• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Provinsi Kalimantan Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Provinsi Kalimantan Selatan"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS

KINERJA TAHUN 2015

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN PERLINDUNGAN ANAK

(2)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 i KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Selatan untuk tahun 2015 disusun untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja dan tingkat capaian sasaran, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Selatan dengan membandingkan antara rencana kinerja yang ditetapkan sejak tahun 2011 - 2015 dengan realisasi kinerja yang dihasilkan hingga akhir tahun 2015.

Dalam Laporan Kinerja SKPD ini kami berusaha secara maksimal melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga tujuan kinerja dapat tercapai secara baik dengan mengacu pada :

1. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

3. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara, Nomor 239/IX/6/2003 Tanggal 25 Maret 2003, tentang Pedoman Penyusuan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

4. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 090 Tahun 2009, tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah bagi SKPD Provinsi Kalimantan Selatan.

Atas bantuan dan partisipasi semua pihak kami ucapkan banyak terima kasih.

Banjarmasin, 20 Januari 2016 Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Selatan

Dra. Hj. HERIYATI,MM Pembina Utama Madya NIP. 19580905 198609 2 001

(3)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Dalam pembangunan SDM, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPPPA) Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai peran strategis dalam mewujudkan pembangunan yang responsif gender dan peduli anak, yakni pembangunan yang dapat dinikmati secara adil, efektif, dan akuntabel oleh seluruh penduduk di Kalimantan Selatan, baik laki-laki maupun perempuan dan pembangunan yang dapat mewujudkan daerah yang layak bagi seluruh anak di Kalimantan Selatan. Oleh karena itu, program kerja BPPPA diarahkan pada upaya mewujudkan kesetaraan gender, dan perlindungan perempuan dan anak. Selain itu, program kerja BPPPA , juga didasarkan pada tujuan, sasaran strategis, dan target kinerja yang telah ditetapkan baik pada RPJMD 2011-2015, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2015, penetapan kinerja (PK) 2015, dan Renstra BPPPPA Tahun 2011-2015.

Laporan Akuntabilitas Kinerja menyajikan berbagai keberha-silan/capaian strategis BPPPA tahun 2015, termasuk capaian pelaksanaan tahun kelima RPJMD 2011-2015, dan beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian indikator kinerja maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.

Untuk melaksanakan keseluruhan program, pada Tahun Anggaran 2011, BPPPA mendapat alokasi anggaran belanja langsung sebesar Rp. 4.564.846.000 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 3.797.596.663 dengan rasio antara realisasi dan anggaran sebesar 83,19%. Pada tahun 2012, jumlah anggaran mengalami penurunan sebesar 47,0% dibanding tahun 2011 atau menjadi sebesar 2.418.224.000 dan dapat direalisasikan sebesar 2.048.200.770 (84,70%). Pada tahun 2013, jumlah anggaran mengalami peningkatan sebesar 23,3% dibanding tahun 2012 atau mencapai Rp 2.980.585.000 dan dapat direalisasikan sebesar Rp 2.521.308.171 (84,59%). Selanjutnya pada Pada tahun 2014, jumlah anggaran mengalami peningkatan sebesar 24,6% dibanding tahun 2013 atau mencapai Rp 3.481.000.000 dan dapat direalisasikan sebesar Rp 3.142.034.019 (90,26%). Pada tahun 2015 BPPPA mendapat anggaran sebesar Rp. 4.123.500.000 atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 18,5% dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 3.430.957.390 (83,20%).

Dari hasil pengukuran terhadap capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan rata-rata capaian sebesar 101,5 untuk Tahun Anggaran 2015 dikategorikan Sangat Berhasil. Selanjutnya berdasarkan pengukuran ketiga sasaran strategis yang ditetapkan dapat berhasil dilaksanakan dengan baik yakni dengan capaian kinerja 98,5%.

(4)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 iii DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Landasan Hukum... 2 C. Tujuan Penyusunan ... 5 D. Gambaran Umum SKPD... 5 E. Sistematika Penyusunan ... 11

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 12 A. Perencanaan Kinerja ... 12

B. Perjanjian Kinerja ... 22

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 26

A. Capaian atas Indikator Kinerja Utama... 27

B. Capaian Sasaran Organisasi... 30

C. Akuntabilitas Keuangan... 65

BAB IV PENUTUP... 69

A. Kesimpulan... 69

B. Kendala yang dihadapi atas capaian kinerja organisasi ... 70

C. Komitmen Langkah Perbaikan ke depan... 70 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(5)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 iv DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1. Sumber Daya Manusia BPPPA Prov. Kalsel... 9

Tabel 1.2. Jenjang Pendidikan SDM BPPPA... 10

Tabel 1.3. SDM BPPPA Berdasarkan Jabatan... 10

Tabel 2.1. Rencana Kinerja BPPPA Tahun 2015... 21

Tabel 2.2. Indikator Kinerja Utama (IKU) 23 Tabel 2.3. Pagu Anggaran Per-program ... 24

Tabel 3.1. Realisasi Indiktor Kinerja Utama (IKU) dari tahun 2011 s.d 2015 dan Capaian Kinerja terhadap Target 2015... 27

Tabel 3.2. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran I dari tahun 2011 s.d 2015 dan Capaian Kinerja Terhadap Target 2015... 32

Tabel 3.3. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran II dari tahun 2011 s.d 2015 dan Capaian Kinerja Terhadap Target 2015... 42

Tabel 3.4. Bentuk Hasil (outcome) Rintisan KLA di Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan... 45

Tabel 3.5. Kelembagaan P2TP2A di Kalimantan Selatan Menurut Kab./Kota dan SK Berdirinya... 48

Tabel 3.6. Persentase penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak... 51

Tabel 3.7. Bentuk Hasil (outcome) pembentukan gugus tugas TPPO Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan... 53

Tabel 3.8. Realisasi Indikator Kinerja Sasaran III dari tahun 2011 s.d 2015 dan Capaian Kinerja Terhadap Target 2015... 54

Tabel 3.9. Bentuk Hasil (outcome) Pembentukan Pokja PUG di Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan... 56

(6)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 v Daftar Tabel (Lanjutan)

Tabel 3.10. Bentuk Hasil (outcome) Gugus Tugas KLA di

Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan... 58 Tabel 3.11. SKPD Provinsi yang telah membentuk Focal

Point PUG sampai dengan Desember 2015... 61 Tabel 3.12. Jumlah kebijakan daerah perlindungan

perempuan dan anak yang telah dikeluarkan

oleh BPPPA Prov. Kalsel... 63 Tabel 3.13. Alokasi dan Realisasi Anggaran BPPPA TA.

2015... 65 Tabel 3.14. Realisasi Fisik dan Keuangan BPPPA TA. 2015 66

(7)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Selatan (BPPPPA) dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No. 1 tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Mengacu pada Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPPPA sebagai salah satu instansi penyelenggara pemerintah di Provinsi Kalimantan Selatan diwajibkan untuk menetapkan target kinerja dan pengukuran kinerja yang telah dicapai sebagai wujud good governance instansi pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi no 25 tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peratuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 tahun 2010, Laporan Kinerja SKPD adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan ini disusun sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di dalam Rencana Strategis 2011-2015, dan Rencana Kerja tahun 2015, serta sebagai evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan untuk tahun yang akan datang dan berbagai kebijakan yang diperlukan.

