• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KEWAJ 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KEWAJ 1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM

MEMBELA NEGARA”

Dosen Pembimbing : Puji Wulandari Kuncorowati, SH.,M.Kn

DISUSUN OLEH :

1. Ervina Dika Tria Puspitasari 12502244001

2. Yanuar Eko Saputra 12502244002

3. Dewi Wulandari 12502244004

4. Sigit Wicaksana 12502244005

5. Leonardus BJ 12502244006

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013

(2)

A. Pengertian Bela Negara

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.

Dalam mencapai tujuan nasional, suatu Negara selalu menghadapi berbagai rintangan baik dari luar maupun dari dalam negeri, bersifat langsung maupun tidak langsung. Rintangan dan ancaman tersebut harus dihadapi oleh seluruh warga negaranya sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.

Beberapa bentuk ancaman yang dihadapi oleh suatu Negara ialah : 1. Subversi

Subversi ialah tindakan yang bertujuan untuk mengubah atau mengganti falsafah Negara, merongrong kekuatan dan kewibawaan Negara.

2. Infiltrasi

Infiltrasi ialah kegiatan penyusupan perorangan atau kelompok orang melalui kelemahan dalam wilayah lawan untuk melemahkan dan mengacaukan kekuatan lawan sebagai tindakan penguasaan wilayah. 3. Pemberontakan

Pemberontakan ialah usaha sekelompok orang yang terorganisir dan bersenjata untuk memisahkan diri dari suatu Negara.

4. Intervensi

Intervensi ialah usaha campur tangan bangsa lain terhadap urusan dalam negeri suatu Negara.

5. Invasi

Invasi ialah kegiatan serangan bersenjata lawan terhadap wilayah suatu Negara denga tujuan menguasai wilayah Negara tersebut.

B. Pengertian Bela Negara di Indonesia

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

(3)

pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah sikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.

C. Konsep Bela Negara di Indonesia

Sejarah pembelaan Negara Indonesia, sejak zaman penjajahan telah banyak memberikan pengalaman untuk menyusun suatu system pembelaan Negara yang mampu menanggulangi setiap ancaman, tantangan, hambatan serta gangguan terhadap kelangsungan hidup bangsa dan Negara yaitu berdasarkan Pancasila. Dari pengalaman tersebut, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bela Negara terhadap ancaman dari luar seperti perang terhadap penjajah Belanda, Inggris, Portugis, maupun Jepang dan bela Negara terhadap ancaman dari dalam seperti penumpasan pemberontakan PKI Muso dan G30S/PKI, DI/TII, RMS (Republik Maluku Selatan), serta penumpasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Berdasarkan pengalaman sejarah bela Negara seperti di atas, maka disusunlah suatu sistem bela Negara yang dikenal dengan “Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta” atau Sishankamrata. Sistem bela Negara tersebut dilatarbelangi oleh kesadaran rakyat Indonesia dalam melakukan perlawanan untuk mempertahankan kemerdekaan, dimana mereka secara sadar dan rela bersedia mengorbankan jiwa raganya untuk mempertahankan tanah airnya. Dari kesadaran yang tinggi rakyat Indonesia untuk membela bangsa dan Negara inilah yang dijadikan modal untuk merumuskan konsepsi bela Negara Indonesia yang disebut dengan nama “Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta” (Sishankamrata).

D. Sikap Bangsa Indonesia Apabila Ada Pihak yang Ingin Menghancurkan Negara

(4)

Indonesia ingin hidup bersahabat dengan semua bangsa di dunia dan tidak menghendaki adanya peperangan karena bangsa Indonesia memahami jika terjadi peperangan akan menimbulkan kesengsaraan bagi manusia baik yang menang maupun kalah. Sehingga Indonesia ingin menyelesaikan setiap persengketaan secara damai, atas dasar saling menghormati dan pengertian akan martabat kemerdekaan dan kedaulatan bangsa- bangsa lain.

