• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Komunikasi Interpersonal Perawat Pelaksana Menurut Persepsi Perawat dan Klien di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Komunikasi Interpersonal Perawat Pelaksana Menurut Persepsi Perawat dan Klien di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.

Latar belakang

Perawat mempunyai kemampuan, tanggung jawab, dan kewenangan dalam

melaksanakan atau memberikan perawatan kepada klien yang mengalami masalah

kesehatan. Seorang perawat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan (skill

and knowledge) tentang keperawatan termasuk keterampilan berkomunikasi di

dalam setiap prosedur tindakan keperawatan. Proses komunikasi yang dilakukan

oleh perawat bertujuan untuk menjaga kerjasama yang baik dengan klien dalam

membantu memenuhi kebutuhan kesehatan klien. Kerjasama yang dilakukan

ditandai dengan adanya pertukaran perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman

dalam membina hubungan yang harmonis dengan klien (Potter & Perry, 2005).

Nurhasanah (2009) menyatakan bahwa komunikasi dibagi atas 6 tingkatan,

yaitu komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal (antar pribadi),

komunikasi publik, komunikasi massa, komunikasi kelompok, dan komunikasi

organisasi. Dari keenam tingkatan komunikasi tersebut, komunikasi interpersonal

merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif untuk mengubah sikap,

pendapat atau perilaku manusia.

Komunikasi interpersonal yaitu komunikasi yang dilakukan dua orang

sejajar, dimana tujuan utamanya adalah self disclosure dalam hal ini dilakukan

oleh perawat dan klien, sedangkan pesan yang disampaikan dalam komunikasi ini

sifatnya pribadi dan proses penyampaiannya lebih efektif melalui tatap muka

(2)

Semua klien pada dasarnya selalu mengharapkan pelayanan yang optimal

sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Salah satu cara memberikan pelayanan

yang baik yaitu dengan cara membangun komunikasi interpersonal yang efektif.

Ada lima hal yang dapat mempengaruhi komunikasi interpersonal, yaitu openness

(keterbukaan), empathy (empati), supportiveness (sikap mendukung),

possitiveness (sikap positif) dan equality (kesetaraan) (Hanafi, 2012).

Komunikasi interpersonal mempunyai keunikan karena proses interpersonal

berhubungan dengan proses yang bersifat psikologis. Proses psikologis selalu

mengakibatkan keterpengaruhan. Proses psikologis merupakan bagian penting

dalam komunikasi interpersonal karena dalam komunikasi interpersonal, individu

mencoba menginterpretasikan makna yang menyangkut diri sendiri, diri orang

lain (Mundakir, 2006).

Perawat malakukan komunikasi interpersonal kepada bukan hanya kepada

klien tetapi juga terhadap teman sejawat dan tim medis lain.Tujuan perawat

berkomunikasi dengan klien adalah menolong dan membantu serta meringankan

beban penyakit yang diderita klien. Penyakit yang diderita klien tidak hanya

secara fisik namun juga meliputi jiwa atau mental klien, terutama klien yang

mengalami gangguan emosi seperti mudah tersinggung, patah semangat

dikarenakan sakitnya. Hal tersebut menyebabkan timbul perasaan sedih, takut, dan

mudah tersinggung, terlebih lagi penyakit yang dideritanya divonis tidak bisa

disembuhkan lagi. Disinilah pentingnya komunikasi interpersonal yang dilakukan

(3)

Komunikasi yang baik sangat berperan dalam membantu mengatasi masalah

klien. Komunikasi yang baik dari seorang perawat, mampu memberikan

kepercayaan diri bagi klien. Dalam hal ini, sikap perawat mulai dari senyum yang

penuh ketulusan, kerapian berpakaian, sikap familiar, cara berbicara

(berkomunikasi) yang mamberikan kesan menarik dan mencirikan seorang

perawat yang berkepribadian yang dibutuhkan untuk menjadi obat pertama bagi

klien (Ellis, et al. 1999).

