• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KETERBELAKANGAN MENTAL RINGAN :Studi Deskriptif Kualitatif Anak keterbelakangan Mental di TK Mutiara Bunda Arcamanik Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KETERBELAKANGAN MENTAL RINGAN :Studi Deskriptif Kualitatif Anak keterbelakangan Mental di TK Mutiara Bunda Arcamanik Bandung."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL ANAK

KETERBELAKANGAN MENTAL RINGAN

(Studi Deskriptif Kualitatif Anak keterbelakangan Mental di TK Mutiara Bunda Arcamanik Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh:

Adelina Kusuma Jaya 0802149

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

============================================================

PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KETERBELAKANGAN

MENTAL RINGAN

(Studi Deskriptif Kualitatif Anak Keterbelakangan Mental di TK Mutiara Bunda Arcamanik Bandung)

Oleh:

Adelina Kusuma Jaya

0802149

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

c Adelina Kusuma Jaya 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

(4)

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

(5)

ii

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KETERBELAKANGAN MENTAL RINGAN

Oleh : Adelina Kusuma Jaya 0802149

Di Indonesia, sekolah umum yang dapat menerima anak-anak berkebutuhan khusus masih sangan sulit di temukan, mereka biasa di temukan di sekolah-sekolah khusus seperti sekolah luar biasa di jalan Cipaganti. Di Bandung salah satu sekolah umum yang dapat menerima anak berkebutuhan khusus adalah sekolah TK Mutiara Bunda dimana dalam satu kelas menggabungkan anak normal dengan ABK. Salah satu yang termasuk anak berkebutuhan khusus adalah anak keterbelakangan mental. Penelitian tentang anak keterbelakangan mental di sekolah umum masih sangat sulit ditemukan untuk itu penulis mencoba meneliti anak keterbelakangan mental ringan di lihat dari keterampilan sosialnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana profil keterampilan sosial anak keterbelakangan mental di TK Mutiara Bunda. Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil keterampilan sosial anak keterbelakangan mental yang bersekolah di TK Mutiara Bunda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dimana penulis mencatat semua aktivitas subjek penelitian di sekolah dalam bentuk field not, wawancara dengan orang yang terdekat dengan subjek penelitian, dan studi dokumentasi berupa foto-foto dan raport. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah anak perempuan berusia 7 tahun yang didiagnosa mengalami gangguan keterbelakangan mental ringan. Hasil penelitian di temukan bahwa keterampilan sosial anak keterbelakangan mental ringan cukup baik karna subjek dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan sedikit motivasi. Dalam pelaksanaanya di lapangan tidak menutup kemungkinan penulis menemui hambatan dan kendala-kendala yang muncul pada saat melakukan penelitian dalam penulisan skripsi ini. Rekomendasi untuk orang tua sebaiknya lebih terbuka, sering berkomunikasi dengan ortopedagog di sekolah.

(6)

iii

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Mental Disorder Child Social Skill Profile

By: Adelina Kusuma Jaya 0802149

In Indonesia, it still very difficult to find public school for special needs children. We could see these children in special school such as “SLB” in Cipaganti street. In Bandung, TK Mutiara Bunda is one of general school that accept special needs children and gather them with normal children. Research about mental disorder children in general school still very rare to find, based on this, written do research about social skill of mental disorder children. The question research is how the profile of mental disorder children social skill who schooled in Mutiara Bunda kindergarten. The method that used in this research is descriptive qualitative method with data collecting technique through observation by notes all subjects research activities in school in field note form, interview the closest person of research finds that the social skill of mental disorder. The result of this research finds that the social skill of mental disorder child is quite good because the subject could the daily activities with just a few motivation. In the implementation do not close possibilities of the writer find some problems and difficulties, which appear during the research and writing this thesis. Recommendation for parents should more open mended and more communication with ortopedagog in school.

(7)

iv

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ………. 4

C. Tujuan Penelitian ……….. 4

D. Manfaat Penelitian ……… 5

E. Teknik Analisi Data ……….. 6

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Keterampilan Sosial ……… 7

1. Pengertian Keterampilan Sosial……….. 7

2. Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial.. 11

B. Konsep Keterbelakangan Mental ……… 14

1. Pengertian Anak Keterbelakangan Mental ………. 14

2. Klasifikasi Keterbelakangan Mental ……….. 15

3. Faktor Penyebab Keterbelakangan Mental ………. 21

4. Perilaku Anak Keterbelakangan Mental …………. 22

5. Kondisi Anak Keterbelakangan Mental Ringan …. 23 C. Hubungan Keterampilan Sosial Dengan Anak Keterbelakangan Mental ………... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………. 26

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ……… 26

C. Teknik Pengumpulan Data ……… 27

D. Asumsi Dasar ……… 28

E. Penjelasan Istilah ……….. 29

F. Teknik Analisis Data ……….... 30

(8)

v

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KETERBELAKANGAN MENTAL RINGAN

A. Keterampilan Berkomunikasi Subjek Penelitian ………. 33

B. Keterampilan Menjalin Persahabatan Subjek penelitian . 35 C. Keterampilan Berperan Dalam Kelompok Subjek Penelitian 37 D. Keterampilan Bersopan Santun Subjek Penelitian …….. 37

E. Keterampilan Kemandirian Subjek Penelitian ………… 38

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ………. 41

B. Rekomendasi ……….. 42

DAFTAR PUSTAKA ……… 44

FIELD NOTE ……… 46

DISPLAY DATA PENELITIAN ……… 80

(9)

1

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan UU Perlindungan Anak No. 23 tahun 2002 “Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan bebas dari diskriminasi

dalam bentuk apapun. Pasal UU tersebut merupakan bentuk konformalitas

pemerintah terhadap konvensi Hak Anak dalam hal Pendidikan untuk semua.

Pendidikan untuk semua adalah hak setiap orang untuk mendapatkan pendidikan

yang berkualitas demi kehidupan yang bermartabat (Baihaqi, 2005).

Berdasarkan perspektif pendidikan untuk semua, akses pendidikan harus

dipandang sebagai sebuah tantangan multidimensi dengan perhatian khusus

kepada kelompok-kelompok yang terpinggirkan (Dalen dalam Skjorten , 2004).

Dengan demikian anak-anak dan orang dewasa yang berkebutuhan khusus

merupakan salah satu target pergerakan pendidikan untuk semua (Dalen dalam

Skjorten, 2004). Selain itu pendidikan juga harus menjangkau kelompok anak

yang kurang beruntung, termasuk anak-anak yang berkelainan (Baihaqi, 2005).

Salah satu yang termasuk anak berkebutuhan khusus adalah anak

tunagrahita. Menurut kamus lengkap psikologi, tunagrahita adalah fungsi dan

perkembangan intelektual di bawah garis normal yang disertai dengan kelemahan

dalam pelajaran, perkembangan sosial, serta keterlambatan mencapai tingkat

dewasa (Sudarsono, 1993). Tunagrahita dikenal juga dengan istilah terbelakang

mental. Keterbatasan kecerdasan anak terbelakang mental mengakibatkan dirinya

sukar untuk mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal, oleh

karena itu anak terbelakang mental membutuhkan layanan pendidikan secara

khusus yaitu disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut (Somantri, 2005).

Layanan pendidikan seperti ini disebut pendidikan khusus atau special education.

(10)

2

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Skjorten (2004: 37-42) Special education adalah pendidikan

yang menyediakan seting khusus secara ekslusif seperti kelas khusus, sekolah

khusus dan lembaga khusus dengan pengasramaan. Pendidikan khusus ini

biasanya ditujukan kepada anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita atau tunadaksa.

Sebagian orang merasa pendidikan khusus tidak dapat dibenarkan karena setiap

anak berhak untuk berkembang di dalam sebuah lingkungan yang sama dengan

orang lain. Mereka berkewajiban dan bertanggung jawab untuk dapat

memberikan apa yang dapat diberikan dan mempunyai hak untuk menerima apa

yang dibutuhkannya dan pada akhirnya memulai proses untuk menuju inklusi.

Prinsip kunci dari pendidikan untuk semua, salah satunya adalah prinsip

inklusi (Baihaqi dalam Widiani 2010). Prinsip inklusi berbeda dengan prinsip

eksklusi yang selama ini dipraktekan dalam bidang pendidikan. Perspekif ekslusif

dipandang tidak dapat mengakomodasikan kebutuhan sosial anak berkebutuhan

khusus. Untuk memperbaiki hal tersebut, berkembang perspektif baru dalam

pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus yaitu inklusi (Sugiarmin, 2005).

