• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT SENI FOTOGRAFI DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PUSAT SENI FOTOGRAFI DI SURABAYA."

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PUSAT SENI FOTOGRAFI DI SURABAYA

Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Tugas Akhir (Strata – 1)

Diajukan oleh:

USWATUN CHASANAH

0751010055

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERANCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

TUGAS AKHIR

PUSAT SENI FOTOGRAFI

DI SURABAYA

Dipersiapkan dan Disusun Oleh:

USWATUN CHASANAH

0751010055

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji

Pada Tanggal : 15 Juni 2012

Pembimbing Utama : Penguji I:

Ir. Syaifuddin Zuhri, MT Ir, Muchlisiniati Safeyah,MT NIP. 1962 1019 199403 1 00 1 NPT. 3 6706 94 0034 1

Pembimbing Pendamping : Penguji II

Mohammad Pranoto S. ST, MT Ir. Eva Elviana, MT

NPTY. 3 7312 06 0215 1 NPT. 3 6604 94 0032 1

Penguji III

Ami Arfianti, ST. MT NPT. 3 6911 97 0158 1

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S-1)

Tanggal 15 Juni 2012

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur ditujukan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga penyusunan Proposal Tugas Akhir yang berjudul “PUSAT SENI FOTOGRAFI DI SURABAYA” ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.

Bersama ini penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ir. Naniek Ratni. JAR, M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Tekni Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa Timur. 2. Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik

Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa Timur.

3. Ir. Eva Elviana, MT. selaku dosen pengampu mata kuliah Seminar.

4. Ir. Syaifuddin Zuhri, MT selaku dosen pembimbing Tugas Akhir. Terima kasih banyak atas bimbingannya.

5. Moh. Pranoto S. ST, MT. selaku Dosen Pembimbing pendamping, Terimakasih banyak atas bimbingannya dan pengertiannya.

6. Orang tua yang telah banyak membantu dalam doa, dukungan dan materi. 7. Teman-teman seperjuangan Turuew Comunity, Mbak Aiz dan mbak Ding yang

telah memahami, mengerti, dan membantu saya.

8. Ary Faathir Wibowo , yang telah memberi masukan, semangat dan dukungan kepada saya.

9. Teman-teman se-angkatan 2007, seperjuangan , Tayer, Mubing, Saup, Reza, Yanuar, dan teman-teman yang lain, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.

(4)

11. Teman-teman angkatan 2005, 2006, 2007, 2008, yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

12. Teman-teman terdekat yang telah membantu dalam berbagai hal. 13. Semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.

(5)

PUSAT SENI F OTOGRAFI

DI SURABAYA

Uswatun Chasanah 0751010055

ABSTRAKSI

Penulisan Proposal Tugas Akhir. Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan, Universitas Pembangunan Nasional ``Veteran`` Jawa Timur , Tahun 2012.

Pusat Seni Fotografi di Surabaya merupakan salah satu objek rancangan yang mewadahi seluruh aktifitas yang berhubungan dengan fotografi. Seiring perkembangan teknologi fotografi di Indonesia, maka fotografi tidak sekedar sebagai sarana untuk mendokumentasikan suatu kegiatan atau peristiwa saja, tetapi fotografi telah berkembang menjadi sarana dalam seni sebagai alat komunikasi. Fotografi digunakan sebagai alat atau sarana penunjang berbagai kegiatan seperti pada media massa, bidang perdagangan, ilmu pengetahuan, hukum, pendidikan, kedokteran, dokumentasi, hiburan/seni budaya, dan lain-lain, maka ada banyak kebutuhan serta keinginan untuk mengikuti perkembangan fotografi.

Tujuan didirikannya Pusat Seni Fotografi di Surabaya ini yaitu sebagai satu-satunya wadah yang diperuntukkan bagi masyarakat pencinta fotografi yang berminat dalam hal seni fotografi,sehingga dapat melayani kebutuhan masyarakat pecinta fotografi dengan cara melakukan usaha mengomunikasikan, dan memamerkan hasil fotografi kepada masyarakat pecinta fotografi.

Dalam perancangan perlu adanya analisa perancangan yang meliputi analisa site, analisa iklim dan analisa lingkungan sekitar yang dapat menjadi acuan dalam menentukan zonasi rancangan bangunan, ruang-ruang yang ada dalam massa bangunan, hubungan ruangnya dan sirkulasi yang terjadi. Sehingga diperoleh sketsa denah bangunannya dan dapat ditentukan ide awal bentuk dan tampilan bangunan yang disesuaikan dengan bentukan yang identik dengan fotografi. Dimana ide bentuk dan tampilannya adalah bentukan-bentukan yang berhubungan dengan fotografi,dalam hal ini Perancangan Pusat Seni Fotografi ini mengambil bentukan pembukaan diafgrama, yang diaplikasikan pada bentukan massa dan tampilan bangunan.

(6)

DAFTAR ISI

Hal

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Abstraksi ... iii

1.2. Tujuan dan Sasaran Perancangan ... 4

1.3. Batasan dan Asumsi ... 5

1.4. Tahapan Perancangan ... 6

1.5. Sistematika Laporan ... 7

BAB II. TINJAUAN OBJEK PERANCANGAN ... 9

2.1.Tinjauan Umum Perancangan... 9

2.1.1 Pengertian Judul ... 10

2.1.2 Studi Literatur ... 10

2.1.3 Studi Kasus ... 18

2.1.4. Analisa hasil Studi ... 29

2.2.Tinjauan Khusus Perancangan ... 30

2.2.1 Lingkup Pelayanan ... 30

2.2.2 Aktifitas Dan Kebutuhan Ruang ... 30

2.2.3 Perhitungan Luasan Ruang ... 31

(7)

BAB III. TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN………... 37

3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi………. 38

3.2. Penetapan Lokasi………... 40

3.3. Kondisi Fisik Lokasi………. 42

3.3.1 Eksisting Site……… 41

3.3.2 Aksesibilitas………. 42

3.3.3 Potensi Lingkungan……….. 43

3.3.4 Infrastruktur Kota……… 44

3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat………. 46

BAB IV. ANALISA PERANCANGAN………... 47

4.1. Analisa Site……….. 47

4.1.1. Analisa Aksesibilitas……… 47

4.1.2. Analisa Iklim……… 48

4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar……… 51

4.1.4. Analisa Zoning……… 51

4.2. Analisa Ruang……… ……… 52

4.2.1. Organisasi Ruang……… 52

4.2.2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi……… 53

4.2.3. Diagram Abstak……….. 58

4.3. Analisa Bentuk dan Tampilan………. 59

4.3.1. Analisa Bentuk Massa Bangunan……… 59

(8)

5.5.2. Konsep Bentukan ... 66

5.5.3. Konsep Fasade ... 67

BAB V. KONSEP PERANCANGAN ... 69

6.1. Aplikasi Tapak ... 69

6.1.1. Aplikasi Zoning ... 69

6.1.2. Aplikasi Entrance ... 70

6.2. Aplikasi Bentukan ... 70

6.3. Aplikasi Ruang Dalam ... 71

6.4. Aplikasi Fasade ... 72

6.5. Aplikasi Ruang Luar ... 73

(9)

DAF TAR TABEL

hal

Tabel 1.1. Data Club Fotografi yang terdaftar di FPSI ... 3

Tabel 1.3. Jumlah lomba fotografi per tahun di Surabaya ... 4

Tabel 2.1. Perbedaan dari ketiga kasus ... 29

Tabel 2.2. Aktifitas Pemakai Bangunan dan Kebutuhan Ruang ... 30

Tabel 2.3. Perhitungan Perluasan Ruang ... 31

Tabel 2.4. Program ruang ... 36

Tabel 3.1. Perbandingan Alternatif Lokasi Surabaya ... 38

(10)

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1.1. Grafik lingkaran tentang penggemar fotografi ... 2

Gambar 1.2. Diagram Tahapan Perancangan ... 7

Gambar 2.1. Studio Foto DigiArt ... 20

Gambar 2.2. Digital Lab ... 21

Gambar 2.3. Jalan Menuju Studio ... 21

Gambar 2.4. Area Masuk ... 24

Gambar 2.5. Galeri dan Kafe Foto Daniek . G Sukarya ... 23

Gambar 2.6. Dinding Sebagai Background ... 25

Gambar 2.7. Ruang Ganti dan Make up... 25

Gambar 2.8. Ruang Kerja ... 26

Gambar 2.9. Southeast Center for Photographic Studies ... 26

Gambar 2.10. Studio Lap Komputer ... 27

Gambar 2.11. Basic class ... 28

Gambar 2.12. Ruang Workshop ... 28

Gambar 2.13. Ruang Galeri ... 28

Gambar 2.14. Ruang Perpustakaan ... 29

Gambar 3.1. Peta Surabaya Timur ... 40

Gambar 3.2. Foto Eksisting Site, Bangunan yang Ada di Sekitar Site ... 41

Gambar 3.3. Site dengan Luasnya ... 41

Gambar 3.4. Aksesibilitas ke Lokasi Site ... 43

Gambar 3.5. Potensi Lingkungan Site ... 44

Gambar 3.6. Tata letak Listrik ... 44

Gambar 3.7. Selokan pembuangan air kotor ... 46

Gambar 4.1. Sudut Pandang Orang ke Site, dan Tiga Titik Alternatif Perletakkan ME ... 47

Gambar 4.2. Letak Entrance pada Site ... 48

Gambar 4.3. Orientasi Matahari Arah Angin & Curah Hujan pada Lokasi site ... 49

(11)

Gambar 4.5. Sirkulasi antar ruang fasilitas galeri ... 56

Gambar 4.6. Sirkulasi antar ruang fasilitas profesional ... 56

Gambar 4.7. Sirkulasi antar ruang secara keseluruhan ... 57

Gambar 4.8. Hubungan antar massa bangunan ... 58

Gambar 4.9. Pembukaan Diafragma ... 59

Gambar 4.10. Analisa Bentuk ... 60

Gambar 4.11. Sketsa Tampilan ... 61

Gambar 5.1. Zoning ... 64

Gambar 5.2. Konsep Entrance ... 65

Gambar 5.3. Konsep Orientasi massa Bangunan ... 65

Gambar 5.4. Studio Modeling dan Studio Mobil ... 66

Gambar 5.5. Konsep Bentukan Bangunan ... 68

Gambar 5.5 Konsep Fasade ... 68

Gambar 6.1. Layout Plan ... 69

Gambar 6.2. Aplikasi Entrance ... 70

Gambar 6.3. Apli8kasi Bentukan ... 71

Gambar 6.4 Denah Lantai 1 dan 2 ... 71

Gambar 6.5. Denah Lantai 3 ... 72

Gambar 6.6. Aplikasi Fasade ... 72

Gambar 6.7. Elemen Air pada Bangunan ... 73

Gambar 6.8. Selasar yang Menghubungkan Area Parkir dengan Bangunan ... 73

(12)

DAF TAR DIAGRAM

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Manusia tidak bisa lepas dari fotografi. Hal ini dikarenakan dalam berbagai sisi kehidupan, manusia menjadikan fotografi untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan akan berbicara melalui foto, kebutuhan akan dokumentasi, kebutuhan akan promosi, kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan lain-lain.

Seiring perkembangan teknologi fotografi di Indonesia, maka fotografi tidak sekedar sebagai sarana untuk mendokumentasikan suatu kegiatan atau peristiwa apa saja, tetapi fotografi telah berkembang menjadi sarana dalam seni sebagai alat komunikasi.

Dengan tumbuhnya masyarakat fotografi, serta semakin banyaknya media fotografi digunakan sebagai alat atau sarana penunjang berbagai kegiatan seperti pada media massa, bidang perdagangan, ilmu pengetahuan, hukum, pendidikan, kedokteran, dokumentasi, hiburan/seni budaya, dan lain-lain, maka ada banyak kebutuhan serta keinginan untuk mengikuti perkembangan fotografi itu sendiri.

Dari hasil survei pada masyarakat, ada tiga hal yang menyebabkan mereka tertarik pada bidang fotografi. Diantaranya mereka tertarik dengan bidang fotografi dengan alasan sebagai profesi, tempat dimana mereka mencari nafkah untuk keluarganya. Ada pula yang memilih fotografi karena hobby, atau hanya sekedar ingin mengabadikan dan mendokumentasikan sebuah peristiwa.

(14)

44%

Gambar 1.1 Grafik lingkaran tentang penggemar fotografi Sumber : Federasi Perkumpulan Seni Foto Indonesia,2007.

Seperti yang terlihat pada gambar 1.1 bahwa kegiatan fotografi sekarang ini menjadi sebuah profesi yang menjanjikan sehingga perlu disediakan fasilitas yang dapat menampung dan mengembangkan kegiatan profesi fotografi. Pada perancangan ini kebutuhan-kebutuhan seperti tersedianya suatu wadah yang membuat masyarakat lebih mengenal fotografi untuk mempelajari dan menampung kegiatan-kegiatan dalam bidang fotografi, antara lain; pameran, informasi, eksperimen, diskusi, serta sarana komersial lainya yang tentunya dapat bermanfaat bagi si pemakai bangunan.

(15)

Tabel 1.1 Data Club Fotografi yang terdaftar di FPSI

Sumber : Federasi Perkumpulan Seni foto Indonesia,2009.

Indonesia mempunyai FPSI (Federasi Perkumpulan Seni foto Indonesia) yang merupakan anggota FIAP (Federation Internationale de I`art Photographique). FPSI memiliki agenda utama secara tetap setiap tahunnya yaitu Salon Foto. Salon Foto merupakan lomba foto bagi seluruh masyarakat Indonesia, baik yang berdomisili di Indonesia maupun tidak. Salon Foto merupakan lomba yang bergengsi di Indonesia. Melalui Salon Foto tersebut, para fotografer memburu poin. Poin-poin itu dikumpulkan untuk memperoleh gelar dari FPSI. Salon Foto diadakan bergantian oleh club-club foto (Federasi Perkumpulan Seni foto Indonesia,2007).

Tabel 1.2 jumlah peserta lomba salon foto

No Tahun Jumlah peserta

1 2002 234 peserta

2 2004 665 peserta

3 2006 825 peserta

4 2008 983 peserta

Sumber : Federasi Perkumpulan Seni foto Indonesia,2009

(16)

Tabel 1.3 jumlah lomba fotografi per tahun di Surabaya

No Tahun Jumlah

1 2004 18 kali pertahun

2 2005 22 kali pertahun

3 2006 26 kali pertahun

Sumber : PFAS Perkumpulan Fotografer Amatir Surabaya, 2008 Surabaya merupakan kota yang peminat fotografi nya tinggi. Dari kalangan muda sampai tua. Dan tidak sedikit dari mereka yang menggantungkan mata pencaharian dari fotografi itu sendiri.

Fotografi tidak dipandang sebelah mata sebagai sarana untuk mendokumentasikan kegiatan atau peristiwa tetapi fotografi juga sebagai sarana dalam bidang seni. Seniman foto menjadikan fotografi sebagai sarana untuk meluapkan emosinya dan mungkin sekedar membagi pengelihatan tentang apa yang meraka lihat. Fotografi juga dapat digunakan sebagai sarana komunikasi antara fotografer dan penikmat foto.

Fasilitas untuk galeri foto masih belum ada di Surabaya. Dan jika ada pameran foto, biasanya hanya diadakan di kampus, loby hotel atau mall. Misalnya di lobby hotel Santika Surabaya, Royal Plasa Surabaya, Supermal Pakuwon Indah Surabaya, dsb. Toko yang menjual alat-alat yang lengkap juga masih sedikit. Hal ini tentunya tidak seimbang dengan perkembangan fotografi dan kebutuhan para penggemarnya. Karena itu dibutuhkan wadah yang membuat masyarakat fotografi untuk menampung kegiatan-kegiatan dalam bidang fotografi misalnya gallery foto, pendidikan (non formal) dibidang fotografi, studio foto, percetakan foto, dan pelayanan jasa yang berhubungan dengan fotografi.

1.2.Tujuan Dan Sasar an Per ancangan

(17)

pencinta fotografi, serta tempat untuk memamerkan hasil fotografi itu sendiri. Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai adalah :

1. Melayani kebutuhan publik masyarakat fotografi yang berminat dalam hal seni fotografi, dengan cara memamerkan hasil fotografi, mengomunikasikanya, dan melayani jasa dibidang fotografi secara komersil.

2. Memperbesar pendapatan daerah berupa pajak bangunan dan peralatan penunjangnya.

Sasaran Perancangan yang ingin dicapai adalah :

1. Menyediakan informasi yang tepat bagi masyarakat fotografi yang ingin mengenal dunia fotografi lebih dalam ataupun memerlukan jasa layanan fotografi secara komersil.

2. Memberikan sarana untuk memamerkan hasil fotografi yang berupa ruang pamer yang diharapkan pengunjung dapat menikamati hasil fotografi yang dipamerkan.

3. Memberikan sarana dan fasilitas untuk membidik, mewadahi, berbagai kegiatan seperti foto modeling.

4. Menciptakan sebuah bangunan yang tidak hanya sekedar menawarkan pengguna untuk melihat sebagai sarana informasi tapi juga menawarkan fasilitas yang lain seperti, galeri, cafe, studio pemotretan, dll.

5. Membuat bangunan yang menjadi rujukan bagi kaum muda bukan hanya untuk mendapatkan informasi dan melihat koleksi-koleksi fotografi tetapi juga sebagai tempat berkumpul komunitas fotografi itu sendiri.

6. Sebagi sarana komunikasi antara masyarakat penggemar fotografi.

1.3.Batasan dan Asumsi

(18)

• Pada perancangan ini akan memberikan fasilitas yang hampir semua kegiatan yang berhubungan dengan fotografi, misalnya gallery foto, studio foto , percetakan foto, dan pelayanan jasa yang berhubungan dengan fotografi.

• Perancangan ini juga memberikan fasilitas pendukung yang diperuntukkan semua golongan masyarakat fotografi yang berminat dalam hal seni fotografi khususnya untuk kaum remaja. Maka akan disediakan tempat untuk berkumpul atau hanya sekedar nongkrong seperti cafe yang seperti dalam rencana.

• Perencanaan dan perancangan Pusat Seni Fotografi ini ditekankan pada segi arsitektural baik interior maupun eksterior bangunan yang disesuaikan dengan segala kebutuhan dan fungsi ruang sehingga pengguna akan lebih merasa nyaman.

• Pusat Seni Fotografi ini diasumsikan merupakan kepemilikan swasta.

• Pusat Seni fotografi ini juga difungsikan sebagai wadah pengembangan seputar seni fotografi sampai minimal 10 tahun kedepan.

