• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Ulang Tataletak Fasilitas Dengan Menggunakan Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dengan Algoritma BLOCPLAN Dan ALDEP Pada PT. Kreasibeton Nusapersada Chapter III VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Ulang Tataletak Fasilitas Dengan Menggunakan Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dengan Algoritma BLOCPLAN Dan ALDEP Pada PT. Kreasibeton Nusapersada Chapter III VII"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Tata Letak Pabrik

Tata letak adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Tata letak

pabrik atau tataletak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan

fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan

tersebut akan coba memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin atau fasilitas

penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material,

penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun permanen, personel

pekerja, dan sebagainya.

Umumnya tataletak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut

menentukan efisiensi dan dalam beberapa hal juga menjaga kelangsungan hidup

ataupun kesuksesan kerja suatu industri. Karena aktivitas produksi suatu industri

secara normalnya harus berlangsung lama dengan tataletak pabrik yang tidak

selalu berubah-ubah, maka setiap kekeliruan yang dibuat di dalam perencanaan

tataletak ini akan menyebabkan kerugian-kerugian yang tidak kecil. Tujuan utama

di dalam desain tataletak pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimalkan total

biaya yang diantara lain menyangkut elemen-elemen biaya sebagai berikut :

a. Biaya untuk konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin, maupun

fasilitas produksi lainnya.

(2)

c. Biaya produksi, maintenance, safety dan biaya penyimpanan produk setengah

jadi (Wignjosoebroto 2000, h. 67-68).

Kriteria Tataletak Pabrik:

a. Jarak angkut yang minimum

b. Aliran material yang baik

c. Penggunaan ruangan yang efektif

d. Keselamatan barang-barang yang diangkut.

e. Kemungkinan-kemungkinan perluasan di masa depan.

f. Biaya efektifitas yang maksimum faktor-faktor di atas perlu diusahakan

dengan biaya yang rendah (Vivi,Sulaiman, &Syamsuddin 2017).

Dalam tata letak pabrik ada 2 hal yang diatur letaknya (Wignjosoebroto, 1996

: h. 75–76), yaitu :

a. Pengaturan mesin (Machine Layout)

Pengaturan dari semua mesin dan fasilitas yang diperlukan untuk proses

produksi didalam tiap-tiap departemen yang ada di dalam pabrik.

b. Pengaturan departemen yang ada dalam pabrik

Pengaturan bagian/departemen serta hubungannya satu dengan lainnya di

dalamsebuah pabrik (Artika& Antoni 2017).

3.2. Tujuan Perancangan Tataletak

Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area

kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi

(3)

dari operator. Lebih spesifik lagi suatu tata letak yang baik akan dapat

memberikan keuntungan-keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain

sebagai berikut:

1. Menaikkan output produksi

2. Mengurangi waktu tunggu (delay)

3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling)

4. Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service

5. Pendaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau

fasilitas produksi lainnya

6. Mengurangi inventory in process

7. Proses manufacturing yang lebih singkat

8. Mengurangi resiko bagi kesetahan dan keselamatan kerja dari operator

9. Memperbaiki moral dan kepuasan kerja

10. Mempermudah aktivitas supervise

11. Mengurangi kemacetan dan kesimpang-siuran

12. Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari

bahan baku ataupun produk jadi (Wignjosoebroto 2000, h. 68-72)

3.3. Permasalahan Tata Letak

Seringkali masalah yang dihadapi melibatkan penataletakan ulang dari

suatu proses yang telah ada atau perubahan beberapa bagian dari susunan

peralatan tertentu.

(4)

1. Perubahan Rancangan

Perubahan ini mungkin hanya memerlukan penggantian sebagian kecil tata

letak yang telah ada, atau berbentuk perancangan ulang tata letak bergantung

pada perubahan-perubahan yang terjadi.

2. Perluasan Departemen

Jika karena suatu alasan diperlukan penambahan produksi suatu komponen

produk tertentu, mungkin saja diperlukan perubahan tata letak. Hal ini hanya

merupakan penambahan sejumlah mesin yang dengan mudah dapat diatasi

dengan membuat ruangan atau mungkin diperlukan perubahan seluruh tata

letak jika pertambahan produksi menuntut perubahan proses.

3. Pengurangan Departemen Jika

jumlah produksi berkurang secara drastis dan tetap, perludipertimbangkan

pemakaian proses yang berbeda dari proses sebelumnya yang digunakan

untuk produksi tinggi.

4. Penambahan Produk Baru

Peralatan yang ada dapat digunakan dengan menambah beberapa mesin baru

disana sini dalam tata letak yang telah ada dengan penyusunan ulang

minimum, atau memerlukan penyiapan departemen baru bahkan pabrik baru.

5. Memindahkan Departemen

Memindahkan satu departemen dapat menimbulkan masalah tata letak yang

besar. Jika tata letak yang sekarang masih memenuhi, hanya diperlukan

pemindahan ke lokasi lain.

(5)

Masalah ini dapat timbul dari harapan untuk mengkonsolidasikan. Masalah

ini dapat timbul jika menetapkan untuk membuat suatu komponen yang

selama ini dibeli dari perusahaan lain.

7. Peremajaan Peralatan yang Rusak

Permasalahan ini menuntut pemindahan peralatan yang berdekatan untuk

mendapatkan tambahan ruang (Apple 2017, h. 16-17).

3.4. Pengertian Umum Pemindahan Bahan

Pemindahan bahan (material handling) dirumuskan oleh American

Material Handling Society, yaitu sebagai suatu seni dari ilmu yang meliputi

penanganan (handling), pemindahan (moving), pembungkusan/pengepakan

(packaging), penyimpanan (storing) sekaligus pengendalian pengawasan (controlling) dari bahan atau material dengan segala bentuknya. Dalam kaitannya dengan pemindahan bahan, maka proses pemindahan bahan ini akan dilaksanakan

dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Demikian pula lintasan ini dapat dilaksanakan

dalam suatu lintasan yang tetap atau berubah-ubah(Wigniosobroto 2000, h. 212).

Terdapat beberapa macam sistem yang digunakan untuk melakukan

pengukuran jarak dari suatu lokasi terhadap lokasi lain, seperti euclidean, square

euclidean, rectilinear, aisle distance dan adjacency.

1. Jarak Euclidean

Jarak diukur lurus dari satu fasilitas ke fasilitas lainnya. Jarak euclidean dapat

diilustrasikan sebagai conveyor lurus yang memotong dua buah stasiun kerja.

(6)

[( ) ( ) ]

Yi : koordinat Y pada pusat fasilitas i

Dij : jarak antar pusat fasilitas i ke j

2. Jarak Rectilinear

Jarak diukur sepanjang lintasan dengan menggunakan garis tegak lurus

(orthogonal) satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh perhitungan jarak antar fasilitas dimana peralatan pemindahan bahan hanya dapat bergerak

secara tegak lurus. Formula yang digunakan adalah:

dij = |Xi-Xj| + |Yi-Yj| (3.2)

3. SquaredEuclidean

Jarak diukur dengan mengkuadratkan bobot terbesar suatu jarak antar dua

fasilitas yang berdekatan.relatif untuk beberapa persoalan terutama

menyangkut persoalan lokasi fasilitas diselesaikan dengan penerapan square

euclidean.Formula yang digunakan adalah:

dij = (Xi-Xj)2 + (Yi-Yj)2 (3.3)

4. Aisle

Aisle distance akan mengukur jarak sepanjang lintasan yang dilalui alat

pengangkut pemindah bahan. Dari Gambar 2.1 (a) ukuran jarak aisle antara

departemen K dan M merupakan jumlah dari a, b dan d. Sedang Gambar 2.1

(b) jarak aisle departemen 1 dengan departemen 3 merupakan jumlah dari a,

c, f dan h. Aisle distance pertama kali diaplikasikan pada masalah tata letak

(7)

a

Gambar 3.1. Adjacency Distance

5. Adjacency

Adjacency merupakan ukuran kedekatan antara fasilitas-fasilitas atau departemen-departemen yang terdapat dalam suatu perusahaan. Dalam

perancangan tata letak dengan metode SLP, sering digunakan ukuran

adjacency yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat kedekatan antara departemen satu dengan departemen lainnya. Kelemahan ukuran jarak

adjacency adalah tidak dapat memberi perbedaan secara riil jika terdapat dua pasang fasilitas di mana satu dengan lainnya tidak berdekatan. Sebagai contoh

(Gambar 2.2.) jarak antara departemen K dan departemen N yang tidak saling

berdekatan berjarak 40 m, dan jarak antara departemen M dan departemen N

yang berjarak 75 m, hal ini bukan berarti antara departemen K dan departemen

N mempunyai tingkat kedekatan yang lebih tinggi. Dalam hal ini

(8)

kedekatan departemen M dan N) dalam adjacency akan sama-sama diberi nilai 0. Sebaliknya meskipun departemen M dan departemen N masing-masing jika

diukur dengan jarak rectilinear maupun jarak euclidean sama dengan

departemen L, bukan berarti mempunyai nilai adjacency yang sama. Bisa saja

antara departemen M dan departemen L mempunyai jarak adjacency yang

lebih dibandingkan jarak adjacency antara departemen N dan departemen L.

Misalkan antara departemen M dan L nilai adjacency sebesar 3, sedang antara

departemen N dan L nilai adjacency sebesar 1 (Purnomo 2004, h. 80-85).

Dept L Dept K

Dept M Dept N

Gambar 3.2. Adjacency Distance

3.4.1. Perhitungan Titik Berat

Titik berat merupakan suatu titik tempat berpusatnya berat dari benda

tersebut. Titik berat ini terletak pada perpotongan diagonal ruang yang berbentuk

teratur dan terletak pada perpotongan kedua garis vertikal untuk benda berbentuk

sembarang. Cara menghitung titik berat adalah sebagai berikut:

(9)

Keterangan:

X12 : Titik berat fasilitas secara horisontal

X1 : Jarak horisontal dari titik nol ke titik tengah fasilitas pertama

X2 : Jarak horisontal dari titik nol ke titik tengah fasilitas kedua

A1 : Luas bangunan pertama

A2 : Luas bangunan kedua

Y12 : Titik berat fasilitas secara vertikal

Y1 : Jarak vertikal dari titik nol ke titik tengah fasilitas pertama

Y2 : Jarak vertikal dari titik nol ke titik tengah fasilitas kedua(Pramono &

Widyadana2015)

3.4.2. Tujuan Utama Kegiatan Pemindahan Bahan

Tujuan kegiatan pemindahan bahan itu antara lain:

1. Meningkatkan kapasitas produksi

Peningkatan kapasitas produksi ini dapa dicapai melalui:

a. Peningkatan produksi kerja per man-hour

b. Peningkatan efisiensi mesin atau peralatan dengan mengurangi down-time

c. Menjaga kelancaran aliran kerja dalam pabrik

d. Perbaikan pengawasan terhadap kegiatan produksi.

2. Mengurangi limbah buangan (waste)

Untuk mencapai tujuan ini, maka dalam kegiatan pemindahan bahan harus

(10)

a. Pengawasan yang sebaik-baiknya terhadap keluar masuknya persediaan

material yang dipindahkan

b. Fleksibilitas untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dan kondisi-kondisi

khusus dalam memindahkan bahan ditinjau dari sifatnya.

c. Fleksibilitas untuk memenuhi ketentuan-ketentuan dan kondisi-kondisi

khusus dalam memindahkan bahan ditinjau dari sifatnya.

3. Memperbaiki kondisi area kerja

Pemindahan bahan yang baik akan dapat memenuhi tujuan ini, dengan cara:

a. Memberikan kondisi kerja yang lebih nyaman dan aman

b. Mengurangi faktor kelelahan bagi pekerja/operator

c. Menigkatkan perasaan nyaman bagi operator

d. Memacu pekerja untuk mau bekerja lebih produktif lagi.

4. Memperbaiki distribusi material

Dalam hal ini, kegiatan material handling memiliki sasaran :

a. Mengurangi terjadinya kerusakan terhadap produk selama proses

pemindahan bahan dan pengiriman

b. Memperbaiki jalur pemindahan bahan

c. Memperbaiki lokasi dan pengaturan dalam fasilitas penyimpanan (gudang)

d. Maningkatkan efisiensi dalam hal pengiriman barang dan penerimaan.

5. Mengurangi biaya

Pengurangan biaya ini dapat dicapai melalui :

a. Penurunan biaya inventory

(11)

c. Peningkatan produktivitas.

Masalah pemindahan bahan mencakup kemungkinan bahwa sumber atau

tujuan dapat dipergunakan sebagai titik antara dalam mencari hasil

optimal(Purnomo 2004, h. 225-227).

3.5. Analytical Hierarchy Process (AHP)

MetodeAHPdikembangkanolehThomasL.Saaty,seorangahlimatematika.

Metodeiniadalahsebuahkerangkauntukmengambil keputusan denganefektifatas

persoalanyangkompleksdenganmenyederhanakan danmempercepatproses

pengambilankeputusandenganmemecahkanpersoalantersebutkedalambagian-

bagiannya,menatabagianatauvariabelini dalamsuatususunanhirarki,membernilai

numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan

mensintesisberbagaipertimbangan iniuntukmenetapkanvariabelyangmanayang

memilikiprioritaspalingtinggidanbertindak untukmempengaruhihasilpadasituasi

tersebut.MetodeAHPinimembantumemecahkan persoalanyangkompleksdengan

menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan,hasil dan dengan

menarikberbagaipertimbangangunamengembangkanbobotatauprioritas.Metode

inijugamenggabungkan kekuatandariperasaandanlogikayangbersangkutanpada

berbagaipersoalan,lalumensintesisberbagaipertimbanganyangberagammenjadi

hasilyangcocokdenganperkiraan kitasecaraintuitifsebagaimanayang

dipresentasikanpadapertimbanganyangtelahdibuat.

MenurutSaaty,adatigaprinsipdalammemecahkan

(12)

menentukan prioritas (Comparative Judgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical Consistency). Hirarkiyang dimaksudadalahhirarkidaripermasalahanyang

akandipecahkanuntuk mempertimbangkan

kriteria-kriteriaataukomponen-komponenyangmendukung pencapaian

tujuan.Dalamprosesmenentukantujuandanhirarkitujuan,perlu diperhatikan

apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan

tepatuntukpersoalanyangdihadapi.

Setelahpersoalandidefinisikan makaperludilakukandecomposition,yaitu

memecah persoalanyangutuhmenjadi unsur-unsurnya.Jikainginmendapatkanhasil

yangakurat,pemecahanjugadilakukanterhadapunsur-unsurnyasehinggadidapatkan

beberapatingkatan daripersoalan tadi.Karena alasaninimakaprosesanalisisini

dinamai hirarki (Hierarchy). Prinsip Comparatif Judgement berarti membuat

penilaiantentangkepentingan relatifduaelemenpadasuatutingkattertentudalam

kaitannyadengantingkatyangdiatasnya. Penilaianinimerupakan intidariAHP,

karenaakanberpengaruhterhadapprioritaselemen-elemen. Hasildaripenilaianini

akanditempatkan dalambentukmatriksyangdinamakan matrikspairwise

comparison.Dalammelakukanpenialaianterhadapelemen-elemen yang diperbandingkanterdapattahapan-tahapan,yakni:

a. Elemenmanayanglebih(penting/disukai/berpengaruh/lainnya)

b. Berapakalisering(penting/disukai/berpengaruh/lainnya

Dalampenyusunanskalakepentinganini,digunakanacuanseperti

(13)

Tabel 3.1.Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan AHP

Intensitas Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang

lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang

berdekatan

Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari nilai eigen

vectornyauntukmendapatkanlocalpriority.Karenamatriks-matriks pairwise comparisonterdapatpadasetiaptingkat, makauntukmendapatkanglobalpriority

harusdilakukansintesisantaralocalpriority.Pengurutanelemen-elemen menurut

kepentingan relatifmelaluiprosedursintesisdinamakanprioritysetting.Konsistensi

memilikiduamakna,pertama adalahobjek-objekyangserupadapatdikelompokkan

sesuaidengankeseragaman danrelevansi.Artikeduaadalahmenyangkuttingkat

hubunganantaraobjek-objekyangdidasarkanpadakriteriatertentu.

AHPdapatdigunakandalammemecahkan berbagaimasalahdiantaranya

untuk

mengalokasikansumberdaya,analisiskeputusanmanfaatataubiaya,menentukan

peringkatbeberapaalternatif,melaksanakan perencanaan kemasadepanyang

diproyeksikandanmenetapkanprioritaspengembangan suatuunitusahadan

permasalahankomplekslainnya.Secaraumum,langkah-langkahdasardariAHP

(14)

1. Mendefinisikan masalahdanmenetapkantujuan.BilaAHPdigunakanuntuk

memilihalternatifataupenyusunan prioritasalternatif,makapadatahapini

dilakukanpengembanganalternatif.

2. Menyusun masalah dalam struktur hirarki. Setiap permasalahan

yang kompleksdapatditinjaudarisisi yangdetaildanterstruktur.

