• Tidak ada hasil yang ditemukan

pendidikan karakter di indonesia masih j

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pendidikan karakter di indonesia masih j"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pendidikan selalu bertumpu pada suatu wawasan kesejahteraan, yakni pengalaman-pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi serta harapan masa depan. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejarah bangsa tersebut. Serentak dengan itu, melalui pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun tuntutan dari luar masyarakat bersangkutan. Dan akhirnya, melalui pendidikan akan diterapkan langkah-langkah yang dipilih masa kini sebagai upaya mewujudkan aspirasi dan harapan di masa depan. (Tirtarahardja, 2005).

Dewasa ini perkembangan masyarakat dan kebudayaan semakin cepat meliputi aspek kehidupan dan

penghidupan manusia. Semakin cepatnya

(2)

Dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Pendidikan, Tirtarahardja (2005) juga menyatakan bahwa perubahan masyarakat dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri relatif lebih lama daripada perubahan masyarakat dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Bahkan diberbagai negara berkembang termasuk negara Indonesia masih dalam proses transisi dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri serta segera diiringi perubahan ke masyarakat informasi. Perubahan yang cepat tersebut mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat dimasa depan, diantaranya adalah perkembangan globalisasi, perkembangan iptek, perkembangan arus informasi, serta kebutuhan akan peningkatan layanan profesional.

Perkembangan ciri khusus atau karakteristik tersebut sudah sangat pesat, untuk mengantisipasi dampaknya diperlukan pendidikan karakter agar dapat menanggulangi dan mencegah terjadinya degradasi karakter bangsa yang disebabkan oleh ketidaksiapan manusia dengan adanya kemajuan teknologi dan globalisasi yang pesat.

(3)

indonesia yang berkarakter. Pendidikan dalam perannya membentuk karakter bangsa harus bersifat fleksibel dan mengikuti perkembangan yang ada. Dalam mengikuti perkembangan jaman tersebut, kurikulum pendidikan di Indonesia terus dibenahi sehingga banyak mengalami perubahan, hingga saat ini pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum 2013 yang masih kontroversi.

Pada kurikulum 2013 ini sudah mulai ditanamkan apa itu yang disebut pendidikan karakter, namun dalam penerapannya dilapangan masih terkendala banyak faktor. Untuk itulah makalah ini akan membahas tentang pendidikan karakter di Indonesia yang masih jalan ditempat.

1.2. Rumusan masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, diantaranya :

1. Apa pengertian dari degradasi karakter bangsa? 2. Apa yang menyebabkan terjadinya degradasi

karakter bangsa?

3. Apa tindakan yang harus diterapkan untuk mengantisipasi degradasi karakter bangsa?

(4)

5. Bagaimana solusi untuk mengatasi agar pendidikan karakter di Indonesia tidak jalan ditempat lagi? 1.3. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Menjelaskan pengertian dari degradasi karakter bangsa.

2. Menjelaskan penyebab terjadinya degradasi karakter bangsa.

3. Menjelaskan langkah dalam mengantisipasi degradasi karakter bangsa.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Pembuatan makalah ini memberikan pengalaman bagi penulis dalam penyusunan makalah dan dapat memberikan pendalaman tentang solusi untuk mengantisipasi degradasi karakter bangsa beserta pelaksanaan dari solusi tersebut.

2. Bagi Pembaca

(5)

mengantisipasi degradasi karakter bangsa beserta pelaksanaannya. Dan makalah ini dapat dijadikan sumber referensi tentang solusi untuk mengantisipasi degradasi karakter bangsa beserta pelaksanaannya.

BAB II

METODE PENULISAN 2.1. Metode Penulisan

(6)

kepada data-data dari internet dan berita di media, karena keterbatasan enulis dalam mencari data-data yang original.

Data yang telah masuk kemudian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif menggunakan statistik sederhana yaitu dengan mengumpulkan data-data terpercaya dari sumber internet, buku, dan berita di media yang dapat dipertanggungjawabkan dan verifikasi/ penarikan simpulan. Setelah data dikumpulkan lalu dipilih yang benar-benar memiliki hubungan dengan pokok masalah selanjutnya diambil kesimpulan.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Degradasi Karakter Bangsa

(7)

Sudarmanto, sebagaimana dikutip Thomas Lickona (dalam Sutawi, 2011) menyatakan bahwa ada 10 aspek degradasi moral yang melanda suatu negara yang merupakan tanda-tanda kehancuran suatu bangsa. Kesepuluh tanda tersebut adalah:

7. Rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru. 8. Rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga

negara.