• Sebagai salah satu fasilitas yang melayani kebutuhan publik masyarakat penggemar fotografi, dengan cara mengkomunikasikan, dan kesenangan fotografi kepada masyarakat penggemar fotografi untuk kebutuhan pendidikan, dan kesenangan yang ditujukan untuk semua golongan masyarakat fotografi dari muda sampai tua. Sehingga kapasitas dari Galery Fotografi ini harus besar agar dapat menampung para pengunjung.

1.4.Tahapan Per ancangan

(19)

Sumber : Azas Metode Perancangan

Gambar 1.2. Diagram Tahapan Perancangan

Dimulai dengan menginterpretasikan judul obyek rancangan yang disesuaikan dengan latar belakang. Kemudian dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan sebagai penunjang perencanaan obyek rancang yaitu melalui studi litelatur yang diperoleh dari buku-buku referensi, brosur-brosur dan lain-lain, study komperatif dengan survei lapangan, browsing melalui internet, wawancara untuk memperoleh data dengan melakukan proses tanya jawab, study banding atau studi kasus serta standarisasi dari obyek rancangan yang dibutuhkan. Dari serta azas-azas perancangan sehingga terbentuk sebuah tema dan konsep rancangan yang menentukan ide bentuk serta gagasan pra desain. Setelah terbentuk ide bentuk atau gagasan pra desain dilakukan kontrol kembali trhadap prinsip, teori dan azas serta tema dan konsep rancangan, sehingga menghasilkan sebuah rancangan obyek yang sesuai (hasil desain).

1.5.Sistematika Lapor an

(20)

bagian khusus dengan pengaturan sedemikian rupa sehingga mencerminkan suatu pola pikir perencanaan yang sistematis. Sistematika penulisan yang dilakukan dalam pembahasan laporan ini, meliputi :

• BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang proyek serta tujuan dan sasaran perancangan, lingkup perancangan dan sistematika laporan tentang proyek yang dikerjakan.

• BAB II TUNJAUAN OBYEK RANCANGAN

Terdiri dari tinjauan umum, yang menjabarkan tentang pengertian judul, study Literatur dan study kasus yang berkaitan dengan proyek dimana menyangkut aspek kualitas dan kuantitas serta persyaratan proyek, persyaratan pokok proyek dan kepemilikan proyek.

Tinjauan khusus, yang menjelaskan batasan dan asumsi, lingkup pelayanan, aktivitas dan kebutuhan ruang, perhitungan luas ruang, dan pengelompokan ruang.

• BAB III TINJAUAN LOKASI

Tinjauan Lokasi Perancangan, berisi tinjauan lokasi dimana akan dibangun pusat seni fotografi ini berdasarkan teori azas-azas dan metode perancangan.

• BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Analisa perancangan, menjabarkan analisa perancangan dimana didalamnya terdapat tema rancangan yang diinginkan dalam rancangan. BAB V KONSEP PERANCANGAN

Pada tahap ini ,pendekatan-pendekatan dalam perancangan akan mulai direalisasikan dengan pendekatan desain, hasil akhir dari perancangan diharapkan akan sesuai dengan gambaran pada bab awal.

• BAB VI

(21)

BAB II

TINJ AUAN OBYEK PERANCANGAN

2.1.Tinjauan Umum Per a ncangan

Secara umum Pusat Seni Fotografi di Surabaya ini merupakan sebuah fasilitas yang menampung hampir semua kegiatan yang berhubungan dengan dunia fotografi. Fotografi adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikan gagasan, ide, cerita, peristiwa dan lain sebagainya.

Kegiatan yang dimungkinkan terjadi pada perancangan ini salah satunya adalah fasilitas Pusat Seni Fotografi dimana pada galeri ini menyediakan sarana pameran untuk memperagakan hasil karya seni fotografi. Ada pula Fasilitas digital immaging yang memberikan fasilitas bagi pengunjung yang ingin mencetak foto. Fasilitas pendidian (non formal) dibidang fotografi, dimana pengunjung dapat mengembangkan kemampuan, bakat, dan hobby dalam bidang fotografi, Fasilitas studio pemotretan juga terdapat pada perancangan ini. Dimana pada studio pemotretan ini pengunjung dapat menyewa untuk keperluan pemotretan. Pada studio ini dibagi menjadi tiga jenis studio diantaranya adalah Studio Benda, dimana studio benda ini merupakan studio yang berukuran kecil yang dapat digunakan untuk pemotretan benda atau produk yang berukuran kecil hingga sedang, Studio Besar yang berfungsi untuk tempat pemotretan benda-benda yang berukuran besar atau dalam jumlah banyak, Studio Manusia yaitu studio untuk pemotretan model manusia. Terdapat pula fasilitas untuk membidik kegiatan fashion show, dan fasilitas pendukung yaitu cafe, dimana pada tempat ini para pengunjung dapat menikmati makanan dan minuman atau hanya sekedar beristirahat.

(22)

2.1.1. Penger tian J udul

Judul dari proposal ini adalah `Pusat Seni Fotografi Di Surabaya`. Adapun pengertian jika diuraikan secara detail adalah sebagai berikut :

Pusat : tempat yang menjadi kedudukan atau tempat utama, pokok pangkal yang menjadi tumpuan berbagai macam kegiatan (Purwodarminta,1982). Seni : karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan, ukiran, dsb. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI, 1994)

Fotografi : seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada film atau sebuah permukaan yang peka (Purwodarminto,1982).

Surabaya : nama sebuah Kotamadyah Daerah Tingkat II di Jawa Timur yang juga merupakan ibukota priopinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur.

Pengertian Pusat Seni Fotografi Di Surabaya ini adalah sebuah tempat yang menjadi wadah aktifitas atau kegiatan yang berhubungan dengan seni foto yang berada di Surabaya .

2.1.2. Studi Literatur

2.1.2.1. Tinjauan tentang fotografi A. Definisi Fotografi

Fotografi memiliki banyak definisi, berikut adalah definisi tentang fotografi, antara lain :

a. Segi Seni

(23)

b. Segi Teknologi

Fotografi adalah proses terjadinya bayangan yang dapat dilihat oleh mata, pada suatu permukaan bahan yang sensitive terhadap cahaya baik secara langsung atau tidak langsung. Sedangkan menurut Aristoteles fotografi merupakan reaksi gelombang cahaya jika diproyeksikan melalui celah kecil, melalui pengoprasian lensa atau cela kamera untuk memproyeksikan sebuah gambar pada sebuah film kamera.

c. Segi Komunikasi

Fotografi merupakan media yang dipakai untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide cerita, peristiwa, dan sebagainya lewat media lensa kamera.

B.Aliran dalam Fotografi

Berdasarkan sejarah yang panjang dan pemanfaatan berbagai hasil fotografi, maka secara umum fotografi dapat digolongkan kedalam tiga kelompok yaitu;

Fotografi Fine Art, Fotografi Jurnalistik, Fotografi Komersial. 1) Fotografi Fine Art

Jenis fotografi yang digolongkan kedalam kelompok fotografi murni adalah jenis karya fotografi yang dibuat semata-mata karena hobi atau kesukaan sang fotografer. Karya tersebut tidak dibuat atas dasar pesanan atau order tertentu. Karya tersebut tidak dimaksudkan sebagai ilustrasi artikel pada majalah atau surat kabar, atau tidak juga dimaksudkan bahan promosi atau iklan. Karya tersebut dibuat atas dasar keinginan atau mood si pemotret terhadap objek atau keindahan obyek yang dilihatnya. Tujuan yang dikejar pada aliran ini adalah menciptakan momen estetik.

Pada aliran ini kepuasan pribadi menjadi tujuan utama. Kepuasan yang didapat oleh sang fotografer tidak bisa dibandingkan atau diukur dengan uang, walaupun proses penggambilan gambar tersebut berbahaya .

2) Fotografi Jurnalistik

(24)

sebagai berita yang mampu mengungkap kejadian, menjelaskan, dan menimbulkan rasa ingin tahu. Fotografer jurnalistik lebih akrab disebut sebagai pewarta foto atau wartawan foto.

