• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri | Mutakim | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3971 12676 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri | Mutakim | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3971 12676 1 PB"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

244

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa

Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

Yusna Mutakim, Sahrudin Barasandji, dan Sudarkam R. Mertosono

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menulis permulaan dengan menggunakan gambar seri di kelas II SDN Lalong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan gambar seri dapat meningkatkan keterampilan menulis permulaan di kelas II SDN Lalong. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research) dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Lalong. Teknik pengumpulan data melalui teknik tes, observasi. Analisis data kuantitatif melalui pencarian rata-rata kemampuan siswa, menulis permulaan gambar seri. Dari hasil analisis diperoleh gambaran bahwa kemampuan menulis permulaan mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu, siklus I (60%), siklus II (84%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah menggunakan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa kelas II SDN Lalong.

Kata Kunci: Kemampuan Menulis Permulaan, Menggunakan Gambar Seri

I. PENDAHULUAN

Sasaran pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah keterampilan berbahasa siswa baik lisan maupun tertulis. Keterampilan berbahasa yang dimaksud mencakup mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling sulit dikuasai siswa dibandingkan tiga keterampilan berbahasa lainnya. Oleh karena itu, di dalam pembelajaran keterampilan menulis guru harus mampu menggunakan pendekatan, metode dan teknik serta strategi tertentu yang tepat atau sesuai dengan tujuan pembelajaran agar pembelajaran betul-betul efektif.

Banyak siswa yang belum mampu menulis dengan baik dan benar mengindikasikan bahwa pembelajaran keterampilan menulis di sekolah juga

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

245 faktor, antara lain faktor guru dan faktor siswa. Ada kecenderungan guru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) hanya memberikan pembelajaran ketrampilan menulis, secara teoretis, kurang pada praktik. Kalaupun memberikan kegiatan praktik menulis, guru hanya mengevaluasi hasil ketrampilan menulis siswa tetapi tidak pada pembahasan kesalahan yang dilakukan siswa dalam menulis. Tarigan (1998: 117) menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide,

pendapat atau pikiran dan perasaan. Sarana mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang lain atau pembaca bila

dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis, sederhana dan mudah dimengerti. pembelajaran menulis masih dilakukan secara tradisional menekankan pada hasil bukan pada proses yang semestinya dilakukan oleh siswa bahwa pendekatan tradisional dalam pembelajaran menulis ditekankan pada hasil tulisan yang telah jadi, tidak pada proses siswa ketika menulis. Faktor dari siswa mencakup motivasi yang rendah kemampuan yang hanya rata -rata dan keengganan menulis.

Pembelajaran di sekolah dasar pada saat ini cenderung menghasilkan siswa yang pasif karena pembelajaran yang diberikan didominasi oleh guru dan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Hal ini tidak jauh berbeda terjadi di SDN Lalong. Model pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan metode pembelajaran klasikal. Kebanyakan guru menyampaikan materi pelajaran menggunakan metode ekspositori. Begitu juga yang terjadi di kelas II pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Hasil pembelajaran yang ditunjukan siswa kelas II masih sangat rendah. Terbukti pada hasil tes formatif (ulangan harian) mengarang semester I tahun ajaran 2013/2014 menunjukkan rata-rata nilai ulangan siswa 5,0.

Hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa antara lain media yang digunakan guru, kemampuan guru mengemas pembelajaran, daya tangkap siswa, dan metode pembelajaran yang diterapkan.

