• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penerapan Metode Contextual Teaching and Learning Dalam Pembelajaran Fungsi Logika Pada Microsoft Excel 2007 Siswa Kelas VIII (Studi Kasus : SMP Negeri 5 Ambarawa) T1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penerapan Metode Contextual Teaching and Learning Dalam Pembelajaran Fungsi Logika Pada Microsoft Excel 2007 Siswa Kelas VIII (Studi Kasus : SMP Negeri 5 Ambarawa) T1 "

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Efektivitas Penerapan Metode Contextual Teaching and

Learning Dalam Pembelajaran Fungsi Logika Pada

Microsoft Excel 2007 Siswa Kelas VIII

(Studi Kasus : SMP Negeri 5 Ambarawa)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti :

Nunung Wuri Kurnia Dewi (702010172) Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd.

George Nikijuluw, S.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

Efektivitas Penerapan Metode

Contextual Teaching and Learning

Dalam Pembelajaran Fungsi Logika Pada

Microsoft Excel 2007

Siswa Kelas VIII

(Studi Kasus : SMP Negeri 5 Ambarawa)

1)

Nunung Wuri Kurnia Dewi, 2) Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd., 3) George Nikijuluw, S.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1) 702010172@student.uksw.edu, 2) mila.paseleng@staff.uksw.edu, 3)

george.nikijuluw@staff.uksw.edu

Abstract

The application of conventional learning methods that are teacher center is just learning process centered on the teacher so that students are less active in the learning process. The purpose of this study was to determine whether the application of Contextual Teaching and Learning methods can enhance the activity of students in the learning of logic functions in Microsoft Excel 2007. This research uses quasi-experimental research design with Nonequivalent Control Group Design. The results showed an average improvement of student learning outcomes experimental class is higher than the control class. While the observations with the adoption of Contextual Teaching and Learning categorized either covering aspects of modeling, questioning, learning community, inquiry, constructivism, and reflection, so the method of Contextual Teaching and Learning effectively used in learning logic functions in Microsoft Excel 2007.

Keyword :Effectiveness, Contextual Teaching and Learning.

Abstrak

Penerapan metode pembelajaran konvensional yang bersifat teacher center yaitu proses pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode

Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran fungsi logika pada Microsoft Excel 2007. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experiment dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Hasil penelitian menunjukan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Sedangkan hasil pengamatan dengan penerapan metode

Contextual Teaching and Learning berkategori baik meliputi aspek modeling, questioning, learning community, inquiry, kontruktivisme, dan reflection, sehingga metode Contextual Teaching and Learning efektif digunakan dalam pembelajaran fungsi logika pada Microsoft Excel 2007.

Kata Kunci : Efektivitas, Contextual Teaching and Learning.

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

2)

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

3)

(10)

1. Pendahuluan

Pembelajaran terjadi ketika seorang individu berlaku, beraksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan satu cara yang berbeda dari caranya berperilaku sebelumnya [1]. Proses pembelajaran yang baik adalah berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang, kontekstual, menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan belajar melalui berbuat [2].

Hasil yang diharapkan melalui mata pelajaran TIK khususnya Microsoft Excel 2007 siswa dapat menggunakan perangkat lunak pengolah angka untuk menyajikan informasi. Mampu menggunakan perangkat lunak pengolah angka sebagai hasil belajar TIK artinya siswa memiliki pengetahuan mengenai fungsi logika pada Microsoft Excel 2007 dan terampil menggunakannya. Proses pembelajaran TIK diharapkan siswa tidak hanya memiliki pengetahuan (kognitif) tetapi juga mempunyai keterampilan (psikomotorik). Siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dan siswa dapat meningkatkan pemahaman materi yang disampaikan guru dengan cara praktikum. Guru harus mampu mengarahkan anak didiknya agar mereka mau dan mampu menerapkan pengetahuan yang telah diraihnya [3]. Pada pembelajaran TIK pengembangan dan penerapan pengetahuan serta keterampilan dilakukan melalui kegiatan praktikum.

Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran TIK dan observasi secara langsung di SMP Negri 5 Ambarawa metode pembelajaran yang digunakan menggunakan metode konvensional. Penerapan metode pembelajaran konvensional yang cenderung menghafal menghasilkan siswa yang tidak dapat mengembangkan kemapuannya karena pembelajaran hanya terpaku pada buku peganggan saja. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kreativitasnya dalam pengolahan data pada Microsoft Excel 2007.