Dalam fotografi jurnalistik dapat dibagi menjadi beberapa kelompok lagi yaitu ;

a. Hard News(Spot News atau Hot News)

Dalam Bahasa Indonesia lazin disebut berita hangat atau keras, merupakan hasil rekaman berita beberagam peristiwa yang dapat mengubah sejarah dunia. Atau juga sebuah peristiwa yang menggemparkan, seperti kerusuhan, kekerasan, bencana alam, dan kecelakaan yang merenggut ratusan korban jiwa, dll.

b. General News ( berita umum )

Fotografi jurnalistik kategori ini bersifat seremoni yang terjadwal atau ter-agendakan. Seperti foto-foto pertemuan pejabat , peresmian sebuah gedung, karnaval, peringatan atau ulang tahun sebuah negara dan sebagainya. Foto ini bersifat informasi. Namun dari agenda yang terjadwal tersebut, general news dapat saja menjadi spot news, seperti terjadinya penembakan presiden Anwar Sadat tahun 1981 disaat menghadiri peringatan ulang tahun negeri Mesir.

c. Potraits (Tokoh, Artis, dan lain-lain)

Potret dalam foto jurnalistik bukan sekedar foto close-up semata namun potret disini lebih sekedar menyajikan wajah seseorang atau tokoh. Fotografi aliran ini menampilkan karakteristik sesuai dengan hati sang subyek. Yang paling pokok adalah pengungkapan kreatif dari watak seseorang tokoh, sehingga merupakan sebuah biografi visual.

d. Industri dan Pertanian

(25)

e. Ekonomi dan Investasi

Foto yang berkenan dengan perekonomian makro. Bisa berupa foto pameran industri yang menyangkut usaha masyarakat. Tetapi foto ini tidak menonjolkan gambar proses produksi industri yang rutin.

f. Daily life (features)

Merupakan foto yang tidak terikat dengan syarat atau unsur aktualitas. Yang diutamakan dalam kategori foto ini adalah segi keunikan, humor maupun perjuangan hidup dan nasib seseorang .

g. Seni dan Budaya

Berita budaya juga menjadi perbincangan bagi publik/pembaca. Setiap umat manusia selalu terkungkung oleh suatu budaya dimana mereka dilahirkan.

h. Alam dan Lingkungan

Kerusakan lingkungan akibat ulah manusia dapat menyebebkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor ,dll.

i. Arsitektur

Segal foto yang berhubungan dengan arsitektur, interior, eksterior, maupun gedung-gedung bangunan.

j. Iptek dan Kesehatan

Kategori foto tentang penemuan dibidang teknologi seperti komputer, maupun penemuan serum untuk suatu pengobatan.

k. Sport ( olahraga )

Foto olahraga merupakan wujud apresiasi terhadap semangat kompetisi sportif. Foto-foto dilingkup areena pertandingan amat kaya dengan gerakan yang aktraktif maupun peristiwa diluar pertandingan.

l. Esai Foto

(26)

3) Fotografi Komersial

Berbeda dengan fotografi murni , fotografi komersial ini memiliki aturan-aturan yang harus ditaati dan ditepati. Fotografer dibidang ini harus tunduk pada aturan-aturan dan tugas yang dibebankan. Fotografer dibidang ini harus menyajikan hasil yang seobjektif dan secemat mungkin. Pada fotografi komersial ini biasanya meliputi; foto produk (iklan), foto arsitektur , foto fashion, foto pernikahan, dll.

C.Warna Dalam Dunia Fotografi

Dalam dunia fotografi kehadiran warna merupakan salah satu unsur dalam fotografi. Sedangkan dalam dunia proses fotografi warna yang sering digunakan adalah warna hitam, karena warna ini dianggap mampu menyerap cahaya serta menghasilkan perlindungan dari proses fogging.

Dalam penggunaan warna studio yang terpenting adalah bagaimana warna tersebut mampu menyerap cahaya dan tidak dapat memantulkan cahaya. Fungsinya agar proses pemotretan dalam studio foto tidak terjadi biasan cahaya yang tidak dinginkan.

D.Pencahayaan Dalam Fotografi

(27)

mengatur dan menghitung pencahayaan akan menentukan kualitas gambar yang dihasilkan.

a) Sifat Dasar Cahaya

• Cahaya dapat menembus

Cahaya dapat menembus bahan-bahan yang tidak padat seperti kain, kertas kalkir dan kaca sehingga kualitas kerasnya cahaya dapat dibuat lunak atau soft.

• Cahaya dapat difokuskan

Cahaya dapat kita salurkan kearah mana kita kehendaki, dia dapat dikumpulkan dan difokuskan agar kuantitasnya lebih besar lagi. Sebagai contoh adalah sinar Matahari yang difokuskan oleh surya kanta atau kaca pembesar.

• Cahaya dapat dipantulkan

Cahaya itu dapat pula kita belokan atau kita pantulkan dengan benda yang mempunya daya pantul yang tinggi seperti cermin, styrofoam, kertas perak dll yang lazim kita sebut dengan reflektor untuk menyinari bagian-bagian yang gelap.

• Cahaya mempunyai warna

Semua sumber cahaya mempunyai warna atau umumnya kita sebut dengan suhu warna dalam hitungan derajat Kelvin dan dapat diukur dengan Kelvin Meter / Color Meter.

(28)

E. Galeri

a) Definisi galeri

Galeri memiliki definisi ruang atau bangunan tersendiri yang dipakai untuk memamerkan karya seni. Dalam galeri yang perlu diperhatikan adalah perencanaan ruang, pencahayaan dan warna harus baik sehingga mendukung objek yang dipamerkan. Dalam galeri hal yang terpenting adalah aktifitas melihat, karena itu unsur sirkulasi serta pencahayaan pada ruang pamer bukan hanya menampilkan adanya cahaya secara sederhana tapi bagaimana mendesain unsur pencahayaan obyek terhadap obyek yang didisplay.

b) Tujuan dan Fungsi Galeri

Tujuan dari galeri adalah memberikan informasi mengenai benda-benda dan hasil karya seni terhadap pengunjung atau konsumen, dengan jalan memanjang atau memamerkan barang-barang tersebut. Selain itu bertujan sebagai:

• Wadah promosi barang-barang seni

• Wadah pembinaan bagi para seniman dalam mengembangkan dan memasarkan hasil karya seninya.

• Sarana komunikasi antara masyarakat dan seniman

Galeri harus mampu membawa nuansa dan memasukan image para pengunjungnya mengenai galeri itu sendiri dan produk-produk seni yang dipamerkan. Galeri memiliki beberapa fungsi, antara lain:

• Fungsi Komunikatif

Yang merupakan media penyampaian secara tidak langsung kepada konsumen atau pengunjung geleri mengenai produk-produk tersebut.

• Fungsi apresiatif

Merupakan tempat berapresiasi para seniman dalam menuangkan ide-idenya dan karyanya.

• Fungsi Estetis

(29)

c) Penataan Galeri

Ruang dalam galeri harus memenuhi syarat yaitu benar-benar terlindungi dari pengerusakan, pencurian, kebakaran, kelembaban, kekeringan cahaya matahari langsung serta pencahayaan yang baik. (Data Arsitek, jilid 2, edisii 33). Penataan display dalam galeri dapat diklasifikasikan menurut benda yang dipamerkan, antara lain :

In show case

Benda yang dipamerkan termasuk kecil, diperlukan wadah/kotak yang tembus pandang.

Free standing on the floor or plinth or vsupport

Benda yang didisplay cukup besar, diperlukan panggung dengan ketinggian lantai.

On walls or panels

Benda karya seni ditempatkan pada dinding ruangan atau dinding partisi yang dibentuk untuk pembatas ruang, hal ini biasanya dilakukan pada karya seni lukisan dan fotografi.

Posisi gantungan yang baik untuk gambar-gambar yang kecil, titik berat penentunya adalah garis horizontal gambar pada ketinggihan mata (Data Arsitek,jilid 2 ,edisi 33). Sebuah ruang pamer memiliki beberapa faktor, antara lain:

•Pengunjung bergerak melalui ruang pameran yang mana tidak boleh dipaksa untuk melihat dua kali obyek.

•Ada jarak untuk orang bergerak

•Harus ada keterangan display, agar orang mengetahui apa yang mereka lihat.

F. Studio Foto

(30)

Jadi studio foto adalah ruang yang ditata khusus untuk aktivitas fotografi, pengaturan meliputi lampu, latar belakang, serta pendukung lainnya. Studio fotografi memiliki berbagai macam persyaratan, antara lain :

a. Tertutup, tidak perlu sinar matahari ( untuk studio indor)

b. Membutuhkan pencahayaan lampu-lampu yang mampu mengkondisikan terhadap obyek seperti intensitas cahaya.

c. Faktor kebersihan dan kelembapan sebagai ruang tertutup untuk menjaga peralatan yang ada didalamnya.

d. Dinding dan lantai memiliki bahan atau warna yang mampu menyerap cahaya serta tidak menimbulkan efek bayangan dan pantul.

2.1.3. Studi Kasus

2.1.3.1. Galer i dan Kafe Foto Daniek G. Sukar ya

A. Data obyek studi kasus Galeri dan Kafe Foto Daniek G. Sukarya Lokasi : Jl Kemang Raya No.15 Jakarta 12730

Telp : 021-7193424, 7193427 (fax: 021-7191773) Website : www.DaniekSukarya.com

B. Sejarah singkat Galeri dan Kafe Foto Daniek G. Sukarya

(31)

dan Kafe Foto Daniek G. Sukarya ini juga memiliki studio foto professional (Digiart), yang mana juga dapat disewakan kepada para fotografer.

C. Fasilitas yang tersedia

Galeri dan Kafe Foto Daniek . G Sukarya ini memiliki beberapa fasilitas yang sengaja dibikin untuk memenuhi kebutuhan para pengunjung. Fasilitas yang ada antara lain :

•Galeri, digunakan untuk memajang foto kaya Daniek yang merupakan pemilik dari galeri dan kafe ini, dan terdapat pula karya-karya dari club.

•Kafe, pengunjung atau fotografer sesama profesi dapat berkomunikasi, berkumpul ato hanya sekedar diskusi pada tempat ini.

•Digital lab, tempat mencetak hasil karya foto.