9. Membudayanya ketidakjujuran.

10. Adanya saling curiga dan kebencian di antara sesama.

Meski intensitasnya berbeda-beda, namun semua aspek degradasi karakter bangsa tersebut sudah tampak sedang meracuni negeri ini.

3.2 Penyebab Degradasi Karakter Bangsa

(8)

merupakan karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat masa depan. Beberapa diantaranya adalah:

1. Kecenderungan globalisasi yang makin cepat 2. Perkembangan iptek yang makin cepat

3. Perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat

4. Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan manusia.

Berikut adalah uraian dari bagian-bagian diatas: Perkembangan Globalisasi yang makin cepat ibarat seperti pedang bermata dua, jika salah menggunakannya maka ia akan melukai kita, tapi tidak jika kita menggunakannya dengan baik. Begitupula globalisasi, globalisasi juga mempunyai dampak positif dan negatifnya.

Menurut Hardiansyah (2014) terdapat beberapa dampak positif dan negatif dari globalisasi, yaitu:

Dampak Positif Globalisasi :  Keterbukaan Informasi

(9)

salah satu dampak positif yang ditimbulkan dari globalisasi terhadap bangsa Indonesia.

 Komunikasi Semakin Mudah dan Cepat

Dulu mungkin orang tua kita membutuhkan waktu lama (berhari-hari) untuk berkomunikasi dengan temannya yang berada dinegara lain melalui media komunikasi konvensional surat menyurat. Tetapi saat ini era tersebut sudah usang, masyarakat lebih menyukai menggunakan media komunikasi yang murah dan cepat yaitu dengan telepon, teknologi dan sosial media

 Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dampak positif dari globalisasi lainnya adalah semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Globalisasi memungkinkan orang-orang yang pintar Indonesia menuntut ilmu diluar negeri seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Dan jika sudah selesai diharapkan mereka-mereka itu bisa menerapkan dan mengaplikasikan ilmunya di Indonesia.

(10)

Globalisasi membuat laju perekonomian dinegeri ini semakin menggeliat. Hal tersebut bisa terlihat dari neraca perdagangan kita yang terbilang baik karena nilai ekspor dan impornya relatif seimbang. Selain itu, Indonesia juga selalu dilirik oleh dunia internasional sebagai tempat terbaik untuk berinvestasi terutama untuk sektor pertambangan, pertanian dan industri tekstil.  Meningkatnya Taraf Hidup Masyarakat

Dunia yang tanpa batas saat ini memungkinkan seseorang untuk berusaha meningkatkan taraf hidupnya dan juga keluarganya. Tidak sedikit warga negara kita yang bekerja diluar negeri untuk membiayai kebutuhan keluarganya didalam negeri. Meskipun demikian, sudah seharusnya era globalisasi ini diimbangi dengan manusia yang berpendidikan dan berkarakter.

(11)

Globalisasi tidak hanya memberikan berjuta manfaat untuk kita semua, melainkan juga terdapat dampak negatifnya, salah satunya adalah arus informasi yang tak terkendali. Tidak semua informasi itu baik untuk kita, ada juga informasi yang tidak baik dan tidak sesuai dengan kepribadiaan kita. Oleh karena itu, era globalisasi ini harus diimbangi dengan Spiritual Quotient.  Westernisasi (kebarat-baratan)

Dampak negatif globalisasi yang juga dirasakan oleh bangsa Indonesia saat ini adalah menjamurnya budaya barat. Jika hal itu baik maka boleh kita tiru, jika sebaliknya maka buanglah jauh-jauh. Kenyataannya saat ini banyak sekali budaya barat yang nge-tren di Indonesia tetapi sebaliknya jarang sekali orang-orang yang mau melestarikan budaya asli Indonesia itu sendiri.  Sikap Individualiasme

(12)

individualistik, padahal hakikat manusia sebenarnya adalah mahluk sosial. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan orang-orang cenderung individualistis.

 Kesenjangan sosial semakin besar

Sudah menjadi rahasia bersama jika jarak antara orang miskin dan orang kaya dinegeri ini sangat besar sekali. Satu sisi globalisasi membuka peluang untuk orang-orang yang berpendidikan, sedangkan disatu sisi lagi globalisasi membuat orang-orang kecil semakin sulit bertahan hidup. Ini yang menyebabkan kesenjangan sosial di Indonesia semakin lebar setiap tahunnya.

 Pola Hidup Konsumtif

(13)

menyebabkan pola hidup konsumtif semakin merajalela.

