• Tidak ada hasil yang ditemukan

buku 1 dinamika kampung kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "buku 1 dinamika kampung kota"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

I. Pendahuluan

Bab Pendahuluan dalam buku "Dinamika Kampung Kota: Prawirotaman Dalam Perspektif Sejarah dan Budaya" membahas konteks permasalah perkotaan, khususnya dinamika kampung di kota-kota berkembang seperti Yogyakarta. Diskusi diawali dengan mendefinisikan kota dan permasalahan urbanisasi, kemudian menyoroti peran kampung sebagai satuan permukiman tradisional yang mendominasi ruang kota di Indonesia. Bab ini juga meninjau berbagai penelitian terdahulu tentang kampung kota, baik yang fokus pada kemiskinan, adaptasi sosial, tata ruang, maupun aspek budaya. Tinjauan pustaka ini memberikan landasan bagi penelitian tentang Kampung Prawirotaman, yang bertujuan untuk menelusuri sejarah, fungsi, dan aspek-aspek penguatan keberadaan kampung tersebut sebagai bagian dari tata ruang Kota Yogyakarta. Secara pedagogis, bab ini memperkenalkan mahasiswa pada kerumitan isu urbanisasi dan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam memahami dinamika kampung kota. Ia juga melatih kemampuan literatur review dan merumuskan rumusan masalah dan tujuan penelitian.

1.1 Tinjauan Pustaka

Bagian ini menelaah berbagai penelitian sebelumnya tentang kampung kota, meliputi studi tentang kemiskinan di Kampung Gemblakan Bawah dan Nitikan, struktur keluarga dan sosialisasi anak di kampung miskin, tipologi permukiman di perkotaan, adaptasi masyarakat Kampung Terban terhadap perkembangan kota, serta etnografi Kampung Rumah Putri oleh Newberry. Analisis kritis terhadap metodologi dan temuan penelitian-penelitian tersebut diajukan. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman komparatif berbagai pendekatan penelitian terhadap fenomena kampung kota. Secara pedagogis, segmen ini mengajarkan mahasiswa untuk mengevaluasi metodologi penelitian dan mengintegrasikan berbagai temuan penelitian untuk membentuk pemahaman yang lebih komprehensif.

1.2 Kerangka Pikir

Kerangka pikir menjelaskan konsep kampung kota, mendefinisikannya berdasarkan berbagai perspektif, dan menekankan pentingnya memahami dinamika internal kampung sebagai akibat interaksi antara faktor lingkungan, sosial, budaya, dan aktor-aktor kunci. Diskusi ini membangun landasan teoretis dengan menggabungkan berbagai perspektif tentang kampung dan urbanisasi. Secara akademis, bagian ini menunjukkan kerangka berpikir yang sistematis dan terintegrasi, menjembatani antara berbagai konsep dan pendekatan. Secara pedagogis, menunjukkan bagaimana merumuskan kerangka berpikir yang koheren dan terarah, serta bagaimana menghubungkan berbagai konsep yang relevan.

II. Kota Yogyakarta: Setting Akhir Abad 19-Sekarang

Bab ini memberikan gambaran historis Kota Yogyakarta, dari berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat hingga perkembangannya menjadi kota modern. Pembahasan mencakup sejarah berdirinya kraton, pembangunan infrastruktur, pertumbuhan penduduk, dan perubahan tata ruang kota. Analisis historis ini memberikan konteks penting untuk memahami dinamika Kampung Prawirotaman. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman sejarah kota sebagai latar belakang perkembangan kampung. Secara pedagogis, bab ini mengajarkan mahasiswa untuk menganalisis konteks sejarah dalam penelitian sosial dan memahami bagaimana sejarah membentuk lanskap sosial dan fisik suatu wilayah.

2.1 Sejarah Kota Yogyakarta

Bagian ini menelusuri sejarah Kota Yogyakarta, dimulai dari Perjanjian Giyanti hingga perkembangannya hingga sekarang. Ia membahas peran Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai pusat pemerintahan dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan kota. Pembahasan ini meliputi aspek-aspek seperti strategi pertahanan kraton, sumbu filosofis Kraton-Tugu-Gunung Merapi, dan perkembangan permukiman di dalam dan luar keraton. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman sejarah perencanaan kota dan pengaruhnya terhadap struktur sosial dan spasial. Secara pedagogis, segmen ini melatih mahasiswa untuk menganalisis sumber sejarah dan membangun narasi sejarah yang koheren.