3. Menyusunprioritasuntuk tiapelemen masalahpadatingkathirarki. Prosesini

menghasilkan bobotelementerhadappencapaiantujuan,sehinggaelemen

denganbobottertinggimemilikiprioritaspenanganan. Langkahpertamapada

tahapiniadalah menyusunperbandinganberpasangan yang

ditransformasikan dalambentukmatriks,sehinggamatriksini

disebutmatriksperbandingan berpasangan.

Pendekatanyangdilakukanuntukmemperoleh nilaibobot

kriteriaadalahdenganlangkah-langkahberikut:

a. Menyusunmatriksperbandingan

b. Matriksperbandinganhasilnormalisasi

4. Melakukanpengujiankonsistensiterhadapperbandingan antarelemenyang

didapatkanpadatiaptingkathirarki.Konsistensiperbandinganditinjaudari

permatriksperbandingan dankeseluruhanhirarkiuntukmemastikanbahwa

urutanprioritasyangdihasilkandidapatkandarisuaturangkaianperbandingan

yang masih berada dalam batas-batas preferensi yang logis. Setelah

melakukan perhitunganbobotelemen,langkah

selanjutnyaadalahmelakukan

(15)

bantuan tableRandomIndex(RI)yangnilainyauntuksetiapordomatriks

dapatdilihatpadatabelberikutini:

Tabel 3.2. Harga Random Consistency Index

N 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,51

Dengan tetap menggunakan matriks di atas, pendekatan yangdigunakan

dalampengujiankonsistensimatriksperbandinganadalah:

a. Melakukanperkalianantarabobotelemendengannilai

awalmatriks&membagijumlahperkalian

bobotelemen&nilaiawalmatriksdengan

bobotuntukmendapatkannilaieigen.

b. Mencarinilaimatriks. Nilai matriks merupakan nilai rata-rata dari nilai

eigen yang didapatkandariperhitungansebelumnya.

c. MencarinilaiConsistencyIndex (CI).

DimanaCI=Zmaks–N/(N-1),danNadalahjumlahelemendalam matriks.

d. MencarinilaiConsistencyRatio(CR) DimanaCR=CI/RI

SuatumatriksperbandingandisebutkonsistenjikanilaiCR<0,10 (Adhi 2010).

3.6. Logika Fuzzyuntuk Pendukung Keputusan

Dalam banyak hal, logika fuzzy digunakan sebagai suatu cara untuk

memetakan permasalahan dari input menuju ke output yang diharapkan. Sebagai

(16)

1. Manajer pergudangan mengatakan pada manajer produksi seberapa

banyak persediaan pada akhir minggu, kemudian manajer produksi akan

menetapkan jumlah yang akan diproduksi

2. Ketika pelayan memberikan pelayanan terhadap tamu dan tamu akan

memberikan tip sesuai baik atau tidak pelayanannya.

3. Saat kita tahu seberapa sejuk ruangan tersebut, kita akan mengatur putaran

kipas yang terdapat di ruangan tersebut

Kotak hitam tersebut berisi cara atau metode yang dapat digunakan untuk

mengolah data input menjaudi output dalam bentuk informasi yang baik,

lihat Gambar 2.3.

Gambar 3.3.Pemetaan Input-Output

Ada beberapa alasan mengapa orang menggunakan logika fuzzy, antara

lain :

1. Konsep logika fuzzymudah dimengerti. Karena logika fuzzy menggunakan

dasar teori himpunan, maka konsep matematis yang mendasari penalaran

fuzzytersebut cukup mudah dimengerti.

2. Logika fuzzy sangat fleksibel, artinya mampu beradaptasi dengan

perubahan-perubahan, dan ketidakpastian yang menyertai permasalahan.

KOTAK HITAM RUANG

INPUT

RUANG

(17)

3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data yang tidak tepat. Jika diberikan sekelompok data yang cukup homogeny, dan kemudian ada beberapa data

yang “eksklusif”, maka logika fuzzy memiliki kemampuan untuk menangani

data eksklusif tersebut.

4. Logika fuzzymampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat

kompleks.

5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan

pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan.

Dalam hal ini, sering dikenal dengan nama Fuzzy Expert Systems menjadi

bagian terpenting.

6. Logika fuzzydapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendarli secara

konvensional. Hal ini umumnya terjadi pada aplikasi di bidang teknik mesin

maupun teknik elektro.

7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami. Logika fuzzy menggunakan

bahasa sehari-hari sehingga mudah dimengerti.

Keanggotaan fuzzy memberikan suatu ukuran terhadap pendapat atau

keputusan, sedangkan probabilitas mengindikasikan proporsi terhadap keseringan

suatu hasil bernilai benar dalam jangka panjang. Himpunan fuzzymemiliki 2

atribut, yaitu :

1. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau

kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami.

2. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu

(18)

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy, yaitu :

1. Variabel fuzzy

Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu sistem

fuzzy. Pada penelitian ini diasumsikan sebagai kriteria-kriteria penentu penurunan kadar akhir logam terlarut yang melalui SPE, yaitu arus listrik,

besar medan magnet, pasir besi, lama penyaringan, sifat kemagnetan logam,

kadar awal logam.

2. Himpunan fuzzy

Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau

keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy. Dalam penelitian ini diasumsikan

sebagai alternatif dari masing-masing kriteria (subkriteria) yaitu kuantitas

besar, kuantitas kecil, magnetic, non magnetic.

3. Semesta pembicaraan

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk

dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Pada penelitian ini dapat diasumsikan

nilai (bobot) TFN yang diperbolehkan untuk menilai masing sub kriteria.

4. Domain

Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diizinkan dalam

semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy.

Dalam penelitian ini diasumsikan sebagai besar TFN dan definisi dari besaran

tersebut.

Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang

(19)

(sering juga disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0

sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai

keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi (Kusumadewi 2004 , h.

1-8)

Dalam pengambilan keputusan fuzzy terdiri dari empat prinsip utama

yaitu:

1. The Fuzzification Interface

Pada tahap ini dilakukan pengukuran terhadap nilai dari variabel input dan

output, menterjemahkan rentang nilai tersebut ke dalam himpunan fuzzy dan

merubah himpunanfuzzy tersebut menjadi bahasa natural seperti tinggi,

rendah dan sangat rendah.

2. The Knowledge Base

Sebuah database yang berisi expert knowledge dari aplikasi dan

aturan-aturan proses. Fungsi keanggotaaan ditentukan pada tahap ini dan

digunakan pada tahap fuzzification interface

3. The Decision Making Logic

Logika ini memiliki kemampuan dalam mensimulasikan pengambilan

keputusan oleh manusia yang dilakukan dengan memperkirakan alasan

untuk mencapai suatu strategi yang diinginkan. Kebanyakan logika

pengambilan keputusan ini disusun dalam bentuk aturan if-then. Nilai

keanggotaan dari tahap ini diperoleh dengan aturan niali minimum dari

nilai keanggotaan variabel input.

(20)

Tahap ini mengkonversikan output fuzzy menjadi nilai yang tegas (crisp).

Metode yang digunakan dalam proses defuzzifikasi adalah center of area

(COA) yang dirumuskan sebagai berikut:

(3.6)

Ro = Nilai crisp akhir dari sebuah aktivitas

� = Rating fuzzy kedekatan departemen untuk suatu aturan

i = Jumlah aturan yang digunakan

R = Rating numerik kedekatan departemen untuk suatu aturan

µ = derajat keanggotaan departemen untuk suatu aturan (Dweri 1999)

3.6.1. Fuzzy Analytical Hierarchy Process

Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah metode yang biasa digunakan dalam pengambilan keputusan multi kriteria. Dalam perencanaan, dan proses

pengambilan keputusan diperlukan langkah yang logika dan sistematis. Teori

fuzzy dapat menjadi metode yang umum digunakan dalam menganalisa

pengambilan keputusan dengan banyak kriteria. Fuzzy AHP merupakan metode

dengan pendekatan yang sistematis untuk menyeleksi alternatif dan mendapatkan

masalah sebenarnya dengan konsep fuzzy dan struktur hirarki. Chang

memperkenalkan pendekatan baru dalam menangani fuzzy AHP dengan

menggunakan triangularfuzzynumber untuk membuat skala perbandingan

berpasangan dan menggunakan metode extent analysis. Skala perbandingan

(21)

Tabel 3.3.Skala Penilaian Perbandingan BerpasanganFuzzy AHP

Variabel Linguistik Nilai AHP TriangularFuzzyNumber(TFN) Reciprocal

(Kebalikan

Kedua elemen sama penting 1 (1,1,1) (1,1,1)

