Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL ANAK
KETERBELAKANGAN MENTAL RINGAN
(Studi Deskriptif Kualitatif Anak keterbelakangan Mental di TK Mutiara Bunda Arcamanik Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh:
Adelina Kusuma Jaya 0802149
PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
============================================================
PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KETERBELAKANGAN
MENTAL RINGAN
(Studi Deskriptif Kualitatif Anak Keterbelakangan Mental di TK Mutiara Bunda Arcamanik Bandung)
Oleh:
Adelina Kusuma Jaya
0802149
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
c Adelina Kusuma Jaya 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
ii
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KETERBELAKANGAN MENTAL RINGAN
Oleh : Adelina Kusuma Jaya 0802149
Di Indonesia, sekolah umum yang dapat menerima anak-anak berkebutuhan khusus masih sangan sulit di temukan, mereka biasa di temukan di sekolah-sekolah khusus seperti sekolah luar biasa di jalan Cipaganti. Di Bandung salah satu sekolah umum yang dapat menerima anak berkebutuhan khusus adalah sekolah TK Mutiara Bunda dimana dalam satu kelas menggabungkan anak normal dengan ABK. Salah satu yang termasuk anak berkebutuhan khusus adalah anak keterbelakangan mental. Penelitian tentang anak keterbelakangan mental di sekolah umum masih sangat sulit ditemukan untuk itu penulis mencoba meneliti anak keterbelakangan mental ringan di lihat dari keterampilan sosialnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana profil keterampilan sosial anak keterbelakangan mental di TK Mutiara Bunda. Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil keterampilan sosial anak keterbelakangan mental yang bersekolah di TK Mutiara Bunda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dimana penulis mencatat semua aktivitas subjek penelitian di sekolah dalam bentuk field not, wawancara dengan orang yang terdekat dengan subjek penelitian, dan studi dokumentasi berupa foto-foto dan raport. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah anak perempuan berusia 7 tahun yang didiagnosa mengalami gangguan keterbelakangan mental ringan. Hasil penelitian di temukan bahwa keterampilan sosial anak keterbelakangan mental ringan cukup baik karna subjek dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan sedikit motivasi. Dalam pelaksanaanya di lapangan tidak menutup kemungkinan penulis menemui hambatan dan kendala-kendala yang muncul pada saat melakukan penelitian dalam penulisan skripsi ini. Rekomendasi untuk orang tua sebaiknya lebih terbuka, sering berkomunikasi dengan ortopedagog di sekolah.
iii
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Mental Disorder Child Social Skill Profile
By: Adelina Kusuma Jaya 0802149
In Indonesia, it still very difficult to find public school for special needs children. We could see these children in special school such as “SLB” in Cipaganti street. In Bandung, TK Mutiara Bunda is one of general school that accept special needs children and gather them with normal children. Research about mental disorder children in general school still very rare to find, based on this, written do research about social skill of mental disorder children. The question research is how the profile of mental disorder children social skill who schooled in Mutiara Bunda kindergarten. The method that used in this research is descriptive qualitative method with data collecting technique through observation by notes all subjects research activities in school in field note form, interview the closest person of research finds that the social skill of mental disorder. The result of this research finds that the social skill of mental disorder child is quite good because the subject could the daily activities with just a few motivation. In the implementation do not close possibilities of the writer find some problems and difficulties, which appear during the research and writing this thesis. Recommendation for parents should more open mended and more communication with ortopedagog in school.