Kinerja BPPPA merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan dan sasaran pada Rencana Strategis (Renstra) tahun 2011-2015 dan Rencana Kerja (Renja) tahun 2015. Pengukuran kinerja BPPPA ini bertujuan untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih, transparan dan bertanggung

(8)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 2 jawab bagi setiap pemangku kepentingan di lingkungan instansi BPPPA. Oleh karena itu, substansi penyusunan Laporan Kinerja SKPD ini didasarkan pada hasil-hasil capaian indikator kinerja sasaran strategis BPPPA Provinsi Kalimantan Selatan.

B. Landasan Hukum

1) Undang-Undang Dasar 1945;

2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak;

3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi CEDAW; 4) Undang-Undang Nomor3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak; 5) Undang-Undang Nomor 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat; 6) Undang-Undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika;

7) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia;

8) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Penghapusan Diskriminasi Rasial

9) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan Konvensi ILO Nomor 182;

10) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;

11) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 12) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

13) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

14) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga;

15) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia;

16) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban;

17) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan;

(9)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 3 18) Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 Rencana Pembangunan

Jangka Panjang 2005-2025;

19) Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang;

20) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik;

21) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

22) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terkait pemidanaan terhadap pornografi anak;

23) Undang-undang Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi;

24) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Ratifikasi Konvensi PBB Menentang Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisir (UNLA TOL);

25) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Mencegah, Menindak dan Menghukum Perdagangan Orang terutama Perempuan dan Anak;

26) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Menentang Penyelundupan Migran Melalui Darat, Laut dan Udara;

27) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

28) PP No. 8 Th. 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

29) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga;

30) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

31) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

32) PP No.8 Th. 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(10)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 4 33) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014; 34) Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi

Nasional Penghapusan Eksploatasi Seksual Komersial Anak;

35) Keputusan Presiden Nomor 88 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Trafficking;

36) Keputusan Presiden Nomor59 Tahun 2002 tentang Pekerjaan Terburuk Anak;

37) Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

38) Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender,

39) Inpres No. 5 Th. 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi 40) Peraturan Menteri Dalam Negari No. 15 Tahun 2008 tentang

Pedoman Umum Pelaksanaan PUG di Daerah;

41) Permendagri No. 54 th 2010 tentang Pelaksanaan PP No.8 Th. 2008 42) Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi No. 29 Th. 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

43) Keputusan Kepala LAN RI No. 589/IX/6/Y/1999 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 44) Keputusan Kepala LAN RI No. 239/IX/6/8/2003 tentang

Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

45) Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 1);

46) Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 096 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Unsur-unsur organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Selatan.

(11)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 5 C. Tujuan Penyusunan

1) Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;

2) Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.

D. Gambaran Umum SKPD 1. Tugas dan Wewenang

Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 096 tahun 2012 Pasal 2, BPPPA Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijaksanaan Daerah diBidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Secara rinci tugas BPPPA Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut :

1) Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis pemberdayaaan perempuan dan perlindungan anak sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2) Merumuskan dan menetapkan kebijakan operasional, memfasilitasi dan memberikan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

3) Merumuskan dan menetapkan kebijakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan pelaksanaan fasilitasi program pengarusutamaan gender;

4) Merumuskan dan menetapkan kebijakan, mengoordinasikan, mengendalikan, pembinaan dan pelaksanaan fasilitasi program perlindungan perempuan dan anak;

5) Merumuskan dan menetapkan kebijakan, mengoordinasikan, mengendalikan, pembinaan dan pelaksanaan fasilitasi program peningkatan tumbuh kembang anak;

(12)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 6 6) Mengendalikan pengelolaan kesekretariatan; dan

7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas, BPPPA Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Perumusan kebijakan teknis di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2) Fasilitasi dan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

3) Perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan pelaksanaan fasilitasi pengarusutamaan gender;

4) Perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan pelaksanaan fasilitasi peningkatan kesejahteraan,perlindungan perempuan dan anak;

5) Perumusan kebijakan operasional, pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan tumbuh kembang anak; dan

6) Pengelolaan kegiatan kesekretariatan

2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi dan tata kerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari :

a. Kepala Badan b. Sekretaris

c. Kepala Bidang Pangarustamaan Gender

d. Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak e. Kepala Bidang Tumbuh Kembang

(13)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 7 Selanjutnya Sekretaris membawahi Sub Bagian dan Kepala Bidang membawahi para sub-sub Bidang adalah sebagai berikut: a. Sekretaris

1) Sub Bagian Program 2) Sub Bagian Keuangan

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Kepala Bidang Pengarusutamaan Gender

1) Sub Bidang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender 2) Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan

c. Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak 1) Sub Bidang Pengumpulan dan Pengolahan Data

2) Sub Bidang Perlindungan Tindak Kekerasan Perempuan dan Anak

d. Kepala Bidang Tumbuh Kembang Anak 1) Sub Bidang Pemenuhan Hak Anak 2) Sub Bidang Partisipasi Anak

e. Kelompok Jabatan Fungsional

1) Sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional dan terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian.

2) Setiap kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh senior ditunjuk Gubernur dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

3) Jumlah dan jenis jabatan ditentukan berdasarkan keperluan dan beban kerja.

4) Jenis dan jenjang jabatan diatur sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(14)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 8 Bagan 1.1.

Struktur Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak KEPALA ` SEKRETARIAT Bidang Pengarusutamaan Gender Bidang Tumbuh Kembang Anak Bidang Perlindungan Perempuan dan anak

3. Sumber Daya Manusia.

Sumberdaya Manusia BPPPA Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2015 berjumlah sebanyak 25 orang yang disebar pada sekretariat dan 3 bidang sebagai berikut :

Kelompok Jabatan Fungsional Sub.Bagian Program Sub. Bagian Keuangan Sub. Bag.Umum & Kepegawaian

Sub Bidang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender

Sub Bidang Penemnuhan Hak Anak

Sub Bidang Pengumpulan dan Pengolahan Data

Sub Bidang pemberdayaan perempuan

Sub Bidang Partisipasi Anak Sub Bidang Perlindungan dan Tindak kekerasan Perempuan dan Anak

(15)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 9 Tabel 1.1.

Sumber Daya Manusia BPPPA Prov. Kalsel No. Gol/

Ruang SET. PUG TKA PPA Jumlah

1. IV/d 1 0 0 0 1 2. IV/c 0 0 0 0 0 3. IV/b 1 1 1 1 4 4. IV/a 1 1 1 0 3 Jumlah 3 2 2 1 8 5. III/d 1 0 1 3 5 6. III/c 1 0 0 0 1 7. III/b 5 1 1 0 7 8. III/a 1 1 1 0 3 Jumlah 8 2 3 3 16 9. II/d 0 0 0 1 1 10. II/c 0 0 0 0 0 11. II/b 0 0 0 0 0 12. II/a 0 0 0 0 0 Jumlah 0 0 0 1 1 Jumlah 11 4 5 5 25

Struktur pendidikan sumber daya manusia Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak didominasi oleh tingkat pendidikan Sarjana (S1), Lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 1.2. sebagai berikut :

(16)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 10 Tabel 1.2.

Jenjang Pendidikan SDM BPPPA

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPPPA dipimpin oleh seorang Kepala Badan dan dibantu sekretaris serta 3 orang Kepala Bidang yang masing-masing dibantu oleh 2 orang Kepala Sub Bidang dan 1 orang sekretaris yang dibantu oleh 3 orang Kepala sub Bagian. Skala jabatan Kepala BPPPA adalah eselon IIa, Kepala Bidang dan Sekretaris adalah eselon IIIa serta Kasubid dan Kasubag adalah eselon IVa. Masing-masing Kasubag dan Kasubid dibantu oleh tenaga pelaksana Tahun 2015 dengan sebaran sebagai berikut:

Tabel 1.3.