Kedua elemen mendekati sama penting 2 (1/2,1,3/2) (2/3,1,2)

Elemen yang satu mendekati sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya

3 (1,3/2,2) (1/2,2/3,1)

Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya

4 (3/2,2,5/2) (2/5,1/2,2/3)

Elemen yang satu mendekati lebih penting daripada yang lainnya

5 (2,5/2,3) (1/3,2/5,1/2)

Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

6 (5/2,3,7/2) (2/7,1/3,2/5)

Satu elemen mendekati mutlak lebih penting daripada elemen lainnya

7 (3,7/2,4) (1/4,2/7,1/3)

Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen lainnya

8 (7/2,4,9/2) (2/9,1/4,2/7)

Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 9 (4,9/2,9/2) (2/9,2/9,1/4)

Sebelum memulai proses FAHP, maka disusun kriteria dan sub kriteria

secara hierarki berdasarkan metode Chang. Kemudian sub kriteria dari

masing-masing kriteria tersebut dievaluasi menggunakan bilangan TFN dengan batasan

seperti Tabel 2.3. Setelah masing-masing sub kriteria diberikan penilaian

kemudian disusun ke dalam bentuk matrik berpasangan sebagai berikut :

��

� = (3.7)

��

�merupakan matrik TFN dari penilaian masing-masing subkriteria.

Langkah 1: nilai dari tambahan sintetik fuzzy terhadap objek ke I

didefenisikan sebagai

�� =∑ ����⊗ �∑��=1∑��=1�����

−1

(22)

∑ �� � �

�=1 merupakan penjumlahan dari masing-masing nilai TFN pada matrik

berpasangan ∑�=1��� = �∑�=1,∑=1,∑�=1�. Dimana � adalah nilai

terendah dari TFN, � adalah nilai tengah dari TFN, dan � adalah nilai tertinggi

dari TFN pada matrik berpasangan. Sedangkan �∑=1=1����−1merupakan

invers dari operasional penjumlahan TFN yaitu

�∑ ∑ ��

Setelah operasional fuzzylanjutan, selanjutnya dilakukan proses pencarian derajat

kemungkinan (degree of possibility) dari hasil operasional

fuzzylanjutan(Kahraman, h. 69-72)..

Langkah 2: Degree of possibility diasumsikan dari �2 ≥ �1 dimana

�1 = (�1,�1,�1) dan �2 = (�2,�2,�2) adalah sebagai berikut :

�(�2 ≥ �1) =����≥��min���1(�)�,���2(�)�� (3.9)

Sehingga diperoleh degree ofpossibility :

(�2 ≥ �1) =�

Langkah 3: Jika derajat ketidakpastian (degree of possibility) dari bilangan

TFN lebih besar dari konstanta � bilangan fuzzy(�= 1,2,3,4,5, … . ,�)

diasumsikan sebagai berikut :

�(� ≥ �1,�2,�3,�4,�5, … … ,��) =�(� ≥ �1),�(� ≥ �2),�(� ≥

(23)

Persamaan (3.4) dapat diilustrasikan seperti Gambar 2.4.

Gambar 3.4. Grafik Persimpangan dan

Berdasarkan uraian tersebut dapat diasumsikan persamaan :

��(

�) = min�(�� ≥ ��) (3.11)

dimana �= 1,2,3,4,5, … … ,�;� ≠ �. Selanjutnya diperoleh vektor prioritas

(vector priority) :

Wn =�dn(A1), dn(A

2), … … , dn(Ai)� T

(3.12)

dengan �(�= 1,2,3,4,5, … … ,�).

Langkah 4: Setelah melalui normalisasi diperoleh persamaan vektor

prioritas (weight vector) yaitu :

� =��(�1),�(�2),�(�3),�(�4), … … ,�(�)�� (3.13)

Pendekatan fuzzy AHP digunakan dalam mengatasi masalah derajat

kedekatan dalam ARC. Dalam meranking derajat kedekatan ARC biasanya

mengalami keambiguan pada faktor kualitatif atau kuantitatif. Fuzzy AHP

(24)

relationship chart yang dapat digunakan menjadi input derajat kedekatan

menggunakan CORELAP, dan lain-lain dalam mengembangkan tata letak (Dweri

1999).

3.7. Activity Relationship Chart (ARC)

Activity Relationship Chart (ARC) dikembangkan untuk menentukan

derajat kedekatan (degree of closeness). Degree of closeness menjelaskan perlu

tidaknya satu bagian ditempatkan berdekatan dengan bagian lain, dan hal ini

bergantung pada derajat hubungan kedua bagian tersebut.

ARC dikembangkan oleh Robert Muther. Untuk menggambarkan derajat

kedekatan hubungan antar seluruh kegiatan atau bagian digunakan symbol-simbol

A, E, I, O, U dan X, yaitu:

A = Absolutely necessary yaitu hubungan bersifat mutlak

E = Especially important yaitu hubungan bersifat sangat penting I = Important yaitu hubungan bersifat cukup penting

O = Ordinary yaitu bersifat biasa-biasa saja

U = Undesireable yaitu hubungan yang tidak diinginkan

(25)

Gambar 3.5.Activity Relationship Chart (ARC)

3.8. Metode Penyelesaian Tata Letak Failitas

Metode yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan tata letak

fasilitas terbagi dalam dua kelompok yaitu:

1. Metode Optimasi

Metode ini menghasilkan solusi optimal namun membutuhkan waktu

penyelesaian yang lama.

2. Metode Heuristik

Pendekatan heuristic dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu metode

konstruksi, metode perbaikan dan metode hybrid.

(26)

Metode ini merupakan metode yang menghasilkan tata letak baru tanpa

memandang tata letak yang ada (existing layout).

b. Metode Perbaikan

Metode ini merupakan pendekatan yang sangat sederhana, mudah dipahami,

dan diimplementasikan dan memperbaiki solusi awal tata letak yang telah

dianggap layak.

c. Metode Hybrid

Metode ini merupakan kombinasi dari kedua metode diatas. Kombinasi

dilakukan karena solusi metode perbaikan membutuhkan solusi awal seperti

yang dilakukan pada metode perbaikan namun metode konstruksi

memungkinkan pula untuk menghasilkan solusi awalnya (Ananda, Susy,

&Fifi 2015)

3.9. Computer Aided Layout

Perkembangan teknologi komputer yang demikian pesat terutama sejak

tahun 1970-an telah dimanfaatkan secara efektif dalam berbagai bidang termasuk

di bidang perencanaan layout. Sejumlah program komputer yang dikembangkan

sebagai alat bantu dalam análisis layout telah dikembangkan dan tersedia untuk

dimanfaatkan. Masing-masing program komputer tersebut memiliki kekhususan

sesuai dengan karakteristik layout yang dirancang (Tompkins 1996, h. 326-358).

3.9.1. Algoritma BLOCPLAN

(27)

dikembangkan oleh Donaghey dan Pire pada Departemen Teknik Industri,

Universitas Houston. Program ini membuat dan mengevaluasi tipe-tipe tata letak

dalam merespon data masukan.BLOCPLAN mempunyai kemiripan dengan

CRAFTdalam penyusunan departemen. Perbedaan antara BLOCPLAN dan

CRAFTadalah bahwa BLOCPLAN dapat meggunakan keterkaitan sebagai input

data, sedangkan CRAFThanya menggunakan peta dari-ke (from to chart). Biaya

tata letak dapatdiukur baik berdasarkan ukuran jarak maupun dengan

kedekatan.Jumlah baris di dalam BLOCPLAN ditentukan oleh program dan

biasanya dua atau tiga baris.

Sama halnya dengan CRAFT, BLOCPLAN juga mempunyai

kelemahanyaitu tidak akan menangkap layout secara akurat. Pengembangan tata

letak hanya dapat dicari dengan melakukan perubahan atau pertukaran letak

departemen satu dengan yang lainnya. Selain peta keterkaitan BLOCPLAN,

kadang-kadang juga menggunakan input data lain yaitu peta from to chart,

hanya saja kedua input tersbut hanya digunakan salah satu saja saat melakukan

evaluasi tata letak.

BLOCPLAN merupakan singkatan dari Block Layout Overview with Computerized Planning using Logic and Algorithm. Data-data yang dipakai dalam

algoritma BLOCPLAN dapat berupa data kuantitatif yang dibentuk dengan

menggunakan Activity Relationship Chart (ARC) maupun data kuantitatif yang

berupa aliran produk dan ukuran dari area bangunan (departemen) yang akan

ditempati oleh fasilitas. Setelah semua data dimasukkan akan dihasilkan layout

(28)

tercapai layout yang lenih baik tetapi jumlah iterasi terbatas yaitu maksimal 20.