•Komercial space, untuk disewakan. D. Interior

Galeri dan Kafe Foto Daniek . G Sukarya ini menempati bangunan dengan 4 lantai. Menempati luas tanah 25 x 15m (efektif pemakaian 25 x 7m). Dalam gedung ini difasilitasi dengan elavator, sehingga pemakaian space pada tiap lantai berkurang. Adapun penggunaan pada tiap lantai antara lain :

a) Lantai bawah tanah, yang dipakai sebagai studio foto (digiart) b) Lantai 1 , digunakan sebagai kafe sekaligus galeri

c) Lantai 2, disewakan untuk komercial space

d) Lantai 3, kosong (direncanakan sebagai pengembangan galeri foto).

a) Lantai bawah tanah

(32)

Gambar 2.1. Studio Foto DigiArt

•Lantai

Lantai menggunakan keramik putih tulang ukuran 40x40cm. Lantai ini juga dominan pada studio foto dan digital lab.

•Dinding

Dinding pada studio foto dibuat bertekstur, finiishing cat tembok warna putih doff. Penggunaan warna putih tersebut sekaligus memberikan efek perluasan ruang. Sedangkan pemisah antara studio foto dan digital lab menggunakan partisi, dibeberapa sisi dinding diberi lemari dan rak untuk menyimpan peralatan kamera.

• Plafond

Pada plafond, tidak ada pengolahan bentuk, hanya dibuat polos dengan warna putih. Pada lantai bawah ini memiliki ketinggian 2,75m.

• Sistem Pencahayaan

Pencahayaan yang dominan pada lantai bawah ini menggunakan pencahayaan buatan (down light), karena cahaya alami yang masuk hanya sedikit.

• Sistem Penghawaan

(33)

Gambar 2.2. Digital Lab b)Lantai 1

Digunakan sebagai kafe (kafe foto Daniek G.Sukarya) sekaligus dijadikan satu dengan galeri (galeri Daniek G.Sukarya). Ditempat ini dilengkapi satu buah computer yang disewakan kepada pengunjung untuk internet. Pada lantai ini tepatnya area masuk setelah pintu masuk, diletakkan beberapa barang yang dijual, utamanya buku-buku karya Daniek G.Sukarya. luas kafe dan galeri pada lantai 1 ini 20x7m, yang mampu menampung 30orang.

• Lantai

Pada bagian ini untuk galeri dan kafe menggunakan keramik 30x30cm dengan tekstur alam dengan warna coklat kehitam-hitaman, dengan pemasangan diagonal. Serta pemasangan keramik yang berwarna lebih tua, pada bagian pinggir sisi ruang ini.

(34)

Gambar 2.4. Area masuk

• Dinding

Pada bagian ini memiliki kekreatifan sangat banyak, untuk bagian area masuk pada pintu masuk, dindingnya dibuat bersaf-saf seperti papan yang disusun dengan finishing melamine kuning muda. Sedangkan pada area kafe dan galeri, dibeberapa sisi dindingnya bertekstur dengan warna crem, disisi lain sekat dari kaca diberi sentuhan natural dengan penggunaan finishing melamine kuning muda. Pada bagian ini juga digunakan sebagai media untuk display gambar-gambar atau foto.

• Plafond

Untuk plafond di area masuk dibuat dengan permainan level ketinggian (2,75m-3m). Sedangkan untuk area kafe dan galerinya menggunakan ceiling expose, menggunakan warna hitam doof, sehingga efek dramatisnya sedikit terasa. Pada area ini memiliki ketinggian 3,5m.

•Sistem Pencahayaan

Pada area masuk dominan cahaya buatan. Sedangkan pada area kafe dan galeri pencahayaan untuk siang harinya sebagian cahaya alami sedangkan cahaya buatanya dari lampu spot light (mercury lamp) yang sebenarnya diarahkan pada bidang yang didisplay di dinding, namun memiliki bias yang cukup menerangi area ini.

• Sisitem Penghawaan

(35)

Gambar 2.5. Galeri dan Kafe foto Daniek G.Sukarya

2.1.3.2. Muse Ar tPhotogr aphy

A. Data obyek studi kasus Muse ArtPhotography Lokasi : Jl. Raya Kendangsari 90, Surabaya Telp : 031-8415469 , 8497867

B. Sejarah singkat Muse ArtPhotography

Muse Artphotography ini berdiri pada bulan Mei, 2002. Pertama didirikan oleh Bryan Sutedjo, berawal dari hobby mereka terhadap dunia fotografi, yang kemudian terasah dibangku kuliah, saat mereka mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Kristen Petra. Tepatnya pada saat mereka menempuh tugas akhir, kemampuan tersebut semakin terasah dengan bimbingan seorang fotografer. Tujuan pertama Muse ArtPhotography ini sebenarnya bukan hanya kearah studio foto model saja, melainkan dengan bakat ilmu yang dimiliki keduanya tetapi Muse ArtPhotography ini bergerak dibidang foto produk dan foto interior. Muse Artphotography ini sendiri dipimpin langsung oleh Bryan Sutedjo dan Nadia, yang sekaligus sebagai fotografernya, sedangkan untuk staf design ada 2orang, serta dibantu lagi oleh beberapa orang karyawan. Muse Artphotography ini buka pukul 10.00-17.00, biasanya coustemer membuat janji dulu untuk pemotretan.

C. Fasilitas yang tersedia

Muse Artphotography ini merupakan studio pemotretan yang memberikan fasilitas antara lain :

(36)

•Studio foto produk

•Studio foto interior

•Ruang make up

•Lab percetakan foto D. Interior

Muse menempati sebuah rumah yang kemudian dimodifikasi sedemikian rupa menjadi ruang-ruang yang dibutuhkan, antara lain:

− Area tunggu dan Coustemer Service (4x4m)

− Studio foto 1 (5x5m)

− Studio foo 2 (8x4m)

− Ruang make up (4x4m)

− Ruang Kerja (grafis dan kemasa) (8x4m)

− Gudang (3x4m)

•Lantai

Pada lantai menggunakan keramik warna putih ukuran 30x30cm, memberikan kesan yang luas dan bersih. Pada studio foto ada juga yang menggunakan lantai karpet tergantung kebutuhan .

•Dinding

(37)

Gambar 2.6. dinding sebagai background

•Plafond

Pada bagian ini tidak ada level ketinggian, semua nya polos dengan ketinggian 2,75m dari lantai, hanya saja pada ruang ganti dan ruang kerja terdapat beberapa level ketinggian sebagai variatifnya. Warna untuk plafond dipilih cat warna putih sehingga tinggi plafond yang tidak terlalu tinggi ini lebih terlihat luas.

•Sistem Pencahayaan

Didominaisi oleh pencahayaan buatan melalui lampu TL, sedangkan pencahayaan untuk studio foto selain lampu TL tersebut digunakan pula lampu kilat melalui soft box, dengan threepot, sehingga mempermudah pengaturan pada cahaya saat pemotretan .

•Sistem Penghawaan

Didominasi oleh pencahayaan buatan melalui AC Split, dipasang pada dinding, tiap-tiap ruang.

(38)

Gambar 2.8 Ruang Kerja

Menurut sang pemilik, seharusnya sebuah studio foto haruslah memiliki ketinggian yang cukup (sekitar 3,5-4m), juga perletakan terhadap perlengkapan yang tertata rapi. Sedangkan untuk studio foto model, pada ruang ganti dan make up nya seharusnya memiliki luas yang mampu menampung banyak orang, karena dalam ruang ini sang model akan didampingi penata baju, penata rias, serta penempatan costum-costumnya.

2.1.3.3. Southeast Center for Photographic Studies

A. Data obyek studi kasus Southeast Center for Photographic Studies Lokasi : Amerika Serikat selatan

Gambar 2.9. Southeast Center for Photographic Studies B. Fasilitas yang tersedia

Southeast Center for Photographic Studies ini adalah salah satu dari 12 fasilitas di Amerika Serikat yang disediakan khusus untuk fotografi dan merupakan satu-satunya di Amerika Serikat bagian selatan. Fasilitas yang ada adalah :

• Studio lab komputer

• Ruang kelas

(39)

• Galeri

• Perpustakaan. C. Interior

a. Studio lab komputer

Studio lab komputer ini merupakan fasilitas yang mencangkup 15 unit komputer dengan fasilitas multimedia, yang terhubungkan dengan jaringan internet. Laboratorium ini dilengkapi dengan program-program yang selalu diperbaharui untuk kebutuhan praktik.

Gambar 2.10.Studio Lap Komputer

b. Ruang kelas

Southeast Center for Photographic Studies memberikan fasilitas yang memadahi dimana didalam pengajaran terdapat 11 ruang kelas yang terbagi berdasarkan tingkat study, yang salah satunya adalah Basic class , Intermediate class, advanced class, special class, dll

(40)

c. Tempat workshop

Tempat workshop ini merupakan fasilitas yang mencangkup lebih dari 40 orang , dengan 5 orang pembicara dengan ukuran luas ruang yang cukup sehingga memberikan kenyaman bagi pengguna ruangan itu sendiri.

Gambar 2.12. Ruang Workshop

d. Galeri

Pada geleri lebih banyak menggunakan cahaya buatan dengan tujuan untuk memperjelas obyek yang dipamerkan, dan pada penataan foto sengaja ditata dengan rapi agar dapat dinikmati oleh mahasiswa maupun pengunjung lainnya.

Gambar 2.13. Ruang Galeri

e. Perpustakaan

(41)

meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar, yang dikelola secara manual dan elektronik (computerized), dapat diakses oleh seluruh akademika ataupun pihak lain sepanjang memenuhi prosedur yang sudah ditentukan pengelolanya. Perpustakaan memiliki sejumlah koleksi, baik tentang kajian komunikasi maupun kajian lainnya.

