• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menentukan Kisaran Preferensi Terhadap K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Menentukan Kisaran Preferensi Terhadap K"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI HEWAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Ekologi Tumbuhan

Asisten Koordinator : Rifqi Yassirul Haqqi

Disusun Oleh :

Nama : Eka Fathimatuz Zahroh

NIM : 201310070311038

Kelas : Biologi 4A

LABORATORIUM BIOLOGI

(2)

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Ekologi adalah kajian tentang bagaimana tanaman, binatang, dan organisme lain saling berhubungan satu sama lain dalam lingkunga atau “rumah” mereka. Kata “ekologi juga berarti kajian tentang kelimpahan dan ditribusi organisme (Sukarsono,2012). Ekologi dalam perkembangannya menjadi semakin dibutuhkan kehadirannya hampir di setiap pmecahan permasalahan lingkungan dan pembangunan. Kondisi ini sangat dimungkinkan karena ekologi menjadi dasar yang harus dimiliki dalam menerapkan berbagai konsep, terutama penerapan konsep lingkungan, maupun konsep-konsep tentang manusia an makhluk hidup lain dalam hubungannya dengan lingkungan.

Preferensi atau kesukaan hewan terhadap keadaan lingkungan atau makanan tertentu adalah berbeda-beda pada tiap organisme. Hal ini dipengaruhi banyak faktor seperti toleransi dan adaptasi terhadap lingkungannya. Hal ini sangat berguna bagi pemelihara atau pembudidaya hewan tertentu untuk mengetahui preferensi lingkungan dan makanannya agar dapat membudidayakan atau memelihara hewan sesuai dengan preferensi hewan tersebut (Herlinda,2004).

Oleh karena itu, praktikan melakuan beberapa percobaan antara lain, preferensi suhu pada ikan Zebra dan preferensi makanan pada semut hitam. Untuk mengetahui kisaran ikan zebra pada suhu preferendum dan kisaran semut hitam pada preferensi makanannya. Serta dapat mengetahui ada tidaknya pengaruh aklimasi terhadap pola sebaran individu dan preferensi.

2. Tujuan

Tujuan praktikum kali ini yaitu :

1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana efek membatasi dari faktor suhu terhadap sebaran individu-individu dar sejenis hewan aquatik yang mobil serta menentukan kisaran suhu preferendum.

2. Mahasiswa dapat mengetahui ada tidaknya pengaruh aklimasi terhadap pola sebaran individu dan preferensi itu.

(3)

3. Dasar Teori

Adaptasi merupakan kemampuan individu untuk mengatasi keadaan lingkungan dan menggunakan sumber-sumber alam lebih banyak untuk mempertahankan hidupnya dalam relung yang diduduki. Ini bahwa setiap organisme mempunyai sifat adaptasi untuk hidup pada berbagai macam keadaan lingkungan (Djamal,1992). sapi perah, karena dapat menyebabkan perubahan keseimbangan panas dalam tubuh ternak, keseimbangan air, keseimbangan energi dan keseimbangan tingkah laku ternak.

Pisces (Ikan) merupakan superkelas dari subfilum Vertebrata yang memiliki keanekaragaman sangat besar.Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara keseluruhan ikan lebih toleran terhadap perubahan suhu air suhu air, seperti vertebrata poikiloterm lain suhu tubuhnya bersifat ektotermik, artinya suhu tubuh sangat tergantung atas suhu lingkungan (Brotowijoyo,1989).

Kesukaan hewan terhadap pakannya sangat tergantung kepada jenis dan jumlah pakan yang tersedia. Bila jumlah pakan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pakan yang dibutuhkan, perpindahan kesukaan terhadap jenis pakan dapat terjadi (Campbell,2004).

(4)

B. METODE PRAKTIKUM 1. Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan Keterangan

1. Ikan Zebra

2. Semut Hitam

3. Thermometer, dan Tabung

Preferendum

4. Makanan Semut Hitam

2. Cara Kerja

NoNo Foto Langkah Kerja Keterangan Preferensi Suhu

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menyiapkan Ikan Zebra

3. Memberikan air pada tabung

(5)

4. Pada tabung perlakuan I diberi air bersuhu 18ᴼ C

5. Pada tabung perlakuan II diberi air bersuhu 30ᴼ C

6. Memasukan 15 ekor ikan Zebra ke

dalam tabung preferendum yang memiliki suhu normal

7. Pengamatan setelah 3 menit pertama

8. Pengamatan setelah 3 menit kedua

9. Pengamatan setelah 3 menit terakhir

Preferensi Makanan

1. Menyiapkan alat tabung preferendum

2. Menyiapkan bahan semut hitam

(6)