Perkembangan IPTEK merupakan suatu faktor yang menentukan pembangunan di Indonesia. Manusia yang menguasai IPTEK dengan baik akan berdampak pada percepatan pembangunan. Penguasaan Teknologi sangat berperan dalam pemanfaatan dan pendayagunaan seluruh faktor produksi baik modal dan sumber teknologi menentukan pula tingkat kemajuan suatu bangsa, dan pada gilirannya menentukan tingkat peradaban.

Syam, A. (2014) menjelaskan dampak-dampak positif maupun negatif dari pemanfaatan teknologi :

●Dampak Positif (praktis dalam bertukan informasi dan komunikasi)

a. Teknologi sebagai media komunikasi merupakan fungsi teknologi yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna teknologi dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.

(14)

jaringan situs-situs web) para pengguna teknologi khususnya internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.

c. Media untuk mencari informasi atau data perkembangan teknologi yang pesat, menjadikan “www” sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.

d. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga kita tahu apa saja yang terjadi.

e. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.

f. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.

●Dampak Negatif (merosotnya moral bangsa)

a. Pornografi anggapan yang mengatakan bahwa teknologi internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki teknologi internet, pornografi pun merajalela.

(15)

manapun. Teknologi pun tidak luput dari dimanfaatkan penipu.

c. Bisa membuat seseorang kecanduan terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut. Jadi teknologi tergantung pada pemakainya bagaimana cara mereka dalam menggunakan teknologi itu, namun semestinya harus ada batasan-batasan dan norma-norma yang harus mereka pegang teguh walaupun bersentuhan dengan teknologi atau di dalam dunia maya.

Menurut Tirtaraharja, U. dan La Sulo (2005) kemajuan teknologi telah mendorong perubahan masyarakat dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Dan di Indonesia terjadi perubahan yang serentak dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi. Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang semakin padat dan akan dipercepat di masa depan, mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut.

(16)

pembangunan suatu bangsa. Arus informasi yang makin pesat akan berdampak makin cepatnya antisipasi terhadap suatu permasalahan yang ada. Perkembangan arus informasi ini juga mempunyai dampak positif yaitu cepatnya menyebar informasi sehingga dapat menentukan antisipasi akan suatu permasalahan yang ada. Namun perkembangan arus informasi ini juga mempunyai dampak negatif yang patut diwaspadai, yaitu munculnya penyalahgunaan informasi baik dalam hal penyadapan, pembocoran rahasia negara, dan sebagainya.

Karena adanya globalisasi maka persaingan di dunia kerja akan semakin ketat, hal ini mengharuskan adanya peningkatan profesionalitas kerja agar dapat bersaing secara kompeitif.

(17)

keahlian (expertise), tanggung jawab (responsibility), kesejawatan (corporateness), dan ketanggapan yang bijaksana (informed responsiveness).

Dalam kemajuan IPTEK, Globalisasi, dan arus informasi yang begitu pesat, masyarakat harus siap dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Masyarakat juga harus tetap berpikir kritis dalam menerima setiap kemajuan jaman yang terjadi. Jika masyarakat tidak siap dalam menghadapi perkembangan yang ada maka akan terjadi degradasi moral seperti yang telah terjadi di Indonesia belakangan ini. Misalnya saja ada seseorang yang memanfaatkan kemajuan teknologi untuk penipuan, penculikan, dan sebagainya.

Kemajuan IPTEK, Globalisasi, dan arus informasi ini akan menjadi pisau bermata dua, jika masyarakat siap dan kritis dalam menerima setiap perkembangan yang terjadi maka hal ini akan sangat menguntungkan bagi masyarakat itu sendiri, akan tetapi apabila masyarakat kurang siap dalam menerima perkembangan yang ada maka halini justru akan sangat merugikan bagi masyarakat itu sendiri.

(18)

terjadinya degradasi karakter bangsa adalah kurangnya pendidikan karakter pada setiap jenjang pendidikan.

3.3 Langkah Mengantisipasi Degradasi Karakter Bangsa

Seperti yang telah dipaparkan diatas, semua karakteristik yang dijadikan petunjuk masyarakat masa depan memiliki dampak positif dan negatif, nah disini Pendidikan berfungsi sebagai media untuk mengantisipasi dampak-dampak negatif (merosotnya karakter bangsa) yang ditimbulkan berbagai ciri masyarakat masa depan yang telah dijelaskan diatas. Pendidikan yang dibutuhkan adalah pendidikan karakter, pendidikan karakter diperlukan agar dapat menanggulangi dan mencegah terjadinya degradasi karakter bangsa yang disebabkan oleh ketidaksiapan manusia dengan adanya kemajuan teknologi dan globalisasi yang pesat.

