• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR FISIKA MEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR FISIKA MEN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR FISIKA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)

Noor Muhammad Thoha1 , Abdul Fatah Ridwan1, Andi Fadllan2, Karnadi2.

1) Mahasiswa Jurusan Tadris Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Walisongo semarang. 2) Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Walisongo semarang.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar Fisika materi pokok Gaya antara peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Guided Inquiry dengan peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran STAD, dan juga untuk mengetahui model manakah di antara model pembelajaran Guided Inquiry dan STAD yang memberikan hasil belajar Fisika yang lebih baik.

Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Batealit Jepara. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan, dengan metode teknik komparatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP N 1 Batealit Jepara. Sampel penelitian ini adalah kelompok eksperimen 1 (Guided Inquiri) dari kelas VIII-C sebanyak 36 siswa dan kelompok eksperimen 2 (STAD) dari kelas VIII-D sebanyak 34 siswa. Jadi banyaknya sampel seluruhnya adalah 70 peserta didik dan diperoleh dengan cara random sampling.

Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi, observasi dan tes. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis statistik uji perbedaan rata-rata kelas eksperimen 1 (Guided Inquiri) dan kelas eksperimen 2 (STAD) dengan analisis uji t test . Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: rata-rata hasil belajar Fisika dengan model pembelajaran Guided Inquiri adalah sebesar 64,44, peserta didik dengan model STAD sebesar 58,15. Dari uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t-test dihasilkan t hitung sebesar 2,31. Setelah t hitung dikonsultasikan dengan t tabel dengan dk = (n1+ n2-2) = 68 dan

taraf signifikan (α) 5% = 2,00, diketahui bahwa t hitung lebih besar dari t tabel , maka dapat disimpulkan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen 1 (Guided Inquiri) dan kelas eksperimen 2 (STAD) berbeda secara nyata, dengan demikian dapat dikatakan model pembelajaran Guided Inquiri lebih baik apabila dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran Fisika untuk meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Fisika materi pokok gaya siswa.

Keywords : hasil belajar, model pembelajaran Guided Inquiry, STAD (Student Teams Achievement Division)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan mau tidak mau harus berjalan mengikuti perubahan untuk memenuhi peranannya sebagai pencetak generasi muda

(2)

memiliki pengetahuan yang mantap dan mampu berkomunikasi dengan pihak lain.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat berkaitan erat mencari tahu (inquiry) dengan suatu proses penemuan. Sehingga pendidikan IPA identik dengan mencari tahu dan berbuat (praktikum) sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar.

Salah satu rumpun IPA adalah mata pelajaran Fisika yang mengembangkan kemampuan berfikir analitis induktif dan deduktif dalam mempelajari/ menelaah alam sekitar dan gejala-gejala didalamnya.

Dalam pembelajaran Fisika masih terdapat beberapa kendala bagi guru maupun siswa, yang sering ditemui adalah permasalahan kurangnya minat siswa dalam mempelajari Fisika karena identik dengan rumus-rumus dan perhitungannya yang rumit sehingga dianggap menakutkan dan membosankan. Akibatnya, guru sering mendapatkan kesulitan dalam memilih model pembelajaran yang tepat agar bisa meningkatkan minat siswa untuk belajar fisika. Sekarang ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran yang bergantung pada tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran. Diantaranya adalah model pembelajaran Guided Inquiry, dan model STAD (Student Teams Achievement Division ).

Guided Inquiry (Pembelajaran inkuiri terbimbing) yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru mennyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Sebagian perencanaaanya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Inkuiri terbimbing biasanya digunakan terutama bagi siswa yang belum berpegalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Pada tahap-tahap awal pengajaran di berikan bimbingan lebih banyak yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalah yang disodorkan oleh guru. (Hamruni. 2009:144)

Sedangkan STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.(Robert E. Slavin. 2008:143). Model ini menekankan pada kerjasama (saling mendukung dan membantu) dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru.

Berdasarkan pemikiran di atas maka peneliti tertarik untuk membandingkan hasil belajar Fisika dengan menerapkan model pembelajaran Guided Inquiry dan STAD. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan hasil belajar Fisika antara penggunaaan model pembelajaran Guided Inquiry dengan STAD pada materi pokok Gaya di kelas VIII SMP N 1 Batealit Jepara? Dan model manakah di antara model pembelajaran Guided Inquiry dan STAD yang memberikan hasil belajar Fisika yang lebih baik?

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui model manakah diantara guided inquiry dan STAD yang memberikan hasil belajar Fisika yang lebih baik?

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai acuan kerangka berpikir, beberapa kajian pustaka tersebut adalah sebagai berikut:

(3)

Kedua, penelitian yang di lakukan oleh Siti Khariroh (NIM. 063811022) Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris, program studi Tadris Biologi dengan judul “Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas VIII MTs Uswatun Hasanah Mangkang Semarang Materi Pokok Sistem Peredaran Darah Pada Manusia”. Dan hasil yang dicapai adalah model STAD lebih menampakkan peningkatan hasil belajar berdampak positif.

