• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Dasar Manajemen Wewenang dan Del

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dasar Dasar Manajemen Wewenang dan Del"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DASAR-DASAR MANAJEMEN

WEWENANG & DELEGASI WEWENANG

DISUSUN OLEH :

Indri Novita Artasasta (135080300111041)

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai seorang manajer sebuah perusahaan atau organisasi dituntut

kemampuannya untuk mengelola perusahaan ataupun organisasi dengan baik agar tujuan dapat tercapai secara efektif. Untuk mewujudkannya diperlukan kemampuan dalam mendelegasikan wewenang kepada setiap organ di perusahaan atau

organisasi. Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau

memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Wewenang ini merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari posisi atasan ke bawahan dalam organisasi.

Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka

sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dia sendiri. Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tak dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer dapat

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wewenang

Di dalam fungsi pengorganisasian, seorang atasan berdasarkan posisinya mempunyai hak ataupun wewenang untuk menjalankan atau memberikan perintah kepada bawahannya untuk menjalankan wewenangnya. Menurut Louis A. Allen, wewenang adalah sejumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang didelegasikan pada suatu jabatan. Sedangkan menurut G. R. Terry, wewenang merupakan

kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak lain, supaya bertindak dan taat kepada pihak yang memiliki wewenang itu.

Wewenang (authority) merupakan dasar untuk bertindak, berbuat, dan melakukan kegiatan/aktivitas dalam suatu perusahaan. Tanpa wewenang orang – orang dalam perusahaan tidak dapat berbuat apa – apa. Dalam authority selalu terdapat power dan right, tetapi dalam power belum tentu terdapat authority and

right. Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Wewenang ini merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari posisi atasan ke bawahan dalam organisasi.

Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektivitas organisasi. Peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer

(4)

2.2 Sumber Wewenang

Ada dua pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang yaitu :

 Teori Formal (classical view)

Wewenang adalah dianugrahkan. Wewenang ada karena seseorang tersebut diberi, dilimpahi atau diwarisi hal tersebut. Pandangan ini menganggap bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan kemudian secara hukum diturunkan dari tingkat ke tingkat. Pendangan klasik ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, di mana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham

 Teori Penerimaan (acceptance theory of authority)

Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah dipatuhi oleh penerima perintah. Wewenang seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut

dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh yang dipengaruhi (influencee) bukan yang mempengaruhi (influencer). Jadi, wewenang tergantung pada penerima (receiver), yang memutuskan untuk menerima atau menolak.

Chester Barnard, menyatakan bahwa seseorang akan bersedia menerima komunikasi yang bersifat kewenangan hanya bila empat kondisi berikut dipenuhi secara simultan:

1. memahami komunikasi tersebut

2. tidak menyimpang dari tujuan organisasi

3. tidak bertentangan dengan kebutuhan pribadi

4. mampu secara mental dan fisik untuk mengikutinya

(5)

2.3 Pengertian Kekuasaan

Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Studi tentang kekuasaan dan dampaknya merupakan hal yang penting dalam manajemen. Karena kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan penggunaan kekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi dan individu didalamnya berkaitan dengan penggunaan kekuasaan.

Kekuasaan manager yang menginginkan peningkatan jumlah penjualan adalah kemampuan untuk meningkatkan penjualan itu. Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih. Dikatakan A mempunyai kekuasaan atas B, jika A dapat menyebabkan B melakukan sesuatu dimana B tidak ada pilihan kecuali

melakukannya. Kekuasaan selalu melibatkan interaksi sosial antara beberapa pihak lebih dari satu pihak. Dengan demikian seseorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain atau kelompok lain.

Biasanya wewenang sering dicampuradukan dengan kekuasaan (power). Meskipun kekuasaan dan wewenang sering ditemui bersama, namun keduanya berbeda. Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut. Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.

(6)

2.4 Sumber Kekuasaan

Ada 6 sumber kekuasaan, empat pertama berhubungan dengan kekuasaan posisi dan dua lain nya kekuasaan pribadi, sebagai berikut:

1. Kekuasaan balas jasa (reward power), berasal dari sejumlah balas jasa positif (uang, perlindungan, perkembangan karier, dsb) yang diberikan kepada pihak penerima untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.

2. Kekuasaan paksaan (coercive power), berasal dari perkiraan yang dirasakan orang bahwa hukuman (dipecat, ditegur, dsb) akan diterima bila mereka tidak melaksanakan perintah pimpinan.