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

246 berbagai metode mengajar dan dapat mengelola kelas secara baik. Selain mengunakan berbagai metode yang menarik, pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Adanya media, siswa tidak saja mengaktifkan indera pendengarannya dan penjelasan guru, dan sebagainya.Salah satu media yang dapat dimanfaatkan oleh

guru sebagai penunjang hasil pembelajaran agar maksimal adalah media gambar seri dalam materi menulis permulaan pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Dalam hal pendidikan masalah bahasa mempunyai peran yang penting. Pengajaran bahasa Indonesia haruslah berisi usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Seperti yang telah diketahui bahwa kegiatan berbahasa terdiri atas empat komponen keterampilan yaitu: keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lainnya. Salah satu keterampilan yang memiliki peran penting dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah menulis. Keterampilan menulis tidak secara otomatis dikuasai oleh siswa, tetapi melalui latihan dan praktek yang teratur sehingga menghasilkan tulisan yang tersusun dengan baik

Keadaan siswa yang demikian dengan model pembelajaran dimana guru kurang inovatif, kreatif menjadikan beban yang memberatkan bagi siswa. Akibatnya keterampilan menulis siswa rendah. oleh karena itu penulis bermotifasi

mengangkat judul : “Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas

II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri”

Berdasarkan hal tersebut penulis termotivasimengangkat judul: “Meningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Metode Gambar Seri”.

II. METODE PENELITIAN

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

247 dalam praktik atau situasi nyata dengan harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak menyadari mereka sedang teliti. Cara ini diharapkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan akan didapatkan.

Penelitian tindakan kelas ini adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan

dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yang meliputi; 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap evaluasi/observasi, dan 4)tahap refleksi. Adapun alur pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Rancangan dari model PTK

Gambar 1. Desain Penelitian (Kemmis dan Mc Taggart dalam Depdiknas

2005: 30)

Lokasi Penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang dinginkan.Penelitian ini bertempat di kelas II SDN Lalong Kecamatan Tinangkung Utara Kabupaten Bangkep. Waktu Penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Nopember semester tahun pelajaran 2013/2014.

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

248 2013/2014 sebanyak 25 orang dan guru kelas II SDN Lalong dengan teknik Purposive Sampling, yaitu mengambil seluruh murid kelas II.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dengan alat evaluasi lembar observasi, jurnal refleksi diri dan data kuantitatif diperoleh dengan alat evaluasi hasil belajar

Sumber data dalam penelitian ini adalah personil penelitian yang terdiri

dari siswa dan guru.

Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara, yaitu :

1. Tes untuk mengetahui peningkatan hasil kemampuan siswa selama dalam menulis yang diberikan di setiap akhir tindakan (siklus). Hasil kemampuan akhir siswa dapat pula sebagai acuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran bahasa Indonesia.

2. Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 berlangsung. Pelaksanaan observasi baik pada guru / peneliti dan kepada subyek penelitian dilakukan dengan cara mengisi format observasi yang telah di siapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktifitas siswa dan guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data 2) menyajikan data dan 3) verifikasi data / penyimpulan. (Arikunto, 1997:34).

1) Mereduksi data

Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan menyederhanakan semua data yang telah di peroleh mulai dari awal pengumpulan data, sampai dengan penyusunan laporan penelitian.

2) Penyajian data

Penyajian data dilakukan dengan menyusun data secara sederhana ke dalam. Sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

3) Verifikasi Data/Penyimpulan

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

249 Dalam menganalisa data dari hasil tes, data kuantitatif dari hasil presentase keberhasilan anak dalam menyelesaikan tugas individual peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Tuntas Belajar Individu

Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa menggunakan rumus sebagai berikut :

DSI =S y w x 100 %

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individu sekurang-kurangnya 70 %

2. Ketuntasan Belajar Klasikal

Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitiian ini, menggunakan rumus sebagai berikut:

KBK = J w y

J w y x 100 %

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 persen siswa

telah tuntas secara individual.

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini apabila data yang

diperoleh telah menunjukan adanya daya serap individu minimal 70 persen dan ketuntasan belajar klasikal minimal 80 persen dari jumlah siswa yang ada. Ketentuan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diberlakukan di SDN Lalong.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

250 Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I

No Aspek yang diamati Kriteria

1 2 3 4

I

Pengamatan KBM A. Pendahuluan

1. Memotivasi siswa √

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ B. Kegiatan Inti

1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa

2. Membimbing siswa melakukan kegiatan √ 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil

kegiatan dalam kelompok

4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan

1. Membimbing siswa membuat rangkuman √

2. Memberikan evaluasi √

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah menyampaikan tujuan pembelajaran, mendiskusikan langkah-langkah

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

251 refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.

Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut.

Tabel 2. Hasil Aktivitas Guru Pada Siklus I

No Aktivitas Guru yang diamati Kriteria

1 2 3 4

1 Menyampaikan tujuan √

2 Memotivasi siswa/merumusan masalah. √

3 Mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya. √ 4 Menyampaikan langkah-langkah/strategi √ 5 Menempelkan gambar seri di papan tulis √

6 Membimbing menemukan alur cerita √

7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan.

8 Memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab. √

9 Membimbing siswa merangkum pelajaran. √

Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus Hal ini bisa diketahui dari sembilan komponen yang diamati, tidak satu pun yang bernilai baik sementara yang bernilai cukup baik ada dua dan bernilai kurang baik sebanyak enam komponen, bernilai tidak baik satu komponen. Dengan melihat komponen guru dalam melaksanakan proses pelajaran pada siklus 1 maka perlu diperbaiki pada siklus ke II

Tabel 3. Aktivitas Siswa Pada Siklus I

No Aktivitas Siswa yang diamati Kriteria

1 2 3 4

1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru. √ 2 Mengamati gambar seri yang ada di papan tulis √

3 Menulis alur cerita √

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

252

5 Menyajikan hasil pembelajaran √

6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide. √ 7 Menulis yang relevan dengan KBM.

8 Merangkum pembelajaran. √

9 Mengerjakan tes evaluasi. √

Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, Ada sembilan langkah-langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti,. Pada data awal, ada tiga aspek berkategori tidak baik, lima aspek berkategori kurang baik, dan ada aspek dalam kategori cukup baik dan baik.

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode gambar seri diperoleh nilai ketuntasan belajar 60 persen atau ada 15 dari 25 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara

klasikal siswa belum tuntas belajar. Karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 hanya sebesar 60% lebih kecil dari presentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu

sebesar 80%. Hal ini disebabkan karena siswa belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan pengunaan gambar seri.

Siklus II

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II

No Aspek yang diamati Kriteria

1 2 3 4

I

Pengamatan KBM

D. Pendahuluan

3. Memotivasi siswa √

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

253 E. Kegiatan Inti

6. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa

7. Membimbing siswa melakukan kegiatan √ 8. Membimbing siswa mendiskusikan hasil

kegiatan dalam kelompok √

9. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan

1. Membimbing siswa membuat rangkuman √

2. Memberikan evaluasi √

II Pengelolaan Waktu

Antusiasme Kelas

1. Siswa Antusias √

2. Guru Antusias √

Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria cukup baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa, membimbing siswa melakukan kegiatan, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, siswa antusias; yang termasuk aspek kategori baik, membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok, memberikan kesempatan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar, membimbing siswa membuat rangkuman, guru antusias; dan tidak ada aspek dalam kategori

tidak baik, dan kurang baik.

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

254 lakukan. Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa:

Tabel 6. Aktivitas Guru Pada Siklus II

No Aktivitas Guru yang diamati Kriteria

1 2 3 4

1 Menyampaikan tujuan √

2 Memotivasi siswa/merumusan masalah. √

3 Mengaitkan dengan pelajaran sebelumnya. √

4 Menyampaikan langkah-langkah/strategi √

5 Menempelkan gambar seri di papan tulis √

6 Membimbing menemukan alur cerita √

7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil

kegiatan.

8 Memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab. √

9 Membimbing siswa merangkum pelajaran. √

Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas II SDN Lalong. Hal ini bisa diketahui dari sembilan komponen yang diamati tidak satu pun yang bernilai tidak baik dan kurang baik sementara yang bernilai cukup baik 6 dan bernilai baik sebanyak tiga komponen. Dengan melihat komponen guru dalam melaksanakan proses pelajaran tidak perlu diperbaiki pada tahap kedua.