Kelemahan dalam berkomunikasi merupakan masalah yang serius bagi

perawat maupun klien. Perawat yang enggan berkomunikasi, menunjukkan wajah

yang tegang, ekspresi wajah yang marah dan tidak ada senyum akan berdampak

negatif bagi klien. Klien akan merasa tidak nyaman bahkan terancam dengan

sikap perawat atau tenaga kesehatan lainnya jika bersikap seperti diatas. Kondisi

seperti ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan klien

(Mundakir, 2006).

Hasil penelitian di RSIA Pertiwi Makasar diketahui bahwa lebih dari 50%

yaitu sebanyak 65,7% responden atau berjumlah 67 responden dari total 102

responden menyatakan bahwa komunikasi interpersonal perawat baik, sebanyak

27,5% responden menganggap bahwa komunikasi interpersonal perawat sudah

cukup baik dan 6,8% masih menganggap bahwa komunikasi interpersonal

perawat kurang baik terhadap klien (Kartika,2013).

Hasil penelitian di Rumah Sakit Baptis Kediri menyatakan bahwa

komunikasi interpersonal perawat dengan klien IRNA Dewasa Kelas 3 diketahui

(4)

cukup baik dan 0% mengatakan baik (Hanafi, 2012) . Oleh karena itu, dari hasil

pengamatan di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Gambaran komunikasi interpersonal perawat pelaksana menurut persepsi

perawat dan klien di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Medan.”

2.

Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah ”Bagaimana Gambaran Komunikasi Interpersonal Perawat Pelaksana

menurut Persepsi Perawat dan Klien di Ruang Rawat Inap RSUD dr.Pirngadi Medan?”

3.

Pertanyaan penelitian

3.1.Bagaimana komunikasi interpersonal perawat pelaksana menurut

persepsi perawat di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Medan

3.2.Bagaimana komunikasi interpersonal perawat pelaksana menurut

persepsi klien di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Medan

4.

Tujuan penelitian

4.1.Mengetahui gambaran komunikasi interpersonal perawat pelaksana

menurut persepsi perawat di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi

Medan.

4.2.Mengetahui gambaran komunikasi interpersonal perawat pelaksana

(5)

5.

Manfaat penelitian

5.1. Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi dan

pengetahuan tambahan mengenai gambaran komunikasi interpersonal

perawat pelaksana menurut persepsi perawat dan klien di ruang rawat

inap sebagai bahan kajian dalam ceramah dan tutorial di pendidikan

keperawatan.

5.2. Bagi penelitian keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi referensi, bahan masukan

dan sumber data bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian

lebih lanjut terkait komunikasi interpersonal perawat.

5.3. Bagi pelayanan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan meningkatkan

pemahaman manajemen keperawatan di lingkungan klinik agar lebih

meningkatkan penerapan komunikasi interpersonal perawat pelaksana

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Pekerjaan Pengadaan Bahan dan Perlengkapan Kegiatan Pelatihan Pengolahan Gula Kelapa Dinas Pertanian dan Perikanan

TOKYO,KYOTO,

Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian Barsky et al (2003) ialah bahwa pada penelitian ini, model Beneish yang diterapkan ialah model Beneish

Eosinofilik esofagitis merupakan gangguan dimana terjadi infiltrasi eosinofil pada mukosa superfisial esophagus yang berhubungan dengan alergi makanan dan kondisi

Sources of Systematic Risk in Futures and Spot Markets: A Study of Market Integration JOLLE MIFFRE and RICHARD PRIESTLEY. Forecasting Beta: How Well Does the `Five-Year-Rule of

sosial baru” yang kuat untuk dapat menopang dinamika perubahan sosial yang kini tengah berlangsung. Namun, bila kita menyadari bahwa kini kita juga sedang mengalami kri-

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014.. PARTAI

Penulis atau penerbit yang berminat mengajukan bukunya untuk dinilai kelayakannya, dapat mendaftarkan buku teks pelajarannya ke Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang