• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hukum Terhadap Tanggung Jawab Penilai Kerugian Asuransi Dalam Industri Asuransi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Hukum Terhadap Tanggung Jawab Penilai Kerugian Asuransi Dalam Industri Asuransi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2014"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional memerlukan dan mengharuskan dilakukannya penyesuaian dalam berbagai hal terhadap perkembangan kondisi dan aspirasi masyarakat. Dalam industri perasuransian, baik secara nasional maupun global, terjadi perkembangan yang pesat yang ditandai dengan meningkatnya volume usaha dan bertambahnya pemanfaatan layanan jasa perasuransian oleh masyarakat. Layanan jasa perasuransian pun semakin bervariasi sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pengelolaan risiko dan pengelolaan investasi yang semakin tidak terpisahkan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kegiatan usaha.1

Asuransi merupakan lembaga keuangan non-bank yang mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian negara Indonesia. Asuransi jiwa bukan hanya menguntungkan pihak-pihak yang saling mengadakan perjanjian asuransi saja, tetapi dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi, dapat pula menguntungkan kepentingan nasional, terutama dalam hubungannya dengan penarikan dana yang berasal dari premi asuransi, yang amat diperlukan dalam pembangunan yang sedang giat dilaksanakan oleh pemerintah pada waktu ini, demi kemajuan negara dan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya.2

1

Suisno. Tinjauan Yuridis Tindak Pelanggaran Usaha Perasuransian Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian. Jurnal Independent Vol. 3 No. 1, 2015, hlm 21.

2

(2)

Kegiatan perusahaan asuransi atau usaha perasuransian, khususnya asuransi atau usaha perasuransian, merupakan jenis yang termasuk dalam kategori kegiatan usaha yang sangat diatur oleh pemerintah. Hal ini dilakukan karena usaha asuransi sangat berkaitan dengan pengumpulan dana masyarakat. Namun, meskipun kegiatan usaha perasuransian telah berlangsung cukup lama, kita baru mempunyai Undang-undang yang khusus mengatur mengenai jenis kegiatan usaha ini sejak tanggal 11 Februari 1992, yaitu Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. asuransi atau usaha perasuransian.3

Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana financial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam mengahdapi risiko yang mendasar seperti risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai risiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya.4

Walaupun banyak metode untuk menangani risiko, namun asuransi merupakan metode yang paling banyak dipakai. Asuransi menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perorangan maupun risiko yang dihadapi perusahaan. Di samping itu, usaha perasuransian sebagai salah satu lembaga keuangan menjadi penting peranannya karena dari kegiatan perlindungan risiko, perusahaan asuransi menghimpun dana masyarakat dari penerimaan premi. Pembangunan ekonomi memerlukan dukungan dana investasi dalam jumlah yang memadai. Pelaksanaannya harus berdasarkan pada

3

Admin AKR tanggal 21 Juni 2017)

4

(3)

kemampuan sendiri. Untuk itu diperlukan usaha pengerahan dana masyarakat. Dengan peranan asuransi tersebut dalam perkembangan pembangunan ekonomi yang semakin meningkat, maka semakin terasa kebutuhan akan hadirnya industri perasuransian yang kuat dan dapat diandalkan. Industri asuransi di Indonesia dari tahun ke tahun makin berkembang baik dalam jumlah maupun jenisnya. Hal ini salah satunya karena makin dikenalnya dunia perasuransian oleh masyarakat dan kemanfaatannya. Bahkan untuk menyikapi perkembangan industri perasurasian di Indonesia, pemerintah bersama DPR mengundangkan UU No.40 Tahun 2014 Tentang Perasurasian sebagai pengganti dari UU No. 2 Tahun 1992.

Berdasarkan UU No 40 Tahun 2014 yang dimaksudkan dengan asuransi adalah adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk: (a) memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau (b) memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.5

Industri asuransi Indonesia harus diakui memang menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang berat, baik dalam cakupan nasional maupun global.

5

(4)

Perkembangan statistik menunjukkan bahwa industri asuransi sedang mengadapi tahapan kritis. Regulasi dan situasi pasar pun masih relative kurang kondusif ditengah ancaman ketidakpercayaan masyarakat terhadap pelaku industri.

Penulis memilih masalah tersebut untuk menjadi bahan tulisan Skripsi dengan judul: Analisis Hukum Terhadap Tanggung Jawab Penilai Kerugian Asuransi Dalam Industri Asuransi di Indonesia berdasarkan

Undang-Undang No. 40 Tahun 2014

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaturan hukum asuransi di Indonesia?