3. Kekuasaan sah (legimate power), berkembang dari nilai-nilai interen yang mengemukakan bahwa seorang pimpinan mempunyai hak sah untuk mempengaruhi bawahan.

4. Kekuasaan pengendalian informasi (control of information power), berasal dari pengetahuan dimana orang lain tidak mempunyainya. Cara ini digunakan dengan pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan.

5. Kekuasaan panutan (refrent power), didasarkan atas identifikasi orang-orang dengan seorang pimpinan dan menjadikan pemimpin itu sebagai panutan atau simbol. Karisma pribadi, keberanian, simpatik, dan sifat-sifat lain adalah faktor-faktor penting dalam kekuasaan panutan.

6. Kekuasaan ahli (expert power), hasil dari keakhlian atau ilmu pengetahuan seorang pemimpin dalam bidangnya dimana pemimpin tersebut ingin mempengaruhi orang lain.

2.5 Tanggung Jawab dan Akuntabilitas

Tanggung jawab (responsibiity) adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seseorang bawahan menerima wewenang manajer untuk

mendelegasikan tugas atau fungsi tertentu. Tanggung jawab ini timbul karena adanya hubungan antara atasan (delegator) dan bawahan (delegate), dimana atasan mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada bawahan untuk dikerjakan.

(7)

Istilah lain yang sering digunakan adalah akuntabilitas (accountability) yang berkenaan dengan kenyataan bahwa bawahan akan selalu dimintakan

pertanggunganjawabnya atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Pemegang akuntabilitas berarti bahwa seorang atasan dapat memberlakukan hukuman atau balas jasa kepadanya tergantung bagaimana dia sebagai bawahan telah menjalankan tanggung jawabnya.

2.6 Persamaan Wewenang dan Tanggung Jawab

Prinsip organisasi mengatakan bahwa individu-individu seharusnya diberikan wewenang untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Misalnya, bila seorang manajer diberi tanggung jawab untuk mempertahankan produksi, maka dia harus diberi kebebasan secukupnya untuk membuat keputusan-keputusan yang mempengaruhi kapasitas produksi. Persamaan tanggung jawab dan wewenang secara teoritik adalah baik, namun sukar dicapai. Ada yang berpendapat bahwa dalam jangka panjang, wewenang dan tanggung jawab adalah sama. Dalam jangka pendek bagaimanapun juga tanggung jawab seorang manajer akan selalu lebih besar dari wewenangnya, karena ini merupakan ciri delegasi.

2.7 Pengaruh

Pengaruh (influence) adalah suatu transaksi sosial dimana seseorang atau kelompok di bujuk oleh seorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan mereka yang mempengaruhi. Pengaruh tercermin pada perubahan perilaku atau sikap yang diakibatkan secara langsung dari tindakan atau keteladanan orang atau kelompok lain.

(8)

Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya. Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan: 1) Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan. 2) Pendelegasi melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan

atau tugas.

3) Penerimaan delegasi, baik implisit ataupun eksplisit, menimbulkan kewajibn atau tanggung jawab.

4) Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.

Yang perlu disadari dari pendelegasian wewenang adalah di saat

mendelegasikan wewenang, manajer memberikan otoritas pada orang lain, namun sebenarnya tidak kehilangan otoritas orisinilnya. Ini yang sering dikhawatirkan oleh banyak orang. Manajer takut bila mereka melakukan delegasi, mereka kehilangan wewenang, padahal tidak, karena tanggung jawab tetap berada pada sang atasan.

2.8.1 Alasan – alasan pendelegasian

Beberapa alasan yang mendasari manager mendelegasikan tugasnya kepada orang lain (dalam hal ini pembagian kerja), yaitu:

1. Pendelegasian memungkinkan manajer untuk mencapai hasil yang lebih baik dari pada mereka menangani sendiri.

2. Delegasi dari atasan kepada bawahan adalah proses yang diperlukan agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien.