iv
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Rumusan Masalah ………. 4
C. Tujuan Penelitian ……….. 4
D. Manfaat Penelitian ……… 5
E. Teknik Analisi Data ……….. 6
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Keterampilan Sosial ……… 7
1. Pengertian Keterampilan Sosial……….. 7
2. Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial.. 11
B. Konsep Keterbelakangan Mental ……… 14
1. Pengertian Anak Keterbelakangan Mental ………. 14
2. Klasifikasi Keterbelakangan Mental ……….. 15
3. Faktor Penyebab Keterbelakangan Mental ………. 21
4. Perilaku Anak Keterbelakangan Mental …………. 22
5. Kondisi Anak Keterbelakangan Mental Ringan …. 23 C. Hubungan Keterampilan Sosial Dengan Anak Keterbelakangan Mental ………... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………. 26
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ……… 26
C. Teknik Pengumpulan Data ……… 27
D. Asumsi Dasar ……… 28
E. Penjelasan Istilah ……….. 29
F. Teknik Analisis Data ……….... 30
v
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KETERBELAKANGAN MENTAL RINGAN
A. Keterampilan Berkomunikasi Subjek Penelitian ………. 33
B. Keterampilan Menjalin Persahabatan Subjek penelitian . 35 C. Keterampilan Berperan Dalam Kelompok Subjek Penelitian 37 D. Keterampilan Bersopan Santun Subjek Penelitian …….. 37
E. Keterampilan Kemandirian Subjek Penelitian ………… 38
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ………. 41
B. Rekomendasi ……….. 42
DAFTAR PUSTAKA ……… 44
FIELD NOTE ……… 46
DISPLAY DATA PENELITIAN ……… 80
1
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan UU Perlindungan Anak No. 23 tahun 2002 “Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan bebas dari diskriminasi
dalam bentuk apapun. Pasal UU tersebut merupakan bentuk konformalitas
pemerintah terhadap konvensi Hak Anak dalam hal Pendidikan untuk semua.
Pendidikan untuk semua adalah hak setiap orang untuk mendapatkan pendidikan
yang berkualitas demi kehidupan yang bermartabat (Baihaqi, 2005).
Berdasarkan perspektif pendidikan untuk semua, akses pendidikan harus
dipandang sebagai sebuah tantangan multidimensi dengan perhatian khusus
kepada kelompok-kelompok yang terpinggirkan (Dalen dalam Skjorten , 2004).
Dengan demikian anak-anak dan orang dewasa yang berkebutuhan khusus
merupakan salah satu target pergerakan pendidikan untuk semua (Dalen dalam
Skjorten, 2004). Selain itu pendidikan juga harus menjangkau kelompok anak
yang kurang beruntung, termasuk anak-anak yang berkelainan (Baihaqi, 2005).
Salah satu yang termasuk anak berkebutuhan khusus adalah anak
tunagrahita. Menurut kamus lengkap psikologi, tunagrahita adalah fungsi dan
perkembangan intelektual di bawah garis normal yang disertai dengan kelemahan
dalam pelajaran, perkembangan sosial, serta keterlambatan mencapai tingkat
dewasa (Sudarsono, 1993). Tunagrahita dikenal juga dengan istilah terbelakang
mental. Keterbatasan kecerdasan anak terbelakang mental mengakibatkan dirinya
sukar untuk mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal, oleh
karena itu anak terbelakang mental membutuhkan layanan pendidikan secara
khusus yaitu disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut (Somantri, 2005).
Layanan pendidikan seperti ini disebut pendidikan khusus atau special education.
2
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Skjorten (2004: 37-42) Special education adalah pendidikan
yang menyediakan seting khusus secara ekslusif seperti kelas khusus, sekolah
khusus dan lembaga khusus dengan pengasramaan. Pendidikan khusus ini
biasanya ditujukan kepada anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita atau tunadaksa.
Sebagian orang merasa pendidikan khusus tidak dapat dibenarkan karena setiap
anak berhak untuk berkembang di dalam sebuah lingkungan yang sama dengan
orang lain. Mereka berkewajiban dan bertanggung jawab untuk dapat
memberikan apa yang dapat diberikan dan mempunyai hak untuk menerima apa
yang dibutuhkannya dan pada akhirnya memulai proses untuk menuju inklusi.
Prinsip kunci dari pendidikan untuk semua, salah satunya adalah prinsip
inklusi (Baihaqi dalam Widiani 2010). Prinsip inklusi berbeda dengan prinsip
eksklusi yang selama ini dipraktekan dalam bidang pendidikan. Perspekif ekslusif
dipandang tidak dapat mengakomodasikan kebutuhan sosial anak berkebutuhan
khusus. Untuk memperbaiki hal tersebut, berkembang perspektif baru dalam
pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus yaitu inklusi (Sugiarmin, 2005).