2. Bagaimanakah penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014?

3. Bagaimanakah penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi Indonesia kepada pihak ketiga?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaturan hukum asuransi di Indonesia.

2. Untuk mengetahui penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014.

(5)

Manfaat penulisan skripsi ini adalah: 1. Secara teoritis

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara umum dan ilmu hukum secara khususnya mengenai tanggung jawab penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi di Indonesia.

2. Secara praktis

Diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi kalangan praktisi hukum terutama mengenai tanggung jawab penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi di Indonesia.

D. Keaslian Penelitian

Sepanjang penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum USU khususnya Hukum ekonomi bahwa skripsi dengan judul analisis hukum terhadap tanggung jawab penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi di Indonesia berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2014, belum pernah diteliti dalam bentuk skripsi dari Departemen Hukum Ekonomi di Fakultas Hukum USU.Dalam hal ini dinyatakan bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil pemikiran sendiri dengan mengambil panduan dari buku-buku, serta sumber lain yang dapat dijadikan pedoman, adapun judul skripsi yang berkaitan dengan asuransi yaitu,

(6)

1. Bagaimana pengaturan asuransi menurut hukum positif di Indonesia?

2. Bagaimana perjanjian asuransi kecelakaan lalu lintas antara PT. Jasa Raharja (Persero) dengan korban kecelakaan lalu lintas?

3. Bagaimana tanggung jawab PT. Jasa Raharja (Persero) Medan dalam menyetujui klaim terhadap kecelakaan lalu lintas di jalan raya?

Ikhsan Abdillah (2014), dengan judul Kajian Yuridis Terhadap Prinsip Perlindungan Nasabah Dalam Bancassurance. Adapun permasalahan dalam penelitian

1. Kerugian dan Faktor Yang Menjadi Penyebab Terjadinya Kerugian

2. Penyelesaian Klaim Seseorang atau Objek Yang di Asuransikan Dalam Bancassurance

3. Penyelesaian Alternatif dalam Penerimaan Manfaat Polis

Charles Salim (2016), dengan judul penelitian Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Polis Asuransi Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Adapun permasalahan dalam penelitian

1. Pengaturan Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Polis Asuransi di Indonesia

2. Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan dalam Melindungi Pemegang Polis Asuransi.

(7)

Penulisan skripsi ini adalah asli dari ide, gagasan, pemikiran, dan usaha penulis dibantu dengan bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing Penulis, tanpa adanya penipuan, penjiplakan, atau hal-hal lainnya yang dapat merugikan para pihak tertentu. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian untuk skripsi ini adalah asli.

E. Tinjauan Pustaka

1. Tanggung Jawab

Tanggung jawab hukum sebagai sesuatu akibat lebih lanjut dari pelaksanaan peranan, baik peranan itu merupakan hak dan kewajiban ataupun kekuasaan. Secara umum tanggung jawab hukum diartikan sebagai kewajiban untuk melakukan sesuatu atau berperilaku menurut cara tertentu tidak menyimpang dari peraturan yang telah ada.6

2. Penilai Kerugian Asuransi

Tanggung jawab merupakan kewajiban terhadap segala sesuatunya atau fungsi menerima pembebanan sebagai akibat tindakan sendiri atau pihak lain

Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi adalah Perusahaan yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi yang di pertanggungkan.7

3. Industri Asuransi

6

Khairrunisa, Kedudukan, Peran dan Tanggung Jawab Hukum Direksi, (Medan, 2008), hlm 4

7

(8)

Perkembangan asuransi di Indonesia menunjukkan angka kemajuan yang cukup baik. Perusahaan asuransi menunjukkan geliat pertumbuhan di dalam usaha yang mereka jalankan, yang mana semakin hari semakin banyak nasabah yang mengunakan layanan asuransi di dalam kehidupan mereka.8

F. Metode Penelitian

Sesuai dengan perkembangan zaman, asuransi juga mengalami perkembangan yang cepat dan semakin baik setiap harinya. Selain meningkatkan pelayanan kepada para nasabahnya, perusahaan asuransi juga melakukan berbagai macam usaha untuk bisa tetap memperluas dan memajukan bisnis yang mereka jalankan selama ini. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan cara mengeluarkan berbagai produk baru dan lebih inovatif bagi nasabahnya.

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan pengadilan serta norma-norma hukum yang ada dalam masyarakat.9

2. Sifat penelitian

Sifat dari penelitian ini adalah penelitian hukum deskriptif yang bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran lengkap tentang keadaan

9

(9)

hukum yang berlaku pada suatu saat tertentu, atau mengenai gejala yuridis yang ada atau peristiwa hukum tertentu yang terjadi di dalam masyarakat. 10

3. Sumber data

.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka yang meliputi:11 a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri

dari kaidah dasar, peraturan dasar, peraturan perundang-undangan, bahan hukum adat yang tidak dikodifikasikan, yurisprudensi, traktat, yaitu Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian,

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti undang-undang, hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum.