Inklusi itu sendiri diambil dari bahasa Inggris yaitu inclusion-peny yang

mendeskripsikan penyatuan bagi anak-anak berkelainan (penyandang cacat) ke

dalam program-program sekolah (Smith, 2006). Program pendidikan inklusi ini

bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi seluruh siswa untuk

mengoptimalkan potensi dan kemampuannya dan memenuhi kebutuhan

belajarnya (Baihaqi, 2005).

Dengan program pendidikan inklusi ini anak berkebutuhan khusus

memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosialnya dengan

berbagai kelompok individu. Keterampilan sosial yang perlu di miliki oleh anak

adalah kemampuan anak dalam menjalin hubungan dengan orang lain, melakukan

kegiatan bermain, menggunakan waktu luang dan kemampuan mengatasi situasi

(11)

3

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterampilan sosial anak yang mengalami keterbelakangan mental

berkembang dengan lebih baik di sekolah inklusi (Skjorten, 2004). Di Norwegia

keterampilan sosial anak berkebutuhan khusus berkembang dengan baik karena

anak dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain, membantu satu

sama lain untuk belajar, saling tenggang rasa satu sama lain, menerima kenyataan

bahwa sebagian anak mempunyai kebutuhan yang berbeda dari mayoritas dan

kadang-kadang melakukan hal berbeda (Skjorten, 2004).

Di Indonesia, sekolah umum yang dapat menerima anak-anak

berkebutuhan khusus masih sangan sulit di temukan, mereka biasa di temukan di

sekolah-sekolah khusus seperti sekolah luar biasa di jalan cipaganti. Di Bandung

salah satu sekolah umum yang dapat menerima anak berkebutuhan khusus adalah

sekolah TK Mutiara Bunda, TK Mutiara bunda menerima anak-anak

berkebutuhan khusus diantaranya anak autistik, ADHD, keterbelakangan mental,

hiperaktif, dan cacat fisik. Sekolah ini dimana dalam satu kelas menggabungkan

anak normal dengan ABK. Salah satu yang termasuk anak berkebutuhan khusus

adalah anak keterbelakangan mental. Pada umumnya anak yang mengalami

gangguan keterbelakangan mental ringan lebih suka menutup diri dan tidak

mudah berbaur dengan banyak orang sehingga subjek lebih sering dijauhi

temanya sehingga ia lebih suka menyendiri atau berbaur dengan orang yang lebih

besar dari usianya. Untuk itu penulis mencoba melakukan penelitian terhadap

anak yang mengalami gangguan keterbelakangan mental ringan di TK Mutiara

Bunda di lihat dari aspek keterampilan sosialnya selama subjek penelitian berada

(12)

4

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang masalah diatas, maka secara umum

dapat dirumuskan permasalahan yaitu sebagai berikut: bagaimanakah profil

keterampilan sosial anak keterbelakangan mental ringan di TK Mutiara Bunda?

Adapun pembatasan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana keterampilan berkomunikasi anak keterbelakangan mental

ringan di TK Mutiara Bunda?

2. Bagaimana keterampilan menjalin persahabatan anak keterbelakangan

mental ringan di TK Mutiara Bunda?

3. Bagaimana keterampilan berperan dalam kelompok anak keterbelakangan

mental ringan di TK Mutiara Bunda?

4. Bagaimana keterampilan bersopan santun dalam pergaulan anak

keterbelakangan mental ringan di TK Mutiara Bunda?

5. Bagaimana keterampilan kemandirian anak keterbelakangan mental ringan

di TK Mutiara Bunda?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Berdasarkan fokus rumusan masalah diatas, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui gambaran kemampuan keterampilan sosial anak

keterbelakangan mental ringan di TK Mutiara Bunda.