Gambar 2.14. Ruang Perpustakaan

2.1.4. Analisa Hasil Studi

Kelompok dan jenis ruang memilki perbedaan antara kedua kasus, antara lain sebagai berikut:

Tabel 2.1. Perpedaan dari ketiga kasus

No. Kriteria Galeri dan Kafe

Foto Daniek G. Sukarya

Muse ArtPhotograph Southeast Center for Photographic Studies -Studio foto interior

(42)

2.2. Tinjauan Khusus Per ancangan 2.2.1.Lingkup Pelayanan

Pusat Seni Fotografi di Suabaya ini mempunyai jangkauan pelayanan bagi :

•Masyarakat fotografi yang menpunyai minat dan hobby dalam bidang fotografi.

•Masyarakat kota Surabaya dan sekitarnya, khususnya mulai dari kelas menengah ke atas, yang membutuhkan jasa layanan fotografi profesional, maupun jasa fasilitas-fasilitas lainya.

•Lingkup pelayanan ini difokuskan untuk penggemar fotografi di Surabaya dan sekitarnya yang mayoritas adalah pelajar/mahasiswa dan pekerja profesional.

2.2.2.Aktifitas Dan Kebutuhan Ruang

Aktifitas-aktifitas yang dilakukan pemakai bangunan Galeri Fotografi

ini dapat dijabarkan dalam tabel berikut :

Tabel 2.2. Aktifitas Pemakai Bangunan dan Kebutuhan Ruang No. Pemakai bangunan Kebutuhan ruang Aktifitas

1 pengunjung Galeri − Mengamati koleksi fotografi

Tempat kursus − Mengembangkan,

memperdalam serta mencari informasi tentang fotografi Kafe − Berinteraksi atau diskusi

dengan fotografer

− Makan dan minum

Studio − Pemotretan (bagi penyewa)

2 fotografer Galeri − Mengamati koleksi fotografi

− Berpamer

Kafe − Berinteraksi atau berdiskusi dengan fotografer atau model

(43)

R.Staff Studio Foto & Lab.Foto

− Mencetak foto

− Mengediting foto Studio − Pemotretan

3 Pengelola R.Pengelola − absensi

Galeri − melayani calon pembeli

− menseting area galeri Kafe /dapur − waiters melayani pengunjung

R.Staff Studio Foto & Lab.Foto

− mendampingi fotografer

Sumber : Analisa Penulis,2011

2.2.3.Per hitungan Per luasan Ruang

Untuk menyediakan sarana dan prasarana untuk Pusat Seni fotografi ini maka perlu adanya luasa ruang yang sesuai dengan kebutuhan penunjang perorangannya

Tabel 2.3. Perhitungan Perluasan Ruang FASILITAS UTAMA

1 Fasilitas provesional

Ruang Studi Kapasitas Pendekatan Luas

(44)

2 m², 3 wastafel

Ruang Studi Kapasitas Pendekatan Luas

Lobby - - - 200 m²

4 Fasilitas pendidikan

Ruang Studi Kapasitas Pendekatan Luas

Ruang penerima NAD 3 orang 1,5m² x 2m² / org 6 m²

Ruang kelas kursus TSS @ 20 orang 1,5 m² / org (4) 120m²

Ruang editing TSS @ 20 orang 3 m² / org (2) 120m²

Gudang karya AS 5m x 5m 25 m²

(45)

Toilet NAD 10 orang − Pria : 4 closet @

Ruang Studi Kapasitas Pendekatan Luas

Ruang penerima NAD 3 orang 1,5 x 2 m² / org 6 m²

Ruang Studi Kapasitas Pendekatan Luas

(46)

FASILITAS PENDUKUNG

7 ATM SB 4mesin 3 m² / unit 12 m²

8 Pengelola gedung

Ruang Studi Kapasitas Pendekatan Luas

R. Direktur utama NAD 1orang 20m²/org 20 m²

Ruang Studi Kapasitas Pendekatan Luas

(47)

@2m²,1 wastafel @ 1 m²

TOTAL 105.4 m²

10 SERVIS

Mushollah NAD 30 orang 1,4 m² / org 42 m²

TOTAL 42 m²

11 Parkir mobil

Ruang Studi Kapasitas Pendekatan Luas

Parkir pengunjung NAD 125 unit 12,5 m² / unit 1562.5m²

Parkir staff NAD 25 unit 12,5 m² / unit 312.5m²

Parkir servis NAD 6 unit 12,5 m² / unit 75m²

TOTAL 1925 m²

12 Parkir sepeda motor

Ruang Studi Kapasitas Pendekatan Luas

Parkir pengunjung NAD 200 unit 2 m² / unit 400 m²

Parkir staff NAD 60 unit 2 m² / unit 120 m²

TOTAL 520 m²

Sumber : Analisa Penulis,2011

Keterangan :

NAD = Neufert Architect Data TSS =Time Saver Standart

BPDS =Building Planing and Design Standart

ASEB =Accomodation Standart for Education Building SB =Studi Banding

SL =Studi Literatur

(48)

Rekapitulasi :

Sumber : Analisa Penulis,2011

2.2.4. Pr ogr am Ruang

Program ruang disusun dan dikelompokan berdasarkan sifat ruang dan aktifitas ruang. Program ruang secara rinci diuraikan pada tabel 2.4 berikut :

Tabel 2.4. Program ruang

No Fasilitas Sifat Ruang Nama Ruang

(49)

BAB III

TINJ AUAN LOKASI PERENCANAAN 3.1 Latar Belakang Loka si

Berdasarkan analisa dari studi kasus pada aspek lokasi, maka diperoleh beberapa kriteria untuk menunjang dibangunnya Pusat Seni Fotografi di Surabaya. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi site proyek, antara lain :

Kriteria secara umum :

• Pemilihan lokasi strategis, mudah dikenal dan pencapaiannya mudah.

• Tersedianya prasarana penunjang yang lengkap seperti , jalan, telepon, listrik, air bersih, dll.

• Akses yang mudah bagi masyarakat, sasaran utama dari perancangan ini adalah orang dewasa, seperti mahasiswa yang mencintai seni fotografi.

• Pemilihan lokasi tapak diharapkan dekat dengan area-area perdagangan dan fasilitas umum yang dapat menjadikan area pusat seni fotografi ini menjadi salah satu bagian dari area-area tersebut

Latar belakang yang mendasari diambilnya kawasan yang berada di kota Surabaya ini karena kota Surabaya merupakan kota metropolitan kedua setelah Jakarta yang berada di Indonesia yang terletak dipropinsi Jawa Timur. Luasnya adalah 33.306,30 km². Dengan jumlah penduduk yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur

Keadaan Geografi kota Surabaya : Ditinjau dari Astronomi :

(50)

Batas-batas wilayah kota Surabaya sebagai berikut:

• Sebelah Utara dan Timur : Selat Madura

• Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo

• Sebelah Barat : Kabupaten Gresik Dari segi Iklim setempat :

• Ada dua musim, yaitu: musim penghujan dan musim kemarau

• Curah hujan rata-rata 3.376 mili meter per tahun.

• Jumlah hari hujan rata-rata 175 per tahun.

3.2 Penetapan Lokasi

Salah satu keluaran dari Rencana Umum Tata Ruang Kota pada kota Surabaya adalah pembagian wilayah kota ke dalam beberapa bagian wilayah kota. Penetapan lokasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan, kemudian membandingkan alternatif lokasi seperti yang dijelaskan pada tabel 3.1. berikut.

Tabel 3.1. Perbandingan Alternatif Lokasi Surabaya

No. Kriteria Alternatif

Surabaya Timur Surabaya Barat 1. Lahan Merupakan daerah dengan

sektor pemukiman,

pendidikan dan

perdagangan.

Merupakan daerah dengan sektor pernukiman dan fasilitas umum gerbang tol Juanda dan akan

(51)

No. Kriteria Alternatif

Surabaya Timur Surabaya Barat adanya rencana Jalan Tol

(52)

Gambar 3.1 Peta Surabaya Timur

3.3 Kondisi Fisik Loka si

• Batas Site

Sebelah Utara (A) : Pemukiman penduduk Sebelah Timur (B) : Lahan kosong , persawahan Sebelah Selatan (C) : Perumahan

Sebelah Barat (D) : Lahan kosong

(53)

Gambar 3.2 : Foto Eksisting Site, Bangunan yang Ada di Sekitar Site Sumber : Google Erth dan Data Pribadi 2010

3.3.1 Existing Site

Gambar 3.3. Site dengan Luasnya Sumber : Analisa Penulis,2011

Luas keseluruhan kebutuhan ruang adalah : 6.081m²jika ditambah dengan KDB sebesar 50% : 6.081+ 50% (3040.5) = 9121.5

Luas bangunan = 6.081m² Luas halaman = 3040.5²

Jl Kalijudan

100 m

1

2

5

m

98 m

9

5

m

U

A

B D

C

(54)

- Kemiringan Site (Kontur)

Kondisi tapak tidak berkontur, namun untuk menghindari terjadinya genangan air pada tapak maka di sekitar bangunan ditambahkan saluran drainase yang aliran pembuangannya disalurkan ke selokan yang kondisinya cukup baik. - Kondisi Tanah

Kawasan site merupakan kawasan yang memiliki karakteristik dataran rendah dengan ketinggian 2,3 m – 4,7 m di atas permukaan laut dan keterangan antara 0-2 % sehingga pada wilayah perencanaan ini tidak pernah terjadi erosi. Kondisi dan jenis tanah pada wilayah perencanaan secara umum tidak berbeda jauh dengan wilayah sekitarnya. Menurut data-data pokok Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Tahun 1992, jenis tanah di daerah ini adalah tanah Aluvial Hidromorf dengan tekstur tanah halus dan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm.