Sedangkan dalam penelitian ini peneliti akan membandingkan model pembelajaran inkuiri khususnya Guided Inquiry dengan STAD (Student Teams Achievement Division), model manakah diantara model pembelajaran Guided Inquiry dan STAD (Student Teams Achievement Division) yang memberikan hasil belajar Fisika yang lebih baik.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Di Dalam islam, belajar merupakan kewajiban bagi seorang yang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan. Hal ini di nyatakan dalam surat Al Mujadalah:11 (Muhibbin Syah. 2003:62), yang artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orangorang yang beriman dan berilmu”

Menurut Clifford T. Morgan “learning is any relatively permanent change in behavior that is the result of past experience”.( Cliffrod T. Morgan. 1978:219) Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap bahkan merupakan pengalaman masa lalu.

Shaleh Abdul Azis dan Abdul Azis Abdul Majid dalam kitab Attarbiyah wa Turuqu Tadris, mengemukakan “Belajar adalah perubahan dalam diri peserta didik berdasarkan pengalaman masa lalu, sehingga tercipta perubahan yang baru.”( Syaiful Bachri Djamarah. 2008.2:13)

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses “perubahan” baik dalam tingkah laku maupun sifat dan

pendirian setelah melakukan suatu hal, baik dalam bidang pengetahuan maupun ketrampilan. Belajar seperti halnya perkembangan berlangsung seumur hidup, dimulai sejak ayunan (buaian) sampai dengan liang lahat (meninggal). Apa yang dipelajari dan bagaimana cara belajarnya pada setiap fase perkembangan berbeda-beda. (Nana Syaodih Sukmadinata. 2009:165).

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan itu di upayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. (Purwanto. 2009:34). Sedangkan menurut Gagne hasil belajar dapat berupa:

1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuandalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan lambang.

3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri.

4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan

serangkaian gerak jasmani dalam melakukan koordinasi,

sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Hasil belajar adalah perubahan manusia dalam segala aspek atau keseluruhan, bukan hanya aspek potensi kemanusiaan saja. Secara global faktor yang mempengaruhi pendidikan ada tiga yaitu faktor internal (dari dalam individu), faktor eksternal (dari luar siswa), dan faktor pendekatan yang digunakan.

METODE PENELITIAN

(4)

mengusahakan timbulnya variabel dari kelas eksperimen 1 (model pembelajaran Guided Inquiry) dan kelas eksperimen 2 (model pembelajaran STAD) yang selanjutnya akan dianalisis secara komparatif. untuk membandingkan antara kedua variabel tersebut menggunakan analisis uji t, bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan atau tidak secara signifikan.

Skema penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Kegiatan penelitian ini dilakukan peneliti pada tanggal 29 Juli sampai dengan 19Agustus 2011. Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Batealit Jepara, yang terletak di Mindahan Batealit Jepara.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas kelas VIII SMP N 1 Batealit Jepara yang berjumlah 177 siswa dan terdiri dari lima kelas paralel.

Sampel yang digunakan penelitian ini adalah siswa kelas VIII C sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen 2. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling.

Instrumen penelitian diuji

menggunakan uji validitas isi, reliabilitas,

daya pembeda, dan tingkat kesukaran sebelum digunakan untuk mengevaluasi.

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, dokumentasi, dan tes.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes. Data dianalisis melalui dua tahap, yaitu uji tahap awal dan uji tahap akhir. Uji tahap awal yang dimaksud menggunakan uji Normalitas dengan menggunakan rumus statistika chi-kuadrat dan uji homogenitas dengan menggunakan rumus statistika uji Bartlet. Sedangkan untuk uji tahap akhir menggunakan uji Normalitas dan uji homogenitas dengan menggunakan rumus statistika yang sama seperti tahap awal serta uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan rumus statistika uji dua pihak.

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 sebelum dikenai perlakuan berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat: (Sudjana.2005:273)

Jika x2hitung ≤ x2tabel dengan derajat kebebasaan dk = (k − 3) dan taraf signifikansi 5% maka data berdistribusi normal.

(5)

Jika x2hitung < x2tabel, maka Ho diterima artinya populasi homogen, dan jika x2hitung x2tabel, maka Ho ditolak artinya populasi dikatakan tidak homogen.

Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan atau tidak antara hasil belajar kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2. Rumus yang digunakan adalah uji dua pihak, yaitu: (Sudjana.2005:263)

Data hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan t tabel dengan taraf signifikan (α) yang dipakai dalam penelitian

ini adalah 5% dengan peluang (1- α) dk = (n1+ n2-2) , jika -t tabel < t hitung < t tabel ,

maka Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2, dan Ho ditolak untuk harga t lainnya yang b berarti ada perbedaan antara kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum melakukan penelitian harus dilakukan analisis tahap awal terlebih dahulu agar diketahui keadaan awal kedua sampel penelitian. Analisis tahap awal menggunakan uji Normalitas dan homogenitas Bartlet.

