• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PERANCANGAN 4.1. Analisa Site

Dalam dokumen PUSAT SENI FOTOGRAFI DI SURABAYA. (Halaman 59-74)

Dalam perencanaan dan perancangan, analisa site mempunyai peranan penting dalam penentuan zonning, perletakan entrance atau pintu masuk, arah hadap bangunan dan tampilan bangunan.

4.1.1. Analisa Aksesbilitas

Pencapaian site lokasi dari daerah sekitarnya ditentukan berdasarkan pertimbangan terhadap :

- Keleluasaan pengamatan untuk berorientasi terhadap obyek

- Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek.

- Sudut pandang

- Kecepatan maksimum kendaraan pada lalu lintas yang ada.

Pada lokasi site ini keleluasaan untuk berorientasi terhadap obyek dapat diperoleh dari sisi selatan yaitu dari Jl. Dharmahusada Indah, karena jalan ini merupakan satu-satunya akses yang dapat digunakan untuk menuju ke lokasi site. Sementara itu kecepatan kendaraan pada Jl. Dharmahusada Indah ini relatif sedang. Sehingga orientasi maupun letak entrance dapat diletakkan pada bagian Selatan.

Gambar 4.1. Sudut Pandang Orang ke Site dan Tiga Titik Alternatif Perletakkan ME. Sumber : Analisa Penulis,2011

U

a b c

Dari tiga titik tersebut dapat dijelaskan bahwa titik A letaknya dekat dengan tikungan dan pencapaiannya terlalu jauh jika dari arah Timur, serta lebih susah dilihat jika dari arah Timur. Titik B berada pada bagian tengah, letaknya lebih mudah dicapai baik dari arah Barat maupun Timur. Sementara itu pengunjung juga dapat di arahkan untuk menikmati bangunan terlebih dahulu sebelum masuk. Sedangkan titik C merupakan kebalikan dari titik A, dimana pencapaian dari arah Barat terlalu jauh, dari arah Barat lebih susah dilihat dan dkenali. Dari penilaian ketiga titik alternatif perletakkan ME tersebut dapat disimpulkan titik yang paling sesuai digunakan sebagai Main Entrance (ME) adalah pada titik B.

4.1.2. Analisa Iklim

Analisa iklim terdiri dari analisa orientasi matahari, arah angin dan curah hujan. Gambar 4.3 berikut menggambarkan orientasi matahari, arah angin dan curah hujan pada lokasi site.

U

Ent rance

Gambar 4.2. Letak Entrance pada Site Sumber : Analisa Penulis,2011

Keterangan :

: Angin lokal : Angin musim

a. Orientasi Matahari

Orientasi matahari pada dasarnya dari arah Timur ke Barat. Site yang berada di Jl. Kalijudan ini arah hadapnya adalah ke sebelah Timur. Sisi Barat merupakan daerah yang paling panas, karena sisi Barat paling banyak terkena sinar matahari. Oleh karena itu dalam perancangan nantinya bagian Barat tidak dapat digunakan sebagai zona atau bangunan utama, karena tingkat

kenyamanannya kurang. Zona yang paling sesuai diletakkan di sebelah Barat ini adalah zona servis. Selain itu semaksimal mungkin tidak ditempatkan dinding yang terlalu lebar pada sisi ini, karena udara panas dapat diserap oleh dinding lebar tersebut dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang ada di dalam ruangan.

Untuk mengurangi panas dan sinar matahari yang berlebih pada dinding bangunan yang menghadap ke sisi barat sebaiknya tidak diberi bukaan yang terlalu lebar. Selain itu dapat digunakan kisi-kisi berupa bidang garis dan kanopi. Panas matahari juga dapat dikurangi dengan menggunakan vegetasi berupa

B T

U

Gambar 4.3. Orient asi M at ahari Arah Angin dan Curah Hujan pada Lokasi sit e. Sumber : Analisa Penulis,2011

pohon-pohon tinggi dan rindang. Dengan adanya pohon-pohon yang tinggi panas matahari tidak langsung masuk ke dalam bangunan.