SDM BPPPA Berdasarkan Jabatan No. Sekretariat/ Bidang Kabid Subag/ Subid Tenaga Pelaksana Jumlah 1 Sekretariat 1 3 6 10 2 Bidang PUG 1 2 1 4 3 Bidang TKA 1 2 2 5 4 Bidang PPA 1 2 2 5 Jumlah 3 9 12 24

No Jenjang Pendidikan Jumlah(orang)

1. SLTP ke bawah 0 2. SLTA 2 3. Diploma 0 4. Sarjana 14 5. Master/Pasca Sarjana 8 6. Doktor/S3 1 Jumlah 25

(17)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 11 E. Sistematika Penyusunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja BPPPA tahun 2014 ini menjelaskan pencapaian kinerja BPPPA selama tahun 2014. Capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan rencana kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Hasil capaian kinerja terhadap rencana kinerja dapat menjadi bahan evaluasi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

Dengan ini sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja BPPPA tahun 2014 adalah:

BAB I. PENDAHULUAN

Menjelaskan secara ringkas latar belakang, tugas dan wewenang, struktur organisasi, landasan hukum, dan sistematika penyajian

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

Memuat Uraian ringkasan/iktisar perjanjian kinerja tahun 2015

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Uraian capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasir pengukuran kinerja organisasi dan setiap pernyataan kinerja sasaran strategis dilakukan analisis capaian kinerja,

BAB IV. PENUTUP

Uraian kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja

(18)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 12 BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja 1. Rencana Strategis

Dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2011-2015 ada 4 fokus prioritas program pembangunan Untuk Mewujudkan Misi Kedua Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dengan program-program sebagai berikut :

a. Peningkatan Keserasian Kebijakan Peningkatan kualitas Anak dan Perempuan.

b. Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender dan Anak. c. Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan.

d. Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan gender dalam pembangunan.

Guna mewujudkan urusan pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tersebut maka disusunlah Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Selatan ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPPPA) No. 188.47/23/BPPPA/2012 Tanggal 8 Agustus 2012 tentang Pengesahan Rencana Strategis BPPPA Prov.Kalsel tahun 2011-2015.

a. Visi

Visi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi (BPPPA) Kalimantan Selatan dirumuskan berdasarkan kondisi lingkungan internal dan eksternal serta kedudukan dan tugas fungsinya. Pernyataan visi BPPPA Provinsi Kalimantan Selatan adalah:

(19)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 13 “Mewujudkan Peningkatan Kesetaraan Gender dan

Kesejahteraan Anak “.

Adapun makna visi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampunyai akses, kesempatan, berpartisipasi, dan kontrol dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas), serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan.

2) Kesejahteraan Anak adalah tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani maupun social

b. Misi

Visi BPPPA Prov. Kalsel dijabarkan menjadi nilai-nilai instrumental dalam melaksanakan agenda pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak berupa Misi sebagai berikut:

1) Meningkatkan Peran Perempuan dalam Berbagai Bidang Pembangunan.

2) Meningkatkan Kualitas Perlindungan Perempuan dan Anak serta Lansia.

3) Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Pengarusutamaan Anak.

c. Tujuan dan Sasaran

Rumusan tujuan sebagaimana dinyatakan dalam Perencanaan Strategis BPPPA Prov. Kalsel Tahun 2011-2015 adalah:

(20)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 14 1) Meningkatkan Peran Perempuan dalam Berbagai Bidang

Pembangunan dengan Meningkatkan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan program pembangunan yang responsif gender.

2) Meningkatkan Kualitas Perlindungan Perempuan dan Anak serta Lansia dengan meningkatkan perlindungan perempuan dan anak, meningkatkan pemenuhan hak-hak anak dalam tumbuh kembang anak dan meningkatkan penguatan kelembagaan dan koordinasi antara instansi terkait dalam penanggulangan kekerasan perempuan dan anak.

3) Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Pengarusutamaan Anak dengan membina LSM dan ormas serta membentuk kelembagaan pemerhati perempuan dan anak.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, sasaran yang akan dicapai adalah:

1) Meningkatnya perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan program pembangunan yang responsif gender:

2) Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak serta meningkatnya pemenuhan hak-hak anak dalam tumbuh kembang anak:

3) Terwujudnya Kelembagaan dan peningkatan Kapasitas Kelembagaan PUG dan PUHA

d. Arah Kebijakan dan Strategi.

Dalam upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran setiap misi pembangunan tersebut melalui Strategi dan arah kebijakan, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

(21)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 15 Misi Pertama:

Meningkatkan Peran Perempuan dalam Berbagai Bidang Pembangunan

Strategi:

Strategi untuk mencapai misi pertama tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Mengembangkan penerapan Anggaran responsef gender (ARG)

2) Mengembangkan SDM sebagai fasilitator PPRG di setiap SKPD Prov.Kalsel.

3) Mengembangkan SDM sebagai fasilitator PPRG di kab/Kota.

4) Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan publik.

5) Mendorong tingkat pendapatan ekonomi dan layanan kesehatan dalam mempertinggi kualitas hidup perempuan.

6) Mengembangkan data terpilah gender Provinsi Kalimantan Selatan.

Arah kebijakan:

Arah kebijakan untuk mencapai misi pertama tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Membentuk Pokja PUG dan focal Point PUG SKPD dalam mengembangkan penerapan Anggaran responsef gender (ARG). 2) Melaksanakan Sosialisasi/ workshop peningkatan SDM sebagai

fasilitator PPRG di setiap SKPD Prov.Kalsel.

3) Melaksanakan Sosialisasi/workshop Meningkatkan SDM sebagai fasilitator PPRG di kab/Kota.

4) Melaksanakan Sosialisasi Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan publik.

5) Melaksanakan Bintek Peningkatan pendapatan ekonomi dan layanan kesehatan dalam mempertinggi kualitas hidup perempuan. 6) Menyusun data terpilah gender Provinsi Kalimantan Selatan.

(22)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 16 Misi Kedua:

Meningkatkan Kualitas Perlindungan Perempuan dan Anak serta Lansia

Strategi:

Strategi untuk mencapai misi kedua tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Mengembangkan pendampingan anak yang berhadapan dengan hukum.

2) Mengembangkan Gugus tugas anak berhadapan dengan hukum yang terbentuk di setiap kab/ kota.

3) Mengembangkan P2TP2A yang terbentuk di Kab/Kota dalam memberikan fasilitasi / Advokasi bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.

4) Mengembangkan Kab/Kota yang membentuk gugus tugas TPPO.

Arah kebijakan:

Arah kebijakan untuk mencapai misi kedua tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Membentuk Gugus tugas anak berhadapan dengan hukum di setiap kab/ kota.

2) Melaksanakan Bintek SDM P2TP2A yang terbentuk di Kab/Kota dalam memberikan fasilitasi / Advokasi bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.

3) Melaksanakan Bintek peningkatan Kab/Kota yang membentuk gugus tugas TPPO.

Misi Ketiga :

Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Pengarusutamaan Anak

(23)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 17 Strategi untuk mencapai misi ketiga tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Mengembangkan Kab/Kota membentuk Pokja PUG. 2) Mengembangkan Kab/Kota Membentuk Pokja PUHA.

3) Mengembangkan SKPD Provinsi Kalimantan yang telah membentuk Focal Point.