Contextual Teaching and Learning menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka [4]. Penerapan metode Contextual Teaching and Learning dapat membantu siswa untuk tidak hanya menghafal sebuah konsep tetapi juga mampu mengembangkan penerapan konsep yang ada. Melalui penelitian ini akan dilakukan penerapan metode Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran fungsi logika pada Microsoft Excel 2007 siswa kelas VIII.

2. Kajian Pustaka

Dalam penelitian Yulistiyanto yang berjudul “Peningkatan Hasil

(11)

yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam tugas-tugasnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas yang ditempuh dalam tiga siklus. Tindakan dalam setiap siklus dilakukan dengan cara peneliti memberikan tugas berupa penyelesaian suatu permasalahan secara berkelompok dan individu, dimana setiap kelompok atau individu mempunyai tugas masing-masing, kemudian mereka mempresentasikan hasil karya mereka. Hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar kognitif siswa sebelum tindakan sebesar 65 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 39%. Pada siklus I sebesar 66 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 40,47 %. Rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus II sebesar 72,2 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 65%. Rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus III sebesar 76,6 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 100%. Adapun hasil aktivitas belajar siswa diperoleh ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 52,25%, siklus II sebesar 63,75% dan siklus III sebesar 100%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui metode pembelajaran kontekstual, kemampuan siswa dalam menyampaikan materi di depan kelas dan belajar mandiri di rumah dapat ditingkatkan. Selain itu siswa menjadi lebih berani mengemukakan pendapat dan dapat menerapkan ilmu sejarah dalam kehidupan bermasyarakat. [5].

Penelitian lain yang dilakukan oleh Safrida Wati yang berjudul

“Peningkatan Kemahiran Menulis Karangan Deskripsi Dengan Metode Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas X SMA Negeri I Bintan Tahun Pelajaran 2012/2013” menunjukkan penerapan metode Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan kemahiran menulis karangan deskripsi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bintan. Penggunaan metode Contextual Teaching and Learning sebagai alternatif pembelajaran menulis deskripsi sehingga siswa akan lebih tertarik untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan dan diharapkan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran menulis. Terlihat dari hasil tes praktik menulis karangan deskripsi siswa dari pratindakan dengan nilai rata-rata 67,80% kemudian meningkat pada akhir siklus II menjadi 78, 90%. Dengan demikian kemahiran menulis deskripsi siswa telah mengalami peningkatan baik proses maupun hasil setelah dikenai tindakan dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning [6].

Pada penelitian ini, efektivitas penerapan metode Contextual Teaching and Learning dilihat dari aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukan dalam keberhasilan penerapan prinsip Contextual Teaching and Learning sehingga hasil belajar dapat meningkat. Siswa dapat menghitung data penjualan sepatu.

(12)

terpadu tentang data, informasi, pengolahan dan metode penyampaiannya. Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling terkait bukan merupakan bagian yang terpisah-pisah atau parsial. Materi TIK berupa tema-tema esensial, aktual dan global yang berkembang dalam kemajuan teknologi pada masa kini, sehinggga mata pelajaran TIK merupakan pembelajaran yang dapat mewarnai perkembangan perilaku dalam kehidupan.

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, meniru, dan lain sebagainya [9]. Hasil belajar adalah tingkah laku yang timbul misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbul pengertian-pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasaan, keterampilan, kesanggupan, menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial, emosional, dan pertumbuhan jasmani [9]. Bentuk-bentuk hasil belajar meliputi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) [10]. Pengetahuan (kognitif) yaitu memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Sikap (afektif) mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Keterampilan (psikomotorik) merupakan ranah yang berkaitan kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

Dengan menggunakan TIK, siswa akan dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan teknologi informasi dan komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan di masa yang akan datang [11].

Minat belajar dapat didefinisikan sebagai ketertarikan dari diri siswa dalam belajar sebagai wujud kemauan untuk melaksanakan suatu kegiatan belajar dengan ciri timbulnya perasaan senang, perhatian, dan aktivitas dalam melaksanakan kegiatan tersebut [12]. Beberapa indikator minat belajar yaitu adanya perasaan senang, adanya ketertarikan siswa, adanya peningkatan perhatian dan keterlibatan siswa [13].