Menurut bangsa Indonesia, perang ialah jalan terakhir yang terpaksa harus ditempuh, setelah diusahakan semaksimal mungkin untuk mencegahnya, demi mempertahankan falsafah Pancasila, kemerdekaan, dan kedaulatan bangsa Indonesia.

E. Undang-Undang Tentang Wajib Bela Negara

Setelah Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, tidak segera dibentuk tentara kebangsaan. UUD 1945 hanya memuat dua pasal mengenai angkatan perang dan pembelaan Negara. Pasal 30 menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan Negara. Pembelaan Negara bukan hanya berarti kita harus menyandang senjata melainkan pembelaan dalam segala bidang kehidupan, baik perekonomian, politik, social, budaya dan kemiliteran.

Pada Undang-Undang setelah Amandemen juga mengatur tentang wajib bela Negara yaitu pasal 27 ayat 3 dan pasal 30 ayat 1. Pada pasal 30 ayat 2 yang isinya : Usaha dan pertanahan keamanan dilaksanakan melalui Sistem Keamanan Pertahanan Rakyat Semesta oleh TNI dan Polri sebagai kekuatan utama serta rakyat sebagai kekuatan pendukung.

Pada UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara juga mengatur tentang wajib bela Negara yaitu pasal 9 ayat 1. Pada pasal 9 ayat 2 dinyatakan bahwa keikutsertaan warga Negara dalam upaya bela Negara dapat diselenggarakan melalui :

1. Pendidikan kewarganegaraan

2. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib

3. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib

(5)

F. Kasus yang Berkaitan dengan Kewajiban untuk Bela Negara bagi Rakyat Indonesia

1. Kasus terorisme

Di Indonesia banyak terjadi kasus-kasus terorisme yang mengganggu kedamaian bangsa seperti misalnya pada kasus Bom Buku, dimana terdakwa kasus terorisme, Pepi Fernando diancam pidana hukuman mati oleh Jaksa Penuntut Umum di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Pepi Fernando juga didakwa pasal berlapis karena perannya sebagai pimpinan kelompok, pencetus ide, tokoh intelektual dan mengajak kelompoknnya untuk melakukan aksi teror dan merakit bom. Selain itu, juga terdapat kasus terorisme Bom Bunuh Diri di Masjid Polresta Cirebon yang mengakibatkan puluhan orang terluka, satu diantaranya Kapolresta Cirebon AKBP Herusukoco. Sedangkan pembawa bom tewas di tempat kejadian.

2. Kasus sengketa perbatasan Internasional

Indonesia juga sering mengalami masalah perbatasan wilayah terutama dengan Negara tetangga yaitu Malaysia. Pada kasus ini, ada sebuah dusun di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang bernama dusun Camar Bulan. Dusun ini berpenduduk 927 jiwa dimana wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia. Pada bulan Oktober 2011 muncul pemberitaan bahwa Malaysia mengklaim sebagian kecil wilayah di Dusun Camar Bulan yang menjadi hak wilayah mereka. Sedangkan dari pihak Indonesia mengklaim jika seluruh wilayah dusun Camar Bulan adalah milik Indonesia. Namun, menurut Gubernur Kalimantan Barat Cornelis M.H mengatakan bahwa ada 1.440 hektar wilayah Indonesia masuk ke wilayah Malaysia. Hal tersebut terjadi karena patok bergeser di titik tapal batas A88-A156, sehingga dusun Camar Bulan termasuk ke dalam wilayah Serawak, Malaysia.

G. Analisis Kasus yang Berkaitan dengan Kewajiban untuk Bela Negara bagi Rakyat Indonesia

(6)

Dari sebagian besar pelaku terorisme, khususnya pelaku pemboman bunuh diri, kurang mengerti arti sebenarnya dari jihad itu sendiri. Maka dari itu, sebagai warga Negara yang paham tentang hal tersebut harus melakukan langkah-langkah untuk mencegah aksi terorisme. Langkah-langkah tersebut meliputi pemahaman yang benar tentang jihad, tidak fanatic terhadap pemahaman suatu golongan/kelompok tertentu, pemahaman pentingnya toleransi antar umat beragama, mengembangkan IPTEK pada jalur yang benar, dan mengikuti kegiatan-kegiatan positif.

