum pengolahan lahan adalah Cyperus rotundus L, diikuti oleh Dactylotaenium aegypthium (L.) Willd, Bulbostylis puberula Kunth, dan Boerhavia erecta. Gulma yang dominan adalah Cyperus rotundus L pada perlakuan 2 dan 4 minggu. Pada perlakuan 6, 8, dan 10 minggu gulma yang dominan adalah Boerhavia erecta L. Muncul beberapa gulma baru seperti Euphorbia hirta L, Linderinia crustacean (L.) F. Muell, dan Eragrotis tenela (L.) Beauv.

Hasil analisis vegetasi menjelang panen (Tabel 2) menunjukkan bahwa gulma yang dominan masih Cyperus rotundus L, jenis teki untuk perlakuan bebas gulma 2, 6, 8, dan 10 minggu. Untuk perlakuan bebas gulma 4 minggu dan bergulma sampai panen dido-minasi oleh Boerhavia erecta L jenis daun lebar. Pada Tabel 2, nampak jumlah gulma menjelang panen berkurang dibandingkan dengan menjelang penyiangan. Gulma yang mempunyai nilai nisbah dominansi tertinggi adalah gulma Cyperus rotundus L. Jenis gulma teki dan Boerhavia erecta L., berdaun lebar. Gulma Cyperus rotundus L. Sangat mendominasi pertanaman dan mempunyai daya saing yang tinggi terhadap tanaman

(5)

kedelai atau gulma lainnya. Alelokimia pada rumput teki menurut Rahayu (2003) dibentuk di berbagai organ yaitu akar, batang, daun, bunga dan atau biji. Alelokimia antara lain senyawa fenol pada rumput teki (Cyperus rotundus L.) dilepaskan ke lingkungan dan mencapai organisme sasaran melalui eksudasi akar.

Tabel 1. Nisbah dominansi gulma sebelum penyiangan di Bantul, Juni–Oktober 2010.

Jenis gulma Nisbah dominansi gulma (%)

G H I J K

Cyperus rotundus L (T) 16,99 18,71 15,60 12,81 12,97

Boerhavia erecta L (D) 13,95 17,92 15,77 15,24 13,51

Dactylotaenium aegypthium (L)(R) 13,02 13,14 9,35 15,64 15,29

Ocimum xanctum L (D) 8,77 11,94 13,19 9,97 9,55

Eleusina indica (L.) Gaertn (R) 4,73 6,55 6,95 8,94 9,46

Richardia scabra L (D) 9,60 6,97 9,10 - -

Bulbostylis puberula Kunth (T) 2,60 2,83 5,17 7,68 7,24

Euphorbia hirta L (D) 7,87 2,83 5,76 4,00 4,72

Amaranthus spinosus L (D) 3,46 2,97 3,47 4,84 4,30

Oldenlandia dicotoma (Cav.)(D) 4,83 5,60 3,13 2,57 2,80

Pyllanthus niruri L (D) 3,87 4,55 3,23 2,66 2,17

Linderinia crustacea (L)Fmuell (D) 4,76 2,72 2,09 3,47 2,32

Eragrotis tenela (L.) Beauv (R) - - - 6,59 6,89

Boreria alata (Aubl.) DC (D) 2,90 0,57 2,42 1,42 2,39

Paspalum sp. Aff.(R) - - - 2,18 4,16

Portulaca olereacea L (D) 1,42 1,97 2,99 - -

Cynodon dactylon (L.) Pers (R) - - - 1,98 2,22

Melochia piramidata L (D) 0,72 - 2,55 - -

Keterangan : tanda (–) menyatakan bahwa gulma tersebut tidak terdapat dalam petak, D (daun lebar), T ( tekian), R ( rumputan), G ( bergulma 2 MST), H (bergulma 4 MST), I (bergulma 6 MST), J ( bergulma 8 MST), K ( bergulma 10 MST).

Tabel 2. Nisbah dominansi gulma sebelum panen di Bantul, Juni–Oktober 2011.

Jenis gulma Nisbah dominansi gulma (%)

A B C D E L

Cyperus rotundus L (T) 15,14 12,81 17,56 19,99 16,49 16,40

Boerhavia erecta L (D) 13,51 15,24 17,02 16,45 12,98 19,37

Dactylotaenium aegypthium (L.) (R) 15,06 14,96 13,25 14,96 12,65 15,22

Ocimum xanctum L (D) 9,42 12,23 13,19 8,43 9,46 10,06

Eleusina indica (L.) Gaertn. (R) 9,46 9,56 10,89 6,55 5,61 9,03

Bulbostylis puberula Kunth (T) 8,56 8,86 - 3,44 3,56 8,16

Euphorbia hirta L (D) 3,21 4,00 5,76 7,46 6,91 5,28

Amaranthus spinosus L (D) 5,43 - 5,71 1,42 4,89 -

Cynodon dactylon (L.) Pers (R) 2,35 7,64 2,65 4,62 5,98 5,31

Pylathus niruri L (D) - 5,66 4,56 6,81 4,82 3,17

Eragrotis tenela (L.) Beauv (R) 6,58 5,58 - 6,23 - -

Linderinia crustacea (L.) F.Muell (D) 4,21 3,47 - 1,96 3,89 2,62

Oldenlandia dicotoma (Cav.)(D) 2,91 - 3,45 - 5,55 2,08

Boreria alata (Aubl.) DC (D) - - 4,44 1,68 7,21 0,21

Paspalum sp. Aff. (R) 4,16 - 1,52 - - 3,10

Keterangan: Tanda (–) menyatakan bahwa gulma tersebut tidak terdapat dalam petak, D (daun lebar), T (tekian), R (rumputan), A (bebas gulma 2 MST), B (bebas gulma 4 MST), C (bebas gulma 6 MST), D ( bebas gulma 8 MST), E (bebas gulma 10 MST). L (bergulma sampai 0–panen).

(6)

Hasil analisis (Tabel 3) terhadap tinggi tanaman, bobot segar dan kering tanaman, indeks luas daun, laju pertumbuhan, indeks panen pada umur 10 MST menunjukkan bahwa perlakuan bebas gulma 4, 6, 8, 10 minggu dan sampai panen memberikan parameter pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan bergulma 4, 6, 8, 10 minggu, kecuali pada laju asimilasi bersih. Pada perlakuan bergulma 8 dan 10 minggu dan sampai panen seperti terlihat di Tabel 1, didominasi oleh gulma Cyperus rotundus, Dactylotaenium aegypthium (L.) (R), jenis teki dan Boerhavia erecta L jenis daun lebar.

Tabel 3. Tinggi tanaman, bobot kering tanaman, indeks luas daun, laju asimilasi bersih, laju pertumbuhan tanaman, Indeks Panen.

Perlakuan Tinggi tan 10 MST (cm) Bobot kering tan 10 MST (g) Indeks luas daun LAB (8–10 MST) g/cm2/ mg LPT (8–10 MST) g/cm2/ mg Indeks panen BG 2 MST 57,77 ab 15,96 c 1,45 d 0,0037 b 0,0065 bc 0,57 ab BG 4 MST 60,47 a 18,88 bc 1,76 bcd 0,0059 ab 0,0108 abc 0,64 a BG 6 MST 53,17 abc 21,45 abc 2,44 ab 0,0056 ab 0,0124 ab 0,58 ab BG 8 MST 47,95 cd 18,85 bc 1,66 cd 0,0056 ab 0,0103 abc 0,56 b BG 10 MST 50,55 bcd 17,49 bc 1,82 bcd 0,0034 b 0,0070 bc 0,60 ab BG panen 54,23 abc 23,03 ab 2,37 abc 0,0067 ab 0,0150 a 0,53 b G 2 MST 41,50 de 24,95 a 2,70 a 0,0074 ab 0,0180 a 0,59 ab G 4 MST 43,33 de 9,34 d 0,71 e 0,0088 a 0,0060 bc 0,53 b G 6 MST 43,08 de 6,55 d 0,61 e 0,0053 ab 0,0033 c 0,64 a G 8 MST 45,54 cde 6,04 d 0,52 e 0,0062 ab 0,0039 c 0,40 c G 10 MST 44,92 cde 8,07 d 0,79 e 0,0072 ab 0,0054 bc 0,32 d G panen 48,13 cd 5,42 d 0,44 e 0,0055 ab 0,0028 c 0,45 c CV 10, 37 22,16 26,72 42,85 49,07 7,60

Keterangan : Angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata. BG = Bebas Gulma. G = Bergulma. LAB = Laju Asimilasi Bersih LPT=Laju Pertumbuhan Tanaman.