4) Mengembangkan LSM atau ormas serta PSG/PSW di Kalimantan selatan terbina kerjasama.

Arah kebijakan:

Arah kebijakan untuk mencapai misi kedua tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Melaksanakan Sosialisasi dan Bintek SDM Pokja PUG Kab/Kota. 2) Melaksanakan Sosialisasi Kab/Kota Membentuk Pokja PUHA.

3) Melaksanakan Sosialisasi dan bintek Meningkatkan SDM SKPD Provinsi Kalimantan yang telah terbentuk Focal Point.

4) Melaksanakan Sosialisasi LSM atau ormas serta PSG/PSW di Kalimantan selatan terbina kerjasama.

f. Program dan kegiatan

Selaras dengan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPPPA) Provinsi Kalsel Tahun 2011-2015, BPPPA melaksanakan program dan kegiatan yang dibiayai dari dana APBD pada tahun 2015 sebagai berikut:

1) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan

Kegiatan-kegiatan untuk melaksanakan Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan

(24)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 18 b. Temu Forum Anak Provinsi;

c. Pembinaan PPRG di Daerah;

d. Rapat Koordinasi Kelompok Kerja (POKJA) PUG; e. Rapat Koordinasi Pemenuhan Hak Anak;

f. Evaluasi Capaian Indikator Kota Layak Anak; g. Seleksi Forum Anak ke Tk. Nasional;

h. Sosialisasi Anak Bersih Pornografi;

i. Sinergitas Program dan Kegiatan Kab/Kota, Provinsi dan Kementerian PP dan PA;

j. Sosialisasi Peningkatan Kapasitas SDM dalam Pengembangan KLA;

2) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender & Anak

Kegiatan-kegiatan untuk melaksanakan Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender & Anak

a. Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan (P2TP2A);

b. Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak; c. Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak;

d. Rapat Koordinasi Teknis Badan PP dan PA se Kalsel; e. Sistem Informasi Web BPPPA di Hosting Kalsel.go.id

3) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

Kegiatan-kegiatan untuk melaksanakan Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan:

a. Pembinaan dan Evaluasi P2W-KSS dan GSI; b. Bimbingan Tekhnis Model Desa Prima;

(25)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 19 d. Pengembangan Usaha Rumahan;

4. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan

Kegiatan-kegiatan untuk melaksanakan Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan adalah sebagai berikut:

a. Penyuluhan Bagi Ibu Rumah Tangga dalam Membangun keluarga sejahtera;

b. Pameran Hasil Karya Perempuan di Bidang Pembangunan;

c. Pelaksanaan Sosialisasi yang Berkaitan Dengan Kesetaraan Gender PP dan PA;

d. Sosialisasi Kesetaraan dan Keadilan Gender. 5. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Kegiatan-kegiatan untuk melaksanakan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran:

a. Penyediaan Jasa Surat Menyurat;

b. Penyediaan Jasa Komunikasi,Sumber Daya Air & Listrik; c. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan;

d. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; e. Penyediaan Alat Tulis Kantor;

f. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan;

g. Penyediaan Komponen Instalasi listrik/Penerangan Kantor; h. Penyediaan Bahan Bacaan & Peraturan Perundang-undangan; i. Penyediaan Makanan dan minuman;

j. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah; k. Rapat Koordinasi Dalam Daerah;

(26)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 20 6. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Kegiatan-kegiatan untuk melaksanakan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur:

a. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor; b. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor;

c. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional; d. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor; e. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor; f. Pemeliharaan Rutin/Berkala Komputer;

7. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Kegiatan utama untuk melaksanakan Program Peningkatan Disiplin aparatur adalah penyediaan pakaian kerja lapangan.

8. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Kegiatan utama untuk melaksanakan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur adalah. Kursus ,Pendidikan, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Kinerja SKPD bagi aparatur BPPPA.

9. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Kegiatan utama untuk melaksanakan Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan adalah Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD.

2. Rencana Kinerja Tahun 2015

Rencana Kinerja Tahun (RKT) BPPPA 2015 yang disusun berdasarkan renstra BPPPA 2011-2015 adalah sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.1.

(27)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 21 Tabel 2.1.

Rencana Kinerja BPPPA Tahun 2015

No. Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Meningkatkan Peran Perempuan dalam Berbagai Bidang Pembangunan Meningkatnya perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan program pembangunan yang responsif gender 1 Persentase SKPD Provinsi yang menerapkan PPRG/ (ARG) 50% 2 Jumlah Keterse-diaan fasilitator PPRG di SKPD Prov.Kalsel 20 orang 3 Jumlah keterse-diaan fasilitator PPRG di Kab/Kota 20 orang 4 Persentase keter-wakilan perempuan di parlemen dan jabatan publik 10 % 5 Jumlah kelompok usaha perempuan yang diberikan pembinaan manajemen usaha pendapatan 78 78 Klpk

6 Jumlah data sektor terpilah gender Provinsi Kalimantan Selatan 14 sektor 2 Meningkatkan Kualitas Perlindungan Perempuan dan Anak serta Lansia.

Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak, pemenuhan hak-hak anak dalam tumbuh kembang anak 1 Persentase penurunan anak yang berhadapan dengan hukum 10% 2 Jumlah Kab/Kota yang membentuk rintisan Kab/Kota Layak Anak 3 Kab/Kota

(28)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 22 Tabel 2.1. (Lanjutan) (1) (2) (3) (4) (5) 3 Jumlah P2TP2A yang terbentuk di Kab/Kota dalam memberikan fasilitasi/ Advokasi bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak 13 Kab/Kota 4 Persentase penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak 100% 5 Jumlah Kab/Kota yang membentuk Gugus Tugas TPPO

2 Kab/Kota 3 Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Pengarusutamaan Anak. Terujudnya Kelembagaan dan peningkatan Kapasitas Kelembagaan PUG dan Pemenuhan Hak Anak 1 Jumlah Kab/Kota membentuk Pokja PUG 13 Kab/Kota 2 Jumlah Kab/Kota membentuk Gugus Tugas KLA 13 Kab/Kota 3 Jumlah SKPD Provinsi Kalimantan Selatan yang telah membentuk Focal Point PUG

10 SKPD

B. Perjanjian Kinerja

1. Penetapan Kinerja Tahun 2015

Pada tahun 2015, BPPPA telah menetapkan tiga sasaran strategis. dengan lima Indikator Kinerja Utama (IKU) disamping indikator kinerja lainnya yang harus dicapai dalam setiap pencapaian sasaran. IKU beserta cara pengukurannya pada masing-masing sasaran serta penanggung-jawabnya diperlihatkan pada Tabel 2.1 berikut ini.

(29)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 23 Tabel 2.2

Indikator Kinerja Utama (IKU)

No Strategis Sasaran Indikator Kinerja Utama Perhitungan Indikator Cara PENANGGUNG JAWAB 1. Meningkatkan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan program pembangunan yang responsif gender 1. Persentase penerapan penyusunan perencanaan penganggaran yang responsif gender (PPRG) Persentasi SKPD Provinsi melaksanakan PPRG/ARG = Jml SKPD Prov. Penerapan PPRG dibagi Jml SKPD Prov. dikali 100 Bidang Pember-dayaan Perempuan 2. Persentase Kab/Kota yg difasilitasi PPRG

Persentase Kab/Kota melak-sanakan PPRG/ARG = Jml Kab/Kota Yg difasilitasi PPRG dibagi Jml kab/Kota dikali 100 2. Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak, meningkatkan pemenuhan hak-hak anak dalam tumbuh kembang anak 1. Persentase kab/kota yang membentuk rintisan kab/kota layak anak (KLA) dalam upaya pemenuhan hak-hak anak

Persentase kab/kota Yg membentuk rintisan kab/kota KLA=

Jml Kab/Kota Yg difasilitasi KLA dibagi

Jml Kab/Kota Prov. Kalsel dikali 100 Bidang Tumbuh Kembang Anak 2. Persentase pelayanan perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan.