Sebenarnya, aksi terorisme yang mengancam kedaulatan Negara tidak hanya muncul dari aksi pemboman bunuh diri, misalnya aksi terorisme dari segi teknologi, gaya hidup, dan mungkin masih banyak lagi aksi-aksi terorisme lainnya yang berasal dari dalam maupun dari luar yang akan mengancam kedaulatan Negara Indonesia, maka dari itu perlu kesadaran dan keikutsertaan seluruh elemen masyarakat untuk senantiasa membela tananah air tercinta kita Indonesia.

2. Analisis kasus sengketa perbatasan

Sebelumnya Indonesia sudah banyak memiliki masalah tentang perbatasan, seperti Pulau Sipadan, Ligitan, dan Kepulauan Ambalat. Dan yang akhir-akhir ini mengenai dusun Camar Bulan di Kalimantan Barat. Akibat dari pergeseran patok, Indonesia merugi sekitar hampir 1500 hektar di dusun Camar Bulan dan 80 meter2 di Tanjung Datok serta

wilayah perairan Gosong Negeri yang di dalamnya disinyalir mengandung potensi gas dan minyak bumi.

Hal itu terjadi kemungkinan besar karena hal-hal seperti kurangnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan warganya di daerah perbatasan, kurangnya ketegasan dari pemerintah terhadap Negara lain yang ingin mengacaukan kedaulatan NKRI, kurangnya observasi wilayah yang terdapat hasil SDA yang dapat menguntungkan bagi Negara serta kurangnya SDM untuk mengelola hasil bumi pertiwi yang melimpah.

(7)

meningkatkan perhatian dan kesejahteraan khususnya kebutuhan pokok bagi warganya, pemerintah seharusnya lebih tegas terhadap tindakan Negara lain yang ingin mengusik kedaulatan NKRI.

KESIMPULAN

Bela Negara merupakan sebuah konsep yang tentang patriotisme seseorang, kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.

Bela Negara di Indonesia adalah sikap warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjaga kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia.

Konsepsi bela Negara di Indonesia didasarkan dari kesadaran yang tinggi rakyat Indonesia untuk membela bangsa dan Negara yang disebut dengan nama “Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta” (Sishankamrata).

(8)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sunarso, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : UNY Press

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Camar_Bulan

3. http://id.Wikipedia.org/wiki/Bela_negara

4. http://belanegarari.wordpress.com/2009/03/25/pendidikan-bela-negara/

5.

Referensi

Dokumen terkait

Ti Tidak mmbr dak mmbrikan hak i>i ikan hak i>in +SP ini k n +SP ini k!ada Piha !ada Pihak Ktiga (!i k Ktiga (!ihak lain) at hak lain) atau mmind

PE Thailand KW 2:  Warna body mirip2 sama PE Thailand ori, finishing agak kurang rapih, lekuk2 luar dan daleman bekas moldingan agak berbeda dengan Thai ori, tidak ada tulisan keihin

Kegiatan yang selanjutnya adalah pelaksanaan simulasi bencana banjir, namun yang lebih ditekankan disini adalah simulasi upaya pencegahan bencana banjir. Masyarakat bersama

Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Event Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Minat Beli Sebagai Variabel Intervening Pada Toko Buku Togamas Margorejo Surabaya ”

Seorang anak akan menghabiskan banyak waktunya di dalam lingkungan keluarga, sekolah, HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA.. SMAN

Dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan strategi Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), diperoleh

sebuah situs komersial yang menjual barang- barang dari para pedagang UKM (Usaha Kecil Menengah) pembuatan kue kacang.. Sehingga membantu dalam mempromosikan dan meningkatkan

6 Berdasarkan keadaan dan kajian yang dikumpulkan sesuai dengan teori di atas, maka dengan masih tingginya karies gigi peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang