• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberadaan Fungi Selulolitik pada Tanah Bekas Letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keberadaan Fungi Selulolitik pada Tanah Bekas Letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hasil dari letusan gunung merapi diantaranya adalah abu vulkanik. Abu

vulkanik ini memiliki sifat fisik yang khas yaitu apabila jatuh ke permukaan tanah

menyebabkan material abu vulkanik tersebut cepat mengeras dan sulit ditembus

oleh air baik dari atas atau dari bawah permukaan tanah sehingga menyebabkan

bulk density tanah cukup tinggi. Sedangkan ruang pori total aerasi tanah dan air

tersedia pada lapisan tanah relatif baik karena banyak mengandung kadar air

cukup tinggi (Resaman dkk, 2006).

Material-material yang dikeluarkan dari gunung merapi setelah meletus

mengandung hara yang baik bagi tanah setelah melapuk. Debu dan pasir vulkanik

yang disemburkan ke langit mulai dari berukuran halus sampai berukuran yang

besar. Debu dan pasir vulkanik ini merupakan salah satu batuan induk tanah yang

nantinya akan melapuk menjadi bahan induk tanah dan selanjutnya akan

mempengaruhi sifat dan ciri tanah yang terbentuk (Fiantis, 2006).

Makhluk hidup yang melakukan dekomposisi dikenal sebagai

dekomposer, pengurai atau saprobe. Proses dekomposisi sebagian besar adalah

proses biologi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Salah satunya adalah fungi.

fungi memiliki peran penting dalam siklus hara dengan kemampuannya dalam

menghancurkan dan digunakan dalam industri untuk menghasilkan beragam

produk yang berguna. Fungi berkembang dalam tanah, pada bahan organik

bersimbiosis dengan tumbuhan, hidup dalam tubuh binatang. Metabolisme

makhluk hidup dan proses perubahan yang terjadi di alam banyak dipengaruhi

(2)

Bahan organik yang menumpuk sebagai serasah tidak menjadi lebih bermanfaat

bagi kehidupan makhluk lain jika tidak ada peran fungi (Subandi, 2010).

Fungi merupakan organisme uniseluler maupun multiseluler. Umumnya

membentuk benang disebut hifa, hifa bercabang-cabang membentuk bangunan

seperti anyaman disebut miselium, dinding sel mengandung kitin, eukariotik,

tidak berklorofil. Hidup secara heterotrof dengan jalan saprofit (menguraikan

sampah organik), parasit dan simbiosis. Habitat fungi secara umum terdapat di

darat dan tempat yang lembab. Fungi uniseluler dapat berkembangbiak dengan

dua cara yaitu vegetatif dapat dilakukan dengan membentuk spora, membelah diri,

kuncup. Secara generatif dengan cara membentuk spora askus. Sedangkan untuk

fungi multiseluler reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi, konidium,

zoospora (Rustono, 2009)

Fungi berperan penting dalam proses dekomposisi bahan organik untuk

semua jenis tanah. Faktor yang paling penting untuk aktivitas fungi adalah

persediaan makanan. Fungi adalah mikroorganisme yang paling mudah

menyesuaikan diri dan paling tahan dibandingkan dengan mikroorganisme yang

lain, berdasarkan kemampuannya dalam mendekomposisi bahan organik.

Selulosa, hemiselulosa, lignin maupun protein dan gula merupakan sumber

makanan yang mudah didekomposisikan dan mudah tersedia untuk kehidupan dan

aktivitas fungi (Buckman dan Nyle, 1982).

Fungi selulolitik memiliki kemampuan untuk menghidrolisis selulosa

alami melalui aktivitas selulase yang dimilikinya. Perolehan fungi selulolitik yang

mampu menghasilkan aktivitas selulase yang tinggi menjadi sangat penting untuk

(3)

mikroorganisme tanah, khususnya fungi selulolitik dalam proses dekomposisi

bahan organik dan masih relatif terbatasnya informasi mengenai keberadaan fungi

selulolitik pada tanah bekas letusan gunung, maka perlu dilakukan penelitian

untuk mengetahui keberadaan fungi selulolitik tersebut.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari keberadaan fungi

selulolitik yang terdapat pada tanah di bawah tegakan hutan bekas erupsi gunung

Sinabung di Kabupaten Karo.

Manfaat Penelitian

Memberikan informasi mengenai keberadaan fungi selulolitik pada tanah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data puskesmas kecamatan tersebut, maka dilakukan analisis untuk mengetahui variasi data dari variabel jumlah penderita diare di Kecamatan Cakung,

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimala telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang

The proposed hybrid FIS-EKF model is exploited to develop a low-cost and low-processing power GPS/INS integrated navigation system for modern land vehicular navigation

The shooting geometry in question has been designed by taking into account a good amount of overlapping among images, as empirically deduced from above tests (Chapter 3.2) a

Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada jangka waktu hubungan dengan pelanggan

1) Approximately 56% of the net proceeds - for the expansion of the Company’s business. Menurut ketentuan perjanjian obligasi, Perusahaan diharuskan untuk memenuhi

The building 3D model was created as a point cloud which was automatically generated based on digital images acquired with the low-cost UASs, using the image matching algorithm

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan apakah terdapat bukti obyektif