2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Kemampuan keterampilan berkomunikasi anak keterbelakangan

(13)

5

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kemampuan keterampilan sopan santun anak keterbelakangan mental

ringan di TK Mutiara Bunda

c. Kemampuan keterampilan menjalin persahabatan anak

keterbelakangan mental ringan di TK Mutiara Bunda.

d. Kemampuan keterampilan berperan dalam kelompok anak

keterbelakangan mental ringan di TK Mutiara Bunda

e. Kemampuan kemandirian anak keterbelakangan mental ringan di TK

Mutiara Bunda.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan salah satu kontribusi yang berharga dan

diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai pihak diantaranya:

1. Program Studi PG-PAUD

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi jurusan

PG-PAUD khususnya dalam mata kuliah Anak Berkebutuhan khusus mengenai

Anak yang mengalami Keterbelakangan Mental ringan.

2. Pendidik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

pendidik dalam memahami pentingnya mengembangkan keterampilan sosial

siswa dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

3. Orang tua dan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan orang tua

dan masyarakat tentang pentingnya menstimulasi keterampilan anak dalam

bersosialisasi hal ini diharapkan agar para orang tua dan pihak sekolah dapat

bekerja sama untuk mengembangkan segala aspek perkembangan siswa,

terutama keterampilan sosial anak.

(14)

6

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan untuk

mengadakan penelitian yang terkait dan sebagai informasi untuk bahan

penelitian lanjutan dengan variabel lain maupun jenjang usia atau konteks yang

berbeda.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Susunan penulisan skripsi ini diolah dalam BAB I-V yang terdiri dari :

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan penelitian,

manfaat penelitian dan struktur organisasi penulisan.

BAB II Kajian teoritis yang berisi tentang landasan teori mengenai konsep

keterampilan sosial dan konsep keterbelakangan mental ringan

BAB III Metode Penelitian yang berisi tentang Metode penelitian, lokasi dan

subjek penelitian, asumsu dasar, penjelasan istilah, teknik analisis data,

kelemahan dalam penulisan.

BAB IV terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai profil

keterampilan sosial anak keterbelakangan mental ringan.

(15)

26

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, karena bertujuan

untuk memperoleh profil keterampilan sosial anak keterbelakangan mental ringan.

Metode penelitian deskriptif kualitatif dalam pelaksanaanya memperhatikan pada

tiga hal yaitu Pertama karakteristik profil keterampilan sosial, kedua kualitas

perilaku keterampilan sosial, dan ketiga keterkaitan antar kegiatan di sekolah

dengan keterampilan sosial yang anak miliki (Syaodih: 2007).

Metode penelitian deskriptif kualitatif dalam pelaksanaanya lebih

memperhatikan karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan (Syaodih: 2007),

dalam hal ini peneliti ingin mengetahui keadaan yang nyata dan sebenarnya dari

keterampilan sosial anak keterbelakangan mental dengan kondisi yang tentunya

berbeda dengan anak normal. Pengumpulan data dapat diperoleh dari beberapa

metode yaitu: observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat peneliti melakukan penelitian adalah Mutiara Bunda

Playschool yang beralamat di Jl. Padang Golf No.08 kecamatan

Sukamiskin Bandung Timur. Peneliti melakukan penelitian di kelas TK

Bear yang rata-rata usianya 4-5 tahun. TK Bear berisikan 15 murid dengan

satu guru, satu asisten dan dua pendamping.

(16)

27

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Subjek Penelitian

Hasil observasi dan wawancara terhadap psikolog anak dan guru

kelas di TK Mutiara Bunda Playschool mengatakan bahwa salah satu anak

yang berada di kelas TK Bear mengalami keterbelakangan mental ringan.

Anak perempuan tersebut yang bernama Dede usia 7 tahun, untuk itulah

penulis melakukan penelitian studi kasus terhadap Dede untuk melihat

keterampilan sosial anak tersebut.

C. Teknik Pengumpulan Data

Agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya:

1. Observasi

Observasi yang peneliti lakukan ditujukan pada satu orang anak yang

berjenis kelamin perempuan yang teridentifikasi sebagai anak yang

mengalami gangguan keterbelakangan mental ringan. Observasi tersebut

dilakukan untuk memperooleh profil keterampilan sosial anak

keterbelakangan mental ringan. Observasi dilakukan selama satu bulan di

mulai tanggal 4 April 2011 hingga 29 April 2011 yang dilakukan setiap

hari senin hingga jumat pada pukul 7.30 – 12.00. Peneliti hanya

melakukan observasi selama anak tersebut berada di sekolah dengan

melihat lima keterampilan sosial anak yaitu keterampilan berkomunikasi,

menjalin persahabatan, berperan dalam kelompok, bersopan santun dan

kemandirian. Alat yang digunakan untuk observasi ini adalah berbentuk

filed note.

