BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sayuran merupakan bagian penting dari pola makan yang sehat. Sayuran yang dikonsumsi dengan cukup dapat membantu melindungi tubuh dari segala penyakit. Jumlah konsumsi sayuran yang cukup akan memberikan asupan serat ke dalam tubuh, sehingga dapat menyehatkan. Konsumsi sayuran tentu berkaitan erat dengan produksi sayuran. Produksi sayuran Indonesia beberapa tahun ini mengalami fluktuasi seperti pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Produksi Sayuran Semusim di Indonesia Tahun 2011-2015 (Ton)
Tahun Kol Bunga Kentang Kubis Cabai Petsai/
Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki nilai komersial cukup tinggi sebab tanaman sayuran merupakan produk pertanian yang senantiasa dikonsumsi setiap hari dan sayuran juga merupakan salah satu makanan yang dibutuhkan manusia, sayuran sangat dianjurkan untuk dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan kalori manusia perhari.
kimia tersebut, Bahan kimia tersebut pada umumnya adalah bahan beracun sehingga bila dipergunakan dapat meracuni tanah, tanaman, udara, air, dan lingkungan hidup lainnya. Karena mencemari lingkungan hidup maka kesehatan manusiapun akan terpengaruh. Misalnya timbulnya gangguan pada paru-paru, jantung, ginjal, hati,darah, alat vital, serta timbul penyakit kanker.
Bahan makanan yang kita makan, terutama buah dan sayuran segar, mengandung residu pestisida. Walaupun tidak secara langsung, bahaya yang ditimbulkannya berdampak jangka panjang, seperti kanker, tumor dan penyakit kronis lainnya. Dampak penggunaan bahan pestisida pada makanan bukan saja pada manusia, namun berperan aktif dalam merusak ekologi lingkungan antara lain, tercemarnya air tanah serta perubahan pada sistem hormon hewan ternak mamalia serta ikan. Jadi, bukan hanya sayuran dan buah, ikan serta ternak yang kita konsumsi juga bisa ikut tercemar pestisida.
Pestisida merupakan salah satu hasil teknologi modern karena mempunyai peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Hal ini terbukti di beberapa negara sedang berkembang produksi pertanian melimpah, namun kesehatan masyarakat terjaga dengan cara yang tepat dan aman. Disisi lain apabila pestisida pengelolaannya tidak baik maka dapat menimbulkan dampak negatif terhadap aspek kehidupan yang pada akhirnya langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia.
menjelaskan produksi sayuran di beberapa kabupaten penghasil sayuran di Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 1.2 Produksi Sayuran Semusim di Sumatera Utara Tahun 2015
No. Kabupaten/Kota Produksi (Ton)
1. Simalungun 222 858
2. Dairi 29 517
3. Karo 354 060
4. Langkat 23 585
5. Samosir 22 065
6. Kabupaten/Kota lainnya 374 348
Total Produksi Sayuran 1 026 433
Sumber: Badan Pusat Statistik 2017 diolah
Dalam melakukan pekerjaannya untuk meningkatkan hasil pertaniannya para petani selalu menggunakan pestisida untuk mengurangi serangan hama ataupun serangga pada usaha pertaniannya. Pada tesis Adil Sitepu (2012) penggunaan pestisida perharinya di kabupaten karo adalah sebanyak ±10 ton untuk mengendalikan organisme tanaman pengganggu. Penggunaan pestisida oleh petani masih kurang tepat, diantaranya penggunaan pestisida tidak sesuai dengan dosis dan takaran yang dianjurkan, mengaduk campuran pestisida dengan tangan. Petani juga mengaku sengaja melebihkan takaran pestisida yang digunakan agar lebih efektif membunuh hama tanaman.
Hal ini merupakan masalah yang serius harus segera ditangani. Usaha-usaha penyuluhan dalam penggunaan pestisida kerap dilakukan. Namun karena berbagai kendala penggunaan pestisida, kejadian ini menunjukkan belum efektifnya penyuluhan, oleh karena itu kajian ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat adopsi petani terhadap penyuluhan penggunaan pestisida pada tanaman sayuran.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja penyuluh pertanian dalam penyuluhan penggunaan pestisida menurut petani di daerah penelitian?
2. Bagaimana adopsi tatacara penggunaan pestisida pada tanaman kubis-kubisan di daerah penelitian?
3. Apakah faktor tingkat pendidikan petani, umur petani, lamanya bertani, kinerja penyuluh pertanian dan luas lahan mempengaruhi adopsi tatacara penggunaan pestisida pada tanaman kubis
-
kubisan di daerah penelitian?1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kinerja penyuluh pertanian dalam penyuluhan penggunaan pestisida menurut petani di daerah penelitian.
3. Untuk menganalisis faktor tingkat pendidikan petani, umur petani, lamanya bertani, kinerja penyuluh pertanian dan luas lahan yang mempengaruhi adopsi tatacara penggunaan pestisida pada tanaman kubis
-
kubisan di daerah penelitian.1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi tatacara penggunaan pestisida pada tanaman kubis
-
kubisan.2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan teknik penggunaan/pestisida yang baik dan pengembangan Sekolah Lapang PHT bagi petani tanaman kubis