1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Kode Etik Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) pada Bab II.A konselor harus secara aktif memahami perbedaan latar belakang budaya yang dimiliki konseli yang dilayani. Keragaman budaya dalam proses konseling menyadarkan konselor mengenai pentingnya memiliki kesadaran multikultural dalam menghadapi sebuah perbedaan, karena tidak menutup kemungkinan konseli yang akan dihadapi berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dengan konselor.
2 Tabel 1.1 Skala kesadaran multikultural dalam “Instrument Kesadaran
Multikultural”Mahasiswa BK FKIP UKSW angkatan 2013 (N = 30)
Kriteria Interval N Prosentase
Sangat Terbatas 33 – 57 1 3 %
Terbatas 58 – 82 17 57 %
Baik 83 – 107 10 33 %
Sangat Baik 108 – 132 2 7 %
Jumlah 30 100 %
Dari Tabel 1.1 menunjukkan bahwa sebagian besar kesadaran multikultural mahasiswa BK FKIP UKSW angkatan 2013 berada dalam kategori sangat terbatas sebesar 3% dan dalam kategori terbatas sebesar 57 %
3 Pedersen (2003) menyatakan bahwa kesadaran merupakan pondasi dan modal dari kompetensi multikultural. Tuntutan terhadap kesadaran multikultural semakin relevan dengan telah disahkannya konselor sebagai profesi yang harus memiliki keterampilan dan kualifikasi profesional yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konseli yang beragam karakteristik dan budaya, terampil berkomunikasi secara efektif, mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati, terampil dalam pengungkapan diri dan pemahaman informasi pribadi (Hayden Davis, 2006). Dengan begitu jelas bahwa semakin meningkatnya keragaman konseli, maka mahasiswa BK FKIP UKSW angkatan 2013 perlu untuk meningkatkan kesadaran multikultural, karena kesadaran multikultural merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang calon konselor. Layanan bimbingan dan konseling lebih efektif jika konselor dapat menghargai keragaman yang dimiliki oleh konseli.
Peneliti menemukan penelitian yang menerapkan pelatihan multikultural untuk meningkatkan kesadaran multikultural konselor/ guru BK. Akhmadi (2013) memperoleh hasil bahwa pelatihan multikultural dapat meningkatkan kesadaran multikultural. Pada tabel 1.2 akan dijelaskan mengenai hasil prosentase pre test dan post test kesadaran multikultural konselor.
4 Tabel 1.2 Hasil Pre Test dan Post Test Kesadaran Multikultural
Pre test Post test
Kriteria Interval F Prosentase F Prosentase
Rendah 17 – 21 7 13,5 % - -
Berikut ini merupakan hasil One Way Anova kesadaran multikultural dalam penelitian Akhmadi (2013).
Tabel 1.3 Hasil One Way Anova kesadaran multikultural
Sum of
Dari tabel 1.3 diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian Akhmadi (2013) dengan judul “Peningkatan Kesadaran Multikultural Konselor” diketahui
5 post test skor kesadaran multikultural kelompok kontrol 27,27 dan kelompok eksperimen sebesar 30,65.
Joni,T.Raka.dkk (1985) Paket belajar adalah suatu program yang dimodularisasikan dan dikembangkan dengan pendekatan sistem sehingga benar- benar bertolak dan bermuara pada perangkat kompetensi yang dikehendaki. Dengan meningkatnya kesadaran multikultural diharapkan dapat meminimalisir hambatan dalam berkomunikasi dengan konseli, sehingga seorang konselor harus peka atau memiliki kesadaran terhadap keberagaman budaya yang ada di Indonesia.
Dalam penelitian ulang ini penulis memfokuskan pada peningkatan kesadaran multikultural mahasiswa yang berada dalam kategori terbatas dan sangat terbatas. Penulis akan melakukan penelitian ulang yang hampir sama dengan yang dilakukan oleh Akhmadi (2013) yang melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Kesadaran Multikultural dengan Pelatihan Kesadaran sedangkan penulis akan melakukan penelitian ulang dengan memberikan paket kesadaran multikultural untuk meningkatkan kesadaran multikultural. Penulis akan melakukan penelitian ulang dengan judul “Meningkatkan Kesadaran
Multikultural Mahasiswa Bimbingan dan Konseling melalui Paket
6 1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah paket kesadaran multikultural secara signifikan dapat meningkatkan kesadaran multikultural mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW angkatan 2013?
1.3 Perumusan Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui signifikansi peningkatan kesadaran multikultural mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW angkatan 2013 melalui paket kesadaran multikultural.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritik
Jika dalam penelitian ini ditemukan bahwa paket kesadaran multikultural dapat meningkatkan kesadaran multikultural mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW angkatan 2013, maka hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Akhmadi (2013) memperoleh hasil pelatihan multikultural dapat meningkatkan kesadaran multikultural.
1.4.2 Manfaat Praktis
7 multikultural. Dan memberikan masukan kepada Program studi Bimbingan dan Konseling terkait mengenai kesadaran multikultural mahasiswa BK FKIP UKSW.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan dibagi menjadi 5 bab, yaitu :
Bab 1 Pendahuluan, berisi tentang latar belakang , rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori, berisi tentang teori yang melandasi yaitu tentang kesadaran multikultural mahasiswa Bimbingan dan Konseling, paket kesadaran multikultural, penelitian terkait dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian, berisi tentang jenis penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, uji homogenitas, teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang deskriptif subjek penelitian, hasil analisis deskriptif, korelasi serta pembahasan.