2. Wawancara

Untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai subjek maka peneliti

melakukan wawancara kepada beberapa orang terdekat anak di antaranya

(17)

28

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan nara sumber yang diduga dapat memberikan informasi

mengenai tingkah laku dan perkembangan keterampilan sosial subjek

penelitian. Wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah

wawancara tidak terstruktur, hal ini dilakukan karena disesuaikan dengan

konteks kondisi lapangan.

3. Studi Dokumentasi

Selain observasi dan wawancara peneliti juga mengambil dokumentasi

berupa gambar-gambar atau foto aktivitas anak ketika berada di sekolah

dengan melihat lima keterampilan sosial anak yaitu keterampilan

berkomunikasi, menjalin persahabatan, berperan dalam kelompok,

bersopan santun dan kemandirian, dan peneliti juga akan melampirkan

dokumentasi berbentuk raport bulanan perkembangan subjek penelitian.

D. Asumsi Dasar

1. Keterampilan sosial sebagai kemampuan seseorang dalam beradaptasi

secara baik dengan lingkunganya dan menghindari konflik saat

berkomunikasi baik secara fisik maupun verbal (Matson dan Ollendick,

2006).

2. Keterampilan sosial merupakan kemampuan untuk berinteraksi dengan

orang lain dalam konteks sosial dengan cara-cara khusus yang dapat

diterima oleh lingkungan dan pada saat bersamaan dapat menguntungkan

individu (Combs & Slaby, 1995).

3. Anak mengalami keterbelakangan mental bukan karena keturunan, ketika

masa kehamilan atau pasca kehamilan akan tetapi faktor lingkungan yang

dapat merugikan dan mengganggu perkembangan mental anak. Hal ini di

dukung juga oleh David (2006:110) yang menjelaskan bahwa sebagian

besar anak keterbelakangan mental bukanlah akibat genetika, penyakit

(18)

29

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan mengganggu perkembangan mentalnya, atau mereka anak-anak yang

masuk sekolah dengan pengalaman-pengalaman lingkungan yang

membawanya pada ketidakberuntungan dalam memenuhi harapan-harapan

yang mereka hadapi sebagai siswa.

E. Penjelasan Istilah

1. Keterampilan sosial

Keterampilan berkomunikasi adalah kemampuan untuk mampu

menyampaikan dengan baik kepada orang lain sekaligus juga mampu

memahami dan memberikan respon atas komunikasi yang dijalin oleh

orang lain (Shapiro:2010)

Menjalin persahabatan yaitu kemampuan dalam memahami kebutuhan

orang lain sebagaimana kita sendiri membutuhkanya dan kemampuan

untuk bisa berbagi dengan orang lain (Shapiro:2010).

Berperan dalam kelompok yaitu kemampuan untuk dapat menyampaikan

pendapat meskipun tidak fomal (Shapiro:2010).

Bersopan santun yaitu melakukan budi pekerti yang baik dan sesuai

dengan tata karma yang dianut dan berlaku di masyarakat (Shapiro:2010).

Kemandirian yaitu kemampuan perilaku yang menentukan bagaimana

bereaksi terhadap situasi setiap hari yang memerlukan beberapa jenis

keputusan (Prasasti:2004).

2. Keterbelakangan mental ringan

Keterbelakangan mental ringan yaitu anak yang mengalami taraf

kecerdasan berada di bawah rata-rata kecerdasan umum anak sebayanya

yang diindikasikan dengan nilai IQ yang berada di bawah 70 berkisar

(19)

30

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Analisis Data

Analisi data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan,

kemudian mengelompokan kedalam pola. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Analitical Holistical dan

Induction yaitu dengan cara mengumpulkan data secara menyeluruh dari

lapangan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung. Selanjutnya data yang

terkumpul dianalisis secara langsung dan dikritisi kemudian ditafsirkan secara

hati-hati dan pada akhirnya ditarik kesimpulan secara bertahap hingga tujuan

yang diharapkan tercapai.