Inklusi itu sendiri diambil dari bahasa Inggris yaitu inclusion-peny yang
mendeskripsikan penyatuan bagi anak-anak berkelainan (penyandang cacat) ke
dalam program-program sekolah (Smith, 2006). Program pendidikan inklusi ini
bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi seluruh siswa untuk
mengoptimalkan potensi dan kemampuannya dan memenuhi kebutuhan
belajarnya (Baihaqi, 2005).
Dengan program pendidikan inklusi ini anak berkebutuhan khusus
memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosialnya dengan
berbagai kelompok individu. Keterampilan sosial yang perlu di miliki oleh anak
adalah kemampuan anak dalam menjalin hubungan dengan orang lain, melakukan
kegiatan bermain, menggunakan waktu luang dan kemampuan mengatasi situasi
3
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterampilan sosial anak yang mengalami keterbelakangan mental
berkembang dengan lebih baik di sekolah inklusi (Skjorten, 2004). Di Norwegia
keterampilan sosial anak berkebutuhan khusus berkembang dengan baik karena
anak dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain, membantu satu
sama lain untuk belajar, saling tenggang rasa satu sama lain, menerima kenyataan
bahwa sebagian anak mempunyai kebutuhan yang berbeda dari mayoritas dan
kadang-kadang melakukan hal berbeda (Skjorten, 2004).
Di Indonesia, sekolah umum yang dapat menerima anak-anak
berkebutuhan khusus masih sangan sulit di temukan, mereka biasa di temukan di
sekolah-sekolah khusus seperti sekolah luar biasa di jalan cipaganti. Di Bandung
salah satu sekolah umum yang dapat menerima anak berkebutuhan khusus adalah
sekolah TK Mutiara Bunda, TK Mutiara bunda menerima anak-anak
berkebutuhan khusus diantaranya anak autistik, ADHD, keterbelakangan mental,
hiperaktif, dan cacat fisik. Sekolah ini dimana dalam satu kelas menggabungkan
anak normal dengan ABK. Salah satu yang termasuk anak berkebutuhan khusus
adalah anak keterbelakangan mental. Pada umumnya anak yang mengalami
gangguan keterbelakangan mental ringan lebih suka menutup diri dan tidak
mudah berbaur dengan banyak orang sehingga subjek lebih sering dijauhi
temanya sehingga ia lebih suka menyendiri atau berbaur dengan orang yang lebih
besar dari usianya. Untuk itu penulis mencoba melakukan penelitian terhadap
anak yang mengalami gangguan keterbelakangan mental ringan di TK Mutiara
Bunda di lihat dari aspek keterampilan sosialnya selama subjek penelitian berada
4
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang masalah diatas, maka secara umum
dapat dirumuskan permasalahan yaitu sebagai berikut: bagaimanakah profil
keterampilan sosial anak keterbelakangan mental ringan di TK Mutiara Bunda?
Adapun pembatasan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana keterampilan berkomunikasi anak keterbelakangan mental
ringan di TK Mutiara Bunda?
2. Bagaimana keterampilan menjalin persahabatan anak keterbelakangan
mental ringan di TK Mutiara Bunda?
3. Bagaimana keterampilan berperan dalam kelompok anak keterbelakangan
mental ringan di TK Mutiara Bunda?
4. Bagaimana keterampilan bersopan santun dalam pergaulan anak
keterbelakangan mental ringan di TK Mutiara Bunda?
5. Bagaimana keterampilan kemandirian anak keterbelakangan mental ringan
di TK Mutiara Bunda?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Berdasarkan fokus rumusan masalah diatas, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran kemampuan keterampilan sosial anak
keterbelakangan mental ringan di TK Mutiara Bunda.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a. Kemampuan keterampilan berkomunikasi anak keterbelakangan
5
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Kemampuan keterampilan sopan santun anak keterbelakangan mental
ringan di TK Mutiara Bunda
c. Kemampuan keterampilan menjalin persahabatan anak
keterbelakangan mental ringan di TK Mutiara Bunda.
d. Kemampuan keterampilan berperan dalam kelompok anak
keterbelakangan mental ringan di TK Mutiara Bunda
e. Kemampuan kemandirian anak keterbelakangan mental ringan di TK
Mutiara Bunda.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini merupakan salah satu kontribusi yang berharga dan
diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai pihak diantaranya:
1. Program Studi PG-PAUD
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi jurusan
PG-PAUD khususnya dalam mata kuliah Anak Berkebutuhan khusus mengenai
Anak yang mengalami Keterbelakangan Mental ringan.