BLOCPLAN dapat menganalisa maksimal 18 fasilitas dalam suatu tataletak

(layout). BLOCPLAN dapat menghasilkan layout dengan beberapa cara yaitu:

1. Random

BLOCPLAN menghasilkan layout secara acak memperhatikan data ARC

2. Improvemen Algorithm

Menggunakan sebuah layout awal yang nantinya akan dikembangkan oleh

BLOCPLAN.

3. Automatic Search Algorithm

BLOCPLAN akan mengembangkan layout baru dengan jumlah iterasi

maksimal 20 kali.

Layout terbaik dilihat dari nilai R-Score yang paling besar. Layout score

diperoleh dari hasil pembagian total score pada pembobotanARC yang dapat

tercapai dengan total score keseluruhan dikalikan 2 .

Layout score = 2

Nilai rel disk score diperoleh dari penjumlahan semua nilai rel disk score

pada tiap departemen i ke departemen j.

(29)

rij = nilai hubungan kedekatan antara fasilitas i dan j

R-Score dari masing-masing layout yang mungkin dengan layout yang

terbaik adalah dengan R-Score yang paling besar. Nilai R-Score adalah antara 0

dan 1 (0≤ R-Score≤1). Dimana

Artinya nilai d (nilai d adalah jarak antar fasilitas terendah) dengan nilai s (nilai s

adalah hubungan kedekatan antara fasilitas) terendah kemudian nilai d tertinggi

selanjutnya dikalikan dengan nilai s terendah, demikian seterusnya.

Upper Bound = d1s1 + d2s2 + ....

Artinya nilai d (nilai d adalah jarak antara fasilitas) terendah dengan nilai s (nilai s

adalah nilai hubungan kedekatan antara fasilitas) terendah kemudian nilai d

terendah selanjutnya dikalikan dengan nilai s terendah berikutnya, demikian

seterusnya(Purnomo 2004, h. 207-209).

3.9.2. Algoritma ALDEP

Algoritma ALDEP sering dikenal juga dengan Automated Layout Design

Program dimana algoritma ini biasa digunakan untuk melakukan construct layout.

Data-data yang dibutuhkan oleh algoritma ALDEP antara lain adalah ukuran

fasilitas, relationship chart, dan ukuran lokasi yang ada. Langkah awal

yangdilakukan dalam algoritma aldep adalah menempatkan sebuah lokasi pada

(30)

mengikuti lokasi pertama yang telah diletakkan. Fasilitas dipilih untuk diletakkan

sesuai nilai kedekatan dengan fasilitas yang terakhir diletakkan. Terakhri

dilakukan perhitungan momen melalui data jarak dan flow yang ada.

Automated layout design program (ALDEP) merupakan salah satu jenis

algoritma konstruksi, digunakan untuk menyusun tata letak baru, dimana

penugasan fasilitas-fasilitas dilakukan secara bertahap dengan kriteria penempatan

tertentu sampai seluruh fasilitas ditempatkan atau susunan layout telah diperoleh

(Pamularsih, 2015). Perancangan dengan algoritma ALDEP terbagi atas 2

prosedur, yaitu prosedur pemilihan dan prosedur penempatan. Setelah diperoleh

beberapa alternatif layout, kemudian dihitung layout score dari masing-masing

layout yang selanjutnya dibandingkan untuk memperoleh layout dengan score

terbaik

1. Prosedur pemilihan

a. Memilih departemen yang masuk untuk pertama kali secara acak.

b. Departemen kedua yang dipilih adalah departemen yang memiliki hubungan

kedekatan terkuat terhadap departemen pertama. Kemudian, pilih departemen

berikutnya dari departemen yang memiliki hubungan kedekatan yang tertinggi

(bernilai A dan E). pengambilan departemen tersebut dapat di lakukan melalui

ARC.

c. Jika tidak ada departemen yang terpilih selanjutnya dipilih departemen secara

acak.

d. Prosedur dilakukan sampai semua departemen masuk kedalam tata letak.

(31)

a. Penempatan dimulai dari pojok kiri atas dan dilanjutkan kearah bawah.

b. Proses penempatan layout menggunakan vertical sweep patern (pola jalan

vertikal).

3. Perhitungan Hasil

Perhitungan hasil dari setiap layout adalah menghitung hubungan kedekatan

antar fasilitas. Hasil perhitungan tersebut didapat dari konversi dari kode huruf

yang digunakan. Nilai dari konversi tersebut adalah A = 64; E=16; I=4; O=1;

X=-1024 (Tompkins 1996, h. 326-358). Menurut Apple (1990, hal. 370)

beberapa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing algoritma yang

(32)

Tabel 3.4. Keuntungan dan Keterbatasan dari Masing-Masing Algoritma yang Terkomputerisasi

METODE KEUNTUNGAN KETERBATASAN

CRAFT

− Memungkinkan penetapan lokasi khusus.

− Bentuk masukan dapat beragam.

− Waktu komputer pendek.

− Mempunyai arti matematis.

− Dapat digunakan untuk tata letak kantor.

− Dapat memeriksa pekerjaan sebelumnya.

− Biaya dan penghematan tercetak

− Hasilan tidak dapat langsung dipergunakan.

− Program cenderung mempunyai jarak penglihatan

pendek, tidak dapat menemukan jawaban terbaik dengan hanya mengubah dua atau tiga departemen.

− Pengubahan departemen harus : (1) berukuran sama, (2)

berdekatan satu sama lain, (3) berbatasan dengan departemen yang sama.

− Memerlukan kejelasan struktur data masukan.

− Rancangan huruf sulit.

− Tidak menghasilkan tata letak awal.

− Lebih baik disusun kembali.

− Kaiitan yang tak diharapkan tidak diperhitungkan.

(33)

Tabel 3.4. Keuntungan dan Keterbatasan dari Masing-Masing Algoritma yang Terkomputerisasi (Lanjutan)

METODE KEUNTUNGAN KETERBATASAN

ALDEP

− Dapat menetapkan lokasi khusus dalam batas

ruang yang tersedia.

− Pemecahan dalam wilayah yang telah

ditentukan.

− Mengembangkan banyak pilihan.

− Sangat memperhatikan keterkaitan

− Biaya perpindahan tidak dihitung.

− Hubungan yang tidak diharapkan tidak diperhatikan.

− Metode penilaian masih dipertanyakan.

− Kesulitan dalam menilai proses produksi.

− Tatanan tuntutan ruang tidak diperhitungkan.

− Terbatas sampai 53 departemen.

BLOCPLAN

− Dapat menggunakan input dari peta keterkaitan

maupun from to chart

− Melakukan iterasi secara otomatis dengan waktu

yang singkat

− Luas departemen diperhitungkan sebagai

masukan

− Tidak dapat menangkap layout awal

− Terbatas untuk 20 iterasi

− Hanya dapat menganalisa maksimal 18 fasilitas dalam suatu

(34)

Tabel 3.4. Keuntungan dan Keterbatasan dari Masing-Masing Algoritma yang Terkomputerisasi (Lanjutan)

METODE KEUNTUNGAN KETERBATASAN

CORELAP

− Mudah dijalakan dalam komputer.

− Membentuk tata letak baru.

− Batasan masukan dan hasilan sama.

− Berdasarkan peta keterkaitan.

− Setiap langkah dapat dilihat selama

pengembangan tata letak.

− Sebagian besar keterkaitan diperlihatkan dengan

baik

− Tidak dapat menentukan lokasi kegiatan tetap.

− Tidak menghitung biaya.

− Terbatas sampai 45 departemen.

(35)

Tabel 3.4. Keuntungan dan Keterbatasan dari Masing-Masing Algoritma yang Terkomputerisasi (Lanjutan)

METODE KEUNTUNGAN KETERBATASAN

PLANET

− Berdasarkan peta dari –ke.

− Menggunakan ongkos pemindahan bahwa

untuk cara pemindahan tertentu untuk tiap pemindahan dalam urutan operasi.

− Membutuhkan interaksi antara komputer dan

rekayasawan untuk melatih penilaiannya.

− Dapat diterapkan pada tiap persoalan yang

mencakup gabungan antara kegiatan yangdapat dinilai dengan angka.

− Tidak ada tata letak masukan yang dibutuhkan.

− Mencetak biaya penanganan tiap ‘hubungan

kegiatan’ ditambah biaya pemindahan total.

− Menggunakan istilah pabrik biasa dan data

pabrik biasa sebagai masukan.

− Memungkinkan memilih pemilihan dan

penempatan departemen.

