BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian
Studi menentukan kemurnian minyak atsiri berdasarkan spektrum fluoresensi di Laboratorium Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Serpong, Banten dan perpustakaan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan umum Universitas Sumatera Utara.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilakukan mulai Bulan Maret 2015 sampai dengan bulan Juni 2015
3.2 Bahan- Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Sumber-sumber bacaan yang berhubungan dengan pengamatan spektorscopy fluoresensi dan sampel molekuler ( minyak zaitun dan kerosin ).
3.3 Alat-Alat
Alat-alat yang digunakan dalam peneltian ini adalah pengamatan
Spektroscopy Fluoresensi ( Absorpsi spectrometer dan spectrometer fluoresensi ).
3.4. Prosedur Penelitian
1. Mengumpulkan dan mempelajari literature tentang Spektroskopy Fluoresensi.
2. Mempersiapkan bahan – bahan berupa sampel molekuler.
penelitian ini adalah bahwa kebanyakan molekul organik dalam suatu pelarut jika disinari dengan cahaya dalam daerah uv atau visible akan berfluoresensi.
4. Set up percobaan fotoluminesensi dan fluoresensi adalah seperti diperlihatkan pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Setup percobaan fotoluminesensi
1. Laser pointer (Panjang Gelombang 450 nm, 500 mW) 2. Lensa pemfokus (diamater 1 inch, jarak fokus 10 cm) 3. Sampel minyak dalam Cuvet
4. Collection lens (diamater 1 inch, jarak fokus 10 cm) 5. Detektor (Ocean Optics USB HR2000)
Gambar Detektor yang digunakan pada percobaan fotoluminesensi untuk memperoleh spektrum absorpsi tampak seperti pada gambar 3.2
Gambar. 3.2. Detektor Ocean Optics USBHR2000+
Gambar setup percobaan pengukuran spectrum eksitasi / fluoresensi adalah seperti pada gambar 3.3
Gambar 3.3 Set up percobaan absorpsi eksitasi
1. Lampu Halogen untuk mikroscope 2. Pinhole (diameter lubang 1 mm) 3. Sampel minyak dalam Cuvet
Setup peralatan spektroskopy fotoluminesensi yang digunakan tampak seperti pada gambar 3.4
Gambar. 3.4. Setup peralatan spektroskopy fotoluminesensi
Setup peralatan yang digunakan untuk memperoleh spektrum panjang gelombang eksitasi fluoresensi adalah seperti yang tampak pada gambar 3.5
3.5.Diagram Alir
START
MINYAK ZAITUN, KEROSIN DAN DETECTOR (OCEAN OPTICS USB HR 2000)
PENGUKURAN INTENSITAS FOTOLUMINESENSI UNTUK SAMPEL ZAITUN MURNI DAN SAMPEL ZAITUN
VARIASI % KEROSIN
PENGUKURAN INTENSITAS ABSORPSI-EKSITASI UNTUK SAMPEL ZAITUN MURNI DAN SAMPEL ZAITUN VARIASI % KEROSIN
PENGAMBILAN DATA
MENGOLAH DATA
PENULISAN HASIL
KESIMPULAN
Lampu Halogen
Pinhole
Sampel minyak
Detektor Laser pointer
Lensa Pemfokus
Detektor
Sampel Minyak
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1.Intensitas Tertinggi Fotoluminesensi
Intensitas fotoluminesensi adalah jumlah foton yang diemisikan per unit waktu (s) per unit volume larutan (l) dalam mol atau ekivalensinya dalam Einstein, dimana 1 Einstein = 1 foton mol. Intensitas fluoresensi dalam unit volume larutan (medium) yang tereksitasi terjadi dalam selang waktu transisi (lifetime).
Intensitas fotoluminesensi tersebut merupakan hasil emisi de-eksitasi sehingga lifetime pada S1 akan berpengaruh terhadap besarnya intensitas fluoresensi.