2. Pendidik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pendidik dalam memahami pentingnya mengembangkan keterampilan sosial
siswa dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
3. Orang tua dan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan orang tua
dan masyarakat tentang pentingnya menstimulasi keterampilan anak dalam
bersosialisasi hal ini diharapkan agar para orang tua dan pihak sekolah dapat
bekerja sama untuk mengembangkan segala aspek perkembangan siswa,
terutama keterampilan sosial anak.
6
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
mengadakan penelitian yang terkait dan sebagai informasi untuk bahan
penelitian lanjutan dengan variabel lain maupun jenjang usia atau konteks yang
berbeda.
E. Struktur Organisasi Penulisan
Susunan penulisan skripsi ini diolah dalam BAB I-V yang terdiri dari :
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan penelitian,
manfaat penelitian dan struktur organisasi penulisan.
BAB II Kajian teoritis yang berisi tentang landasan teori mengenai konsep
keterampilan sosial dan konsep keterbelakangan mental ringan
BAB III Metode Penelitian yang berisi tentang Metode penelitian, lokasi dan
subjek penelitian, asumsu dasar, penjelasan istilah, teknik analisis data,
kelemahan dalam penulisan.
BAB IV terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai profil
keterampilan sosial anak keterbelakangan mental ringan.
26
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, karena bertujuan
untuk memperoleh profil keterampilan sosial anak keterbelakangan mental ringan.
Metode penelitian deskriptif kualitatif dalam pelaksanaanya memperhatikan pada
tiga hal yaitu Pertama karakteristik profil keterampilan sosial, kedua kualitas
perilaku keterampilan sosial, dan ketiga keterkaitan antar kegiatan di sekolah
dengan keterampilan sosial yang anak miliki (Syaodih: 2007).
Metode penelitian deskriptif kualitatif dalam pelaksanaanya lebih
memperhatikan karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan (Syaodih: 2007),
dalam hal ini peneliti ingin mengetahui keadaan yang nyata dan sebenarnya dari
keterampilan sosial anak keterbelakangan mental dengan kondisi yang tentunya
berbeda dengan anak normal. Pengumpulan data dapat diperoleh dari beberapa
metode yaitu: observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi tempat peneliti melakukan penelitian adalah Mutiara Bunda
Playschool yang beralamat di Jl. Padang Golf No.08 kecamatan
Sukamiskin Bandung Timur. Peneliti melakukan penelitian di kelas TK
Bear yang rata-rata usianya 4-5 tahun. TK Bear berisikan 15 murid dengan
satu guru, satu asisten dan dua pendamping.
27
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Subjek Penelitian
Hasil observasi dan wawancara terhadap psikolog anak dan guru
kelas di TK Mutiara Bunda Playschool mengatakan bahwa salah satu anak
yang berada di kelas TK Bear mengalami keterbelakangan mental ringan.
Anak perempuan tersebut yang bernama Dede usia 7 tahun, untuk itulah
penulis melakukan penelitian studi kasus terhadap Dede untuk melihat
keterampilan sosial anak tersebut.
C. Teknik Pengumpulan Data
Agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya:
1. Observasi
Observasi yang peneliti lakukan ditujukan pada satu orang anak yang
berjenis kelamin perempuan yang teridentifikasi sebagai anak yang
mengalami gangguan keterbelakangan mental ringan. Observasi tersebut
dilakukan untuk memperooleh profil keterampilan sosial anak
keterbelakangan mental ringan. Observasi dilakukan selama satu bulan di
mulai tanggal 4 April 2011 hingga 29 April 2011 yang dilakukan setiap
hari senin hingga jumat pada pukul 7.30 – 12.00. Peneliti hanya
melakukan observasi selama anak tersebut berada di sekolah dengan
melihat lima keterampilan sosial anak yaitu keterampilan berkomunikasi,
menjalin persahabatan, berperan dalam kelompok, bersopan santun dan
kemandirian. Alat yang digunakan untuk observasi ini adalah berbentuk
filed note.