3. Delegasi memungkinkan manajer untuk memusatkan tenaganya untuk tugas-tugas prioritas yang lebih penting.

4. Delegasi memungkinkan bawahan untuk berkembang dan dapat digunakan alat untuk belajar dari kesalahan.

(9)

2.8.2 Delegasi Wewenang yang Efektif

 Memutuskan pekerjaan mana yang akan didelegasikan, karena tidak semua

pekerjaan dapat didelegasikan

 Memutuskan siapa yang akan memperoleh penugasan, dengan beberapa

pertimbangan yakni waktu yang dipunyai karyawan, kemampuan yang dimiliki karyawan, dan kesempatan yang akan dimanfaatkan oleh karyawan

 Mendelegasikan tugas, disertai dengan informasi dan pemberian wewenang

yang cukup dan bentuk hasil yang diharapkan

 Menetapkan feedback, untuk memonitor kemajuan yang dicapai oleh bawahan.

Efektivitas delegasi merupakan faktor utama yang membedakan manajer sukses dan yang tidak sukses. Beberapa teknik khusus untuk membantu manajer melakukan delegasi dengan efektif:

a. Tetapkan tujuan

Bawahan harus diberitahu maksud dan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada mereka.

b. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang

Bawahan harus diberikan informasi dengan jelas tentang apa yang harus mereka pertanggung jawabkan dan bagian dari sumberdaya-sumberdaya organisasi mana yang ditempatkan di bawah wewenangnya.

c. Berikan motivasi kepada bawahan

Manajer dapat memberikan dorongan bawahan melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif.

d. Meminta penyelesaian kerja

Manajer memberikan pedoman, bantuan dan informasi kepada bawahan, sedangkan para bawahan harus melaksanakan pekerjaan sesungguhnya yang telah didelegasikan.

e. Berikan latihan

Manajer perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan pelaksanaan kerjanya.

(10)

Sistem pengawasan yang terpercaya (seperti laporan mingguan) dibuat agar manajer tidak perlu menghabiskan waktunya dengan memeriksa pekerjaan bawahan terus menerus.

2.8.3 Keuntungan dan Halangan Delegasi Wewenang

Delegasi wewenang memungkinkan manajer menyelesaikan lebih banyak pekerjaan daripada kalau semuanya dikerjakan sendiri. Kadang bawahan mempunyai keahlian yang lebih dibandingkan dengan manajer untuk hal-hal tertentu.

Beberapa manajer kadang enggan mendelegasikan wewenang karena:

 Tidak yakin akan kemampuan bawahan

Keengganan seorang atasan/manajer untuk mendelegasikan wewenang biasanya dikarenakan takut kalau tugas (tanggung jawab) gagal dikerjakan dengan baik oleh orang lain. Ini perlu diatasi dengan mendorong manajer untuk berani menanggung resiko. Hanya dengan berani menanggung resikolah perusahaan akan mendapatkan manajer-manajer yang handal dan berpengalaman.

 Merasa mampu mengerjakan sendiri

Seringkali ada keinginan pada seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan itu sendiri. Mereka ingin merasakan kepuasan pribadi bila mengerjakannya sendiri.

 Tidak efisien untuk mengajari bawahannya melakukan tugas

 Takut wewenangnya akan berkurang

 Takut kalau bawahannya dapat melakukan tugas lebih baik dibandingkan dirinya.

Karyawan kadang enggan menerima delegasi wewenang karena beberapa alasan:

 takut gagal

 merasa tidak ada penghargaan untuk kerja yang akan dilakukannya

 tidak mau menanggung risiko

(11)

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) merupakan Unit Layanan yang menjadi binaan BPPPA, dibentuk oleh pemerintah dan berbasis masyarakat

Sistem pengambilan keputusan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode Electre (Elimination and Choice Translation Reality), yang diharapkan dapat

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari

Gambaran tingkat kerusakan histopatologi pankreas diamati dengan pewarnaan HE menggunakan mikroskop Olympus Cx-21 perbesaran 400x.Hasil penelitian menunjukkan: terdapat

Karena Perusahaan tidak dapat mengontrol metode, volume, atau kondisi aktual penggunaan, Perusahaan tidak bertanggung jawab atas bahaya atau kehilangan yang disebabkan dari

(1) Dalam hal pelapor datang ke kantor Bawaslu Provinsi untuk melengkapi laporan Pelanggaran Administrasi Pemilihan TSM dan/atau dokumen sesuai dengan batas waktu

Hasil generate pemasangan model baju pada model tubuh dapat dibentuk secara akurat menggunakan parameter anthropometry dan inputan jarak baju dengan model tubuh.. Virtual Web

bersifat publik untuk kepentingan umum, dengan demikian terdapat kepentingan pribadi warga negara. Kedua, pencabutan hak harus di ikuti dengan pemberian ganti rugi