Analisis data hasil biji dan kualitas benih (Tabel 4) menunjukkan bahwa pertanaman kedelai hitam bebas gulma cepat berbunga, rata-rata 3 hari lebih cepat dibandingkan dengan tanaman bergulma. Jumlah polong per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot biji per petak dan per hektar pada perlakuan bebas gulma lebih tinggi dibandingkan dengan bergulma. Pertanaman kedelai hitam bebas gulma dan bergulma memberikan kualitas benih (bobot 100 benih, daya tumbuh dan vigor hipotetik) yang sama tinggi.

Uji William dilakukan untuk mengetahui periode pertanaman bersih dari gulma sejak tanam dan kapan gulma di pertanaman boleh dibiarkan. Hasil analisis uji William (Tabel 5) menunjukkan bahwa tidak ada respon tanaman kedelai hitam pada semua perlakuan bebas gulma akibat kompetisi dengan gulma. Perlakuan bergulma sampai panen sebagai kontrol menunjukkan adanya respon pada perlakuan bergulma 2 minggu setelah tanam. Hal ini menunjukkan keberadaan gulma 2 minggu setelah tanam merupakan titik kritis dari gulma dan harus disiang, agar tidak terjadi penurunan hasil biji. Perpotongan berat kering gulma dengan berat kering benih terjadi pada umur 2 minggu dan Gambar 1 menun-jukkan hubungan yang mendatar setelah 4 minggu, sehingga umur 2–4 minggu setelah

(7)

tanam merupakan periode kritis persaingan gulma dengan kedelai hitam. Hubungan produksi benih dengan keberadaan gulma di pertanaman kedelai hitam dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 1.

Tabel 4. Umur berbunga, jumlah polong isi, bobot biji/tanaman, bobot benih/petak, bobot biji/Ha, bobot 100 biji, daya tumbuh dan vigor hipotetik.

Perlakuan Umur berbunga (hari) Jmlh polong isi Bobot benih/tan (g) Bobot benih/hektar (ton) Bobot 100 benih (g) Daya tumbuh (%) Vigor hipotetik BG 2 MST 36,33 d 35,24 a 8,45 a 2,21 a 10,22 a 99,00 a 1,38 a BG 4 MST 36,00 d 38,03 a 8,83 a 2,43 a 10,48 a 98,67 a 1,38 a BG 6 MST 36,00 d 36,03 a 8,67 a 2,63 a 10,49 a 98,68 a 1,36 a BG 8 MST 36,33 d 33,80 a 8,44 a 2,54 a 10,87 a 97,67 a 1,38 a BG 10 MST 36,00 d 37,81 a 9,29 a 2,71 a 10,73 a 99,00 a 1,38 a BG panen 36,33 d 37,39 a 8,37 a 2,35 a 10,33 a 98,67 a 1,35 a G 2 MST 37,67 c 37,52 a 9,35 a 2,39 a 10,49 a 97,67 a 1,34 a G 4 MST 39,67 ab 22,18 b 5,48 c 1,64 b 10,22 a 97,33 a 1,35 a G 6 MST 39,67 ab 12,03cd 3,05 d 0,81 c 10,56 a 98,33 a 1,34 a G 8 MST 38,67 bc 14,42 c 3,39 d 0,69 c 10,66 a 98,00 a 1,35 a G 10 MST 39,33 ab 6,83 d 1,60 d 0,53 c 10,53 a 98,33 a 1,34 a G panen 39,67 ab 11,41cd 2,60 d 0,78 c 10,55 a 98,67 a 1,33 a CV 1,89 13,62 19,30 16,70 5,66 1,08 2,32

Keterangan: Angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata.

Tabel 5. Berat kering gulma, berat kering bersih dan hasil uji William.