Contextual Teaching and Learning merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya [4]. Ada beberapa prinsip dalam penerapan metode Contextual Teaching and Learning, adapun prinsip Contextual Teaching and Learning dijelaskan pada tabel 1.

Tabel 1 Prinsi-prinsip Contextual Teaching and Learning [4]

Prinsip CTL Keterangan

Konstruktivisme Proses membangun atau menyusun pengetahuan baru

dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.

Inquiry Proses pembelajaran berdasarkan pada pencarian dan

(13)

menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi berusaha memancing agar siswa menemukan sendiri.

Learning Community

Konsep masyarakat belajar dalam pembelajaran kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain.

Modeling Proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu

sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.

Reflection Proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari

yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.

Autentic Assessment

Proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.

Penerapan metode Contextual Teaching and Learning meliputi empat tahapan, yaitu: invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi, dan pengambilan tindakan. Tahapan pembelajaran tersebut dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 Tahapan pembelajaran CTL [14]

Tahap invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang dibahas. Guru memancing degan memberikan pertanyaan yang problematik tentang fenomena kedalam kehidupan sehari-hari melalui kaitan konsep-konsep yang dibahas tadi dengan pendapat yang mereka miliki. Tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menenukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, penginterpretasikan data dalam sebuah kegiatan yang telah dirancang guru.

Tahap penjelasan dan solusi, saat siswa memberikan penjelasan-penjelasan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan guru, maka siswa dapat menyampaikan gagasan, membuat model, membuat rangkuman dan ringkasan. Tahap pengambilan tindakan, Siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik secara individu maupun kelompok yang berhubungan dengan pemecahan masalah.

Invitasi

Eksplorasi

Penjelasan dan solusi

(14)

Melalui penerapan metode Contextual Teaching and Learning siswa akan dilatih untuk menggunakan pengetahuan mereka dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru pada mata pelajaran TIK, sehingga mereka akan lebih memahami dan tidak hanya menghafal saja. Proses pembelajaran TIK diharapkan siswa tidak hanya memiliki pengetahuan (kognitif) tetapi juga mempunyai keterampilan (psikomotorik). Siswa dapat meningkatkan pemahaman materi yang disampaikan guru dengan cara praktikum.

Efektivitas didefinisikan sebagai pencapaian tujuan, dengan kata lain bagaimana sebaiknya suatu hasil (output) yang dicapai akan merefleksikan efektifitas [15]. Dikatakan efektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam pengorganisasian dan penentuan informasi, siswa tidak hanya pasif menerima pengetahuan yang diberikan guru [16]. Efektivitas penerapan metode Contextual Teaching and Learning akan ditentukan berdasarkan keberhasilan penerapan prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning dalam proses pembelajaran.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Ambarawa dengan mengambil kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa adalah sama yaitu masing-masing 33 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan memperhatikan rekomendasi dari guru pengampu mata pelajaran TIK yang ada di SMP Negeri 5 Ambarawa.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi experiment. Pengumpulan data diperoleh dengan observasi dan tes. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design.

Gambar 2 Alur Penelitian [17]

Pada tahap identifikasi masalah, meneliti keadaan pembelajaran yang sudah berlangsung selama ini. Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, dilakukan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang selama ini terjadi serta perilaku siswa maupun guru

Identifikasi Masalah

Menyusun desain penelitian Studi Literature

Analisis Data Pelaksanaan

(15)

Pada tahap studi literature, mencari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya tentang penerapan metode Contextual Teaching and Learning dan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.

Pada tahap menyusun desain penelitian, desain pelaksanaan yang dibuat adalah dengan mendesain alur pembelajaran dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk dapat mengitung besarnya pemasukan dari hasil penjualan sepatu yang ada. Instrumen yang digunakan adalah observasi dan tes. Observasi dilakukan melalui pengamatan serta mencatat semua hal yang diperlukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan penerapan prinsip Contextual Teaching and Learning melalui partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

Tabel 2 Kisi-kisi Observasi Perilaku Siswa Terhadap Penerapan Metode CTL Dalam Menghitung Data Penjualan Sepatu [4]

Prinsip CTL Indikator Keberhasilan

Modeling Siswa dapat melakukan seperti yang dicontohkan guru

tentang cara mengisi kolom jurusan dengan fungsi logika IF.

Questioning Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan tentang cara

menghitung data penjualan sepatu. Learning

Community

Siswa dapat bekerjasama dan berkolaborasi dengan siswa lainnya untuk menghitung data penjualan sepatu.