− Berguna bagi tata letak produksi tidak bagi departemen

pelayanan.

(36)

Berdasarkan perbandingan dari masing-masing algoritma yang

terkomputerisasi, maka dipilihnya algoritma BLOCPLAN dan ALDEP

dikarenakan :

1. Sangat memeperhatikan keterkaitan. Algoritma BLOCPLAN dan

ALDEPmenggunakan input dari peta keterkaitan maupun from to chart. Hasil

dari pengolahan dengan menggunakan Fuzzy AHP adalah Activity Relationship

Chart yang pada algoritma ALDEPdan BLOCPLAN dijadikan sumber data untuk menentukan derajad kedekatan

2. Luas departemen diperhitungkan sebagai masukan. Pengumpulaan data aktual

dapat dijadikan sumber data untuk mensimulasikan kondisi aktua dengan

beberapa alternatif yang dihasilkan

3. Melakukan iterasi secara otomatis dengan waktu yang singkat. Menampilkan

hasil iterasi dengan waktu yang cepat sesuai dengan kebutuhan penelitian akan

algoritma yang efisien

4. Mengembangkan banyak pilihan. Pada Algoritma BLOCPLAN dikembangkan

usulan layout hingga 20 alternatif, dan pada Algoritma ALDEP dikembangkan

usulan layout hingga 5 alternatif. Hal ini memberikan keluwesan bagi

pengguna dalam menentukan layout usulan sesuai dengan rating maupun

(37)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT Kreasibeton Nusapersada yang berlokasi di

Jl.Pulau Karimun Kav. 392 Kawasan Industri Medan II, Desa Saentis, Kecamatan

Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara Utara. Waktu

penelitian dilakukan dari bulan Mei 2017 hingga Juli 2017.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian Description Reseach.

Description Reseach) adalah penelitian yang berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah terhadap suatu masalah yang ada sekarang secara sistematis

dan faktual berdasarkan data. Dengan penelitian ini, peneliti hanya sebatas

menemukan gambaran seberapa jauh para karyawan dapat menerima atau

menolak sistem, hanya sebatas membuat deskripsi yang tepat tentang fakta-fakta

dan sifat-sifat dari objek tanpa membuat prediksi atau mencari pemecahan atas

masalah yang ada dalam objek tersebut. Penelitian bertujuan untuk

mengumpulkan informasi secara langsung dari kondisi tataletak fasilitas pada

(38)

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah tata letak fasilitas awal PT.

Kreasibeton Nusapersada serta hubungan dan jarak antar departemen yang ada di

PT. Kreasibeton Nusapersada

4.4. Variabel Penelitian

Variabel dependen ataupun variabel terikat adalah variabel yang nilainya

dipengaruhi atau ditentukan oleh nilai variabel lain. Yang menjadi variabel

dependen dalam penelitian ini adalah perancangan tata letak fasilitas.

Variabel independen ataupun variabel bebas merupakan variabel

penelitian yang mempengaruhi dan menjadi sebab perubahan atau timbulnya

variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Perpindahan Material, Jarak perpindahan, Jumlah departemen, dan

UkuranDepartemen.

Defenisi Operasional:

1. Perpindahan Material

Pola Aliran dari satu departemen ke departemen lain yang berkaitan dengan

proses produksi dan perpindahan lainnya

2. Jarak perpindahan

Jarak perpindahan dari satu departemen ke departemen lain yang berkaitan dengan

proses produksi.

(39)

Banyaknya departemen yang akan diolah dengan menggunakan algoritma

BLOCPLAN dan ALDEP. 4. UkuranDepartemen

Luas masing –masing departemen yang akan diolah dengan menggunakan

algoritma BLOCPLAN.

4.5. Kerangka Berpikir

Suatu penelitian dapat dilaksanakan jika perancangan kerangka konseptual

yang baik telah tersedia sehingga langkah-langkah penelitian lebih sistematis.

Kerangka berpikir inilah yang merupakan landasan awal dalam melaksanakan

penelitian.

Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual

4.6. Blok Diagram Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ditampilkan dalam blok diagram pada Gambar 4.2. Jarak Perpindahan

Jumlah Departemen

UkuranDepartemen

Perancangan Tata

(40)

Mulai

Studi

Pendahuluan Studi Literatur

Tujuan:

1. Menganalisis dan merencanakan peletakan setiap departemen yang berkaitan dengan kegiatan produksi. 2. Membandingkan total perpindahan yang diperoleh pada layout aktual dan layout alternatif

3. Menghitung efisiensi material handling yang dari layout aktual dan layout alternatif

Pengumpulan Data: 1. Penggambaran block layout awal 2. Perhitungan jarak antar departemen 3. Menyusun struktur hirarki AHP 4. Membuat kuesioner AHP

5. Perhitungan frekuensi perpindahan 6. Pembuatan fungsi keanggotaan

Pengolahan Data: 1. Pengolahan AHP

2. Fuzzification Interface 3. Knowledge Base 4. Proses defuzzifikasi

5. Pembentukan Crisp Activity Relationship Chart 6. Pengolahan data menggunakan algoritma BLOCPLAN dan ALDEP

Gambar 4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian

(41)

Berdasarkan cara pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

1. Data primer adalah data yang diperoleh dengan pengamatan secara langsung

dari perusahaan berupa data ukuran luas area dan gambar departemen

produksi, dilakukan pengukuran terhadap ukuran mesin- mesin dan luas area

setiap stasiun kerja yang ada di lantai produksi, frekuensi perpindahan, urutan

proses produksi.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan berupa data luasan

total area pabrik, data proses produksi, sejarah perusahaan,jam kerja efektif,

struktur organisasi dan jumlah pekerja.

4.7.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung di perusahaan

untuk mengetahui proses bisnis perusahaan dan data-data yang terkait dengan

penelitian.

2. Teknik wawancara, yaitu melakukan tanya jawab (wawancara) terhadap

pihak-pihak yang terlibat secara langsung mengenaitataletakperusahaan terkait

dengan penelitian.

4.8. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan mengikuti beberapa tahapan,yaitu:

(42)

Pada tahap ini dilakukan untuk mengolah kuesioner menjadi matriks

berhubungan yang selanjutnya dihitung nilai bobot dan rasio konsistensinya

2. Fuzzification Interface

Pada tahap ini pengubahan nilai input menjadi suatu bentuk himpunan fuzzy

yaitu berupa variabel linguistik untuk masing-masing variabel. Tahapannya

adalah pengukuran nilai tiap variabel yang dilakukan dengan wawancara atau

melakukan pengukuran secara langsung. Selanjutnya variabel tersebut

dikonversikan dalam variabel linguistik yang berguna untuk mengubah

variabel kuantitatif menjadi variabel linguistik beserta derajat

keanggotaannya.

3. Knowledge Base

Menyusun seluruh fungsi keanggotaan dari masing-masing variabel yang

disusun berdasarkan aturan pengambilan keputusan dengan bentuk IF-THEN

untuk menentukan nilai derajat hubungan antar variabel linguistic.

4. Proses defuzzifikasi

Merupakan tahan akhir pada defuzzification interface. Pada tahap ini tingkat

kedekatan masing-masing variabel digabungkan menjadi tingkat kedekatan

hubungan keseluruhan yang kemudian dikonversikan menjadi suatu bialngan

crisp.

5. Pembentukan Crisp Activity Relationship Chart.

Hasil dari deffuzifikasi kemudian dimasukkan ke dalam tabel ARC sesuai

dengan kedekatan antar tiap departemen. Pada tiap kedekatan diketahui derajat

(43)

tersebut. Hubungan kedekatan antar fasilitas merupakan data kualitatif yang

diperlukan sebagai input bagi algoritma BLOCPLAN dan ALDEP

6. Pengolahan data menggunakan algoritma BLOCPLAN

Pemecahan masalah dengan algoritma BLOCPLAN dilakukan dengan

menggunakan software BLOCPLAN melalui langkah-langkah berikut ini :

a. Melakukan input data Departemen

Data mengenai jumlah depertemen, nama departemen, dan ukuran luas

masing – masing departemen/ stasiun kerja dimasukkan ke input data

software BLOCPLAN

b. Melakukan input data derajat kedekatan antar departemen

Nilai derajat kedekatan yang sudah dihitung di ARC digunakan sebagai

data masukkan berikut juga dengan penentuan bobot dari masing-masing

nilai kedekatan.

c. Mencari solusi layout terbaik

Setelah semua data dikumpulkan maka software akan mencari alternatif

pemecahan masalah tataletak tersebut sampai maksimal 20 kali iterasi.

Layout terbaik dilihat dari nilai R-score yang paling besar.

