BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
Perusahaan yang diamati adalah Permata Hijau Group (PHG) yang didirikan pada tahun didirikan 1984. Perusahaan ini yang mengolah beberapa produk yang berbahan dasar minyak sawit. Adapun beberapa bidang bisnis yang dikelola berupa perkebunan kelapa sawit, inti sawit, penyulingan minyak nabati, biodiesel dan oleo chemical, dimana produk-produk kelapa sawit tersebut dan laurat didistribusikan keseluruh dunia. Perusahaan ini bisa dikatakan cukup sukses dalam menghasilkan dan menjual produknya, terbukti penjualannya mulai dari dalam sampai ke luar negeri seperti beberapa negara seperti Singapore dan beberapa negara di Amerika Latin.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha dari PT Permata Hijau Palm Oleo yaitu produksi dan pengolahan minyak sawit. Tujuan dari pemasaran produk ini yaitu pasar nasional dan ekspor produk ke berbagai negara di berbagai belahan dunia. Produk yang dihasilkan dalam pabrik ini yaitu produksi minyak goreng dari kelapa sawit berikut dengan kemasannya (Jerry can). Selain itu, perusahaan ini juga memproduksi margarine. Adapun pemasaran yang merupakan tujuan utama dari pabrik PT Permata Hijau Palm Oleo adalah Singapura, Negara-negara Timur Tengah, dan beberapa negara Amerika Latin. Produk yang dihasilkan PT. Permata Hijau Palm Oleo dapat dilihat pada Gambar 2.1.dan Gambar 2.2.
2.3. Lokasi Perusahaan
PT Permata Hijau Palm Oleo berlokasi di Jalan Pelabuhan Gabion Belawan, Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan.
2.4. Daerah Pemasaran
Pemasaran dari produk yang dihasilkan dari perusahaan ini, yaitu berupa minyak goreng dan margarine dibagi dalam 2 kelompok daerah. Daerah pemasaran pertama adalah negara-negara Timur Tengah, Singapura, dan beberapa Negara Amerika Latin. Produk yang dipasarkan pada kelompok ini adalah berupa produk dengan kualitas tinggi yang biasa dikemas dalam Jerry can. Daerah pemasaran yang kedua berupa pasar lokal baik di daerah sekitar pabrik maupun nasional atau dalam negeri. Produk yang dipasarkan pada daerah ini adalah produk berkualitas rendah dalam bentuk minyak curah.
2.5. Proses Produksi
Proses produksi minyak goreng dapat dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :
Tahap degumming adalah suatu proses pemisahan getah atau lendir-lendir yang terdiri dari fosfatida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak.
Tahapan degumming adalah pemanasan CPO (crude palm oil) menjadi DPO (degummed palm oil).
2. Tahap Bleaching
Tahap bleaching adalah tahapan yang dilakukan untuk menghilangkan zat warna yang tidak disukai dalam minyak.
Tahapan bleaching adalah sebagai berikut :
a. Dipompa menuju dryer dengan kondisi vakum. b. Dipompa ke reaktor melewati static mixer.
c. Dipanaskan dengan temperatur 120 ºC dan penambahan H3PO4 dan CaCO3
di Slurry Tank menghasilkan Slurry oil. d. Dialirkan slurry oil menuju bleacher minyak. 3. Tahap Filtrasi
Tahap filtrasi adalah suatu proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat.
4. Tahap Deadorization
Tahap deadorization adalah untuk menghilangkan komponen-komponen secara objektif seperti bilangan asam dan bau.
