• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Biosorben Biji Pepaya Sebagai Penjerap Zat Warna Methyl Orange, Methyl Violet dan Methyl Red Appendix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Biosorben Biji Pepaya Sebagai Penjerap Zat Warna Methyl Orange, Methyl Violet dan Methyl Red Appendix"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

DATA HASIL PENELITIAN

L1.1 DATA PENENTUAN BIOSORBEN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENYERAPAN ZAT WARNA

Berikut merupakan data yang diperoleh untuk penentuan biosorben yang digunakan sebagai penyerapan beberapa zat warna seperti pada Tabel L1.1 dibawah ini:

Tabel L1. 1 Bilangan Iodin Adsorben dan Luas Permukaan Biji Pepaya

(2)

L1. 2 DATA KALIBRASI KONSENTRASI ZAT WARNA

Tabel L1. 2 Hasil Kalibrasi Zat Warna Methyl Red, Methyl Orange Dan Methyl Violet

L1. 3 DATA ANALISA PENYERAPAN ZAT WARNA

L1.3.1 Data Analisa Penyerapan Zat Warna Methyl Orange

Tabel L1. 3 Hasil Penyerapan Zat Warna Methyl Orange

(3)

L1.3.2 Data Analisa Penyerapan Zat Warna Methyl Violet

Tabel L1. 4 Hasil Penyerapan Zat Warna Methyl Violet

Massa

L1.3.3 Data Analisa Penyerapan Zat Warna Methyl Red

Tabel L1. 5 Hasil Penyerapan Zat Warna Methyl Red

(4)

LAMPIRAN 2

CONTOH HASIL PERHITUNGAN

L2.1 PERHITUNGAN PEMBUATAN LARUTAN STANDAR ZAT WARNA

L2.1.1 Pembuatan Larutan Induk Methyl Orange, Methyl Violet dan Methyl

Dengan perhitungan yang sama digunakan untuk zat warna lain.

L2.1.2 Pembuatan Larutan Standar Methyl Orange, Methyl Violet dan Methyl Red

Larutan standar dibuat dari larutan induk methyl orange 100 ppm sebanyak 20 mL dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, dan 90 ppm.

V1M1 = V2M2

Keterangan: M1 = konsentrasi larutan yang diencerkan (ppm)

V1 = volume larutan yang diencerkan (ml)

M2 = konsentrasi larutan pengenceran (ppm)

V1 = volume larutan pengenceran (ml) a. Larutan standar konsetrasi 10 ppm

100 ppm x V1 = 10 ppm x 20 ml V1 = 2 ml

b. Larutan standar konsentrasi 20 ppm 100 ppm x V1 = 20 ppm x 20 ml

V1 = 4 ml

c. Larutan standar konsentrasi 30 ppm 100 ppm x V1 = 30 ppm x 20 ml

(5)

d. Larutan standar konsentrasi 40 ppm 100 ppm x V1 = 40 ppm x 20 ml V1 = 8 ml

e. Larutan standar konsentrasi 50 ppm 100 ppm x V1 = 50 ppm x 20 ml

V1 = 10 ml

f. Larutan standar konsentrasi 60 ppm 100 ppm x V1 = 60 ppm x 20 ml

V1 = 12 ml

g. Larutan standar konsentrasi 70 ppm 100 ppm x V1 = 70 ppm x 20 ml

V1 = 14 ml

h. Larutan standar konsentrasi 80 ppm 100 ppm x V1 = 80 ppm x 20 ml

V1 = 16 ml

i. Larutan standar konsentrasi 90 ml 100 ppm x V1 = 90 ppm x 20 ml

V1 = 18 ml

Dengan perhitungan yang sama digunakan pada zat warna lain.

L2.2 PERHITUNGAN BILANGAN IODINE

Dengan menggunakan persamaan dibawah ini, dapat dihitung bilangan iodin biosorben biji pepaya:

(6)

Misalkan perhitungan dari data percobaan 5% dengan waktu pemanasan 30 menit.

DSI = 139,59

Dengan cara yang sama dihitung untuk bilangan iodin dari data lainnya.

L2.3 PERHITUNGAN LUAS PERMUKAAN BIOSORBEN

Perhitungan luas permukaan biosorben ditentukan berdasarkan kurva kalibrasi berikut:

Gambar L2.1 Kurva Kalibrasi

Misalkan perhitungan dari data percobaan konsentrasi 10% waktu pemansan 120 menit dengan absorbansi 2,92241. Konsentrasi sisa larutan diperoleh dengan menggunakan persamaa:

y = 0,0103x + 2,729 Dimana: y = absorbansi

x = konsentrasi sisa larutan 2,92241 = 0,0103x + 2,7296 x = 19,341 ppm

Perhitungan berat adsorbat teradsorpsi (Xm): Konsentrasi awal = 200 ppm

(7)

Xm = (konsentrasi awal – konsentrasi sisa)ppm x V(L) Massa biosorben (g)

= (200 ppm – 19,341 ppm) x 0,025 L 0,5 g

= 9,034 mg/g = 0,00903 g/g

Perhitungan luas permukaan biosorben (S):

Diketahui: Xm= 0,00903 g/g N = 6,022 x 1023 mol-1

a = 197x10-20 m2

Mr = 320,5 g/mol

Maka: S

=

S = 0,00903 mg/g. 6,022 x 1023 mol-1. 197x10-20 m2 320,5 g/mol

S = 33,43556 m2/g

(8)

L2.4 PERHITUNGAN ZAT WARNA TERADSORPSI

Perhitungan zat warna yang terserap ditentukan berdasarkan kurva kalibrasi larutan.