Adapun tahap-tahap analisis data dalam penelitian ini sesuai analisis

data yang dikemukakan oleh Nasution dalam Widiani (2010) yaitu

1. Reduksi Data

Peneliti mengumpulkan data-data dari hasil observasi berbentuk field

note, wawancara dan raport anak yang kemudian peneliti rangkum dengan

cara memfokuskan hal-hal yang penting sesuai dengan keterampilan sosial

anak yaitu keterampilan berkomunikasi, menjalin persahabatan, berperan

dalam kelompok, bersopan santun dan kemandirian selanjutnya data-data

yang tidak ada kaitannya dengan rumusan masalah penelitian akan peneliti

sisihkan.

2. Penyajian Data

Hasil dari reduksi data akan peneliti uraikan dalam bab selanjutnya

yang nantinya akan peneliti kaitkan dan bandingkan dengan teori-teori

sesuai dengan rumusan masalah penelitian.

(20)

31

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menarik kesimpulan peneliti lakukan setelah data terkumpul sejak

awal hingga akhir yang kemudian peneliti rangkum sehingga dapat di tarik

kesimpulan mengenai profil keterampilan sosial anak keterbelakangan

mental.

G. Kelemahan Dalam Penulisan

Kelemahan dalam penulisan ini adalah bahwa penulis tidak dapat

memperoleh data dari orang tua subjek penelitian di karenakan sikap mereka

yang menutup diri terhadap orang yang baru dikenalnya, sehingga penulis

(21)

41

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan sosial anak keterbelakangan

mental ringan pada subjek penelitian di TK Mutiara Bunda adalah sebagai

berikut:

1. Keterampilan berkomunikasi pada subjek penelitian cukup baik ketika ia

berkomunikasi bersama orang yang sudah dikenalnya, meskipun terkadang

ketika di ajak berkomunikasi anak suka tidak cocok antara pertanyaan dan

jawaban yang diberikan, kondisi tersebut dikarenakan anak terkadang tidak

fokus dengan pertanyaan yang di berikan sehingga ia suka memberikan

jawaban yang tidak cocok. Sebaliknya ketika subjek penelitian di ajak

berkomunikasi dengan orang yang baru dikenalnya, terkadang ia cenderung

diam dan menutup diri. Kondisi tersebut dikarenakan anak yang mengalami

gangguan keterbelakangan mental ringan tidak mudah untuk mempercayai

orang baru dan lebih sering menutup diri.

2. Keterampilan menjalin persahabatan pada subjek penelitian masih harus

membutuhkan pendampingan, kondisi ini di karenakan ia tidak mudah untuk

membuka diri dan percaya pada orang lain. Selain itu ia masih memiliki sifat

kelekatan pada satu orang saja, ketika berada di sekolah ia hanya merasa

nyaman dengan satu guru pendampingnya saja, rasa percaya dirinya akan

timbul ketika ia bersama dengan pendampingnya. Sebaliknya ia akan berontak

ketika tidak bersama guru pendampingnya.

(22)

42

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Keterampilan berperan dalam kelompok pada subjek penelitian masih bersifat

ikut-ikutan saja, kondisi tersebut dikarenakan rasa percaya diri anak yang

tidak timbul ketika harus bekerjasama dengan teman satu kelompoknya,

sehingga ia harus didampingi dan memberinya motivasi untuk menumbuhkan

rasa percaya dalam dirinya.

4. Keterampilan bersopan santun pada subjek penelitian masih harus

membutuhkan bimbingan, ia masih harus selalu diingatkan dan di biasakan

untuk melakukan perbuatan yang positif seperti mencium tangan guru,

mengucapkan salam, berbicara dengan tidak berteriak dan bagaimana cara

menyapa orang.

5. Keterampilan kemandirian subjek penelitian cukup baik, karena ia dapat

melakukan suatu kebiasaan yang sering dilakukan sehari-hari dan menjadi

suatu kebiasaan rutin seperti membuka sepatu dan menyimpan di rak sepatu,

menyimpan tas dalam loker dan dapat membersihkan diri ketika buang ait

besar dan buang air kecil. Meskipun begitu mereka tetap membutuhkan

motivasi, latihan dan dukungan dari orang sekelilingnya untuk menumbuhkan

sikap percaya dirinya.