Inquiry Siswa mampu menemukan hal-hal yang baru di dalam

proses pembelajaran berhubungan dengan topik yaitu menghitung data penjualan sepatu.

Konstruktivisme Siswa mampu mengembangkan hal-hal yang sudah

mereka pelajari tentang cara menghitung data penjualan sepatu.

Reflection Siswa dapat menyimpulkan hasil dari proses pembelajaran

sesuai dengan apa yang sudah dilakukan yaitu menghitung data penjualan sepatu.

Pemberian skor pada lembar observasi menggunakan skala guttman yaitu dengan cara jika siswa tidak melakukan sesuai indikator maka diberi skor 0 dan jika siswa melakukan kegiatan sesuai indikator diberi skor 1 [17]. Data observasi dianalisis dengan menggunakan rumus [18]:

P

=

x 100 %

Keterangan

P = Persentase

(16)

Tabel 3 Kriteria Hasil Observasi [18]

Kategori Persentase

Sangat Baik 80,1% - 100%

Baik 60,1% - 80,0%

Sedang 40,1% - 60,0%

Buruk 20,1% - 40,0%

Buruk Sekali 0,0% - 20,0%

Tes yang digunakan adalah tes tertulis dan praktikum. Adapun teknik pengumpulan tes tertulis dengan pretest dan postest untuk mengukur nilai kognitif siswa dan tes praktikum untuk mengetahui psikomotorik siswa.

Nilai pretest menunjukan kemampuan awal siswa dari kedua kelas. Untuk menunjukan perbedaan kemampuan awal siswa dilakukan uji hipotesis terhadap nilai pretest menggunakan Independent Samples T Test. Ho : nilai pretest kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Ha : nilai pretest kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol. Kemudian langkah selanjutnya adalah menentukan tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti diambilnya resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang sebanyak-banyaknya 5% atau 0.05. Jika signifikansi < 0.05 maka � ditolak, dan jika signifikansi > 0.05, maka � diterima. Uji gain dilakukan dengan cara menghitung selisih antara nilai posttest dan pretest. Uji data gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah proses pembelajaran. Untuk menunjukan peningkatan hasil belajar dari kedua kelas dilakukan uji hipotesis data gain. Langkah pertama untuk menentukan hipotesis dengan menentukan Ho dan Ha. Ho : nilai gain kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Ha : nilai gain kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol. Nilai gain dirumuskan sebagai berikut [17]:

g = � � − � � �

� ��� �� � − � � �

Tebel 4 Klasifikasi Nilai Gain [17]

Nilai g Interpretasi

0.7 < g < 1 Tinggi

0.3 ≤ g ≤ 0.7 Sedang

0 < g < 0.3 Rendah

Pada tahap pelaksanaan, kelas eksperimen dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning dan kelas kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.

(17)

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian merupakan hasil studi lapangan untuk memperoleh data dengan teknik tes dan observasi setelah dilakukan suatu pembelajaran yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian yang dilaksanakan termasuk dalam penelitian eksperimen yang terdiri dari dua kelas, VIII A sebagai kelas eksperimen dengan diterapkan metode Contextual Teaching and Learning dan VIII C sebagai kelas kontrol dengan diterapkan metode pembelajaran konvensional.

Tahapan penerapan metode Contextual Teaching and Learning meliputi tahap invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi, dan pengambilan tindakan dijelaskan pada tabel 5.

Tabel 5 Langkah-langkah pembelajaran CTL [14]

Tahap Kegiatan Belajar

Invitasi Guru memberikan pertanyaan tentang pengertian fungsi logika pada Microsoft Excel 2007 serta jenis-jenis fungsi logika pada Microsoft Excel 2007.

1. Apa yang dimaksud dengan fungsi logika? 2. Sebutkan jenis-jenis fungsi logika?

3. Apa manfaat belajar fungsi logika? (Questioning)

Guru memberikan contoh fungsi logika tentang cara mengisi kolom jurusan dengan fungsi lofika IF. (Modeling)

Eksplorasi Guru membagi kelompok untuk menyelesaikan kasus tentang menghitung data penjualan, setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Dalam kelompok setiap anggota kelompok diberi tugas.

1. Mengisi kolom barang. 2. Mengisi kolom harga. 3. Menghitung total.

4. Menghitung kolom potongan. 5. Mengisi kolom bonus.

6. Menghitung kolom bayar.

Setiap anggota kelompok memilih untuk mengerjakan salah satu tugas dalam kasus tersebut kecuali menghitung kolom bayar. Kolom bayar akan dihitung setelah masing-masing siswa memperoleh data dari masing-masing-masing-masing tugasnya. (Learning Community)

(18)

dapat dilakukan penghitungan pemasukan dari hasil penjualan tiap jenis barang yang diisi pada kolom bayar. (inquiry, konstruktivisme, learning community)

Penjelasan dan solusi

Masing-masing kelompok mampresentasikan data yang diperoleh dan cara menghitungnya. (Learning Community) Pengambilan

tindakan

Siswa dapat memberikan tanggapan mengenai hasil yang dipresentasikan dari setiap kelompok. (Questioning)

Siswa melakukan refleksi dengan cara mencatat proses pembelajaran dan kesulitan yang dihadapi dalam menghitung data penjualan. (Reflection)

Penerapan metode Contextual Teaching and Learning diharapkan siswa yang sebelumnya pasif di kelas karena hanya duduk dan mendengarkan namun dengan adanya pembelajaran seperti ini siswa cenderung aktif, mereka dapat melakukan diskusi dengan teman kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru yaitu menghitung harga penjualan. Siswa juga dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok didepan kelas dan siswa juga dapat menanggapi hasil diskusi kelompok lain dengan mengajukan pertanyaan sehingga proses belajar mengajar yang sebelumnya terlihat pasif menjadi aktif, menarik dan menyenangkan.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning, diperoleh informasi bahwa : (1) Selama pembelajaran berlangsung siswa aktif dikelas, mereka duduk berkelompok dan mendiskusikan cara menyelesaikan tugas yang diberikan guru, mereka saling berinteraksi dan bertukar pikiran. (2) Siswa bertanya hal-hal yang belum mereka ketahui, misal siswa bertanya tentang cara menggabungkan rumus fungsi seperti penggabungan fungsi IF dan AND untuk menghitung kolom potongan pada data penjualan sepatu. (3) Pada saat pembelajaran siswa yang biasanya rame dikelas pada saat itu memperhatikan apa yang guru perintahkan dan mengikuti pembelajaran dengan baik. (4) Sebelumnya siswa yang hanya melihat dan mendengarkan apa yang disampaikan guru pada saat proses pembelajaran namun dengan penerapan metode Contextual Teaching and Learning siswa turut aktif berkelompok mereka dapat melihat, mendengar, memahami dan mempresentasikan kepada teman-temannya. (5) Siswa antusias dan terlihat bersemangat pada saat pembelajaran.

(19)

Tebel 6 Observasi Perilaku Siswa Terhadap Penerapan Metode CTL Dalam Menghitung Data Penjualan Sepatu.

Prisip CTL Persentase Pencapaian

Indikator Kategori

Modeling 69,6% Baik

Questioning 57,5% Sedang

Learning Community

82,8% Sangat Baik

Inquiry 75,7% Baik

Konstruktivisme 45,4% Sedang

Reflection 75,7% Baik

Pada indikator kemampuan siswa dapat melakukan seperti yang dicontohkan guru tentang cara mengisi kolom jurusan dengan fungsi logika IF (Modeling) dikatakan berkategori baik karena 69,6% siswa dapat melakukan seperti yang dicontohkan guru sedangkan 30,4% tidak karena siswa tidak tertarik dengan materi yang diajarkan, siswa tidak fokus saat menerima pelajaran karena faktor linkungan sekolah, guru menjelaskan dengan terburu-buru. Pada indikator kemampuan siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan tentang cara menghitung data penjualan sepatu (Questioning) dikatakan berkategori sedang karena 57,5% siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan sedangkan 42,5% tidak karena siswa tidak memperhatikan saat guru mengajar, siswa pasif tidak terbiasa berfikir kritis, siswa sudah paham apa yang dijelaskan guru, siswa takut pertanyaan yang diajukan malah akan membuatnya malu.