Persentase pelayanan tindak kekerasan

Jml kasus tindak kekerasan yang ditangani dibagi

Jml pengaduan tindak kekerasan dikali 100 Bidang Perlindung an Perempuan dan Anak 3. Mewujudkan Kelembagaan dan peningkatan Kapasitas Kelembagaan PUG dan PUHA

3. Persentase Peningkatan lembaga perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan

1. Persentase P2TP2A Kab/Kota Yang Terbentuk =

P2TP2A Kab/Kota Terbentuk dibagi Kab/Kota Prov. Kalsel dikali 100

2. Persentase Gugus Tugas TPPO yang terbentuk

= Gugus Tugas TPPO Kab/Kota dibagi Kab/Kota Prov. Kalsel dikali 100

Sumber : Renstra BPPPA Prov. Kalsel

Tahun 2015 merupakan tahun kelima pelaksanaan RPJMD 2011-2015, Sebelum melaksanakan kegiatan pada tahun anggaran 2015 terlebih dahulu ditetapkan perjanjian kinerja antara Gubernur Kalimantan Selatan sebagai pemberi tugas dengan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPPPA) sebagai

(30)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 24 penerima tugas, sebagai bentuk komitmen dalam pelaksanaan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan sasaran strategis, indikator kinerja utama (IKU) dan indikator yang yang telah ditetapkan dalam Renstra sesuai dengan rencana kinerja tahun 2015. Perjanjian kinerja antara Gubernur Kalimantan Selatan dengan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPPPA) disajikan dalam Lampiran 1.

2. Rencana Anggaran

Alokasi anggaran BPPPA tahun 2015 sebagaimana ditetapkan

dalam perjanjian kinerja (sebelum APBD-Perubahan) sebesar Rp 3.994.000.000,-- dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan

9 (sembilan) program dengan besaran nominal masing-masing program sebagaimana diperlihatkan Tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3.

Pagu Anggaran Per-program

No. Program Anggaran Keterangan

(1) (2) (3) (4)

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran

Rp 829.810.000,- APBD 2. Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur Rp 249.200.000,- APBD 3. Peningkatan Disiplin

Aparatur Rp 3.000.000,- APBD

4. Peningkatan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur Rp 80.000.000,- APBD 5. Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Rp 20.000.000,- APBD

6. Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan

(31)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 25 Tabel 2.3 (Lanjutan) (1) (2) (3) (4) 7. Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender Dan Anak Rp 572.940.000,- APBD

8. Peningkatan Kualitas Hidup

dan Perlindungan

Perempuan

Rp 806.710.000,- APBD

9. Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan

Rp 371.760.000,- APBD

(32)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 26 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja merupakan kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja atau tindakan perorangan/badan hukum/pimpinan kolektif organisasi secara transparan berkaitan dengan tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran visi, misi, strategi organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau yang berwenang menerima pelaporan.

BPPPA selaku pelaksana sebagian kebijakan Pemerintah Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijaksanaan Daerah di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam memberikan laporan pertangungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok yang diberikan, diwajibkan untuk membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dengan berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Keputusan Kepala Lembaga Aministrasi Negara Nomor 239 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Dengan berdasarkan pada ketentuan yang berlaku dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, kinerja BPPPA diukur berdasarkan Tingkat Pencapaian Kinerja Sasaran yang diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi indikator sasaran. Kemudian atas hasil pengukuran kinerja dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi BPPPA. Untuk mempermudah

(33)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 27 interpretasi atas pencapaian sasaran dan kegiatan dipergunakan nilai disertai makna dari nilai tersebut, yaitu :

1. > 100% = Sangat Berhasil 2. > 90 – 100% = Berhasil

3. > 80 – 90% = Cukup berhasil 4. ≤ 80% = Kurang

A. Capaian atas Indikator Kinerja Utama

BPPPA menyempurnakan rumusan sasaran strategis dengan memilih IKU yang dominan. IKU dominan tersebut dinilai signifikan bagi BPPPA dalam mempengaruhi pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung.

Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis juga meliputi identifikasi atas realisasi IKU dan membandingkan dengan targetnya. Capaian atas IKU BPPPA yang menunjukkan capaian sasaran strategis secara ringkas disajikan pada Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1.

Realisasi Indiktor Kinerja Utama (IKU) dari tahun 2011 s.d 2015 dan Capaian Kinerja terhadap Target 2015

No Indikator Kinerja

Utama (IKU) Satuan 2011 2012 2013 2014 2015 Realisasi Target % Capaian 2015 2015 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Persentase SKPD Provinsi yang me-nerapkan penyu-sunan perencanaan penganggaran yang responsif gender (PPRG) % 10 15 20 40 54 50 108 2 Persentase Kab/Kota yg difasilitasi PPRG/ARG % 0 25 50 75 100 100 100 3 Persentase kab/kota yang membentuk rintisan kab/kota layak anak (KLA) dalam upaya pemenuhan hak-hak anak

(34)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 28 Tabel 3.1. (Lanjutan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 Persentase pelayanan perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan. % 100 100 100 100 100 100 100 5 Persentase Peningkatan lembaga perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan

% 7 35 45 100 100 100 100

Rata-rata capaian 101,5

Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian IKU adalah sebesar 101,5 % yang berarti masuk dalam kategori capaian “Sangat Berhasil”. Hasil pengukuran realisasi kinerja dari tahun 2011 s.d 2015 dan capaian kinerja terhadap target 2015 masing-masing indikator IKU dijelaskan secara ringkas sebagai berikut

1. Indikator persentase SKPD yang menerapkan penyusunan peren-canaan dan penganggaran yang responsif gender (PPRG), tahun 2015 dari 46 SKPD yang didampingi dalam penyusunan PPRG terealisir sebanyak 54%, lebih besar dari target sebanyak 50% dengan capaian kinerja 108%. Realisasi kinerja tahun 2015 ini lebih besar dibandingkan realisasi kinerja tahun 2014, 2013, 2012, dan 2011.

2. Indikator persentase Kab/Kota yg difasilitasi PPRG/ARG) tahun 2015 terealisir sebanyak 100% (13 kabupaten/kota) sama dengan yang ditargetkan dalam tahun 2015 ini yaitu sebanyak 100%, dengan capaian kinerja 100,0. Realisasi kinerja tahun 2015 ini lebih besar dibandingkan realisasi kinerja tahun 2014, 2013, 2012, dan 2011. Pembinaan yang diberikan berupa sosialisasi, bintek,

(35)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 29 pelatihan dan workshop PPRG. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sampai tahun 2015 seluruh Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan, khususnya pada SKPD Penggerak (Bappeda, Badan Keuangan, Inspektorat dan Badan Pemberdayaan Perempuan) telah memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan PPRG. 3. Indikator persentase kab/kota yang membentuk rintisan kab/kota

layak anak (KLA) dalam upaya pemenuhan hak-hak anak, sampai tahun 2014 telah terealisir sebanyak 100% (13 Kabupaten/Kota) dari target sebanyak 100%. Pada tahun 2015, BPPPA melaksanakan sosialisasi untuk lebih memantapkan rintisan KLA di Kota Banjarbaru, Kab. HSS dan Kab. Barito Kuala dengan capaian kinerja 100%.