B. Rekomendasi

1. Orang Tua

a. Hendaknya lebih sering berkonsultasi dan bekerjasama dengan guru dan

ortopedagog di sekolah, agar penanganan yang telah dilakukan di sekolah

dapat diteruskan di rumah.

b. Lebih terbuka mengenai kondisi anak terhadap guru dan orang tua murid

lainya untuk dapat bertukar pikiran.

c. Hendaknya lebih sering mengajak anak ketempat umum agar anak dapat

(23)

43

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Guru

a. Hendaknya memberikan strategi-strategi yang menarik kepada anak dalam

setiap pemberian materi di kelas, sehingga anak tidak mudah bosan.

b. Dalam pengajaran untuk anak gangguan keterbelakangan mental ringan

hendaknya guru lebih banyak memberikan praktik langsung sehingga anak

lebih terampil dan terlatih

c. Hendaknya dalam setiap pembelajaran guru harus betul-betul

memperkenalkan dan mengajarkan alat-alat yang akan di gunakan sesuai

dengan kemampuan anak, karna terkadang anak yang mengalami

gangguan suka lupa cara menggunakan alat tersebut.

3. Peneliti selanjutnya

Agar melakukan penelitian yang sama dengan melakukan penelitian

lebih mendalam lagi tidak hanya melihat kegiatan di sekolah tetapi di rumah

dan tempat-tempat yang biasa subjek kunjungi. Selain itu waktu observasi

juga lebih di perpanjang lagi agar diperoleh data yang lebih akurat lagi

(24)

44

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Amin, Mohammad. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdikbud.

Asriyah, Rina. (2010). Penyesuaian Sosial Siswa Tunagrahita Ringan di Sekolah Dasar Negeri 01 Jakarta. Skripsi FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Azzet, Akhmad Muhaimin. (2010). Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak. Jogjakarta: katahati.

Baihaqi, MIF. (2006). Inklusi Sekolah Ramah Untuk Semua. Bandung: Nuansa.

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Devi, Lismayanti. (2008). Peningkatan Keterampilam Sosial Anak TK Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif. Skripsi dalam FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Fasya, Gevi N. (2011). Kemandirian Anak Usia Dini Yang Mengalami Gejala Autism. Program Studi PG-PAUD. UPI.

Fatimah, Fenti. (2010). Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Permainan Tradisional. Skripsi FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hildayani, Rini dkk. (2007). Penanganan Anak Berkelainan. Jakarta: Universitas Terbuka.

(25)

45

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Muijs, Daniel. (2008). Effective Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nur’aeni. (1997). Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah. Jakarta: Rineka cipta.

Safari, Fajar Rizki. (2010). Pengaruh Permainan Monopoli Terhadap Peningkatan Kecerdasan Interpersonal Dengan Teman Sebaya Anak Tunagrahita. Skripsi FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Seefeldt, Carol. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

Setiawan, Iwan. (2002). Penerapan Teknik Overcorretion Dalam Mengurangi Perilaku Stereotype Pada Anak Tunagrahita Sedang di SPLB-C YPLB Cipaganti Bandung. Skripsi PLB FIP UPI. Tidak diterbitkan.

Skjorten, Miriam D. (2004). Pendidikan Kebutuhan Khusus. Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Smith, J David. (2006). Inklusi Sekolah Rumah untuk Semua. Bandung: Penerbit Nuansa.

Sudarsono. (1993). Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata, Nana S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.

Supratiknya. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta.

Somantri, Sutjihati. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Syaodih, Ernawulan. (2007). Pengembangan Perilaku Sosial Anak Prasekolah.

(26)

46

Adelina Kusuma Jaya, 2013

Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Widiani, Tresna. (2010). Implementasi Pembelajaran Inklusi di Tamana kanak-kanak. Skripsi. FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Referensi

Dokumen terkait

Pertimbangan pengambilan informan tentu saja dilakukan peneliti dengan melihat bahwa orang tua siswa anak berkebutuhan khusus (Inklusi) yang nantinya menerima

Eksplorasi Terfokus untuk menentukan sasaran penelitian (Sekolah dan sampel penelitian serta kegiatan menggambar bebas dan keterampilan bahasa tulis anak yang

Masalah utama dalam penelitian ini adalah apakah kegiatan bercocok tanam dapat meningkatkan keterampilan sosial anak usia dini di TK Mutiara Desa Bungaejaya, Kec.Pallangga Kab.Gowa..