2. Wawancara
Untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai subjek maka peneliti
melakukan wawancara kepada beberapa orang terdekat anak di antaranya
28
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan nara sumber yang diduga dapat memberikan informasi
mengenai tingkah laku dan perkembangan keterampilan sosial subjek
penelitian. Wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah
wawancara tidak terstruktur, hal ini dilakukan karena disesuaikan dengan
konteks kondisi lapangan.
3. Studi Dokumentasi
Selain observasi dan wawancara peneliti juga mengambil dokumentasi
berupa gambar-gambar atau foto aktivitas anak ketika berada di sekolah
dengan melihat lima keterampilan sosial anak yaitu keterampilan
berkomunikasi, menjalin persahabatan, berperan dalam kelompok,
bersopan santun dan kemandirian, dan peneliti juga akan melampirkan
dokumentasi berbentuk raport bulanan perkembangan subjek penelitian.
D. Asumsi Dasar
1. Keterampilan sosial sebagai kemampuan seseorang dalam beradaptasi
secara baik dengan lingkunganya dan menghindari konflik saat
berkomunikasi baik secara fisik maupun verbal (Matson dan Ollendick,
2006).
2. Keterampilan sosial merupakan kemampuan untuk berinteraksi dengan
orang lain dalam konteks sosial dengan cara-cara khusus yang dapat
diterima oleh lingkungan dan pada saat bersamaan dapat menguntungkan
individu (Combs & Slaby, 1995).
3. Anak mengalami keterbelakangan mental bukan karena keturunan, ketika
masa kehamilan atau pasca kehamilan akan tetapi faktor lingkungan yang
dapat merugikan dan mengganggu perkembangan mental anak. Hal ini di
dukung juga oleh David (2006:110) yang menjelaskan bahwa sebagian
besar anak keterbelakangan mental bukanlah akibat genetika, penyakit
29
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan mengganggu perkembangan mentalnya, atau mereka anak-anak yang
masuk sekolah dengan pengalaman-pengalaman lingkungan yang
membawanya pada ketidakberuntungan dalam memenuhi harapan-harapan
yang mereka hadapi sebagai siswa.
E. Penjelasan Istilah
1. Keterampilan sosial
Keterampilan berkomunikasi adalah kemampuan untuk mampu
menyampaikan dengan baik kepada orang lain sekaligus juga mampu
memahami dan memberikan respon atas komunikasi yang dijalin oleh
orang lain (Shapiro:2010)
Menjalin persahabatan yaitu kemampuan dalam memahami kebutuhan
orang lain sebagaimana kita sendiri membutuhkanya dan kemampuan
untuk bisa berbagi dengan orang lain (Shapiro:2010).
Berperan dalam kelompok yaitu kemampuan untuk dapat menyampaikan
pendapat meskipun tidak fomal (Shapiro:2010).
Bersopan santun yaitu melakukan budi pekerti yang baik dan sesuai
dengan tata karma yang dianut dan berlaku di masyarakat (Shapiro:2010).
Kemandirian yaitu kemampuan perilaku yang menentukan bagaimana
bereaksi terhadap situasi setiap hari yang memerlukan beberapa jenis
keputusan (Prasasti:2004).
2. Keterbelakangan mental ringan
Keterbelakangan mental ringan yaitu anak yang mengalami taraf
kecerdasan berada di bawah rata-rata kecerdasan umum anak sebayanya
yang diindikasikan dengan nilai IQ yang berada di bawah 70 berkisar
30
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Analisis Data
Analisi data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan,
kemudian mengelompokan kedalam pola. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Analitical Holistical dan
Induction yaitu dengan cara mengumpulkan data secara menyeluruh dari
lapangan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung. Selanjutnya data yang
terkumpul dianalisis secara langsung dan dikritisi kemudian ditafsirkan secara
hati-hati dan pada akhirnya ditarik kesimpulan secara bertahap hingga tujuan
yang diharapkan tercapai.