7. Pengolahan data dengan menggunakan algoritma ALDEP

Pengolahan data dengan algoritma ALDEP dilakukan dengan membuat ARC

untuk melihat hubungan kedekatan dari masing-masing departemen kemudian

hitung TCR untuk setiap departemen. Pilih salah satu departemen dengan nilai

TCR maksimum. Tentukan pengalokasian departemen berikutnya berdasarkan

(44)

penempatan. Pilih penempatan dengan bobot terbesar kemudian ulangi sampai

semua departementelah ditempatkan. Perhitungan momen merupakan

perhitungan terakhir terhadap data yang diperoleh sebelum dilakukan analisis.

Blok diagram dari langkah-langkah algoritma BLOCPLAN dan ALDEP ini dapat dilihat pada

(45)

Melakukan Input data nilai hubungan pada masing-masing aktivitas

Melakukan Input data Nama Departemen dan Luas Area Melakukan Input data jumlah departemen yang akan disusun

Memilih ratio untuk layout pemecahan masalah : automatic

search

Pilih Single-Story Layout Menu

Menganalisis tabel hasil pemecahan masalah yang tersimpan Memilih cara pencarian pemecahan

masalah : automatic search

Me-reviewlayout dengan nilai

R-score tertinggi

(46)

Pembuatan Activity Relationship Chart (ARC)

Memilih jumlah departemen yang masuk untuk pertama kali

Memilih departemen kedua yang paling berhubungan kedekatan dengan departemen

pertama

Lakukan pemilihan hingga semua departemen terpilih

Lakukan penempatan layout berdasarkan vertical sweep

patern

Melakukan perhitungan kedekatan fasilitas

MULAI

Gambar 4.4. Flow Chart Pengolahan Data dengan Algoritma ALDEP

4.9. Analisis dan Pembahasan

Analisis hasil dilakukan terhadap hasil pemecahan masalah yang dalam

hal ini melakukan perancangan ulang dengan metode Fuzzy Analytical Hierarchy

Process, BLOCPLAN, dan, ALDEP. Hal-hal yang dianalisis adalah:

(47)

2. Analisis Crisp Activity Relationship Chart

3. Analisis kondisi layout aktual

4. Analisi layout usulan BLOCPLANdanALDEP

4.10. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan berisikan hal-hal penting dari penelitian yang merupakan

tujuan dari penelitian. Selain dari kesimpulan, diberikan juga saran yang

membangun bagi perusahaan usulan perbaikan kepada pihak perusahaan untuk

(48)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Pengumpulan Data Perbandingan Berpasangan 5.1.1.1. Data Spesifikasi Responden

Instrumen yang digunakan dalam analisis pemilihan variabel

performansi tata letak di PT. Kreasibeton Nusapersada adalah kuesioner AHP.

Kuesioner AHP ini disebarkan kepada kepala bagian dan staf PT. Kreasibeton

Nusapersada yang memiliki kemampuan dalam hal tataletak dan pengambilan

keputusan. Berikut responden kuesioner AHP dapat dilihat pada Tabel 5.1

Tabel 5.1. Responden Kuesioner AHP

No Jabatan

1 Kepala Divisi ProduksiBatching Plant

2 Kepala Divisi Produksitiang pancang

3 Manajer concrete product

4 Kepala Laboratorium

Sumber: Pengumpulan Data

5.1.1.2.Struktur Hierarki Nilai Kedekatan Departemen

Struktur hierarki bertujuan untuk mengetahui variabel performansi

tata letak yang akan digunakan. Kriteria-kriteria ini disusun ke dalam bentuk

(49)

Nilai Kedekatan antar Departemen

Bahan Peralatan

Level 1

Level 2 Informasi Pekerja

Gambar 5.1. Struktur Hierarki Variabel Tata Letak

Berikut penjelasan kriteria yang digunakan dalam pemilihan variabel

performansi tata letak.

1. Aliran Bahan : Interaksi bahan yang terjadi antar departemen.

2. Aliran informasi : Interaksiinformasi yang terjadi antardepartemen

3. Aliran Pekerja : Interaksi tenaga kerja yang terjadi antar

departemen

4. Aliran Peralatan : Interaksiperalatan yang terjadi antar departemen

Kriteria yang dijelaskan di atas akandicantumkan pada kuesioner AHP

yang digunakan untuk menganalisis pemilihan variabel performansi tata letak.

5.1.1.3. Pembuatan Kuesioner AHP

Langkah-langkah pembuatan kuesioner akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Tentukan kriteria dan alternatif untuk bahan pertimbangan pemilihan variabel

performansi tata letak.

2. Penyusunan kuesioner dibuat berdasarkan metode perbandingan berpasangan

untuk mengetahui tingkat bobot dari kriteria dan alternatif.

(50)

Tabel 5.2. Tabel Kuisioner AHP

Keterangan:

1 : Sama pentingnya

3 : Sedikit lebih penting

5 : Lebih penting daripada

7 : Jauh lebih penting

9 : Mutlak lebih penting

2,4,6,8 : Nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan

3. Kuesioner berisi perbandingan kepentingan antara tiap kriteria dengan kriteria

lainnya, perbandingan antara alternatif dengan alternatif lainnya dalam setiap

kriteria.

Kuesioner dirancang agar mudah dipahami dan tidak menimbulkan

kerancuan. Pada kuesioner AHP ini disertakan bidata dari responden yang terdiri

dari:

1. Nama

2. Jenis Kelamin

3. Umur

4. Jabatan

Daftar kriteria dan alternatif yang digunakan di dalam kuesioner

Elemen Penilaian Elemen

(51)

berdasarkan struktur hierarki terdiri dari 3 level yang terdapat pada Gambar 5.1

yaitu:

1. Level 1 merupakan variabel performansi tata letak yang akan dipilih melalui

beberapa alternatif.

2. Level 2 terdiri dari masing-masing kriteria yang terdapat pada level 1 yang

terdiri dari bahan, informasi, peralatan, dan pekerja .

Kuesioner dan pengumpulan data kuesioner yang diisi oleh responden

untuk penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

5.1.1.4. Matriks Perbandingan Berpasangan (Pairwise Comparison) 5.1.1.4.1. Level 2 (Kriteria)

Matriks perbandingan berpasangan pada level 2 (kriteria) diperoleh dari

hasil kuesioner yang merupakan bagian dari AHP.Matriks ini bertujuan untuk

melihat perbandingan setiap kriteria dan tingkat kepentingan dari kriteria yangsatu

dengan kriteria yang lainnya.Data pengumpulan hasil kuesioner dapat dilihatpada

Lampiran L-1.Berikut data pengumpulan hasil kuesioner responden dapat

dilihat pada Tabel 5.3

Tabel 5.3. Matriks Perbandingan Berpasangan Variabel Performansi Tata Letak Responden 1

Elemen Bahan Informasi Pekerja Peralatan

Bahan 1 1/5 1 1

Informasi 5 1 5 7

Pekerja 1 1/5 1 1

(52)

Tabel 5.3. Matriks Perbandingan Berpasangan Variabel Performansi Tata Letak (Lanjutan)

Responden 2

Elemen Bahan Informasi Pekerja Peralatan

Bahan 1 5 1/5 1

Informasi 1/5 1 2 1/4

Pekerja 5 1/2 1 1

Peralatan 1 4 1 1

Responden 3

Elemen Bahan Informasi Pekerja Peralatan Bahan 1 7 1 1 Informasi 1/7 1 1/3 1/5

Pekerja 1 3 1 1 Peralatan 1 5 1 1

Responden 4

Elemen Bahan Informasi Pekerja Peralatan Bahan 1 1 1 1 Informasi 1 1 1 1 Pekerja 1 1 1 1 Peralatan 1 1 1 1

Sumber: Pengumpulan Data

5.1.2. Pengumpulan Data Frekuensi untuk Masing-Masing Variabel 5.1.2.1. Pengukuran Nilai Variabel Aliran Bahan

(53)

periode tahun 2017 di PT. Kreasibeton Nusapersada.Metode yang dilakukan

yaitu dengan metode observasi dan wawancara kepada pihak manajerial dan

operasional pabrik PT. Kreasibeton Nusapersada.Data frekuensi perpindahan

aliran bahan antar departemen di PT. Kreasibeton Nusapersada selama satu jam

dapat dilihat pada Tabel 5.4berikut.Data frekuensi perpindahan aliran bahan

antar departemen di PT. Kreasibeton Nusapersada selama satu bulan dapat

dilihat pada Tabel 5.5 berikut.Untuk mempermudah pengolahan data, maka

matriks ini harusdisimetriskan terlebih dahulu dengan cara menjumlahkan

masing-masing nilaifrekuensi aliran bahan dari dua arah untuk departemen yang

(54)