Tahapan Deadorization adalah sebagai berikut :
a. Dialirkan cairan DBPO (degummed bleached palm oil) dari intermediate tank menuju daerator.
b. Dipompakan DBPO ke SHE (spiral heat exchanger) c. Dipanaskan dengan temperatur 190ºC
d. Dialirkan menuju ke flash vessel dan turun ke packed column. e. Selanjutnya minyak dialirkan menuju deodorize.
f. Penghilangan zat-zat yang menimbulkan bau seperti keton, dan aldehid dengan pemanasan 250ºC.
g. Selanjutnya, DBPO yang sudah hilang baunya dipompakan kembali ke SHE untuk mengalami pertukaran panas.
h. Dihasilkan minyak dalam bentuk RBDPO (refined bleached palm oil). i. Selanjutnya cairan RBDPO mengalami pertukaran panas kembali pada
PHE
5. Tahap Fraksinasi
Tahap fraksinasi adalah proses untuk untuk memisahkan minyak kedalam dua fraksi yaitu fraksi liquid atau cair yang disebut olein dan fraksi padat yang disebut sterin.
Tahapan fraksinasi dapat dilakukan sebagai berikut : a. Fraksi cair atau basah
Fraksi cair atau basah yaitu dengan melakukan campuran pembasah yang terdiri dari 30%MgSO4 dan 4,4%Na(NH4)SO4. Hasil proses ini diperoleh
sekitar 70% olein (minyak goreng/minyak makan) dan 30 persen stearin. b. Fraksi Padat atau kering
Fraksi padat atau kering yaitu dengan pemanasan untuk menjernihkan dan menghilangkan bau. Hasil proses ini diperoleh FFA (4-5%) dan RBDPO (94%), sedangkan 1-2% lainnya tidak dapat diketahui.
Akan tetapi dalam PT Permata Hijau Palm Oleo, hanya olein (minyak goreng) saja yang dipakai untuk dilakukan proses lanjutan sampai dijual ke konsumen.
6. Tahap Pengisian minyak ke jerry can dan pemberian label Tahapannya adalah sebagai berikut :
a. Jerry can yang telah diproduksi sendiri kemudian dibawa ke departemen pengisian minyak untuk diisi.
2.5.1. Standar Mutu Produk
Standar mutu dari produk minyak goreng yang dihasilkan oleh PT Permata Hijau Palm Oleo dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Standar Mutu Produk
No Jenis Uji Satuan
4. Asam linolenat (C18:3) dalam komposisi asam lemak minyak
% Maks 0,1 Maks 2
5.1. Timbal (Pb)
2.5.2. Bahan yang Digunakan
2.5.2.1.Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama (bahan mentah) yang digunakan dalam pembuatan sebuah produk. Bahan baku yang digunakan untuk dalam pembuatan minyak goreng adalah CPO (crude palm oil).
2.5.2.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang akan ditambahkan ke produk agar produk tersebut memiliki karakteristik yang lebih bernilai tambah (value added). Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi minyak goreng adalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Larutan H3PO4 (Asam Fosfat)
Larutan H3PO4 (Asam Fosfat) adalah Larutan yang digunakan untuk
membantu menghilangkan zat warna yang tidak disukai dalam minyak.
Gambar 2.4. Larutan H3PO4
2. Larutan CaCO3 (Kalasium Karbonat)
Larutan CaCO3 (Kalasium Karbonat) adalah Larutan yang digunakan untuk
Gambar 2.5. Larutan CaCO3
3. Larutan MgSO4 (Magnesium Sulfat)
Larutan MgSO4 (Magnesium Sulfat) adalah larutan yang digunakan untuk
membantu proses fraksinasi fase cair atau basah dan menghasilkan olein (minyak goreng).
4. Larutan Na(NH4)SO4 (Natrium Ammonium Sulfat)
Larutan Na(NH4)SO4 adalah larutan yang digunakan untuk membantu proses
fraksinasi fase cair atau basah dan menghasilkan olein (minyak goreng).
Gambar 2.7. Larutan Na(NH4)SO4
2.5.2.3.Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang membantu terjadinya produk utama. Adapun bahan penolong yang digunakan untuk proses pembuatan Minyak goreng yaitu:
1. Jerry Can
Jerry can digunakan sebagai wadah tempat penyimpanan minyak goreng.
Jerry can diproduksi sendiri oleh perusahaan dan diproduksi sesuai dengan
Gambar 2.8. Minyak goreng
2.5.3. Uraian Proses Produksi
2.5.3.1.Flow Process Chart
Flow Process Chart dari proses produksi Minyak Goreng pada PT Permata hijau Palm Oleo dapat dilihat pada Lampiran.
2.6. Mesin Produksi
Mesin yang digunakan untuk melakukan proses pembuatan Minyak goreng adalah sebagai berikut:
1. Mesin Slurry Tank
Gambar 2.9. Mesin Slurry Tank
2. Mesin SHE (Spiral Heat Exchanger)
Mesin SHE (Spiral Heat Exchanger) digunakan sebagai wadah untuk pemanasan dengan temperatur 185-200ºC.
Gambar 2.10. Mesin SHE (Spiral Heat Exchanger)
3. Mesin Deadorize
Gambar 2.11.Mesin Deadorize
4. Mesin PHE (Plane Heat Exchanger)
Mesin PHE digunakan sebagai wadah untuk pertukaran panas menjadi larutan RBDPO (Refined Bleached Palm Oil).
Gambar 2.12. Mesin PHE(Plane Heat Exchanger)
5. Mesin PCW (Plate Cooler Water)
Gambar 2.13. Mesin PCW (Plate Cooler Water)
2.7. Utilitas
2.8. Safety and Fire Protection
Dalam setiap proses produksi di suatu lantai pabrik, sisi keselamatan kerja perlu untuk diperhatikan. Untuk menjamin keamanan para pekerja, maka diperlukan beberapa mesin antara lain :
1. Helm proyek untuk melindungi kepala operator saat sedang bekerja.
2. Sarung tangan yang digunakan untuk melindungi tangan operator dari bahan-bahan kimia yang berbahaya
3. Sepatu boot digunakan untuk melindungi kaki operator dari benda-benda tajam saat sedang bekerja
4. Tabung pemadam kebakaran digunakan untuk memadamkan api yang dapat terjadi akibat korslet atau, kebocoran bahan bakar ataupun hal-hal lainnya. Tabung ini digantung pada dinding bangunan yang mudah untuk dijangkau. 5. Alarm digunakan untuk memanggil bantuan teknisi atau petugas lainnya jika
sewaktu-waktu ada masalah pada proses produksi. Alarm ini terpasang pada mesin injection moulding.
6. Ear plug digunakan untuk melindungi telinga dari kebisingan dan melindungi telingan dari percikan api atau logam-logam yang panas
2.9. Waste Treatment
diambil minyaknya serta diturunkan suhunya, setelah itu dialirkan ke kolam anaerobik atau aerobik dengan memanfaatkan mikroba sebagai perombakan BOD dan menetralisir keasaman cairan limbah. Hal ini dilakukan karena pengolahan limbah dengan menggunakan teknik tersebut cukup sederhana dan dianggap murah oleh perusahaan.
2.10. Dampak Sosial dan Ekonomi Terhadap Lingkungan
Dampak sosial dari PT Permata Hijau Palm Oleo menjelaskan bagaimana keberadaan usaha ini dapat memberikan pengaruh sosial bagi lingkungan sekitarnya. Dengan adanya perusahaan ini, transportasi makin ramai dilingkungan tersebut, masyarakat semakin mengenal tentang pabrik serta pembangunan di daerah tersebut semakin meningkat.
Dampak ekonomi merupakan salah satu dampak yang sangat berpengaruh bagi masyarakat di sekitar lokasi PT Permata Hijau Palm Oleo ini. Dengan didirikannya perusahaan tersebut, banyak masyarakat yang memperoleh keuntungan akibat terciptanya lapangan pekerjaan yang disebabkan oleh perluasan dan konstruksi dari perusahaan tersebut.