Sedangkan orientasi matahari paling dingin berada di sisi Timur dan Selatan. Sehingga bangunan-bangunan yang butuh kenyamanan dapat diletakkan pada bagian Timur dan Selatan, seperti bangunan utama yang fungsinya sebagai galeri. Sementara itu dapat digunakan bukaan-bukaan lebar yang mengarah ke Timur dan Selatan, sehingga ruang-ruang yang membutuhkan pencahayaan cukup dapat dipenuhi namun tetap memberi kenyamanan.

b. Pergerakan Angin

Angin dapat dibedakan menjadi dua yaitu angin musim dan angin lokal. Pada musim hujan, angin musim bertiup dari arah barat laut – tenggara, untuk musim kemarau, dari arah tenggara – barat laut. Sedangkan untuk angin lokal adalah angin dipengaruhi kepadatan bangunan sekitarnya. Angin lokal ini tidak terlalu berpengaruh pada site, karena site dikelilingi oleh perumahan yang mempunyai ketinggian antara satu hingga dua lantai.

Untuk mengantisipasi adanya angin kencang maka dalam site perancangan perlu adanya vegetasi berupa pohon-pohon tinggi. Agar angin yang masuk ke dalam site dapat disaring dan dikurangi oleh pohon-pohon, sehingga suasana di dalam site menjadi sejuk.

c . Curah Hujan

Wilayah Surabaya memiliki tingkat kelembaban dan curah hujan yang tinggi. Untuk mengatasai curah hujan yang tinggi, maka bangunan sebaiknya menggunakan atap miring dengan kemiringan atap yang digunakan minimum 15° dan 10°. m

Karena daerah ini merupakan daerah yang rawan banjir, maka dalam perancangan perlu dipertimbangkan pembutan saluran air atau drainase dari dalam site yang di arahkan ke selokan pembuangan air. Semantara itu juga perlu

diperhatikan ketinggian bangunan, sehingga jika terjadi banjir air tidak akan sampai masuk ke dalam site maupun bangunannya.

4.1.3. Analisa Lingkungan Sek itar 4.1.4. Analisa Zoning

Pemograman ruang yang dilakukan melalui proses analisis dari alternatif-alternatif yang ada berupa zoning dan grouping . Adapun pen-zoningan yang digunakan terbagi menjadi 3 berdasarkan sifat ruangnya, antara lain.

§ Publik , yaitu ruang yang sifatnya umum dan dapat digunakan untuk semua pemakai, misalnya : cafetaria, gallery.

§ Semi Publik, yaitu ruang yang tidak terbuka untuk umum, namun dapat digunakan oleh beberapa pengguna, misalnya: studio foto.

§ Private, merupakan ruang yang tidak terbuka untuk umum dan hanya digunakan oleh beberapa pengguna. Atau ruang dengan sifat yang melindungi hak-hak privasi seseorang (toilet).

Gambar 4.4. Penzoningan Sumber : Analisa Penulis,2011 Keterangan : : Publik : Semi publik : Privat : Servis

U

: Tingkat kebisingan rendah : Tingkat kebisingan tinggi

Berdasarkan analisa diatas ,pada area publik dan akses pintu masuk sengaja diletakkan pada area kebisingan tinggi dengan maksud agar dapat dijangkau oleh para pengunjung.

4.2. Analisa Ruang 4.2.1. Or ganisasi Ruang

Dari pemrograman ruang berdasarkan kebutuhan yang telah dilakukan di bab 2 sebelumnya, telah ditemukan ruang-ruang dengan perbedaan fungsi, kebutuhan, aktivitas yang terjadi di dalamnya, dan juga perbedaan pengguna yang direncanakan hadir dalam perancangan proyek. Dari beragam jenis ruang-ruang yang ada tersebut, perlu dilakukan sebuah pengorganisasian ruang agar ruang-ruang tersebut dapat hadir dengan perancangan yang lebih terarah, teratur, terencana dan tidak abstrak penempatannya sehingga secara pasti untuk mempermudah pengguna dalam menggunakan ruang-ruang tersebut nantinya.

Ruang-ruang yang ada dalam perencanaan berdasarkan pemrograman kebutuhan ruang yang telah dilakukan (masih bersifat ruang secara umum) adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1. Organisasi Ruang

No Klasifikasi Ruang-ruang yang ada

1 Fasilitas utama Fasilitas Profesional

Studio foto modeling Studio foto prodak Ruang penerima Ruang rias Ruang kostum Ruang tumggu Digital immaging 2 Faslitas penujang Galeri Ruang pamer Catwalk Ruang rias Ruang kostum Toilet Gudang Fasilitas Pendidikan Ruang penerima Ruang kelas kursus

Ruang kelas komputer Ruang arsip Gudang karya Simple studio Toilet Servis Mushollah Cafetaria Ruang karyawan Loker

Ruang istirahat karyawan Pantry

Gudang umum Toilet

Sumber : Analisa Penulis , 2011

Ruang-ruang tersebut dikelompokkan atau diorganisasikan dengan saling berkaitan dan memiliki kedekatan, baik dari fungsi, aktivitas yang terjadi maupun pengguna nantinya.