Adapun tahap-tahap analisis data dalam penelitian ini sesuai analisis
data yang dikemukakan oleh Nasution dalam Widiani (2010) yaitu
1. Reduksi Data
Peneliti mengumpulkan data-data dari hasil observasi berbentuk field
note, wawancara dan raport anak yang kemudian peneliti rangkum dengan
cara memfokuskan hal-hal yang penting sesuai dengan keterampilan sosial
anak yaitu keterampilan berkomunikasi, menjalin persahabatan, berperan
dalam kelompok, bersopan santun dan kemandirian selanjutnya data-data
yang tidak ada kaitannya dengan rumusan masalah penelitian akan peneliti
sisihkan.
2. Penyajian Data
Hasil dari reduksi data akan peneliti uraikan dalam bab selanjutnya
yang nantinya akan peneliti kaitkan dan bandingkan dengan teori-teori
sesuai dengan rumusan masalah penelitian.
31
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menarik kesimpulan peneliti lakukan setelah data terkumpul sejak
awal hingga akhir yang kemudian peneliti rangkum sehingga dapat di tarik
kesimpulan mengenai profil keterampilan sosial anak keterbelakangan
mental.
G. Kelemahan Dalam Penulisan
Kelemahan dalam penulisan ini adalah bahwa penulis tidak dapat
memperoleh data dari orang tua subjek penelitian di karenakan sikap mereka
yang menutup diri terhadap orang yang baru dikenalnya, sehingga penulis
41
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan sosial anak keterbelakangan
mental ringan pada subjek penelitian di TK Mutiara Bunda adalah sebagai
berikut:
1. Keterampilan berkomunikasi pada subjek penelitian cukup baik ketika ia
berkomunikasi bersama orang yang sudah dikenalnya, meskipun terkadang
ketika di ajak berkomunikasi anak suka tidak cocok antara pertanyaan dan
jawaban yang diberikan, kondisi tersebut dikarenakan anak terkadang tidak
fokus dengan pertanyaan yang di berikan sehingga ia suka memberikan
jawaban yang tidak cocok. Sebaliknya ketika subjek penelitian di ajak
berkomunikasi dengan orang yang baru dikenalnya, terkadang ia cenderung
diam dan menutup diri. Kondisi tersebut dikarenakan anak yang mengalami
gangguan keterbelakangan mental ringan tidak mudah untuk mempercayai
orang baru dan lebih sering menutup diri.
2. Keterampilan menjalin persahabatan pada subjek penelitian masih harus
membutuhkan pendampingan, kondisi ini di karenakan ia tidak mudah untuk
membuka diri dan percaya pada orang lain. Selain itu ia masih memiliki sifat
kelekatan pada satu orang saja, ketika berada di sekolah ia hanya merasa
nyaman dengan satu guru pendampingnya saja, rasa percaya dirinya akan
timbul ketika ia bersama dengan pendampingnya. Sebaliknya ia akan berontak
ketika tidak bersama guru pendampingnya.
42
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Keterampilan berperan dalam kelompok pada subjek penelitian masih bersifat
ikut-ikutan saja, kondisi tersebut dikarenakan rasa percaya diri anak yang
tidak timbul ketika harus bekerjasama dengan teman satu kelompoknya,
sehingga ia harus didampingi dan memberinya motivasi untuk menumbuhkan
rasa percaya dalam dirinya.
4. Keterampilan bersopan santun pada subjek penelitian masih harus
membutuhkan bimbingan, ia masih harus selalu diingatkan dan di biasakan
untuk melakukan perbuatan yang positif seperti mencium tangan guru,
mengucapkan salam, berbicara dengan tidak berteriak dan bagaimana cara
menyapa orang.