3.3.2 Aksesibilitas

Pola jaringan jalan utama untuk wilayah perencanaan Kalijudan ini memiliki kecenderungan pergerakan Utara – Selatan dan Timur – Barat dengan kombinasi grid di dalam lingkungannya. Pergerakan Utara – Selatan wilayah perencanaan dapat diakses melalui koridor Jl Dharmahusada Indah utara, Jl Mulyorejo, Jl Kali Kepiting, sedangkan untuk arah Barat – Timur melalui koridor Jl Kedung Tarukan, Jl Kaliwaron.

Jalan Kalijudan merupakan penghubung antara Jalan Dharmahusada Indah utara dengan Jalan Kenjeran yang merupakan jalur ramai karena pada jalan tersebut merupakan jalur akses Suramadu yang cukup padat , dengan lebar jalan

±8 meter.

(55)

Gambar 3.4. Aksesibilitas ke Lokasi Site Sumber : Analisa Penulis,2011

3.3.3. Potensi Lingkungan

Lingkungan sekitar site dengan pemukiman penduduk yang cukup padat, terdapat beberapa fasilitas pendidikan , fasilitas kesehatan, dan fasilitas perdagangan , yang dapat mendukung proyek perancangan bangunan ini. Sehingga lebih mudah dijangkau oleh pengunjung dan penduduk sekitar .

Dari Jl Dharmahusada Indah Ut ara

(56)

Gambar 3.5. Potensi Lingkungan Site

Adapun potensi lingkungan yang berada pada Jalan Kalijudan salah satunya adalah Universitas Air langga , dan Mall Galaxy. Kedua obyek bangunan tersebut sangat berpotensi bagi perancangan Pusat Seni Fotografi ini, karena universitas Airlangga dan Mall Galaxy ini merupakan pusat keramaian yang berada pada lokasi site perancangan.

3.3.4 Infr astr uktur Kota

Sarana infrastruktur yang sudah tersedia di Surabaya terdiri dari :

Jaringan Listrik PLN

Gambar 3.6 Tata letak Listrik Sit e

Universit as Airlangga

M all Galaxy

(57)

Adapun sistem yang mengatur tenaga listrik juga pendistribusiannya. Tujuan dari sistem tenaga listrik adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam aktivitasnya dengan tenaga listrik, adapun kriterianya, yaitu :

• Ekonomis

• Penggunaan secara kontinyu dan sepanjang hari

• Persyaratan teknis bangunan

Sistem tenaga listrik yang digunakan yaitu tenaga listrik PLN yang disalurkan ke gardu induk dan selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah. Jaringan listrik yang ada sampai saat ini di kota Surabaya telah menjangkau hampir seluruh wilayah Kota

Jaringan Telepon

Areal terbangun pada kawasan perencanaan hampir seluruhnya telah terlayani jaringan telepon. Jaringan tersebut biasanya terpasang sesuai dengan jaringan jalan yang ada baik saluran udara maupun bawah tanah.

Pelayanan telepon tidak hanya melalui sambungan langsung ke rumah atau tempat usaha, tetapi juga dengan telepon umum dan wartel yang dimaksudkan agar dapat menjangkau masyarakat luas. Disamping pelayanan telepon dari PT. TELKOM, juga sudah semakin memasyrakat penggunaan telepon seluler.

Jaringan air bersih, air kotor dan air hujan

(58)

Gambar 3.7.Selokan pembuangan air kotor

3.3.5 Peratur an Bangunan Setempat

Jalan Kalijudan merupakan daerah di wilayah timur, yamg berbatasan langsung dengan unit pengembangan pantai Kenjeran, Kalijudan dapat dikategorikan sebagai daerah pinggiran yang berkembang pesat. Perubahan penggunaan lahan yang paling dominan adalah dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman. Sebagian besar wilayah Kalijudan diperuntukan bagi pemukiman, sedangkan lainya diperuntukan untuk kegiatan perdagangan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, fasilitas umum, lahan kosong, dll.

Peraturan Lingkungan

Rencana garis sepadan bangunan (GSB) di Jalan kalijudan sebagai berikut:

• Untuk garis sepadan muka bangunan, berdasarkan lebar jalan, yaitu setengah dari lebar jalan .

• KDB maksimum : 50 %

• KLB maksimum : 240 %

• Ketinggian bangunan : 2-3 lantai

• Garis Sempadan Bangunan (GSB) Sebelah Utara : 5meter Sebelah Barat : 5meter Sebelah Selatan : 5 meter Sebelah Timur : 15 meter

5 m

15 m 5 m

5 m

(59)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1. Analisa Site

Dalam perencanaan dan perancangan, analisa site mempunyai peranan penting dalam penentuan zonning, perletakan entrance atau pintu masuk, arah hadap bangunan dan tampilan bangunan.

4.1.1. Analisa Aksesbilitas

Pencapaian site lokasi dari daerah sekitarnya ditentukan berdasarkan pertimbangan terhadap :

- Keleluasaan pengamatan untuk berorientasi terhadap obyek

- Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek.

- Sudut pandang

- Kecepatan maksimum kendaraan pada lalu lintas yang ada.

Pada lokasi site ini keleluasaan untuk berorientasi terhadap obyek dapat diperoleh dari sisi selatan yaitu dari Jl. Dharmahusada Indah, karena jalan ini merupakan satu-satunya akses yang dapat digunakan untuk menuju ke lokasi site. Sementara itu kecepatan kendaraan pada Jl. Dharmahusada Indah ini relatif sedang. Sehingga orientasi maupun letak entrance dapat diletakkan pada bagian Selatan.

Gambar 4.1. Sudut Pandang Orang ke Site dan Tiga Titik Alternatif Perletakkan ME.

Sumber : Analisa Penulis,2011

U

(60)

Dari tiga titik tersebut dapat dijelaskan bahwa titik A letaknya dekat dengan tikungan dan pencapaiannya terlalu jauh jika dari arah Timur, serta lebih susah dilihat jika dari arah Timur. Titik B berada pada bagian tengah, letaknya lebih mudah dicapai baik dari arah Barat maupun Timur. Sementara itu pengunjung juga dapat di arahkan untuk menikmati bangunan terlebih dahulu sebelum masuk. Sedangkan titik C merupakan kebalikan dari titik A, dimana pencapaian dari arah Barat terlalu jauh, dari arah Barat lebih susah dilihat dan dkenali. Dari penilaian ketiga titik alternatif perletakkan ME tersebut dapat disimpulkan titik yang paling sesuai digunakan sebagai Main Entrance (ME) adalah pada titik B.

4.1.2. Analisa Iklim

Analisa iklim terdiri dari analisa orientasi matahari, arah angin dan curah hujan. Gambar 4.3 berikut menggambarkan orientasi matahari, arah angin dan curah hujan pada lokasi site.

U

Ent rance

(61)

Keterangan :

: Angin lokal : Angin musim

a. Orientasi Matahari

Orientasi matahari pada dasarnya dari arah Timur ke Barat. Site yang berada di Jl. Kalijudan ini arah hadapnya adalah ke sebelah Timur. Sisi Barat merupakan daerah yang paling panas, karena sisi Barat paling banyak terkena sinar matahari. Oleh karena itu dalam perancangan nantinya bagian Barat tidak dapat digunakan sebagai zona atau bangunan utama, karena tingkat

kenyamanannya kurang. Zona yang paling sesuai diletakkan di sebelah Barat ini adalah zona servis. Selain itu semaksimal mungkin tidak ditempatkan dinding yang terlalu lebar pada sisi ini, karena udara panas dapat diserap oleh dinding lebar tersebut dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang ada di dalam ruangan.

Untuk mengurangi panas dan sinar matahari yang berlebih pada dinding bangunan yang menghadap ke sisi barat sebaiknya tidak diberi bukaan yang terlalu lebar. Selain itu dapat digunakan kisi-kisi berupa bidang garis dan kanopi. Panas matahari juga dapat dikurangi dengan menggunakan vegetasi berupa

B T

U

(62)

pohon-pohon tinggi dan rindang. Dengan adanya pohon-pohon yang tinggi panas matahari tidak langsung masuk ke dalam bangunan.

Sedangkan orientasi matahari paling dingin berada di sisi Timur dan Selatan. Sehingga bangunan-bangunan yang butuh kenyamanan dapat diletakkan pada bagian Timur dan Selatan, seperti bangunan utama yang fungsinya sebagai galeri. Sementara itu dapat digunakan bukaan-bukaan lebar yang mengarah ke Timur dan Selatan, sehingga ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan cukup dapat dipenuhi namun tetap memberi kenyamanan.

b. Pergerakan Angin

Angin dapat dibedakan menjadi dua yaitu angin musim dan angin lokal. Pada musim hujan, angin musim bertiup dari arah barat laut – tenggara, untuk musim kemarau, dari arah tenggara – barat laut. Sedangkan untuk angin lokal adalah angin dipengaruhi kepadatan bangunan sekitarnya. Angin lokal ini tidak terlalu berpengaruh pada site, karena site dikelilingi oleh perumahan yang mempunyai ketinggian antara satu hingga dua lantai.