4. Indikator persentase pelayanan perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan, tahun 2015 terealisir sebesar 100%, artinya jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti sama dengan yang dilaporkan. Persentase layanan sebesar 100% ini sama dengan target yang ditetapkan, dengan demikian capaian kinerja indikator ini 100%. Realisasi kinerja tahun 2015 ini tetap atau sama dengan realisasi kinerja tahun 2014, 2013, 2012, dan 2011.

Dalam mengukur capaian perlindungan perempuan dan anak dari kekerasan ini dilakukan melalui evaluasi pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan. Berdasarkan Peraturan Menteri PP-PA No. 01 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan, jenis layanan yang diberikan kepada korban kekerasan adalah:

a) Penanganan pengaduan/ laporan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.

b) Pelayanan kesehatan bagi perempuan dan anak korban kekerasan.

(36)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 30 c) Rehabilitasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan. d) Penegakan dan bantuan hukum bagi perempuan dan anak

korban kekerasan.

e) Pemulangan dan reintegrasi sosial bagi perempuan dan anak korban kekerasan.

5. Indikator persentase peningkatan lembaga perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan, sampai tahun 2014 telah terealisir sebanyak 100% (1 Provinsi dan 13 Kabupaten/Kota) dari target sebesar 100%. Dengan demikian sampai tahun 2014 telah terbentuk sebanyak 14 lembaga perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan berupa Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di tingkat provinsi dan 13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan. Pada tahun 2015 ke-13 P2TP2A ditargetkan memperoleh pembinaan dari BPPPA dan dapat direalisir sebesar 100%. Pembinaan yang dilakukan berupa peningkatan kapasitas pengelola lembaga perlindungan. B. Capaian Sasaran Organisasi

Pengukuran capaian kinerja tahun 2015 merupakan bagian dari penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan BPPPA. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang diperjanjikan tahun 2015 dan membandingkannya dengan target yang diperjanjikan dalam dokumen Tapkin tahun 2015. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, yang menitikberatkan pada pengukuran pencapaian sasaran strategis.

Hingga akhir tahun 2015, yang merupakan tahun ke lima atau tahun terakhir dari pencapaian rencana strategis, BPPPA telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya.

(37)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 31 Untuk mengukur sejauhmana pencapaian tujuan sebagaimana yang telah dituangkan dalam rencana strategis BPPPA 2011 - 2015 telah ditetapkan sebanyak 3 sasaran, yaitu sasaran kesatu adalah “Meningkatnya perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan program pembangunan yang responsif gender”; sasaran kedua adalah “Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak, meningkatnya pemenuhan hak-hak anak dalam tumbuh kembang anak”; dan sasaran ketiga adalah “Terwujudnya Kelembagaan dan peningkatan Lembaga PUG dan PHA”.

Selanjutnya evaluasi dan analisis capaian kinerja BPPPA sebagaimana yang telah ditetapkan, diuraikan berdasarkan pada hasil pengukuran capaian indikator kinerja sasaran sebagaimana terdapat dalam perjanjian kinerja. Hasil pengukuran, evaluasi dan analisis capaian kinerja masing-masing sasaran dijelaskan sebagai berikut: 1. Sasaran Strategis I : Meningkatnya perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan program pembangunan yang responsif gender

Keberhasilan pencapaian sasaran I ini diukur melalui pencapaian 6 (enam) indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kegiatan yang tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja ahun 2015. Hasil pengukuran indikator kinerja sasaran I beserta target dan realisasi diuraikan dalam Tabel 3.2. berikut

(38)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 32 Tabel 3.2.

Realisasi Indikator Kinerja Sasaran I dari tahun 2011 s.d 2015 dan Capaian Kinerja Terhadap Target 2015

No Indikator Kinerja Satuan Realisasi Target % Capaian 2011 2012 2013 2014 2015 2015 2015 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Persentase SKPD Provinsi yang menerapkan Anggaran Responsif Gender (ARG) % 10 15 20 40 54 50 108 2 Jumlah Ketersediaan fasilitator PPRG di SKPD Prov.Kalsel Orang 0 15 17 20 20 20 100 3 Jumlah ketersediaan fasilitator PPRG di Kab/Kota Orang 0 0 26 26 26 26 100 4 Persentase keterwakilan perempuan di parlemen % 11,0 11,0 11,0 14,5 16,4 10 164 5 Jumlah kelompok usaha perempuan yang diberikan pembinaan manajemen usaha pendapatan Klpk 8 78 78 78 78 78 100 6 Jumlah data sektor terpilah gender Provinsi Kasel sektor 12 12 13 15 15 15 100 Rata-rata capaian 112

Berdasarkan Tabel 3.2 terlihat bahwa rata-rata capaian indikator sasaran I adalah sebesar 112 % yang berarti masuk dalam kategori capaian Sangat Berhasil. Hasil pengukuran realisasi indikator kinerja dari tahun 2011 s.d 2015 dan capaian kinerja terhadap target 2015 masing-masing indikator secara detil dijelaskan sebagai berikut

(39)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 33 a. Persentase SKPD Provinsi yang menerapkan Anggaran Responsif

Gender (ARG)

Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional menjadi bagian tersendiri dalam rangka pelibatan seluruh komponen masyarakat dalam pembangunan yang dilakukan didaerah. Inpres ditindaklanjuti dengan Kemendagri No. 132 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) yang telah direvisi sebanyak dua kali dengan terbitnya Permendagri No.15 Tahun 2008 dan Permendagri No. 67 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah.

Berdasarkan Permendagri No. 67 tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Umum di Daerah Pasal 4 (1) Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang responsif gender yang dituangkan dalam RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD, (2) Penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan responsif gender sebagaimana ayat 1 dilakukan melalui analisis gender. Untuk memenuhi ketentuan ini, BPPPA sejak tahun 2011 telah melaksanakan pembinaan berupa pendampingan, sosialisasi, workshop tentang PPRG/ARG.

Dari jumlah SKPD Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 46 SKPD, persentase SKPD Provinsi yang menerapkan Anggaran Responsif Gender (ARG) dari tahun 2011 - 2015 secara berturut-turut adalah sebesar 10%, 15%, 20%, 40% dan 54%. Jika dibandingkan dengan target dari tahun 2011 - 2015, sebagaimana tercantum dalam renstra sebesar 10%, 15%, 20%, 40% dan 50% maka dapat diperoleh capaian kinerja dari tahun 2011 - 2014 masing-masing sebesar 100% sedangkan di tahun 2015 diperoleh capaian kinerja sebesar 108%.

(40)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 34 Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, yang masih menjadi hambatan dan kendala dalam penerapan ARG di SKPD Provinsi antara lain adalah sebagai berikut:

1) keterbatasan aparatur perencana pada SKPD Provinsi yang memahami tentang Perencanaan dan Penganggaran yang Responsef Gender (PPRG);

2) masih adanya kesalahan persepsi aparatur SKPD dalam memahami ARG;

3) peran dan fungsi Pokja PUG, Focal point PUG SKPD belum optimal.

Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1) pendampingan penyusunan GAP, GBS dan TOR (Term of

Reference) yang responsif gender ke SKPD Provinsi;

2) sosialisasi, workshop tentang PPRG bagi SDM perencana;

3) pertemuan/rapat pokja PUG, SKPD penggerak PPRG dan peningkatan kapasitas SDM SKPD Penggerak PPRG.

b. Jumlah Ketersediaan fasilitator PPRG di SKPD Prov.Kalsel

Untuk mendukung pelaksanaan pembinaan PPRG di SKPD, perlu tersedia fasilitator PPRG yang andal di masing-masing SKPD. Hal ini sangat penting untuk memfasilitasi para pelaksana kegiatan SKPD dalam merencanakan pembangunan dan pelaksanaan PPRG yang merupakan satu kesatuan dengan proses perencanaan yang selama ini sudah dilakukan dibeberapa SKPD Provinsi Kalimantan Selatan.

Para fasilitator tersebut dalam proses pelaksanaan PPRG ini dibekali dengan 2 (dua) instrumen yaitu Gender Analysis Pathway (GAP) sebagai alat analisis perencanaan dan Gender Budget

Statement (GBS) sebagai acuan dalam merencanakan sebuah

program dan kegiatan dalam mengintegrasikan perencanaan dan penganggaran yang berperspektif gender.

(41)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 35 Dari jumlah SKPD Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 46 SKPD diperlukan minimal sebanyak 46 fasilitator PPRG, atau 1 orang di setiap SKPD. Fasilitator ini diharapkan dapat mempromosikan dan mendampingi para pelaksana di setiap SKPD dalam menganalisis program dan kegiatan yang responsif gender dengan menggunakan GAP (Gender Analysis Pathway) dan menyusun dokumen GBS (Gender Budget Statement). Untuk menyiapkan fasilitator PPRG yang handal dan mampu menjadi fasilitator BPPPA telah melaksanakan berbagai kegitan seperti Sosialisasi, Workshop, TOT Calon fasilitator dan TOT Fasilitator PPRG dari tahun 2012 - 2015.

Sejak tahun 2012 sampai 2015, BPPPA telah melaksanakan serangkaian workshop, bimbingan teknis dan pelatihan calon fasilitator PPRG dan telah menghasilkan sebanyak 20 orang fasilitator PPRG berasal dari beberapa SKPD di lingkungan Pemprov. Kalsel. Realisasi ini sama dengan target yang telah ditetapkan dalam renstra dan Renja 2015 dengan capaian sebesar 100%.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, yang masih menjadi hambatan dan kendala dalam menyediakan fasilitator yang PPRG yang handal di SKPD Provinsi antara lain adalah sebagai berikut: 1) kurangnya minat dari aparatur di SKPD Provinsi untuk

mempelajari gender dan PPRG secara lebih jauh;

2) belum optimalnya peran focal point PUG SKPD, selain itu belum semua SKPD membentuk focal point PUG;

3) belum adanya penugasan/penetapan sebagai fasilitator oleh pimpinan.

Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1) pelatihan bagi calon fasilitator dan fasilitator PPRG; 2) pembinaan PPRG di SKPD;

(42)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 36 3) membuat surat perihal pembentukan focal point PUG bagi SKPD

yang belum membentuk.

c. Jumlah ketersediaan fasilitator PPRG di Kab/Kota

Sama halnya di tingkat Provinsi, sejak tahun 2013 BPPPA telah melaksanakan serangkaian workshop, bimbingan teknis dan pelatihan calon fasilitator PPRG dari Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan khususnya bersal dari SKPD penggerak PPRG (BEPPEDA, BPP&KB, Inspektorat, dan Badan Keuangan).

Dari target 26 orang fasilitator yang tersedia di Kabupaten/Kota dapat direalisasikan sebanyak 100% yaitu sebanyak 26 orang, yang dengan demikian capaian kinerjanya adalah sebesar 100% (baik). Hal ini menunjukkan bahwa sampai tahun 2015 capaian kinerja indikator ketersediaan fasilitator PPRG di Kabupaten/Kota dapat dipenuhi.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, yang masih menjadi hambatan dan kendala dalam meningkatkan ketersediaan fasilitator PPRG di Kabupaten/Kota antara lain adalah sebagai berikut:

1) terbatasnya aparatur perencana pada SKPD di Kabupaten/Kota yang memahami tentang Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG);

2) terbatasnya kapasitas SDM pada SKPD menangani urusan PP dan PA di kabupaten/kota.

Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1) pembinaan PPRG di kabupaten/kota;

2) sebagai narasumber pada kegiatan pelatihan/sosialisasi PPRG. d. Persentase keterwakilan perempuan di parlemen

Keanggotaan DPRD Kalsel pada periode 2009-2014 terdiri dari 55 orang anggota DPRD terpilih yang diantaranya terdapat enam

(43)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 37 orang perempuan (11%), yaitu dari Partai Golar dua, serta PDIP, PKB, Demokrat, dan PBR masing-masing satu orang, sedangkan keterwakilan perempuan di DPRD Kalsel periode 2014-2019 sebanyak delapan orang (14,5%) terdiri dari Partai Golkar empat, kemudian PAN, Hanura, Gerindra dan Partai NasDem masing-masing satu orang. Sehubungan dengan adanya Pergantian Antar Waktu (PAW) empat anggota DPRD Kalsel 29 Oktober 2015, seorang di antaranya politisi perempuan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) maka jumlah perempuan di DPRD Kalsel bertambah menjadi sembilan orang. Hal ini menunjukkan di Tahun 2015 capaian kinerja mencapai 164% dari realisasi capaian sebesar 16,4% dibanding target semula 10%.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, yang masih menjadi hambatan dan kendala dalam meningkatkan keterwakilan perempuan di parlemen antara lain adalah sebegai berikut:

1) Minimnya kegiatan dari organisasi perempuan/organisai kemasyarakatan dalam mendorong partisipasi perempuan di bidang politik.

2) Belum terjalinnya kemitraan yang memadai dengan organisasi perempuan/organisasi kemasyarakatan peduli perempuan, tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas hidup perempuan.

Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1) melakukan penguatan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa;

2) meningkatkan jejaring kerjasama penanganan kekerasan berbasis gender dengan pihak-pihak yang berkompeten, seperti BKOW, TP PKK, organisasi perempuan, tokoh masyarakat dan tokoh agama

(44)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 38 e. Jumlah kelompok usaha perempuan yang diberikan pembinaan

manajemen usaha

Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup perempuan di pedesaaan di bidang ekonomi, BPPPA melalui program Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan sejak tahun 2011 sampai 2014 melakukan pembinaan berupa pemberian dana stimulan dan bimbingan teknis desa prima terhadap 78 kelompok usaha perempuan di 13 Kabupaten/Kota dengan capaian kinerja 100%.

Pada tahun 2015, target pembinaan adalah sebanyak 78 kelompok usaha perempuan dengan capaian kinerja 100%. Pembinaan yang dilakukan berupa bimbingan teknis desa prima di 6 Kabupaten/Kota (Balangan, HST, HSU, Batola, Banjarmasin, Banjarbaru) dan pelatihan usaha rumahan.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, yang masih menjadi hambatan dan kendala dalam pembinaan kelompok usaha perempuan antara lain adalah sebagai berikut:

1) keterampilan dalam manajemen usaha bagi kelompok usaha perempuan di sektor usaha rumahan di pedesaan masih rendah; 2) terbatasnya modal yang dimiliki oleh kelompok usaha

perempuan untuk memulai atau mengembangkan usaha;

3) belum terpetakan dengan baik data perempuan kepala keluarga miskin sebagai sasaran kegiatan pemberdayaan perempuan.

Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1) melaksanakan bimbingan teknis/pelatihan keterampilan dan manajemen usaha bagi kelompok/pelaku usaha perempuan; 2) koordinasi dengan badan yang menangan urusan pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak kabupaten/kota dalam pengembangan usaha rumahan.

(45)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 39 f. Jumlah data sektor terpilah gender Provinsi Kalsel

Peraturan Menteri PP dan PA No. 6 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Data Gender dan Anak, mempunyai tujuan meningkatkan Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemda dalam penggunaan data terpilah dan statistik gender. Data terpilah dan statistik gender merupakan sumber inspirasi gender bagi K/L dan Pemda dalam pembuatan kebijakan/program yang responsif gender untuk percepatan terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender.

Pada tahun 2011 dan 2012, BPPPA dapat merealisasikan penyusunan data sektor terpilah gender pada 12 sektor. Selanjutnya tahun 2013 jumlah sektor data terpilah adalah 13 sektor. Tahun 2014, terdapat 15 sektor. Di tahun 2015, dari target sebanyak 15 sektor data, dapat direalisasikan sebanyak 15 sektor, yang berarti capaian kinerjanya adalah sebanyak 100 %.

Sektor-sektor data terpilah yang disajikan dalam buku data gender dan anak tahun 2015 selengkapnya adalah sebagai berikut: 1) Sektor kesehatan,

2) Sektor pendidikan, 3) Sektor ekonomi,

4) Sektor ketenagakerjaan, 5) Sektor politik,

6) Sektor pengambilan keputusan, 7) Sektor hukum,

8) Sektor sosial budaya,

9) Data kekerasan terhadap perempuan, 10) Tindak pidana perdagangan orang,

11) Data perlindungan dan tumbuh kembang anak 12) Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif 13) Upacara adat budaya lokal

14) Data kelembagaan PUG

(46)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 40 Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, yang masih menjadi hambatan dan kendala dalam penyediaan data sektor terpilah gender di Provinsi Kalimantan Selatan antara lain adalah sebagai berikut:

1) minimnya ketersediaan data terpilah di SKPD provinsi, kabupaten dan kota.

2) kurangnya pemanfaatan data sektor terpilah gender dalam perencanaan dan penganggaran di SKPD provinsi, kabupaten dan kota.

Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

1) melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis pemanfaatan data sektor terpilah gender dalam perencanaan dan penganggaran di SKPD provinsi, kabupaten dan kota;

2) pertemuan forum data provinsi; 3) pembuatan buku gender dan anak.

Keberhasilan pencapaian indikator kinerja sasaran I, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan, khususnya selama tahun 2015 yaitu berupa:

a) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Perempuan dan Anak, dengan kegiatan utama:

(1) Sosialisasi/Workshop Anggaran Responsif Gender/PUG (2) Pembinaan PPRG di Daerah

(3) Rapat Koordinasi Kelompok Kerja (POKJA) PUG Provinsi

b) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan, dengan kegiatan utama:

(1) Sosialisasi Kesetaraan dan Keadilan gender;

(2) Pelaksanaan Sosialisasi yang Berkaitan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

(47)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 41 (3) Pameran Hasil Karya Perempuan di Bidang Pembangunan

(4) Kegiatan Penyuluhan bagi Ibu Rumah Tangga dalam membangun Keluarga sejahtera

c) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindugan Perempuan dan Anak, dengan kegiatan utama:

(1) Pembinaan dan Evaluasi P2W-KSS dan KSI

(2) Bimbingan Teknis Perempuan Indonesia Maju Mandiri (Desa Prima)

(3) Pengembangan Usaha Rumahan

d) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak, dengan kegiatan utama:

(1) Rapat Koordinasi Teknis Bidang Pengarusutamaan Gender (PUG), Bidang Tumbuh Kembang Anak, Bidang Perlindungan

Perempuan dan Anak dan Badan PP dan PA se Kalimantan Selatan

(2) Rapat Koordinasi Kelompok Kerja (POKJA) PUG Kabupaten/Kota (3) Pengembangan Sistem Informasi Gender dan Anak

2. Sasaran Strategis II: Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak, meningkatnya pemenuhan hak-hak anak dalam tumbuh kembang anak.

Keberhasilan pencapaian sasaran 2 ini diukur melalui pencapaian 5 (lima) indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator program/kegiatan yang tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2015. Indikator kinerja sasaran 2 beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam Tabel 3.3 berikut:

(48)

LAKIP BPPPA Prov. Kalsel 2015 42 Tabel 3.3.

Realisasi Indikator Kinerja Sasaran II dari tahun 2011 s.d 2015 dan Capaian Kinerja Terhadap Target 2015

No Indikator Kinerja Satuan Realisasi Target % Capaian 2011 2012 2013 2014 2015 2015 2015 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Jumlah anak yang

berhadapan dengan hukum Orang 173 81 183 315 162 275 169 2 Jumlah Kab/Kota yang membentuk rintisan Kab/Kota Layak Anak Kab/ Kota 3 3 4 3 3 3 100 3 Jumlah P2TP2A yang terbentuk di Kab/Kota dalam memberikan fasilitasi/ Advokasi bagi korban kekerasan terhadap perempuan dan anak Prov Kab/K ota 1 5 6 13 13 13 100 4 Persentase penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak % 100 100 100 100 100 100 100 5 Jumlah Kab/Kota yang membentuk Gugus Tugas TPPO

Kab/

Kota 0 1 1 3 2 2 100 Rata-rata capaian 113,8

Berdasarkan Tabel 3.3 diatas bahwa rata-rata capaian indikator adalah sebesar 113,8% yang berarti masuk dalam kategori capaian “Sangat Berhasil”. Hasil pengukuran realisasi kinerja dari tahun 2011 s.d 2015 dan capaian kinerja terhadap target 2015 masing-masing indikator sasaran II dijelaskan secara ringkas sebagai berikut

a. Jumlah anak yang berhadapan dengan hukum

Berdasarkan UU SPPA No. 11 tahun 2012 yang di katakan sebagai Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) adalah anak yang berkonflik dengan hukum baik sebagai korban, saksi dan anak sebagai pelaku. Anak yang berkonflik dengan hukum adalah anak yang telah berusia 12 tahun ke atas sampai di bawah 18 tahun.

Referensi

Dokumen terkait

Ketut Tunas, Msi selaku pembimbing statistik, yang telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama penulis mengikuti Program Pendidikan Spesialis

Tabel ini menunjukkan tanggapan responden unsur masyarakat tentang pelaksanaan tugas camat Bukit Raya dalam pengelolaan kebersihan aspek koordinasi dengan dinas

Seleksi untuk menjadi hakim, jaksa, dan pengacara dalam penyelenggaraan peradilan pidana dilaksanakan oleh organisasi pengacara di Jepang dan setelah mereka lulus,

Tabel 4.16 Hasil pengujian respon sistem terhadap perubahan

Pada tahap ini pelaksanaan dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai guru sekaligus praktis dalam pembelajaran dikelas dalam kolaborasi dengan guru kelas IV SD N citigeu

Ekstrak kasar enzim lipase kemudian diuji aktivitasnya dengan metode Titrimetri dan diukur kadar proteinnya dengan metode Lowry.. Uji aktivitas enzim lipase metode Titrimetri

Kerjasamanya bisa antar pustakawan maupun dengan sesama perpustakaan.” Lebih lanjut Epstein menyatakan bahwa “ide­ide kreatif tidak muncul begitu saja dari dalam otak kita, melainkan

Gotong royong dengan mengacu pendapat di atas juga dapat disebut dengan kearifan lokal, dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar responden