6.2.2. Hubungan Ruang dan Sir kulasi

Hubungan ruang menjelaskan tentang seberapa dekat keterkaitan antara satu ruang dengan ruang lainnya. Karena suatu hubungan ruang dapat mempengaruhi atau menjadi pertimbangan terhadap perletakan ruang atau bentukan rancangan nantinya. Namun sebelum hubungan antar ruang perlu dijelaskan terlebih dahulu hubungan antar massa bangunan, karena bangunan ini nantinya dibuat dengan banyak massa. Berikut adalah gambar yang menjelaskan diagram hubungan antar massa dan sirkulasi berdasarkan fasilitas bangunannya. Diagram 4.1.hubungan antar ruang galeri

Sumber : Analisa Penulis,2011 Klasifikasi Fasilitas yang dibutuhkan

Galeri Ruang penerima Ruang pamer tetap Ruang simpan koleksi Gudang

Keterangan : =dekat =cukup dekat =jauh

Diagram 4.2. Hubungan antar ruang fasilitas profesional

Sumber : Analisa Penulis,2011 Keterangan :

=dekat =cukup dekat =jauh

Diagram 4.3. Hubungan antar ruang fasilitas pendidikan Klasifikasi Fasilit as yang dibut uhkan Fasilit as pendidikan (non formal) Ruang penerima

Ruang kelas kursus Ruang kelas komput er Simple studio

Ruang arsip Gudang karya Toilet

Sumber : Analisa Penulis,2011 Klasifikasi Fasilitas yang dibutuhkan Fasilitas Profesional Studio foto modeling

Studio foto produk Ruang rias Ruang dressing Ruang tunggu Digital immaging Toilet

Keterangan : =dekat =cukup dekat =jauh

Sedangkan sistem sirkulasi terlebih dahulu dijelaskan sirkulasi dalam tapak, dibedakan menjadi 3 yaitu sirkulasi kendaraan roda empat, sirkulasi kendaraan roda dua dan sirkulasi pejalan kaki.

a. Sirkulasi kendaraan roda empat

Berdasarkan hasil analisa tapak, jalan masuk utama ( main entrance ) untuk kendaraan terletak di jalan Kalijudan dengan lebar jalan 5 meter. Kendaraan pengelola masuk melalui main entrance, kemudian menuju tempat parkir khusus penegelola. Transportasi umum dapat menurunkan penumpang di depan lokasi. Kemudian pengunjung dapat masuk melalui pedestrian yang berada di pinggir main entrance. Kendaraan servis masuk melalui main entrance yang disediakan khusus untuk jalur servis. Sedangkan untuk pintu keluar menjadi satu dengan pintu masuk atau entrance.

b. Sirkulasi kendaraan roda dua

Sirkulasi keluar masuk untuk kendaraan roda dua melalui jalan Kalijudan , main entrance sama seperti kendaraan roda empat. Dari entrance pengunjung dapat parkir di halaman parkir khusus untuk pengunjung. Sedangkan untuk pengelola dapat parkir di halaman parkir khusus untuk pengelola.

c. Sirkulasi pejalan kaki

Sirkulasi pejalan kaki dibuat beda dengan sirkulasi kendaraan, agar tidak membahayakan pejalan kaki. Sehingga untuk pejalan kaki disedikan pedestrian yang berada di pinggir-pinggir main entrance. Pedestrian ini dimaksimalkan sampai pada setiap massa bangunan, agar pejalan kaki dapat tetap merasa aman hingga pada massa bangunan yang dituju.

Sirkulas ruang yaitu perencanaan alur sirkulasi pengguna terhadap ruang-ruang di dalam suatu rancangan, dapat memudahkan aksesibilitas dalam suatu rancangan. Sirkulasi ruang akan dibedakan berdasarkan setiap fasilitas massa

bangunan. Berikut adalah gambar 4.13. yang menggambarkan diagram sirkulasi ruang untuk fasilitas galeri.

Gambar 4.5. Sirkulasi antar ruang fasilitas galeri Sumber : Analisa penulis, 2011

Untuk fasilitas profesional sirkulasi antar ruangnya digambarkan pada gambar 4.14 berikut ini

Gambar 4.6. Sirkulasi antar ruang fasilitas profesional Sumber : Analisa penulis, 2011

Studio Photo Modeling Studio Photo Produk Ruang Rias R.Dressing R.Tunggu Digital Immaging R.Istirahat Toilet Entrance R.Penerima

R.Pamer Tetap Catwalk

Simpan Koleksi Gudang

Untuk sirkulasi antar ruang secara keseluruhan akan dijelaskan pada pada gambar 4.14 berikut ini

Gambar 4.7.Sirkulasi antar ruang secara keseluruhan Sumber : Analisa Penulis,2011

Keterangan :

: Hubungan langsung : Hubungan tidak langsung Cafetaria Lobby Fasilitas Pameran Fasilitas Pendidikan Fasilitas Profesional Ruang Pengelola Main Entrance

Fasilitas Pendidikan (non formal)

4.2.3. Diagr am Abstr ak

Hubungan masing-masing “block” massa bangunan dijelaskan dan digambarkan dalam diagram abstrak. Hubungan antar massa bangunan dalam site ini juga akan dijelaskan secara sistematis dan runtun simtem sirkulasi yang terjadi. Gambar 4.17. berikut ini menggambarkan tentang hubungan antar masing-masing massa bangunan dan fasilitas yang ada pada perancangan.

Gambar 4.8. Hubungan antar massa bangunan Sumber :Analisa Penulis, 2011

Dari gambar diagram abstrak hubuangan antar massa bangunan di atas dapat dijelaskan bahwa sistem sirkulasi yang terjadi dalam site perancangan yaitu pengunjung dan pengelola bangunan dapat masuk melalui ME (Main Entrance). Dari ME pengunjung dapat menuju ke parkiran khusus pengunjung kemudian menuju ke fasilitas publik (lobby , kafe, fasilitas perdagangan, galeri) dan bisa dilanjutkan ke area semi publik (fasilitas profesional), untuk fasilitas pendidikan dapat dijangkau juga dengan area parkir yang keberadaannya tidak jauh.

Untuk pengelola bangunan, setelah masuk dari ME dapat langsung menuju ke parkiran khusus pengelola. Kemudian dari parkiran dapat menuju ke fasilitas pengelola. Fasilitas Profesional ME Galeri Fasilitas Pengelola Parkir Lobby Fasilitas Pendidikan Parkir Servis

4.3. Analisa Bentuk dan Tampilan 4.3.1 Analisa Bentuk Massa Bangunan

Pusat Seni Fotografi di Surabaya ini mengambil bentuk dari pembukaan diafragma. Dimana diafragma itu sendiri adalah merupakan lubang pada lensa kamera tempat cahaya masuk saat melakukan pemotretan.

Lubang lensa ini dibentuk dari kepingan-kepingan logam tipis yang berada didalam atau dibelakang lensa yang bisa dikecilkan atau dilebarkan. Diafragma merupakan hal yang penting bagi proses fotografi itu dilakukan. Karena dengan adanya diafragma kita dapat memilih atau mengatur gambar obyek yang ingin kita proses menjadi sebuah gambar yang fokus maupun tidak.

Gambar 4.10.Analisa Bentuk

4.3.2 Analisa Tampilan

Kesan yang ingin ditampilkan pada perancangan ini adalah menciptakan suasana ruang yang dinamis dengan sifat ruang yang non formal, dengan tujuan menciptakan interaksi bagi penggunanya, serta dapat meningkatkan dan menciptakan kreativitas bagi para fotografer

Gambar 4.11. Sketsa Tampilan Sumber : Analisa Penulis,2012

Penggunaan gaya arsitektur modern dalam tampilan bangunan akan disesuaikan dengan perkembangan arsitektur modern pada masa kini. Selain itu juga disesuaikan dengan fungsi bangunannya. Sehingga tampilan bangunan tidak terkesan kuno. Pendekatan yang digunakan adalah metafora. Pendekatan metafora dipilih untuk menampilkan bentukan yang identik dengan fotografi. Dalam hal ini diambil bentukan bukaan diafragma. Bentukan tersebut di aplikasikan bentuk bangunan itu sendiri.

BAB V

Dalam dokumen PUSAT SENI FOTOGRAFI DI SURABAYA. (Halaman 59-74)

Dokumen terkait