Untuk mengantisipasi adanya angin kencang maka dalam site perancangan perlu adanya vegetasi berupa pohon-pohon tinggi. Agar angin yang masuk ke dalam site dapat disaring dan dikurangi oleh pohon-pohon, sehingga suasana di dalam site menjadi sejuk.

c . Curah Hujan

Wilayah Surabaya memiliki tingkat kelembaban dan curah hujan yang tinggi. Untuk mengatasai curah hujan yang tinggi, maka bangunan sebaiknya menggunakan atap miring dengan kemiringan atap yang digunakan minimum 15° dan 10°. m

Karena daerah ini merupakan daerah yang rawan banjir, maka dalam perancangan perlu dipertimbangkan pembutan saluran air atau drainase dari dalam site yang di arahkan ke selokan pembuangan air. Semantara itu juga perlu

(63)

4.1.3. Analisa Lingkungan Sek itar 4.1.4. Analisa Zoning

Pemograman ruang yang dilakukan melalui proses analisis dari alternatif-alternatif yang ada berupa zoning dan grouping . Adapun pen-zoningan yang digunakan terbagi menjadi 3 berdasarkan sifat ruangnya, antara lain.

§ Publik , yaitu ruang yang sifatnya umum dan dapat digunakan untuk semua pemakai, misalnya : cafetaria, gallery.

§ Semi Publik, yaitu ruang yang tidak terbuka untuk umum, namun dapat digunakan oleh beberapa pengguna, misalnya: studio foto.

§ Private, merupakan ruang yang tidak terbuka untuk umum dan hanya digunakan oleh beberapa pengguna. Atau ruang dengan sifat yang melindungi hak-hak privasi seseorang (toilet).

Gambar 4.4. Penzoningan Sumber : Analisa Penulis,2011 Keterangan :

: Publik : Semi publik : Privat : Servis

(64)

: Tingkat kebisingan rendah : Tingkat kebisingan tinggi

Berdasarkan analisa diatas ,pada area publik dan akses pintu masuk sengaja diletakkan pada area kebisingan tinggi dengan maksud agar dapat dijangkau oleh para pengunjung.

4.2. Analisa Ruang 4.2.1. Or ganisasi Ruang

Dari pemrograman ruang berdasarkan kebutuhan yang telah dilakukan di bab 2 sebelumnya, telah ditemukan ruang-ruang dengan perbedaan fungsi, kebutuhan, aktivitas yang terjadi di dalamnya, dan juga perbedaan pengguna yang direncanakan hadir dalam perancangan proyek. Dari beragam jenis ruang-ruang yang ada tersebut, perlu dilakukan sebuah pengorganisasian ruang agar ruang-ruang tersebut dapat hadir dengan perancangan yang lebih terarah, teratur, terencana dan tidak abstrak penempatannya sehingga secara pasti untuk mempermudah pengguna dalam menggunakan ruang-ruang tersebut nantinya.

Ruang-ruang yang ada dalam perencanaan berdasarkan pemrograman kebutuhan ruang yang telah dilakukan (masih bersifat ruang secara umum) adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1. Organisasi Ruang

No Klasifikasi Ruang-ruang yang ada

(65)

Ruang kelas komputer

Sumber : Analisa Penulis , 2011

Ruang-ruang tersebut dikelompokkan atau diorganisasikan dengan saling berkaitan dan memiliki kedekatan, baik dari fungsi, aktivitas yang terjadi maupun pengguna nantinya.

6.2.2. Hubungan Ruang dan Sir kulasi

Hubungan ruang menjelaskan tentang seberapa dekat keterkaitan antara satu ruang dengan ruang lainnya. Karena suatu hubungan ruang dapat mempengaruhi atau menjadi pertimbangan terhadap perletakan ruang atau bentukan rancangan nantinya. Namun sebelum hubungan antar ruang perlu dijelaskan terlebih dahulu hubungan antar massa bangunan, karena bangunan ini nantinya dibuat dengan banyak massa. Berikut adalah gambar yang menjelaskan diagram hubungan antar massa dan sirkulasi berdasarkan fasilitas bangunannya. Diagram 4.1.hubungan antar ruang galeri

Sumber : Analisa Penulis,2011 Klasifikasi Fasilitas yang dibutuhkan

Galeri Ruang penerima

Ruang pamer tetap

Ruang simpan koleksi

Gudang

(66)

Keterangan : =dekat =cukup dekat =jauh

Diagram 4.2. Hubungan antar ruang fasilitas profesional

Sumber : Analisa Penulis,2011 Keterangan :

=dekat =cukup dekat =jauh

Diagram 4.3. Hubungan antar ruang fasilitas pendidikan Klasifikasi Fasilit as yang dibut uhkan Fasilit as pendidikan (non formal) Ruang penerima

Ruang kelas kursus Ruang kelas komput er Simple studio

Ruang arsip Gudang karya Toilet

Sumber : Analisa Penulis,2011 Klasifikasi Fasilitas yang dibutuhkan

Fasilitas Profesional Studio foto modeling

(67)

Keterangan : =dekat =cukup dekat =jauh

Sedangkan sistem sirkulasi terlebih dahulu dijelaskan sirkulasi dalam tapak, dibedakan menjadi 3 yaitu sirkulasi kendaraan roda empat, sirkulasi kendaraan roda dua dan sirkulasi pejalan kaki.

a. Sirkulasi kendaraan roda empat

Berdasarkan hasil analisa tapak, jalan masuk utama ( main entrance ) untuk kendaraan terletak di jalan Kalijudan dengan lebar jalan 5 meter. Kendaraan pengelola masuk melalui main entrance, kemudian menuju tempat parkir khusus penegelola. Transportasi umum dapat menurunkan penumpang di depan lokasi. Kemudian pengunjung dapat masuk melalui pedestrian yang berada di pinggir main entrance. Kendaraan servis masuk melalui main entrance yang disediakan khusus untuk jalur servis. Sedangkan untuk pintu keluar menjadi satu dengan pintu masuk atau entrance.

b. Sirkulasi kendaraan roda dua

Sirkulasi keluar masuk untuk kendaraan roda dua melalui jalan Kalijudan , main entrance sama seperti kendaraan roda empat. Dari entrance pengunjung dapat parkir di halaman parkir khusus untuk pengunjung. Sedangkan untuk pengelola dapat parkir di halaman parkir khusus untuk pengelola.

c. Sirkulasi pejalan kaki

Sirkulasi pejalan kaki dibuat beda dengan sirkulasi kendaraan, agar tidak membahayakan pejalan kaki. Sehingga untuk pejalan kaki disedikan pedestrian yang berada di pinggir-pinggir main entrance. Pedestrian ini dimaksimalkan sampai pada setiap massa bangunan, agar pejalan kaki dapat tetap merasa aman hingga pada massa bangunan yang dituju.

(68)

bangunan. Berikut adalah gambar 4.13. yang menggambarkan diagram sirkulasi ruang untuk fasilitas galeri.

Gambar 4.5. Sirkulasi antar ruang fasilitas galeri Sumber : Analisa penulis, 2011

Untuk fasilitas profesional sirkulasi antar ruangnya digambarkan pada gambar 4.14 berikut ini

Gambar 4.6. Sirkulasi antar ruang fasilitas profesional Sumber : Analisa penulis, 2011

Studio Photo

Modeling

Studio Photo

Produk

Ruang Rias

R.Dressing

R.Tunggu

Digital Immaging R.Istirahat

Toilet

Entrance R.Penerima

R.Pamer Tetap Catwalk

Simpan Koleksi Gudang

(69)

Untuk sirkulasi antar ruang secara keseluruhan akan dijelaskan pada pada gambar 4.14 berikut ini

Gambar 4.7.Sirkulasi antar ruang secara keseluruhan Sumber : Analisa Penulis,2011

Keterangan :

: Hubungan langsung : Hubungan tidak langsung Cafetaria

Lobby

Fasilitas Pameran Fasilitas Pendidikan

Fasilitas Profesional Ruang Pengelola Main Entrance

Fasilitas Pendidikan (non formal)

Gambar

Gambar 2.1. Studio Foto DigiArt
Gambar 2.2. Digital Lab
Gambar 2.4. Area masuk
Gambar 2.5. Galeri dan Kafe foto Daniek G.Sukarya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan Kebijakan Transportasi Berbasis Perilaku Pelaku Perjalanan untuk Meningkatkan Penggunaan Angkutan Umum di Indonesia oleh Joewono & Santosa, 2008 (sedang

• Adanya kesenjangan nilai kematangan ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu faktor kompleksitas metode evaluasi, faktor diferensiasi objek dan tempat pengujian metode

Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada lingkungan yang baik remaja banyak melakukan keterampilan sosial seperti teman-teman menasihati untuk tidak melakukan

Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1 Gede Sedana/ 2012 (Universitas Dwijendra) Analisis Swot Subak Padangbulia Berorientasi Agribisnis Tujuan penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan spesimen yang melakukan perendaman dengan larutan 3,5 % HCl memiliki kehilangan massa lebih besar dibandingkan

Sebagai seorang bidan untuk perbaikan dan demi penurunan angka kematian ibu dan bayi harus semaksimal mungkin dalam meberikan pelayanan yaitu dengan cara

Sebagai alternatif dalam memecahkan masalah tersebut, penulis melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus yang bertujuan untuk

Pada malam itu, saat Pontohroring pergi ke rumah Tonaas, Mamalauan melihat Panagian sedang termenung di teras rumah.. Ia