1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi luka operasi (ILO) merupakan salah satu bentuk dari infeksi nosokomial atau juga disebut sebagai hospital-acquired infection yang diartikan sebagai infeksi yang didapat selama perawatan di rumah sakit yang belum ada saat masuk ke rumah sakit. Dikatakan sebagai infeksi nosokomial ketika gejala infeksi muncul setelah 48 jam pascainkubasi (WHO, 2002). Pernyataan yang serupa disampaikan seperti menurut Ducel dalam Irma (2012) yaitu infeksi nosokomial adalah infeksi yang tampak pada pasien ketika berada di dalam rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, dimana infeksi tersebut tidak tampak pada pasien saat diterima di rumah sakit. Infeksi tampak setelah 48 jam pasien diterima di rumah sakit (Irma, 2012).
ILO, sebagai salah satu bentuk dari infeksi nosokomial adalah infeksi yang berhubungan dengan prosedur operasi yang timbul di dekat insisi operasi dalam 30 hari setelah prosedur operasi (Diaz dan Newman, 2015). ILO terjadi sebentar saja setelah tindakan operasi maupun beberapa hari setelahnya (Vandepitte et al., 2003). Infeksi ini termasuk salah satu jenis dari Health Care Associated Infection (HCAI) atau dapat juga disebut sebagai infeksi nosokomial yang terjadi pada pasien-pasien di rumah sakit dan tempat pelayanan kesehatan lainnya (WHO, 2011).
Pada penelitian oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 didapati bahwa kejadian ILO paling sering terjadi di negara-negara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah yaitu dengan angka insidensi sekitar 1.6 hingga 23.6 pada setiap 100 prosedur operasi. Secara keseluruhan, presentase kejadian ILO pada negara-negara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah adalah 11.8%, yang berarti sepertiga dari seluruh pasien yang menjalani tindakan operasi terkena ILO. Angka ini sembilan kali lebih tinggi dibandingkan dengan angka insidensi pada negara–negara maju yaitu dengan angka kejadian ILO yang bervariasi mulai dari 1.2% hingga 5.2% (WHO, 2011).
2
ILO termasuk pada jenis infeksi nosokomial yang paling sering terjadi pada pasien–pasien operasi dan menyebabkan morbiditas, rawat inap yang berkepanjangan, dan peningkatan biaya rumah sakit (Ishikawa et al., 2014). Hal ini berkaitan dengan penyebab ILO itu sendiri yaitu kontaminasi intraoperatif dengan flora endogen, inokulasi pascaoperasi oleh flora endogen (misalnya S. aureus dari karier nasal), dan kontaminasi eksogen seperti infeksi lingkungan atau infeksi silang (Mandal et al., 2008).
Penelitian sebelumnya terhadap pasien pascaoperasi di RSUP H. Adam Malik pada bulan April hingga September 2010 membuktikan bahwa Staphylococcus aureus adalah bakteri yang paling banyak ditemukan dari hasil kultur penderita infeksi nosokomial dimana bakteri ini sebelumnya sudah diketahui adalah penyebab terbanyak pada luka bersih (Jeyamohan, 2010).
Angka kejadian ILO bervariasi pada masing–masing rumah sakit, namun pada umumnya infeksi ini paling banyak terjadi pada tindakan operatif pada abdomen dan toraks atau ortopedi (Vandepitte et al., 2003). Tindakan operatif pada abdomen yaitu salah satunya laparotomi dilaporkan menimbulkan ILO pada 10 dari 13 pasien. Angka ini menunjukan tingginya resiko operasi pada abdomen yang termasuk pada bedah digestif (Haryanti et al., 2013).
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah membahas mengenai bakteri penyebab ILO secara keseluruhan, penelitian mengenai bakteri penyebab tindakan operasi yang cukup sering menyebabkan infeksi, seperti yang telah disebutkan dimana tindakan operatif pada abdomen (operasi digestif) memiliki resiko yang tinggi untuk menimbulkan ILO, dapat membantu pencegahan ILO secara lebih spesifik.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mengetahui “Bagaimana pola kuman dan uji sensitivitas pasien infeksi luka operasi bedah digestif di RSUP H. Adam Malik Medan periode Januari-Juni 2015?”
3
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pola kuman dan uji sensitivitas pasien ILO bedah
digestif di RSUP H. Adam Malik pada bulan Januari-Juni 2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui angka kejadian terjadinya ILO bedah digestif di
RSUP H. Adam Malik pada bulan Januari-Juni 2015.
b. Untuk mengetahui jenis operasi bedah digestif yang paling banyak
dilakukan dan operasi bedah digestif yang paling banyak
menyebabkan ILO di RSUP H. Adam Malik pada bulan Januari-Juni
2015.
c. Untuk mengetahui bakteri yang menjadi penyebab terbanyak ILO
bedah digestif
d. Untuk mengetahui antibiotik yang masih sensitif untuk penanganan
ILO bedah digestif di RSUP H. Adam Malik pada bulan Januari-Juni
2015.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Memberikan informasi kepada klinisi khususnya bedah digestif
mengenai bakteri yang paling sering menyebabkan ILO bedah digestif
dan uji sensitivitasnya untuk penanganan yang lebih baik terhadap
ILO.
b. Memberikan pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai jenis kuman
dan uji sensitivitas yang paling sering menyebabkan infeksi
pascaoperasi bedah digestif.
c. Sebagai bahan atau referensi bagi penelitian selanjutnya.