BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi saat ini perkembangan industri dibidang kelapa sawit mengalami peningkatan. Indonesia telah menjadi produsen dan ekportir minyak kelapa sawit terbesar di seluruh dunia. Sehingga beberapa perusahaan di bidang kelapa sawit terus berupaya untuk meningkatkan kinerja dan produktivitasnya. Untuk mendukung meningkatnya kinerja dan produktivitas maka diperlukannya standar operasional yang baik serta mendapat dukungan yang baik dari tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tenaga kerja harus menjadi perhatian perusahaan karena tenaga kerja merupakan sumber daya manusia yang menentukan hasil produksi perusahaan. Jika sumber dayanya tidak dapat bekerja secara maksimal, maka perusahaan tidak mungkin bisa menghasilkan hasil yang maksimal.
Keselamatan merupakan prioritas utama dalam kehidupan manusia. Disisi lain tak ada satupun teknologi yang bebas dari risiko yang dapat mengancam keselamatan manusia, oleh karena itu merupakan kewajiban pelaku dalam menggunakan teknologi untuk memahami proses dan dampak teknologi tersebut bagi keselamatan manusia, kemudian menetapkan dan mematuhi rambu-rambu untuk mencapai keselamatan, mengembangkan dan menerapkan secara konsisten perilaku selamat hingga terbangun budaya selamat (Henni, 2011).
Dengan industrialisasi yang pesat saat ini, keselamatan dan kesehatan (OSH) telah menjadi isu penting di semua industri dan aktivitas manusia. Ini memiliki pengaruh besar pada analisis risiko dan yang terkait konsekuensi. Untuk menjamin keamanan industri personil dan properti, keselamatan dan kesehatan harus menjadi utama fokus. Praktik keselamatan terbaik dari industri, termasuk memastikan bahwa setiap orang dilindungi dari kecelakaan, semua bahaya, kesehatan penyakit yang berhubungan, dan penyakit yang berasal dari kegiatan sehari-hari (Charles, Aet al, 2016).
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga, tidak dikehendaki dan dapat menyebabkan kerugian baik bagi jiwa maupun harta benda. Kecelakaan kerja dapat menimbulkan kerugian bagi pekerja, pemerintah dan masyarakat sekitarnya. Kecelakaan kerja selain menjadi sebab hambatan–hambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugian secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain (Suma’mur, 1996). Menurut ILO (1998) dalam penelitian Siregar (2014) faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja yaitu faktor pekerja yang terdiri dari usia, jenis kelamin, lama kerja, pendidikan, pengetahuan, keterampilan, jam kerja, shift kerja, sikap, perilaku, kelelahan, kondisi fisik pekerja, faktor manajemen yang terdiri dari kebijakan organisasi atau manajemen, sosialisasi K3, SOP, pelatihan, pengawasan, dan faktor lingkungan kerja yang terdiri dari housekeeping, pencahayaan, ventilasi, kebisingan dan warna peringatan, tanda, label.
K3 terhadap kecelakaan kerja (Siregar, 2014). Dalam penelitian Siregar (2014) terhadap pekerja di PT. Aqua Golden Mississippi Bekasi menyatakan bahwa adanya hubungan antara housekeeping dengan kecelakaan kerja hal ini disebabkan karena kurang kondusifnya area kerja yang mana akan menyebabkan semakin tingginya kecelakaan kerja.Dari beberapa penelitian tersebut terdapat pola penyebab kecelakaan kerja yang sama yaitu faktor manajemen, faktor pekerja, dan faktor lingkungan kerja (Siregar, 2014).
Oleh karena itu diperlukan peningkatan kualitas tenaga kerja dan pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh pekerja dan pimpinan perusahaan. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan produktivitas kerja karyawan (Sastrohadiwiryo, 2002).
Berdasarkan data ILO tahun 2013, 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya 9 (2012) ILO mencatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. Setiap jamnya sedikitnya terjadi satu kasus kecelakaan kerja di Indonesia (Kesehatan, 2014).
Berdasarkan laporan PT. Jamsostek, kecelakaan kerja berjumlah 105.846
(hingga September 2006). Meskipun terjadi penurunan dari data tersebut, tetapi data tersebut juga menunjukkan bahwa masih relatif tingginya angka kecelakaan kerja di Indonesia. Setiap tahunnya ribuan kecelakaan yang terjadi menimbulkan korban jiwa, kerusakan materi dan gangguan produksi.
Kecelakaan kerja merupakan hambatan-hambatan langsung yang juga merupakan kerugian secara tidak langsung dimana kecelakaan kerja menimbulkan kerugian secara materi seperti kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, serta kerusakan lingkungan kerja, biaya pengobatan, kompensasi, dan lainya. Kerugian tersebut terjadi karena beberapa pengusaha di Indonesia kurang menyadari bahwa pentingnya pemahaman serta penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan. K3 merupakan unsur yang samadengan yang lainnya dalam organisasi. Semua sistem manajemen K3 bertujuan untuk mengelola risiko K3 di perusahaan agar kejadian yang tidak diinginkan atau menimbulkan kerugian dapat dicegah (Ramli,2010).
(Opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Dengan itu, perlu diterapkan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang menjamin hak pekerja untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerjanya. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja akan meningkatkan produktivitas dan selanjutnya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena kelancaran proses produksinya.
Buah Segar) yang diterima pabrik untuk melakukan penyortiran mutu TBS dan pengaturan proses distribusi TBS ke dalam lori-lori berdasarkan prinsip FIFO
(First In First Out). Stasiun loading ramp meliputi kegiatan pengangkutan
Dilakukan secara bertahap dimana 4 lori dalam satu rebusan.Bahaya yang ada pada stasiun loading ramppada saat mensortir TBS, memasukan TBS ke lori dan menarik lori adalah tertusuk duri TBS, tertimpa TBS, tertusuk TBS, tertusuk gancu, serta terjepit lori maupun pintu, terlibas tali, tertimpa lori, tersembur uap peledakan pada saat menarik/mendorong lori yang berisi TBS maupun kosong.
Berdasarkan hasil observasi saat survei pendahuluan, pekerja masih banyak cenderung mengabaikan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, melakukan sikap yang tidak aman, dan kurangnya kesadaran untuk menggunakan APD secara lengkap. Berdasarkan laporan kecelakaan kerja di Pabrik Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya pada tahun 2011 terjadi dua kali kecelakaan kerja. Kecelakaan kerjapertama adalah terjepit lori pada saat perbaikan lori, dikarenakan salah posisi perbaikan lori yang terjadi pada area kerja loading rampkecelakaan terjadi pada teknisi bagian loading ramp. Kecelakaan kerja kedua adalah terpeleset saat memasang alat pembakar janjangan kosong yang terjadi pada area kerja incinerator. Pada tahun 2012 terjadi dua kali kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja pertama adalah tangan kanan menyentuh besi yang baru selesai dipotong saat melakukan fabrikasi talang penutup yang terjadi pada area kerja boiler. Kecelakaan kerja kedua adalah tangan kiri terkena serpihan besi saat melakukan pengindraan terjadi pada area kerja loading rampkecelakaan terjadi pada teknisi bagian loading ramp.
traktor yang terjadi pada area kerja pabrik. Kecelakaan kerja kedua terjadi saat melakukan perbaikan threshingtanpa di sadari saat melepas plat (tanda sedang dalam perbaikan) plat tersebut menyentuh tombol ON-OFF sehingga unit
threshing berputar. Kecelakaan kerja ketiga adalah jari tangan tersengat listrik saat
melakukan perbaikan listrik yang terjadi pada area kerja water intake.
Pada tahun 2015 terjadi dua kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja pertama adalah terkena simpul tali sling atau hook saat menarik lori yang berisi buah segar yang terjadi pada area loading rampkecelakaan terjadi pada pekerja bagian
loading rampyang bertugas menarik lori. Kecelakaan kerja kedua adalah terjepit
lori saat mengaitkan gandengan lori yang terjadi pada area loading rampkecelakaan terjadi pada pekerja bagian loading rampyang bertugas menarik lori. Pada tahun 2016 terjadi satu kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi adalah jari tangan sebelah kiri beserta tangannya ikut tergilas dalam gearbox press yang terjadi pada area kerja loading rampkecelakaan terjadi pada pekerja bagian
loading rampyang bertugas menarik lori.
Dari Uraian di atas dapat kita lihat bahwa kecelakaan kerja di bagian
loading ramplebih sering terjadi. Dari data diatas dapat dilihat bahwa terjadi 5
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian adalah apa saja faktor yang berhubungan dengankecelakaan kerja pada pekerja bagian loading ramp di Pabrik Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yng berhubungan dengan kecelakaan kerja pada pekerja bagian loading ramp di Pabrik Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran kecelakaan kerja di Pabrik Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017.
2. Mengetahui gambaran faktor pekerja (usia, lama kerja, pengetahuan, sikap dan kepatuhan terhadap prosedur) di Pabrik Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017.
3. Mengetahui gambaran faktor manajemen (kebijakan manajemen (reward and
punishment), sosialisasi K3, pengawasan) di Pabrik Negeri Lama Satu PT.
Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017.
5. Mengetahui hubungan antara faktor pekerja (usia, lama kerja, pengetahuan, sikap dan kepatuhan terhadap prosedur) dengan kecelakaan kerja di di Pabrik Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017. 6. Mengetahui hubungan antara faktor manajemen (kebijakan manajemen
(reward and punishment), sosialisasi K3, pengawasan) dengan kecelakaan
kerja di Pabrik Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017.
7. Mengetahui hubungan antarafaktor lingkungan kerja (housekeeping) dengan kecelakaan kerja di Pabrik Negeri Lama Satu PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2017.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk :
1. Sebagai bahan masukan bagi pihak perusahaan tentang kecelakaan kerja sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja dan dapat dilakukan pembinaan dan pengarahan terhadap pekerja dalam upaya peningkatan kesehatan tenaga kerja.
2. Sebagai bahan masukan informasi bagi pekerja tentang akibat kecelakaan kerja.