Tabel 5.4. Matriks Frekuensi Perpindahan Bahan per Jam

12. Tempat Istirahat

Karyawan

13. Stok Batu Pecah dan Batu Guli 3,5 4

14. Gudang Fasilitas

15. Tempat Penumpukan Concrete Product

(55)

Tabel 5.5. Matriks Frekuensi Perpindahan Bahan per Bulan

(56)

Tabel 5.6. Matriks Frekuensi Perpindahan Bahan per Bulan yang Telah Dinormalkan

2. Tempat Uji Sampel dan Cek Penimbangan 104

3. Parkir Karyawan

4.Post Security 5304 104

5. Produksi Ready Mix 2704 2704 416 728

6. Timbangan 2704 936 104 1664

7. Test Slump

8. Stok Pasir

9. Produksi Concrete Product 104

10. Laboratorium

11. Kantor Gudang

12. Tempat Istirahat Karyawan

13. Stok Batu Pecah dan Batu Guli

14. Gudang Fasilitas

15. Tempat Penumpukan Concrete Product

(57)

5.1.2.2. Pengukuran Nilai Variabel Aliran Peralatan

Data frekuensi perpindahan aliran peralatan antar departemen di PT.

Kreasibeton Nusapersada selama satu Jam dapat dilihat pada Tabel 5.7berikut.

Data frekuensi perpindahan aliran Peralatan antar departemen di PT.

Kreasibeton Nusapersada selama satu bulan dapat dilihat pada Tabel 5.8

berikut.Untuk mempermudah pengolahan data, maka matriks ini

harusdisimetriskan terlebih dahulu dengan cara menjumlahkan masing-masing

nilaifrekuensi aliran peralatan dari dua arah untuk departemen yang

(58)

Tabel 5.7. Matriks Frekuensi Perpindahan Peralatan per Jam

(59)

Tabel 5.8. Matriks Frekuensi Perpindahan Peralatan per Bulan

(60)

Tabel 5.9. Matriks Frekuensi Perpindahan Peralatan per Bulan yang Telah Dinormalkan

2. Tempat Uji Sampel dan Cek Penimbangan 104

3. Parkir Karyawan

4.Post Security 5304 104

5. Produksi Ready Mix 2704 2704 416 728 416

6. Timbangan 2704 936 104 1664

7. Test Slump

8. Stok Pasir

9. Produksi Concrete Product 1664 104

10. Laboratorium

11. Kantor Gudang

12. Tempat Istirahat Karyawan

13. Stok Batu Pecah dan Batu Guli

14. Gudang Fasilitas

15. Tempat Penumpukan Concrete Product

(61)

V-125

5.1.2.3. Pengukuran Nilai Variabel Aliran Pekerja

Data frekuensi perpindahan aliran pekerja antar departemen di PT.

Kreasibeton Nusapersada selama satu hari dapat dilihat pada Tabel 5.10berikut.

Data frekuensi perpindahan aliran pekerja antar departemen di PT. Kreasibeton

Nusapersada selama satu bulan dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut.Untuk

mempermudah pengolahan data, maka matriks ini harusdisimetriskan terlebih

dahulu dengan cara menjumlahkan masing-masing nilaifrekuensi aliran pekerja

dari dua arah untuk departemen yang salingberpasangan. Hal ini ditampilkan pada

(62)

V-126

Tabel 5.10. Matriks Frekuensi Perpindahan Pekerjaper Hari

Ke

2. Tempat Uji Sampel dan Cek

Penimbangan 1 104 50 4 50

(63)

V-127

Tabel 5.11. Matriks Frekuensi Perpindahan Pekerja per Bulan

Ke

2. Tempat Uji Sampel dan Cek

Penimbangan 26 2704

(64)

V-128

Tabel 5.12. Matriks Frekuensi Perpindahan Pekerja per Bulan

Ke

2. Tempat Uji Sampel dan Cek Penimbangan 5408 2600 208 2600

3. Parkir Karyawan 8320 1040 1040

9. Produksi Concrete Product 104 624 1040

332 8 208

10. Laboratorium

11. Kantor Gudang 416

12. Tempat Istirahat Karyawan

13. Stok Batu Pecah dan Batu Guli

14. Gudang Fasilitas

15. Tempat Penumpukan Concrete Product

(65)

5.1.2.4. Pengukuran Nilai Variabel Aliran Informasi

Data frekuensi perpindahan aliran Informasi antar departemen di PT.

Kreasibeton Nusapersada selama satu hari dapat dilihat pada Tabel 5.13berikut.

Data frekuensi perpindahan aliran informasi antar departemen di PT.

Kreasibeton Nusapersada selama satu bulan dapat dilihat pada Tabel 5.14

berikut.Untuk mempermudah pengolahan data, maka matriks ini

harusdisimetriskan terlebih dahulu dengan cara menjumlahkan masing-masing

nilaifrekuensi aliran informasi dari dua arah untuk departemen yang

(66)

Tabel 5.13. Matriks Frekuensi Perpindahan Informasiper Hari

(67)

Tabel 5.14. Matriks Frekuensi Perpindahan Informasi per Bulan

(68)

Tabel 5.15. Matriks Frekuensi Perpindahan Informasi per Bulan

2. Tempat Uji Sampel dan Cek Penimbangan 4004 2704

3. Parkir Karyawan

4.Post Security 234 52

5. Produksi Ready Mix 26

6. Timbangan 104

7. Test Slump

8. Stok Pasir

9. Produksi ConcreteProduct 312

10. Laboratorium

11. Kantor Gudang 208

12. Tempat Istirahat Karyawan

13. Stok Batu Pecah dan Batu Guli

14. Gudang Fasilitas

15. Tempat Penumpukan Concrete Product

(69)

5.1.3. Layout Awal

Layout awal beserta lintasan material handling dapat dilihat pada Gambar 5.2. Hasil perhitungan jarak antar departemen dapat dilihat pada Tabel 5.16.

Frekuensi perpindahan tiap departemendapat dilihat pada Tabel 5.17. Momen

perpindahan tiap departemendapat dilihat pada Tabel 5.18.Data Kode, Ukuran,

dan Luas Area Departemendapat dilihat pada Tabel 5.19.

Momen perpindahan merupakan hasil perkalian antara jarak dari suatu

departemen ke departemen berikutnya dengan frekuensi perpindahan.Rumus:

�0 = � � ������

�0 = nilai total momen perpindahan awal (meter/tahun)

��� = frekuensi perpindahan dari departemen i ke j

��� = jarak antar departemen i dengan j

Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan dari kantor ke

tempat uji sampel dan cek penimbangan sebagai berikut.

Frekuensi perpindahan = 78 kali/bulan

Jarak perpindahan = 94,3 meter

Momen perpindahan = 78 x 94,3 = 7355,4meter/bulan

Perhitungan momen perpindahan untuk departemen lainnya dilakukan

dengan cara yang sama seperti contoh di atas. Momen perpindahandari kantor ke

tempat uji sampel dan cek penimbangan adalah sebesar 7355,4 meter/bulan. Total

(70)

Referensi

Dokumen terkait

Dorongan dari dalam diri seseorang untuk memastikan atau mengurangi ketidak pastian khususnya berkaitan dengan penugasan, kualitas dan ketepatan atau ketelitian data

Kadarisman (2012:325) bependapat, terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam pemberdayaan guru a) dorongan dari kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah tersebut,

Hubungan yang tepat antara proses pembuatannya dengan produknya pada nomor.... Unsur-unsur A, B, dan C terletak pada periode ketiga.Oksida B dalam air mempunyai pH &lt; 7. Unsur

Untuk menganalisis faktor tingkat pendidikan petani, umur petani, lamanya bertani, kinerja penyuluh pertanian dan luas lahan yang mempengaruhi adopsi tatacara penggunaan

Hasil pengujian menjelaskan bahwa t hitung sebesar 5,871 &gt; t tabel sebesar 2,048 maka H 0 ditolak yang artinya artinya terdapat pengaruh yang signifikan variabel

Seorang siswa mereaksikan 5 mL suatu larutan A dengan 5 mL larutan B dalam tabung reaksi dengan menambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat dan memanaskannya dalam suatu penangas

JUDUL : DBD-CHIKUNGUNYA LEBIH MEMATIKAN DARI ZIKA. MEDIA :

Konsep yang digunakan dalam perencanaan sistem instalasi plambing air bersih adalah mengacu pada konsep green building dengan adanya pembagian jalur pipa air bersih