4. Menghitung jumlah semut dalam makanan gula selama 5 menit pertama, kedua dan terakhir

5. Menghitung jumlah semut dalam

makanan biskuit selama 5 menit pertama, kedua dan terakhir

6. Menghitung jumlah semut dalam

makanan rambutan selama 5 menit pertama, kedua dan terakhir

7. Menghitung jumlah semut dalam

makanan roti selama 5 menit pertama, kedua dan terakhir

C. PEMBAHASAN

(7)

12 ekor pada zona 1 dan 3 ekor pada zona 2. Rata-rata nya pada zona 1 yaitu 4,8/ menit; zona 2 yaitu 0,3/menit; dan zona 3 yaitu 0. Diketahui bahwa preferensi suhu ikan zebra cenerng menempati zona 1 (zona dingin) dengan rata-rata 4,8 ekor/menit dikarenakan ikan zebra lebih cocok (suka) pada suhu yang relatif dingin.

Percobaan yang kedua yaitu preferensi makanan. Pada tabung preferendum diberi makanan semut setiap bagian ujung tabung dengan makanan yang berbeda, ditunggu 3 menit setelah itu semut hitam dimasukkan. Ditemukan hasil pada 5 menit petama pada makanan gula terdapat 7 ekor, roti 6 ekor, biskuit 1 ekor, rambutan 4 ekor dan yang tidak menghampiri makanan 5 ekor. Pada 5 menit kedua didapatkan hasil pada gula 8 ekor, roti 5 ekor, bikuit 3 ekor, rambutan 4 ekor dan yang tidak menghampiri makanannya 3 ekor. Sedangkan pada 5 menit terakhir didapatkan hasil pada gula terdapat 8 ekor, roti 4 ekor, biskuit 3 ekor, rambutan 4 ekor dan yang tidak menghampiri makanannya 4 ekor. Jumlah keseluruhan didapatkan pada gula 23 ekor, pada roti 15 ekor, biskuit 7 ekor, rambutan 12 ekor dan yang tidak menghampiri 12 ekor. Dapat d analisis preferensi makanan pada semut hitam cenderung mendatangi gula dari pada lainnya.

Perubahan suhu yang besar dan mendadak jelas dengan nyata mempengaruhi adaptasi Ikan, Ikan yang diaklimasikan ke suhu yang dingin akan berenang lebih cepat (Campbell,2004). Pada perlakuan ini ada korelasi bahwa semakin rendah suhu maka semakin cepat gerakan renang Ikan dan semakin cepat pula gerakan operkulum sebagai respon suhu rendah, dimana korelasi ini tidak kami temui pada perlakuan pada suhu panas.

Dalam jurnal (Aliza,2013) Menurut Wardoyo suhu merupakan salah satu faktor fisika yang sangat penting di dalam air karena bersama-sama dengan zat/unsur yang terkandung didalamnya akan menentukan massa jenis air, densitas air, kejenuhan air, mempercepat reaksi kimia air, dan memengaruhi jumlah oksigen terlarut di dalam air. Dan menurut Irianto suhu tinggi yang masih dapat ditoleransi oleh ikan tidak selalu berakibat mematikan pada ikan tetapi dapat menyebabkan gangguan status kesehatan untuk jangka panjang, misalnya stres yang menyebabkan tubuh lemah, kurus, dan tingkah laku abnormal. Serta menurut Kori perubahan suhu sebesar 5°C di atas normal dapat menyebabkan stres pada ikan bahkan kerusakan jaringan dan kematian.

(8)

pakan alami dalam perairan dapat dimanfaatkan oleh ikan dikarenakan beberapa faktor yaitu enyebaran organisme sebagai makanan ikan, ketersediaan makanan, pilihan dari ikan, serta faktor-faktor fisik yang mempengaruhi perairan.

Hewan merupakan makhluk hidup heterotrof yang sumber makanannya sangat tergantung dengan organisme lain sebagai sumber makanan. Makanan hewan dapat berupa tumbuhan atau disebut hewan herbivora, atau dapat berupa hewan yang disebut karnivora. Dan ada juga yang pemakan segalanya seperti omnivora. Terdapat juga faktor yang menyebabkan sumber makanan bagai hewan berkurang ketersediaannya. Jika hal ini terjadi, hewan tersebut cenderung untuk mencari makanan yang baru untuk mengganti makanan aslinya. Biasanya preferensi makanan ini digantikan oleh jenis makanan yang hampir sama, baik rasa maupun aromanya walaupun berasal dari spesies yang berbeda (Burnie,2005).

Berdasarkan spesies semut yang mampu membuat sarang dalam kondisi yang cukup variatif, namun banyak juga yang memerlukan kriteria tertentu dan khusus sehingga dapat digunakan sebagai indikator perubahan habitat atau keberhasilan restorasi. Ada beberapa spesies semut di seluruh dunia yang dapat beradaptasi untuk hidup pada area yang telah “diganggu” dan mengembangkan koloni dengan cepat. Semut seperti ini dapat menjadi indikator adanya perusakan habitat atau terganggunya alam disekitarnya. Kebanyakan spesies semut hidup pada koloni secara tetap dan tidak gampang berpindah habitat. Semut menjadi ideal untuk program monitoring karena dapat di sampling secara berulang kali dengan menggunakan metoda yang sama, dapat memberi informasi mengenai bagaimana struktur vegetasi, kepadatan musuh alami, kualitas tanah dan kepadatan predator berubah seiring dengan waktu (Agosti,2000).

D. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

Dalam praktikum pertama ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Diketahui bahwa preferensi suhu ikan zebra cenerng menempati zona 1 (zona dingin) dengan rata-rata 4,8 ekor/menit dikarenakan ikan zebra lebih cocok (suka) pada suhu yang relatif dingin.

2. Preferensi makanan pada semut hitam cenderung mendatangi gula dari pada lainnya.

(9)

pula gerakan operkulum sebagai respon suhu rendah, dimana korelasi ini tidak kami temui pada perlakuan pada suhu panas.

4. Perubahan makanan dapat mempengaruhi adaptasi hewan, sehingga hewan tersebut akan beradaptasi dengan mengganti makanan dengan jenis yang hampir sama dari segi rasa maupun aromanya.

2. Saran

Agar saat pemberian materi lebih detail sehingga praktikan tidak kebingungan dalam melaksanakan praktikum.

E. Daftar Pustaka

Agosti., Jonathan, D. Majer., Alonso L.E., Schultz, TR. 2000. Ants Standard Methods for Measuring and Monitoring Biodiversity. Washington: Smithsonian Institution Press.

Aliza, Dwinna., Winaruddin., dan Sipahutar, L.W. 2013. Efek Peningkatan Suhu Air terhadap Perubahan Perilaku, Patologi Anatomi, dan Histopatologi Insang Ikan nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Medika Veterinaria.7(2): 142-145. Brotowijoyo, Mukayat D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta. Penerbit Erlangga.

(10)

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2004. Biologi, Edisi Kelima-Jilid 3. Jakarta. Penerbit Erlangga

Djamal, Zoer’aini. 1992. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi. Jakarta. Penerbit P.T Bumi Aksara

Herlinda, Siti., Thalib, Rosdah., Saleh, R.M. 2004. Perkembangan dan Preferensi

Pluttela xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) pada Lima Jenis Tumbuhan Inang. Hayati. 11(4): 130-134.

Putra, N.S., 1994, Serangga di Sekitar Kita, Konisius, Yogyakarta.

Sukarsono, 2012. Pengantar Ekologi Hewan: Konsep Perilaku, Psikologi, dan Komunikasi. Malang: UMM Press.

Tresna, Kalina R., Yayat, D., Herawati, T. 2012. Kebiasaan Makanan dan Luas Relung Ikan di Hulu Sungai Cimanuk Kabupaten Garut, Jawa Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3(3): 163-173.

Referensi

Dokumen terkait

Layaknya pendidikan formal muatan akademiknya pun sesuai dengan standar isi KTSP( kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang merupakan komponen sangat penting dalam

PENERAPAN STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS 1V SEKOLAH DASAR.. Universitas

Kitab Arobiyyah Lit Tholabah adalah kitab pegangan untuk pembelajaran bahasa arab untuk semua kemahiran bahasa bagi para mahasiswa di Pembelajaran Intensif Bahasa

Pagi hari acara bebas dan dianjurkan memperbanyak ibadah di Masjidil Haram. Sore hari jamaah mengikuti ziarah mengunjungi Museum Ka’bah, Masjid Hudaibiyah, dan peternakan unta,.

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki

Jawab: pendapat saya adalah dengan perkembangan provesi adalah sudah sangat baik apalagi konselor adalah sebagai tugas yang mulia yaitu memanusiakan

Uji deskripsi yang dilakukan terhadap warna, tekstur, aroma dan rasa mi basah dengan penambahan tepung kedelai menunjukan bahwa panelis masih menyukai dan dapat menerima mi basah

Maka dalam ajaran ajaran Islam terdapat unsur rabbaniyyah (ketuhanan) dan Insaniyyah (kemanusiaan), mengkombinasi antara Maddiyyah (materialisme) dan ruhiyyah