2.2 Penduduk dan Permukiman

Bagian ini membahas dinamika penduduk Kota Yogyakarta, termasuk pertumbuhan penduduk, migrasi, dan struktur sosial. Ia menganalisis perubahan komposisi penduduk dan implikasinya terhadap perkembangan permukiman. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman demografi dan hubungannya dengan perkembangan perkotaan. Secara pedagogis, segmen ini memperkenalkan mahasiswa pada analisis demografi dan dampaknya terhadap perencanaan kota dan manajemen sumber daya.

2.3 Infrastruktur

Bagian ini membahas perkembangan infrastruktur Kota Yogyakarta, seperti jalan raya, pasar, dan sarana publik lainnya. Ia menganalisis bagaimana perkembangan infrastruktur mempengaruhi perkembangan permukiman dan aktivitas ekonomi. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman tentang hubungan antara infrastruktur dan perkembangan kota. Secara pedagogis, menunjukkan bagaimana infrastruktur memengaruhi dinamika sosial dan ekonomi di perkotaan, serta implikasinya terhadap kualitas hidup masyarakat.

III. Persebaran Kampung-Kampung di Kota Yogyakarta

Bab ini membahas persebaran kampung-kampung di Kota Yogyakarta, mengklasifikasikannya berdasarkan hubungannya dengan Kraton Yogyakarta dan Kraton Pakualaman, serta kampung-kampung lainnya. Analisis ini memberikan gambaran tentang keragaman kampung dan konteks sosial-spasialnya. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman tentang struktur spasial kota dan hubungannya dengan struktur sosial. Secara pedagogis, bab ini melatih mahasiswa untuk melakukan klasifikasi dan analisis spasial data geografis.

3.1 Kampung Berbasis Keraton Yogyakarta

Bagian ini membahas kampung-kampung yang secara historis terkait dengan Kraton Yogyakarta, termasuk asal-usul dan perkembangannya. Analisis ini meliputi aspek-aspek sosial, ekonomi, dan budaya kampung-kampung tersebut. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman tentang hubungan antara institusi politik (kraton) dan struktur spasial kota. Secara pedagogis, segmen ini mengajarkan mahasiswa untuk menganalisis hubungan antara politik, ekonomi, dan ruang.

3.2 Kampung Berbasis Keraton Pakualaman

Bagian ini membahas kampung-kampung yang terkait dengan Kraton Pakualaman, meliputi asal-usul, perkembangan, dan karakteristiknya. Analisis ini memberikan gambaran perbedaan dan persamaan antara kampung yang terkait dengan dua kraton tersebut. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman tentang pluralitas struktur kekuasaan dan pengaruhnya terhadap tata ruang kota. Secara pedagogis, segmen ini melatih mahasiswa untuk membandingkan dan mengkontraskan data.

3.3 Kampung-Kampung Lainnya

Bagian ini membahas kampung-kampung di Yogyakarta yang tidak secara langsung terkait dengan kedua kraton tersebut. Analisis ini memberikan gambaran tentang keragaman dan kompleksitas struktur permukiman di Yogyakarta. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman tentang heterogenitas struktur sosial dan spasial kota. Secara pedagogis, segmen ini melatih kemampuan mahasiswa untuk menganalisis data yang kompleks dan membuat generalisasi yang tepat.

IV. Dinamika Kampung Prawirotaman

Bab ini merupakan inti dari buku, yang membahas secara mendalam tentang dinamika Kampung Prawirotaman. Pembahasan meliputi setting geografis, sejarah perkembangan kampung, dan perubahan aktivitas ekonomi dan sosial budaya warganya. Analisis ini menggunakan pendekatan historis dan antropologis untuk memahami perubahan yang terjadi di kampung tersebut. Nilai akademisnya terletak pada studi kasus yang detail dan komprehensif tentang transformasi kampung kota. Secara pedagogis, bab ini mengajarkan mahasiswa untuk menerapkan berbagai teori dan metode penelitian dalam studi kasus.