Dengan uji Normalitas data awal, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:

Dari tabel tersebut diketahui bahwa kedua kelas eksperimen dikatakan ber-distribusi normal.

Dengan uji homogenitas data awal, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kedua kelas eksperimen mempunyai tingkat varians yang sama (homogen) sehingga dapat gunakan untuk penelitian.

Setelah dilakukan penelitian, didapatkan data sebagai berikut:

(6)

Dari tabel tersebut diketahui bahwa kedua kelas eksperimen dikatakan ber-distribusi normal.

Dengan uji homogenitas data akhir, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kedua kelas eksperimen mempunyai tingkat varians yang sama (homogen).

Dan yang paling penting dalam pengujian data nilai akhir adalah uji perbedaan dua rata-rata, dari hasil perhitungan t-test diperoleh t hitung = 2,31

dikonsultasikan dengan t tabel pada α = 5 % dk = (n1+ n2-2) = 68 diperoleh t tabel = 2,00. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t

tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 memiliki rata-rata hasil belajar Fisika pada materi pokok Gaya yang tidak sama atau berbeda secara signifikan.

Dari hasil uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Fisika peserta didik dengan model pembelajaran Guided Inquiri lebih baik dari hasil belajar Fisika peserta didik dengan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) pada materi pokok Gaya peserta didik kelas VIII semester 1 SMP N 1 Batealit Jepara tahun pelajaran 2011- 2012. Sehingga pembelajaran Guided Inquiri lebih baik apabila dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran Fisika untuk meningkatkan hasil belajar.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata hasil belajar Fisika pada materi pokok Gaya antara peserta didik yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Guided Inquiry dengan peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division), ditunjukan dengan uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t-test dihasilkan t hitung sebesar 2,31. Setelah t hitung dikonsultasikan dengan t tabel pada α = 5 % dk = (n1+ n2-2) = 68 diperoleh t tabel = 2,00. Diketahui bahwa t hitung lebih besar dari t tabel , maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen 1 (Guided Inquiry) dan kelas eksperimen 2 (STAD) berbeda secara nyata.

2. Model pembelajaran Guided Inquiry lebih baik apabila dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran Fisika untuk meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) pada mata pelajaran Fisika materi pokok Gaya peserta didik kelas VIII SMP N 1 Batealit Jepara.

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diberikan beberapa saran, yaitu:

1. Ketika ingin menggunakan suatu model pembelajaran hendaknya diujikan terlebih dahulu, apakah dapat meningkatkan hasil belajarnya atau tidak, atau dapat juga kita sesuaikan dengan keadaan jasmani dan rohani yang nampak pada diri peserta didik. 2. Hendaknya dalam pembelajaran Fisika

dengan pembahasan gaya, dapat mencoba menggunakan model pembelajaran Guided Inquiry agar dapat menghasilkan hasil belajar siswa yang maksimal ataupun optimal.

REFERENSI

Djamarah, Syaiful Bachri. (2008) Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

(7)

Massachusetts: A Simon & Schuster Company.

Hamruni. (2009). Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar.

Jakarta : PT Raja Grafindo persada. T. Morgan, Cliffrod. (1978). Introduction to

Gambar

tabel  = 2,00. Diketahui bahwa t hitung

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penjelasan mengenai ketentuan yang diatur dalam Pasal 207 ayat (2) huruf b KUHAP dikatakan ketentuan ini memberikan kepastian di dalam mengadili

Oleh karena itu, berdasarkan pembahasan tersebut, spesialisasi geografi yang saat ini banyak terjadi serta pembelajaran geografi yang berlangsung di sekolah saat ini yang menekankan

Jadi, isi dari “Latar Belakang Masalah” adalah “masalah-masalah apa yang terjadi jika kegiatan itu (dalam hal ini pencatatan persediaan barang) tidak dibantu

Lampiran Hasil Uji Beda Paired Samples t-test Abnormal Return. Paired

Hambatan lainnya yang terjadi dalam proses komunikasi antara Reny dan Magdalena adalah hambatan semantik, Reny yang biasanya ngomong dengan bahasa Jawa, sering kali

Berbagai media yang digunakan sebagai penunjang dan alat bantu untuk metode penyuluhan salah satunya adalah media visual yang dapat menyalurkan pesan yang

Bila kita memahami perkembangan kemampuan pengendalian gerakan ini, kita akan menyadari bahwa untuk mampu berjalan, anak memerlukan kematangan dari segala bagian anggota

Dari hasil tes porositas yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah pori tertutup pada binder , terdapat pada komposisi molaritas 14M. 1,5 bisa menyebabkan kuat