5. Keterampilan kemandirian subjek penelitian cukup baik, karena ia dapat
melakukan suatu kebiasaan yang sering dilakukan sehari-hari dan menjadi
suatu kebiasaan rutin seperti membuka sepatu dan menyimpan di rak sepatu,
menyimpan tas dalam loker dan dapat membersihkan diri ketika buang ait
besar dan buang air kecil. Meskipun begitu mereka tetap membutuhkan
motivasi, latihan dan dukungan dari orang sekelilingnya untuk menumbuhkan
sikap percaya dirinya.
B. Rekomendasi
1. Orang Tua
a. Hendaknya lebih sering berkonsultasi dan bekerjasama dengan guru dan
ortopedagog di sekolah, agar penanganan yang telah dilakukan di sekolah
dapat diteruskan di rumah.
b. Lebih terbuka mengenai kondisi anak terhadap guru dan orang tua murid
lainya untuk dapat bertukar pikiran.
c. Hendaknya lebih sering mengajak anak ketempat umum agar anak dapat
43
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Guru
a. Hendaknya memberikan strategi-strategi yang menarik kepada anak dalam
setiap pemberian materi di kelas, sehingga anak tidak mudah bosan.
b. Dalam pengajaran untuk anak gangguan keterbelakangan mental ringan
hendaknya guru lebih banyak memberikan praktik langsung sehingga anak
lebih terampil dan terlatih
c. Hendaknya dalam setiap pembelajaran guru harus betul-betul
memperkenalkan dan mengajarkan alat-alat yang akan di gunakan sesuai
dengan kemampuan anak, karna terkadang anak yang mengalami
gangguan suka lupa cara menggunakan alat tersebut.
3. Peneliti selanjutnya
Agar melakukan penelitian yang sama dengan melakukan penelitian
lebih mendalam lagi tidak hanya melihat kegiatan di sekolah tetapi di rumah
dan tempat-tempat yang biasa subjek kunjungi. Selain itu waktu observasi
juga lebih di perpanjang lagi agar diperoleh data yang lebih akurat lagi
44
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Amin, Mohammad. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdikbud.
Asriyah, Rina. (2010). Penyesuaian Sosial Siswa Tunagrahita Ringan di Sekolah Dasar Negeri 01 Jakarta. Skripsi FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Azzet, Akhmad Muhaimin. (2010). Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak. Jogjakarta: katahati.
Baihaqi, MIF. (2006). Inklusi Sekolah Ramah Untuk Semua. Bandung: Nuansa.
Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Devi, Lismayanti. (2008). Peningkatan Keterampilam Sosial Anak TK Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif. Skripsi dalam FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Fasya, Gevi N. (2011). Kemandirian Anak Usia Dini Yang Mengalami Gejala Autism. Program Studi PG-PAUD. UPI.
Fatimah, Fenti. (2010). Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Permainan Tradisional. Skripsi FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Hildayani, Rini dkk. (2007). Penanganan Anak Berkelainan. Jakarta: Universitas Terbuka.
45
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Muijs, Daniel. (2008). Effective Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nur’aeni. (1997). Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah. Jakarta: Rineka cipta.
Safari, Fajar Rizki. (2010). Pengaruh Permainan Monopoli Terhadap Peningkatan Kecerdasan Interpersonal Dengan Teman Sebaya Anak Tunagrahita. Skripsi FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Seefeldt, Carol. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.
Setiawan, Iwan. (2002). Penerapan Teknik Overcorretion Dalam Mengurangi Perilaku Stereotype Pada Anak Tunagrahita Sedang di SPLB-C YPLB Cipaganti Bandung. Skripsi PLB FIP UPI. Tidak diterbitkan.
Skjorten, Miriam D. (2004). Pendidikan Kebutuhan Khusus. Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Smith, J David. (2006). Inklusi Sekolah Rumah untuk Semua. Bandung: Penerbit Nuansa.
Sudarsono. (1993). Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinata, Nana S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.
Supratiknya. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta.
Somantri, Sutjihati. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.
Syaodih, Ernawulan. (2007). Pengembangan Perilaku Sosial Anak Prasekolah.
46
Adelina Kusuma Jaya, 2013
Profil Keterampilan Sosial Anak Keterbelakangan Mental Ringan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Widiani, Tresna. (2010). Implementasi Pembelajaran Inklusi di Tamana kanak-kanak. Skripsi. FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.