Perlakuan Total bobot kering gulma (g/m2) Berat benih/ hektar (ton) Uji William Hasil

BG 2 MST 228,84 b 2,21 a t 5 < t 5,6 BG 4 MST 137,49 e 2,43 a t 4 < t 4,6 BG 6 MST 99,27 f 2,63 a BG 8 MST 55, 37 fg 2,54 a BG 10 MST 36,83 fg 2,71 a BG panen 0,00 g 2,35 a t 2 < t 2,6 G 2 MST 81,77 f 2,39 a t 5 < t 5,6 G 4 MST 221,78 d 1,64 b t 4 < t 4,6 G 6 MST 315,26 c 0,81 c t 3 < t 3,6 G 8 MST 336,41 c 0,69 c t 2 < t 2,6 G 10 MST 379,67 b 0,53 c G panen 416,28 a 0,78 c t 1 < t 1,6

Keterangan: Angka yang diikuti huruf sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda k t adalah nilai hitung t perlakuan dan k ,α t adalah nilai tabel t uji William.

(8)

Gambar 1. Grafik berat kering gulma (x 100 g/m2–warna ungu dan oranye) dan berat kering benih per hektar (t/ha–warna biru dan hijau).

Untuk mengevaluasi kualitas benih kedelai hitam selama 6 bulan penyimpanan dilaku-kan pengujian benih setiap bulan terhadap kadar air, daya tumbuh, dan vigor benih. Hasil analisis (Tabel 6) menunjukkan kadar air benih pada awal bulan, 1 dan 2 bulan setelah disimpan tidak berbeda antarperlakuan. Dari hasil uji kontras orthogonal tidak terdapat beda nyata antara benih bebas gulma dengan benih bergulma. Kadar air benih pada 5 dan 6 bulan disimpan mulai mengalami peningkatan, namun tidak berbeda nyata antar-perlakuan bergulma dan bebas gulma, kadar air <11% masih memenuhi syarat benih bermutu.

Tabel 6. Kadar air benih kedelai hitam setelah disimpan 1–6 bulan (%).

Perlakuan Kadar Air (%)

Bulan 0 Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6

BG 2 MST 9,10 a 9,27 a 9,40 a 9,60 ab 9,80 a 10,00 b 10,33 b BG 4 MST 9,17 a 9,30 a 9,47 a 9,63 ab 9,83 a 10,07 ab 10,33 b BG 6 MST 9,13 a 9,27 a 9,53 a 9,73 ab 9,93 a 10,10 ab 10,37 ab BG 8 MST 9,17 a 9,37 a 9,50 a 9,67 ab 9,90 a 10,10 ab 10,57 ab BG 10 MST 9,23 a 9,40 a 9,57 a 9,77 ab 10,00 a 10,13 ab 10,33 b BG panen 9,10 a 9,23 a 9,37 a 9,50 b 9,77 a 10,00 b 10,40 ab G 2 MST 9,20 a 9,37 a 9,53 a 9,77 ab 10,07 a 10,27 ab 10,53 ab G 4 MST 9,13 a 9,33 a 9,47 a 9,70 ab 9,83 a 10,17 ab 10,47 ab G 6 MST 9,23 a 9,33 a 9,60 a 9,77 ab 10,00 a 10,23 ab 10,43 ab G 8 MST 9,10 a 9,33 a 9,53 a 9,67 ab 9,80 a 10,20 ab 10,40 ab G 10 MST 9,17 a 9,37 a 9,57 a 9,67 ab 9,80 a 10,07 ab 10,40 ab G panen 9,30 a 9,50 a 9,63 a 9,83 a 10,10 a 10,33 a 10,57 a CV 1,37 1,3 1,33 1,27 1,43 1,44 0,91

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

Analisis data (Tabel 7) menunjukkan bahwa pada pengujian awal, daya tumbuh benih berkisar antara 97– 99,8%. Daya tumbuh benih setelah 5 bulan penyimpanan masih tinggi (> 80%). Namun setelah 6 bulan disimpan, daya tumbuh benih sudah menurun menjadi sekitar 70% untuk semua perlakuan dan tidak berbeda nyata antara tanaman bergulma dan tidak bergulma.

(9)

Vigor hipotetik dapat memberikan gambaran pertumbuhan bibit karena dihitung berdasar semua komponen pertumbuhan. Hasil analisis vigor hipotetik (Tabel 8) menun-jukkan bahwa pada awal sampai 3 bulan disimpan, benih asal perlakuan bebas gulma memberikan vigor hipotetik yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan bergulma. Setelah 4–6 bulan disimpan benih asal perlakuan bebas gulma dan bergulma memberikan vigor hipotetik tidak berbeda nyata dan mulai menurun.