Tabel 7. Aktivitas Siswa Pada Siklus II

No Aktivitas Siswa yang diamati Kriteria

1 2 3 4

1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru. √ 2 Mengamati gambar seri yang ada di papan tulis √

3 Menulis alur cerita √

4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. √

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

255

6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide. √

7 Menulis yang relevan dengan KBM. √

8 Merangkum pembelajaran. √

9 Mengerjakan tes evaluasi. √

Berdasarkan hasil observasi yang ada pada tabel di atas tentang langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, ada sembilan langkah-langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti. Dari sembilan aspek tersebut, ada tujuh aspek yang berkategori cukup baik,duaaspek yang berkategori baik, sementara tidak ada aspek dalam kategori tidak baik dan kurang baik.

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambar seri memiliki dampak

positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis permulaan yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I dan II) yaitu masing-masing 60%, dan 84%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

IV. PENUTUP Kesimpulan

Pembelajaran dengan menggunakan gambar seri memiliki dampak positif dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus yaitu siklus I 60 persen dan siklus II 84 persen. Dalam menulis permulaan pelajaran Bahasa Indonesia bisa meningkat, keterampilan menulis siswa dan penggunaan alat peraga gambar seni juga bisa memudahkan anak untuk meringkas sebuah cerita atau karangan.

Saran

Guru seharusnya menjalankan bimbingan secara kontinue dan berkelanjutan serta menggunakan metode yang tepat. Penggunaan media yang

(13)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

256 DAFTAR PUSTAKA

Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1997) Belajar Menulis Permulaan. Bandung Moedjiono, dkk.Depdikbud: Jakarta.

Djamarah dan Aswan Zain (2002). Model Pembelajaran Menulis Permulaan. Jakarta : Remaja Karya

Depdiknas, (2005).Metodologi Penelitian di Sekolah: Direktorat Pendidikan

Nasional

Moeslichatoen R. (1999) Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Remaja Karya

Ramadan dkk. (2013).Paduan Tugas Akhir (Skripsi) dan Artikel Penelitian. Palu: Untad Press

Rusyana (1998). Latihan Menulis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Suryosubroto (1997). Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra, Surabaya,

Tarigan, (1998). Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Terbitan Pertama Bandung: Angkasa.

(14)

Gambar

Gambar 1. Desain Penelitian (Kemmis dan Mc Taggart dalam Depdiknas
Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I
Tabel 2. Hasil Aktivitas Guru Pada Siklus I
Tabel 5. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Perkembangan game yang selalu cepat, mendorong minat para penggemar game untuk lebih memahami game itu sendiri, baik saat dimainkan ataupun dalam proses pembuatannya. Game ini

Untuk memperjelas penulisan ilmiah ini, penulis sertakan landasan teori perancangan sistem dan beberapa teori yang digunakan sebagai alat Bantu untuk merancang sistem sehingga

Dari segi produk yang dihasilkan oleh petani sampel di Desa Candikuning yaitu berupa produk segar yang memiliki kualitas grade super, sedang, dan kecil, dari segi harga

DSCL DSCL ElectMeterDSCL Scls Applications SmartMeteringNCSL Scls Applications NA ElectProcessingApp DA Smart Meter Device Smart Metering Server Subscriptions

Urgensi asas legalitas dalam pembaharuan hukum pidana di Indonesia, yaitu: asas legalitas yang dianut di Indonesia tidak bersifat absolut karena adanya ketentuan Pasal 2

Maka Pokja Jasa Konstruksi 1 (SATU) - ULP Tanjung Jabung Timur mengundang Saudara Direktur/yang mewakili dengan membawa Surat Kuasa yang ditandatangani oleh Direktur dan didampingi

Untuk Linked account, bisa dilakukan dari setup terus linked accounts tampilkan satu persatu mulai dari account and banking account, sales account dan purchases account kalau