(19)

Degradasi karakter itu bisa bermacam-macam bentuknya. Untuk anak-anak, film porno yang semakin mudah didapat berkat kemajuan teknologi adalah sebuah gerbang bagi perilaku akarakter di kemudian hari. Dan nyatanya, sering kita dengar sekarang dari beragam media sebuah keprihatinan sosial banyak anak-anak setingkat SMP sudah melakukan tindakan pelecehan seksual kepada lawan jenisnya. Tidak hanya pelecehan seksual, perilaku seks bebas yang dahulu sering diasumsikan sebagai perilaku orang dewasa kini sudah mulai dilakukan oleh anak SMP. Generasi SMA nyatanya tidak mau kalah, selain melakukan tindakan sejenis mereka juga rawan dicekoki oleh penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

(20)

menduduki jabatan sebagai “pemimpin” malah menunjukkan tontonan menjijikan bagi bangsa karena ada di antara mereka yang tersandung kasus asusila, menonton film porno saat sidang mengenai rakyat, bahkan berprofesi rangkap menjadi pencuri bahkan garong kelas kakap dengan berlomba-lomba baik secara individu maupun berjamaah mencuri uang milik rakyat. Hal tersebut merupakan salah satu contoh merosotnya karakter bangsa yang ironisnya juga terjadi dikalangan pemimpin (pejabat).

(21)

3.4 Pendidikan Karakter di Indonesia Masih Jalan Ditempat

Pada proses pengimplementasiannya kurikulum 2013 yang merupakan kurikulum yang didasari oleh pendidikan karakter banyak mendapat kritikan dan dianggap sebagai kurikulum yang gagal dan belum matang, baik dalam materinya maupun operasional dan sarana-prasarananya. Kurikulum ini dikatakan gagal karena pendidikan karakter yang ditekankan pada kurikulum ini masih jalan ditempat atau tidak berpengaruh seperti yang diharapkan.

Oleh karena kurang efektifnya pemberlakuan dan isi kurikulum 2013, baik dari materinya, maupun operasional dan sarana-prasarananya, maka pendidikan karakter yang selama ini di elu-elukan pun juga dapat dikatakan jalan ditempat.

Berikut berita tentang isu pendidikan karakter di Indonesia masih jalan ditempat.

(22)

"Capaian realisasi pendidikan karakter di Indonesia masih minim," kata Susanto di Jakarta, Sabtu.

Dia mengungkapkan hasil pantauan Konsorsium Nasional Pengembangan Sekolah Karakter 2014 menunjukkan masih banyak hambatan dalam merealisasikan nilai-nilai karakter di sekolah.

Beberapa hambatan itu di antaranya kompetensi tenaga pendidik terkait pendidikan karakter masih rendah, sedikit sekolah yang memiliki rencana aksi pendidikan karakter, muatan karakter belum sepenuhnya terejawantahkan dalam aktivitas pembelajaran.

Kemudian buku bacaan guru yang bermuatan karakter sangat terbatas, banyak sekolah yang belum memilikinya,ketersediaan perpustakaan siswa yang bermuatan karakter sangat minim, dan banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan pendidikan karakter.

(23)

Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak itu.

Dia mengatakan pendidikan karakter belum memiliki dampak kepada murid. “Maraknya tawuran pelajar, bullying di sekolah, narkoba, kejahatan seksual di sekolah, dan siswa sebagai perokok aktif telah mengonfirmasi betapa pendidikan karakter di Indonesia sejak tahun 2010, belum memiliki dampak yang optimal bagi generasi,” kata dia.

Menurut dia, Indonesia membutuhkan langkah dan strategi yang besar untuk melakukan transformasi besar-besaran pada institusi sekolah sebagai tangga menuju bangsa yang berkarakter.

“Jika pola manajemen masih menggunakan menu lama, semenara kesiapan SDM masih lemah, saya tidak yakin semangat membangun generasi berkarakter akan tercapai dengan baik,” katanya”.

(24)

Seperti yang telah disampaikan pada point 2.3. bahwa dalam hal ini pendidikan berfungsi sebagai media untuk mengantisipasi dampak-dampak negatif (merosotnya karakter bangsa) yang ditimbulkan berbagai ciri masyarakat masa depan yang telah dijelaskan diatas.

Pendidikan yang dimaksud diatas adalah pendidikan karakter. Keadaan pendidikan karakter yang sangat penting bagi Indonesia saat ini ironisnya masih jalan ditempat atau manfaat yang didapatkan masih kurang optimal. Hal ini harus cepat dibenahi agar degradasi karakter bangsa dapat ditanggulangi.

Adapun beberapa langkah yang perlu diambil untuk membenahi pendidikan karakter di Indonesia agar manfaatnya dapat dirasakan secara optimal:

1. Membenahi kurikulum pendidikan karakter (kurikulum 2013), baik dalam materinya yang kurang relevan, maupun proses distribusi kelengkapan pembelajaran seperti buku ajar dsb. 2. Memberikan pelatihan yang lebih mendalam pada

(25)

3. Membenahi dan membangun fasilitas-fasilitas di semua sekolah yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan kurikulum 2013. Hal-hal yang telah disampaikan diatas harus dilakukan agar dapat mengatasi masalah degradasi karakter bangsa yang terjadi di Indonesia belakangan ini.

Meskipun kurikulum ini dapat dibenahi, namun proses pembenahannya pasti memerlukan biaya dan waktu yang lama. Jadi, saat proses pembenahan dilakukan, maka kurikulum sebaiknya tidak dipakai terlebih dahulu agar tidak menimbulkan keresahan bagi pendidik maupun peserta didik.

BAB IV PENUTUP 4.1. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan dan dikaji pada pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Degradasi karakter bangsa adalah suatu penurunan atau kemerosotan karakter bangsa. Beberapa hal yang termasuk degradasi karakter bangsa adalah:  Meningkatnya kekerasan pada remaja.

(26)

 Pengaruh peer group (rekan kelompok) yang kuat dalam tindak kekerasan.

 Meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas.

2. Penyebab terjadinya degradasi karakter bangsa adalah ketidaksiapan masyarakat menghadapi perkembangan jaman. Perkembangan yang dimaksud, diantaranya :

 Kecenderungan globalisasi yang makin cepat  Perkembangan iptek yang makin cepat

 Perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat

 Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan manusia.

3. Langkah untuk mengantisipasi degradasi karakter bangsa adalah dengan menerapkan pendidikan karakter disetiap jenjang pendidikan.

(27)

5. Solusi agar pendidikan karakter di Indonesia tidak jalan ditempat adalah sebagai berikut :

 Membenahi kurikulum pendidikan karakter (kurikulum 2013), baik dalam materinya yang kurang relevan, maupun proses distribusi kelengkapan pembelajaran

 Memberikan pelatihan yang lebih mendalam pada guru-guru disekolah agar dapat melaksanakan proses belajar-mengajar sesuai dengan kurikulum 2013.

 Membenahi dan membangun fasilitas-fasilitas di semua sekolah yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan kurikulum 2013. Namun, dalam proses pembenahannya, kurikulum ini harus dinonaktifkan terlebih dahulu, agar tidak menimbulkan keresahan baik bagi pendidik maupun peserta didik.

4.2. Saran

Dari kesimpulan diatas, saya dapat memberi saran sebagai berikut :

 Bagi pendidik :

(28)

belajar-mengajar, agar dapat mengatasi masalah degradasi karakter bangsa.

 Bagi pemerintah

Referensi

Dokumen terkait

Gambar di atas adalah setengah bola yang diatasnya diletakan sebuah kerucut, alas kerucut berimpit dengan belahan bola.. Sebuah bak mandi berbentuk tabung yang

Adanya asimetri informasi antara manager dan pemegang saham akan menimbulkan masalah yang bisa merugikan para pemegang saham, tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana tata

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase sebanyak 16 responden yang melakukan perawatan payudara kurang baik, Sebanyak 12 responden (38,7%) kelancaran

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki

Didalam penulisan laporan akhir ini, penulis ingin mengetahui bagaimana perencanaan yang baik dalam merencanakan desain geometrik, tebal perkerasan, dan bangunan pelengkap

Upaya-upaya mengatasi hambatan yang dihadapi kepala sekolah dalam melaksanakan manajemen kurikulum, peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, keuangan, sarana dan prasarana

Variasi sifat pada manusia khususnya sifat-sifat genetik yang diamati dalam kelompok adalah warna kulit, lidah menggulung, jenis kelamin, lesung pipi, dan ibu

Untuk mengetahui aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Deep Dialogue dan Critical Thinking dengan pendekatan