Dari sampel molekuler yang telah diukur berupa minyak zaitun dan variasi % kerosin, (0% kerosin, 5 % kerosin, 10 % kerosin, 15% kerosin, 20% kerosin, 25 %kerosin, 30% kerosin, 35% kerosin, 40% kerosin seperti dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. % Kerosin Terhadap Intensitas Tertinggi Fotoluminesensi % Kerosin Intensitas Tertinggi Fotoluminesensi
0 631
fotoluminesensi 857, untuk 15% kerosin berarti sampel minyak zaitun 85% maka intensitas tertinggi fotoluminesensi 1102, untuk 20% kerosin berarti sampel minyak zaitun 80% maka intensitas tertinggi fotoluminesensi 1500, untuk 25% kerosin berarti sampel minyak zaitun 75% maka intensitas tertinggi fotoluminesensi 1790, untuk 30% kerosin berarti sampel minyak zaitun 70% maka intensitas tertinggi fotoluminesensi 2020, untuk 35% kerosin berarti sampel minyak zaitun 65% maka intensitas tertinggi fotoluminesensi 2486, untuk 40% kerosin berarti sampel minyak zaitun 60% maka intensitas tertinggi fotoluminesensi 2709, hal ini berarti adanya hubungan antara % ketidakmurnian dengan intensitas seperti pada gambar 4.1.
4.2.Panjang Gelombang Peak
Panjang gelombang peak adalah titik tertinggi pada gelombang (puncak gelombang).
Tabel 4.2. % Kerosin Terhadap Panjang Gelombang Peak % Kerosin Panjang Gelombang Peak
0 537
Tabel 4.2 didapat untuk 0% kerosin berarti sampel murni minyak zaitun maka panjang gelombang peak 537, untuk 5% kerosin berarti sampel 95% minyak zaitun maka panjang gelombang peak 520, untuk 10% kerosin berarti sampel 90% minyak zaitun maka panjang gelombang peak 511, untuk 15% kerosin berarti sampel 85% minyak zaitun maka panjang gelombang peak 500, untuk 20% kerosin berarti sampel 80% minyak zaitun maka panjang gelombang peak 489, untuk 25% kerosin berarti sampel 75% minyak zaitun maka panjang gelombang peak 478, untuk 30% kerosin berarti sampel 70% minyak zaitun maka panjang gelombang peak 465, untuk 35% kerosin berarti sampel 65% minyak zaitun maka panjang gelombang peak 460, untuk 40% kerosin berarti sampel 60% minyak zaitun maka panjang gelombang peak 455.
Dari sampel molekuler yang telah diukur berupa minyak zaitun dan variasi % kerosin (0% kerosin, 5 % kerosin, 10 % kerosin, 15% kerosin, 20% kerosin, 25 % kerosin, 30% kerosin, 35% kerosin, 40% kerosin ), seperti pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Grafik % Kerosin terhadap Panjang Gelombang
4.3 4.3.1.
Energi
Minyak Zaitun .
Minyak zaitun dengan nama latin Olea europea L. ini termasuk pada jenis minyak yang tidak mongering dan mempunyai banyak manfaat di bidang kesehatan maupun kecantikan.
Untuk identifikasi bahan dengan sampel minyak zaitun ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat spektroskopy fluoresensi dengan menggunakan alat ukur panjang gelombang berupa Detektor Ocean Optics USB HR2000 sehingga muncul grafik berupa intensitas terhadap panjang gelombang yang telah di atur secara continue pada alat, pembacaan peak pada sampel ini bersesuain dengan perhitungan energi
450 500 550 600 650 700 750
E = ℎ�
�
Perhitungan energi untuk sampel 1 (minyak zaitun) :
E
1 =Tabel.4.3Perhitungan Energi, Stokes Shift Dan Efisiensi Quantum Untuk Sampel 1 Mimyak Zaitun
Jenis Perhitungan Nilai
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Setelah dilakukan studi dan pengukuran maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dapat menentukan kemurnian minyak atsiri berdasarkan spektrum fluoresensi sekitar 97%
2. Didapat penambahan % kerosin terjadi pergeseran panjang gelombang, sehingga ini bersesuai dengan teori, bahwa warna fluoresensi pada sampel murni berbeda dengan sampel tidak murni % ketidakmurnian.
5.2. SARAN
Untuk penelitian selanjutnya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Sebaiknya digunakan sampel lebih banyak variasi lagi sehingga dapat
memperbanyak rujukan dan lebih bermanfaat untuk menentukan kemurnian minyak atsiri