4.1 Setting Kampung Prawirotaman

Bagian ini menggambarkan setting geografis, demografis, dan sosial ekonomi Kampung Prawirotaman. Analisis ini memberikan gambaran tentang karakteristik fisik dan sosial kampung sebagai latar belakang dinamika yang terjadi. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman tentang hubungan antara lingkungan fisik dan sosial budaya. Secara pedagogis, segmen ini mengajarkan mahasiswa untuk mendeskripsikan setting penelitian secara detail dan sistematis.

4.2 Kampungku Prawirotaman: Tonggak-Tonggak Dinamika Kampung Prawirotaman

Bagian ini menelusuri sejarah Kampung Prawirotaman, khususnya perubahan dari kampung batik menjadi kampung wisata. Analisis ini meliputi perubahan aktivitas ekonomi, struktur sosial, dan budaya. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman tentang proses perubahan sosial dan ekonomi di tingkat lokal. Secara pedagogis, segmen ini menunjukkan bagaimana menganalisis transformasi sosial dan ekonomi dalam konteks ruang dan waktu.

V. Pembahasan

Bab Pembahasan menafsirkan temuan-temuan dari bab-bab sebelumnya, menghubungkannya dengan teori-teori yang relevan, dan menarik kesimpulan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika Kampung Prawirotaman. Analisis ini memberikan interpretasi yang mendalam tentang proses perubahan dan transformasi di kampung tersebut. Nilai akademisnya terletak pada kemampuan analisis dan sintesis data yang komprehensif. Secara pedagogis, bab ini mengajarkan mahasiswa untuk mengintegrasikan berbagai temuan dan membuat kesimpulan yang berdasar.

VI. Penutup

Bab Penutup merangkum temuan-temuan utama dan implikasi dari penelitian terhadap pengembangan kampung kota di masa mendatang. Kesimpulan tersebut memberikan rekomendasi untuk pengembangan kebijakan dan program yang berkelanjutan. Nilai akademisnya terletak pada kontribusi penelitian terhadap pengembangan teori dan praktik pengembangan kampung kota. Secara pedagogis, bab ini mengajarkan mahasiswa untuk menarik kesimpulan yang valid dan memberikan rekomendasi yang bermanfaat.

Gambar

Tabel 2 Jumlah Penduduk Pakualaman Tahun 1922
Tabel 3 Luas dan Kecepatan Pemekaran Fisik Kota Yogyakarta
Tabel 4
Tabel 5Sarana Perekonomian di Jalan Malioboro
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan perkembangan faktor makro dan faktor mikro yang mempengaruhi perubahan tata ruang terhadap keberadaan rumah tinggal Indis yang berada di Kampung

Untuk mengetahui dinamika konflik apa sajakah yang timbul sehingga terjadi perubahan sosial di Kampung Rawa, Jakarta Barat.. Untuk menggambakan bagaimanakah kehidupan

Fokus tulisan ini adalah menjelaskan bagaimana masyarakat Kampung Sawah menggunakan sistem marga dan apakah nama marga yang dibangun oleh masyarakat Kampung Sawah Kota

Selain itu terjadi gerak masyarakat dalam mengikuti berbagai macam kegiatan pertanian di luar Kampung Kauman seperti mengikuti pertemuan-pertemuan yang diadakan

Beberapa hal yang dihasilkan dari penelitian ini adalah teridentifikasinya aspek-aspek yang berpengaruh dalam penentuan lokasi kampung budaya, yaitu keberadaan adat

Bagian atap rumah tradisional Kampung Wana berada sekitar kurang lebih 6 meter dari permukaan tanah dan disangga oleh- tiang-tiang ( akheui ) yang berdiri dari tanah

Kebanyakan rumah-rumah yang terletak di Wuring Toroh dihuni oleh para nelayan kecil dan artisan, berbeda dengan kampung bagian tengah yang banyak terdapat rumah berbatu

Mulai dari keberadaan lingkungan awal yang belum dapat disebut kampung dengan ketakutan yang melanda akibat kondisi sosial-politik pada waktu itu, hingga peresmian