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus bahasa, kamus hukum, majalah, surat kabar dan ensiklopedia.

4. Alat pengumpul data

Alat pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau yang disebut dengan data sekunder. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain, artikel-artikel, jurnal hukum

10

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta : Rajawali Press, 2007), hlm. 13.

11

(10)

baik yang diambil dari media cetak maupun elektronik, termasuk peraturan perundang-undangan.

5. Analisis data

Analisis data merupakan tahap menentukan dalam setiap penelitian. Dalam tahap ini penulis harus melakukan pemilahan data-data yang telah diperoleh. Penganalisisan data pada hakikatnya merupakan kegiatan untuk mengadakan sistematisasi bahan-bahan hukum tertulis untuk memudahkan pekerjaan analisis dan konstruksi.12

G. Sistematika Penulisan

Data pada skripsi ini dianalisis secara kualitatif. Analisis data kualitatif adalah proses kegiatan yang meliputi, mencatat, mengorganisasikan, mengelompokkan dan mensintesiskan data selanjutnya memaknai setiap kategori data, mencari dan menemukan pola, hubungan-hubungan, dan memaparkan temuan-temuan dalam bentuk deskripsi naratif yang bisa dimengerti dan dipahami oleh orang lain. Analisis data kualitatif merupakan metode untuk mendapatkan data yang mendalam dan suatu data yang mengandung makna dan dilakukan pada objek yang alamiah.

Pembahasan dan penyajian suatu penelitian harus terdapat keteraturan agar terciptanya karya ilmiah yang baik. Skripsi ini dibagi dalam lima bab yang saling berkaitan satu sama lain, karena isi dari skripsi ini bersifat berkesinambungan antara bab yang satu dengan bab lainnya. Adapun bab-bab berikut antara lain : BAB I PENDAHULUAN

(11)

Merupakan awal dari penulisan skripsi yang berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II PENGATURAN HUKUM ASURANSI DI INDONESIA

Bab ini berisikan pengertian dan perkembangan perasuransian, tujuan asuransi dan pengaturan hukum perasuransian

BAB III PENILAI KERUGIAN ASURANSI DALAM INDUSTRI

ASURANSI DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2014.

Bab ini berisikan penilaian kerugian asursani dan penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi di indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014, kedudukan hukum dan tanggung jawab penilaian kerugian asuransi dalam industri asuransi di Indonesia dan Pengaturan Tanggung jawab Penilai Kerugian Asuransi dalam Industri Asuransi

BAB IV PENILAI KERUGIAN ASURANSI DALAM INDUSTRI ASURANSI INDONESIA KEPADA PIHAK KETIGA

Bab ini berisikan peran penilai kerugian asuransi kepada pihak ketiga dan penilai kerugian asuransi dalam industri asuransi indonesia kepada pihak ketiga serta penyelesaian jika terjadi klaim dalam industri asuransi

(12)

Referensi

Dokumen terkait

yang terjadi pada hari Senin tanggal 06 Februari pukul 01.00 WIB di rumah atas nama tersangka masih dalam lidik atas nama korban Candra yang melanggar Pasal 365 KUHP

Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan bahwa: variabel periklanan tergolong pada kategori cukup sebesar 68,72%, variabel promosi penjualan tergolong pada

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan MFT untuk mengetahui tingkat VO 2 max wasit hockey puteri lisensi tingkat dasar, dapat diketahui

Proses perancangan mesin CNC laser untuk pipa acrylic menggunakan metode survei kebutuhan customer dan perhitungan.. Terdapat kriteria penilaian dari matriks

Pada dasarnya Pusat Listrik Tenaga Hydro bekerja dengan cara mengubah energi potensial (air yang mengalir dari DAM atau air terjun) menjadi energi mekanik

Samples dipped and agitated in acidic electrolyzed water, tap water, alkaline electrolyzed water maintained their form and color up to 3 days after treatment. The

Mahasiswa yang telah mendaftar Skripsi memperoleh Dosen Pembimbing yang telah ditetapkan oleh Komisi Tugas Akhir sesuai dengan pilihan mahasiswa dan dinyatakan dalam Surat

\V adalah le bar kontainer dalam sagittal plane dan V adalah lokasi vertikal tangan dari lantai. 2) Pernbata san Horizontal (Horizontal Restriction). Meskipun objck