L2.4.1 Zat Warna Methyl Orange

Perhitungan zat warna methyl orange yang teradsorpsi dapat ditentukan berdasarkan kurva kalibrasi dibawah ini:

Gambar L2.2 Kurva Kalibrasi Zat Warna Methyl Orange

Dengan menggunakan persamaan yang diperoleh dari grafik kurva standar, yaitu: y=0,0232x + 1,0223 perhitungan berat adsorbat teradsorpsi (Xm): konsentrasi awal = 100 ppm

Volume larutan = 20 mL = 0,020 L

Xm = (konsentrasi awal – konsentrasi sisa)ppm x V(L) Massa biosorben (g)

(9)

Xm = 4,391 mg/g

Berat teradsorpsi zat warna methyl orange pada massa 0,5 gram waktu adsorpsi 20 menit dengan nilai absorbansi 0,8266 adalah sebesar 4,391 mg/g. Dengan perhitungan yang sama dilakukan juga untuk data penelitian yang lainnya.

L2.4.2 Zat Warna Methyl Violet

Perhitungan zat warna methyl violet yang teradsorpsi dapat ditentukan berdasarkan kurva kalibrasi dibawah ini:

Gambar L2.3 Kurva Kalibrasi Zat warna Methyl Violet

Dengan menggunakan persamaan yang diperoleh dari grafik kurva standar, yaitu: y=0,0068x + 2,8414 perhitungan berat adsorbat teradsorpsi (Xm): konsentrasi awal = 100 ppm

Volume larutan = 20 mL = 0,020 L

Xm = (konsentrasi awal – konsentrasi sisa)ppm x V(L) Massa biosorben (g)

(10)

Xm = 0,924 mg/g

Berat teradsorpsi zat warna methyl violet pada massa 0,5 gram waktu adsorpsi 20 menit dengan nilai absorbansi 3,3644 adalah sebesar 0,924 mg/g. Dengan perhitungan yang sama dilakukan juga untuk data penelitian yang lainnya.

L2.4.3 Zat Warna Methyl Red

Perhitungan zat warna methyl red yang teradsorpsi dapat ditentukan berdasarkan kurva kalibrasi dibawah ini:

Gambar L2.4 Kurva Kalibrasi Zat warna Methyl Red

Dengan menggunakan persamaan yang diperoleh dari grafik kurva standar, yaitu: y = 0,0355x + 0,0188

Dimana : y = absorbansi

x = konsentrasi sisa larutan methyl orange (ppm)

Misalkan pada massa adsorben 0,5 gram dengan waktu adsorpsi 20 menit didapat nilai absorbansi 0,15741

y = 0,0355x + 0,0188 0,15741 = 0,0355x + 0,0188

x = 4,620 ppm perhitungan berat adsorbat teradsorpsi (Xm): konsentrasi awal = 100 ppm

Volume larutan = 20 mL = 0,020 L

(11)

Xm = (100 ppm – (4,620) ppm) x 0,020 L 0,5 g

Xm = 3,815 mg/g

(12)

LAMPIRAN 3

FOTO HASIL PENELITIAN

L3.1 FOTO BIOSORBEN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENYERAP ZAT

WARNA

Gambar L3.1 Biosorben Biji Pepaya

L3.2 FOTO PEMBUATAN LARUTAN STANDAR ZAT WARNA

(13)

L3.3 FOTO PENYERAPAN ZAT WARNA

Gambar L3.3 Penimbangan Biosorben Biji Pepaya

Gambar L3.4 Pengukuran Volume Zat Warna (a) methyl Orange (b) Methyl Violet (c) Methyl Red

(14)

Gambar L3.5 Pencampuran Biosorben dan Zat Warna (a) Methyl Orange (b) Methyl Violet (c) Methyl Red

Gambar L3.6 Pengadukan Biosorben dan Zat Warna (a) Methyl Orange (b) Methyl Violet (c) Methyl Red

(a) (b) (c)

(15)

Gambar L3.7 Proses Penyaringan (a) Methyl Orange (b) Methyl Violet (c) Methyl Red

Gambar L3.8 Hasil Penyerapan Biosorben Biji Pepaya Terhadap Zat Warna

Gambar

Tabel L1. 1 Bilangan Iodin Adsorben dan Luas Permukaan Biji Pepaya
Tabel L1. 2 Hasil Kalibrasi Zat Warna Methyl Red, Methyl Orange Dan Methyl
Tabel L1. 5 Hasil Penyerapan Zat Warna Methyl Red
Gambar L2.1 Kurva Kalibrasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan bahwa penambahan persulfat dapat meningkatkan konstanta laju degradasi zat warna [7,8]. Pengaruh

Perbedaan penelitian saya dengan sebelumnya yaitu penggunaan koagulan alami biji pepaya untuk mengurangi konsentrasi zat warna remazol red dan penggunaan

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknik Kimia FT Unnes yang meliputi pembuatan adsorben dari Abu sekam padi (rice husk), penentuan kondisi optimum adsorpsi

Pemanasan pada 200 o C dapat meningkatkan kemampuan adsorpsi serbuk kayu randu terhadap zat warna methyl violet pada konsentrasi dibawah 150 mg/L, sementara

Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan bahwa penambahan persulfat dapat meningkatkan konstanta laju degradasi zat warna [7,8]. Pengaruh