Tabel 7. Daya tumbuh benih kedelai hitam setelah disimpan 1–6 bulan (%).

Perlakuan Daya tumbuh (%)

Bulan 0 Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6

BG 2 MST 98,75 abc 94,75 ab 84,00 a 84,75 bc 87,50 a 82,00 a 76,00 a BG 4 MST 99,00 ab 93,25 b 87,25 a 83,25 c 83,00 a 81,00 a 71,00 ab BG 6 MST 99,75 a 97,25 ab 86,00 a 82,00 c 87,00 a 82,50 a 72,50 ab BG 8 MST 99,25 ab 98,75 a 86,00 a 89,25 ab 82,00 a 80,50 a 71,00 ab BG 10 MST 97,25 de 95,25 ab 87,25 a 89,25 ab 83,50 a 80,00 a 70,00 ab BG panen 99,00 ab 96,00 ab 83,25 a 86,00 abc 84,00 a 80,50 a 72,50 ab G 2 MST 98,25 bcd 94,75 ab 86,00 a 86,00 abc 82,00 a 80,50 a 68,50 b G 4 MST 97,00 e 96,00 ab 87,25 a 83,25 c 87,00 a 81,00 a 73,50 ab G 6 MST 97,75 cde 98,00 a 84,00 a 83,25 c 84,50 a 81,00 a 69,50 b G 8 MST 97,00 e 93,25 b 86,75 a 90,00 a 81,50 a 82,50 a 74,00 ab G 10 MST 97,25 de 96,00 ab 84,00 a 83,25 c 84,00 a 81,50 a 70,00 ab G panen 98,75 abc 96,00 ab 88,75 a 90,75 a 84,00 a 80,50 a 73,50 ab CV 1,80 2,56 4,16 3,19 4,17 5,03 5,57

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf 5% dan kontras pada tingkat signifikasi 5%.

Tabel 8. Vigor hipotetik benih kedelai hitam setelah disimpan 1–6 bulan.

Perlakuan Vigor Hipotetik

Bulan 0 Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6

BG 2 MST 8,25 ab 7,93 ab 7,74 a 7,97 a 7,88 a 8,12 a 7,43 a BG 4 MST 8,27 ab 7,85 b 8,03 a 7,72 ab 7,78 a 7,72 a 6,99 ab BG 6 MST 8,19 abc 7,93 ab 8,02 a 7,99 a 8,16 a 7,84 a 6,95 ab BG 8 MST 8,11 abc 7,98 ab 8,02 a 8,04 a 7,86 a 7,80 a 7,32 a BG 10 MST 8,40 a 7,97 ab 7,89 a 7,82 ab 7,76 a 7,86 a 7,18 ab BG panen 7,86 cd 7,74 b 7,93 a 7,74 ab 7,88 a 7,77 a 6,64 b G 2 MST 8,01 bcd 7,77 b 7,46 ab 7,85 ab 7,86 a 8,15 a 6,95 ab G 4 MST 7,94 bcd 7,74 b 7,51 ab 7,85 ab 7,77 a 7,86 a 7,19 ab G 6 MST 7,86 cd 7,65 b 7,60 ab 7,63 ab 7,74 a 8,03 a 7,24 ab G 8 MST 7,99 bcd 8,34 a 6,80c 7,64 ab 7,96 a 7,95 a 6,99 ab G 10 MST 7,74 d 7,83 b 7,11 bc 7,44 b 7,84 a 8,02 a 7,06 ab G panen 7,85 cd 7,65 b 7,59 ab 7,73 ab 7,99 a 7,69 a 6,99 ab CV 2,6 3,51 4,66 3,69 3,30 4,28 5,38

(10)

KESIMPULAN

1. Gulma dominan yang paling mengganggu pertanaman kedelai hitam adalah gulma berjenis daun lebar yaitu Boerhavia erecta L dan gulma teki yaitu Cyperus rotundus L. 2. Keberadaan gulma di pertanaman menurunkan pertumbuhan dan hasil kedelai hitam

pada umur 6 minggu setelah tanam.

3. Periode kritis persaingan gulma di pertanaman kedelai hitam terjadi 2–4 minggu setelah tanam, kuantitas dan kualitas benih kedelai hitam sama tingginya dibandingkan dengan periode bebas gulma sampai panen.

4. Pertanaman kedelai hitam bebas gulma memberikan kualitas benih yaitu daya tumbuh dan vigor yang sama tingginya dengan pertanaman bergulma setelah disimpan selama 5 bulan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada Chandra Eka Widyatama, Ghaesani dan Gigih Anugrah Irfatongga yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Kedelai. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Departemen Pertanian. Jakarta.

Copeland, L.O. and M.B McDonald. 2001. Principles of Seed Science and Technology. Burgess Publishing Company. New York.

Harrington, J.F., 1972. Seed Storage and Longevity. In: T.T. Kozlowski, (ed.), Seed Biology, pp: 145–245. Vol. III Acad. Press, New York.

Kartono. 2004. Teknik Penyimpanan Benih Kedelai Varietas Wilis Pada Kadar Air dan Suhu Penyimpanan Yang Berbeda. Buletin Teknik Pertanian 9(2): 79–82.

Purwanti, S. 2004. Kajian Suhu Ruang Simpan terhadap Kualitas Benih Kedelai Hitam dan Kedelai Kuning. Ilmu Pertanian (11)1.

Purwanti, S. Ghaisani, dan Nasrullah. 2012. Penentuan Periode Kritis Cekaman Gulma Pada Kedelai Hitam (Glycine max (L.) Merill). Seminar Nasional Hasil Penelitian Fakultas Pertanian UGM. 11 September 2012.

Rahayu, E.S. 2003. Peranan Penelitian Alelopati dalam Pelaksanaan Low External Input and Sustainable Agriculture (LEISA). Diakses 2 Juli 2010.

Tohari, E. Martono, dan S. Somowiyarjo. 2007. Budidaya Tanaman Pangan Utama. Universitas Terbuka. Jakarta.

Zimdahl, R.L. 1980. Weed Crop Competion, a Review. Int. Plant Protection Centre. Oregon State Univ. Corvalis. USA.

DISKUSI

Pertanyaan:

1. Sumadi (UNPAD)

Uji untuk indeks vigor perlu informasi jumlah biji Jawaban:

1. Hari ke-4 adalah: T1= hari pertama; T2= hari kedua;

Gambar

Tabel 2. Nisbah dominansi gulma sebelum panen di Bantul, Juni–Oktober 2011.
Tabel  3.  Tinggi tanaman, bobot kering tanaman, indeks luas daun, laju  asimilasi bersih, laju pertumbuhan  tanaman, Indeks Panen
Tabel 5. Berat kering gulma, berat kering bersih dan hasil uji William.
Tabel 6. Kadar air benih kedelai hitam setelah disimpan 1–6 bulan (%).
+2

Referensi

Dokumen terkait

sistem pengendalian internal berfungsi dengan baik, diperlukan kelima komponen tersebut sehingga akan mendorong terlaksananya struktur sistem pengendalian internal yang

Badan Usaha Milik Negara adalah bentuk badan hokum yang tunduk pada hukum Indonesia1. Tujuan BUMN sendiri ialah membangun ekonomi sosisal menuju tercapainya masyarakat yang adil

Penulis mengambil tema Bentuk Komposisi Musik Reog Panca Tunggal Desa Cikakak Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes sebagai kajian dalam penelitian ini karena kesenian Reog

penyemprotan pestisida, dan pengangkutan hasil panen. Uji statistik menunjukkan curahan waktu tenaga kerja petani PTT dan petani bukan PTT berbeda nyata pada taraf

Oleh karena itu, Tim Pengabdian pada Masyarakat menyelenggarakan pelatihan akuntansi dan keuangan dasar ini untuk para anggota BMT BISS dengan harapan dapat memberikan ilmu

Penyedia yang dikenakan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam berdasarkan penetapan BUMN/BUMD, lembaga donor, pemerintah negara lain dan/atau putusan Komisi Pengawas

Fotocopy berkas yang tercantum didalam formulir isian kualifikasi penawaran yang saudara sampaikan pada paket pekerjaan tersebut untuk diserahkan pada Pokja sebanyak 1

Dengan langkah-langkah peningkatan daya saing, termasuk nilai tukar yang tetap kompetitif, inflasi yang terjaga, serta diversifikasi pasar dan produk, pertumbuhan ekspor dalam