Pada indikator kemampuan siswa dapat bekerjasama dan berkolaborasi dengan siswa lainnya untuk menghitung data penjualan sepatu (Learning community) dikatakan berkategori sangat baik karena 82,8% siswa dapat bekerjasama dan berkolaborasi dengan siswa lainnya dengan baik sedangkan 17,2% tidak karena pada saat mengerjakan tugas yang diberikan guru siswa malas mencari materi yang ada pada buku panduan dan siswa tidak bertanya kepada anggota kelompok maupun guru saat mengalami kesulitan. Pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok siswa kurang percaya diri karena kurang memahami hasil diskusi kelompok, siswa minder karena banyak yang lebih pintar darinya.

(20)

sedangkan 54,6% tidak karena siswa pasif dan tidak mau berpikir kritis untuk mencari solusi dari sebuah kasus. Pada indikator kemampuan siswa dapat menyimpulkan hasil dari proses pembelajaran sesuai dengan apa yang sudah dilakukan yaitu menghitung data penjualan sepatu (Reflection) dikatakan berkategori baik karena 75,7% siswa dapat menyimpulkan hasil dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan sedangkan 24,3% tidak karena siswa tidak memperhatikan saat guru mengajar, siswa tidak aktif bertanya dan berkolaborasi dengan teman saat proses pembelajaran berlangsung sehingga kurang menangkap apa yang dipelajarinya.

Untuk melihat hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan, maka perlu dilakukan pengolahan dan analisis data terhadap skor pretest dan posttest. Rekapitulasi data ditunjukkan pada tabel 7.

Tabel 7 Rata-rata Skor Tes Hasil Belajar Siswa

Kelas Pretest Posttest Gain Kriteria

Eksperimen 64.27 77.41 0.36 Sedang

Kontrol 65.08 72.56 0.21 Rendah

Nilai pretes menunjukan kemampuan awal siswa dari kedua kelas. untuk menunjukan perbedaan kemampuan awal siswa dilakukan uji hipotesis terhadap nilai pretest dengan hipotesis:

Ho: Nilai pretest kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Ha : Nilai pretest kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol.

Diperoleh P = 0.829 dan nilai thitung = -0.217. Dengan membandingkan

nilai P(0.829) > α( 0.05) dan thitung lebih kecil dari ttabel yaitu -0.217 < 1.6690

sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai pretest kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Hal itu berarti keadaan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum pembelajaran mempunyai kemampuan yang sama. Uji data gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah pembelajaran, maka hasil belajar yang dimaksud yaitu adanya peningkatan yang dialami siswa. Hipotesis yang diuji untuk melihat peningkatan hasil belajar yaitu :

Ho : Nilai gain kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Ha : Nilai gain kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol.

Berdasarkan data nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen, diperoleh nilai gain kelas eksperimen sebesar 0.36 degan kriteria sedang dan kelas kontrol sebesar 0.21 dengan kriteria rendah. Hal ini menunjukan nilai gain kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol. Berarti peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

(21)

Tabel 8 Hasil praktikum siswa

Kelas Rata-rata Min Max

Eksperimen 67.27 50 80

Kontrol 62.72 40 80

Berdasarkan data pada tabel 8, terlihat bahwa rata-rata skor kelas eksperimen adalah 67.27 dengan skor maksimum 80 dan skor minimum 50. Sedangkan rata-rata skor kelas kontrol adalah 62.72 dengan skor maksimum 80 dan skor minimum 40. Dalam mengerjakan tes praktikum siswa kurang memahami penggunaan operator acuan seperti titik dan koma sehingga tidak dapat mengisi kolom barang dan harga pada data penjualan. Siswa tidak memahami cara menggabungkan rumus fungsi logika saat mengisi kolom total pada penjualan. Siswa kurang memahami operator perhitungan seperti perkalian dan pengurangan saat mengisi kolom bayar pada penjualan.

5. Simpulan

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Contextual Teaching and Learning efektif digunakan dalam pembelajaran fungsi logika pada Microsoft Excel 2007 siswa kelas VIII. Hal ini ditunjukan dengan keberhasilan penerapan prinsip Contextual Teaching and Learning dalam proses pembelajaran. Pada hasil uji gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah proses pembelajaran. Perhitungan gain antara kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada kelas kontrol, yaitu nilai gain kelas eksperimen 0.36 dengan kriteria sedang dan pada kelas kontrol 0.21 dengan kriteria rendah. Hal itu berarti peningkatan belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Pada tes praktikum siswa hasil rata-rata skor kelas eksperimen adalah 67.27 sedangkan rata-rata skor kelas kontrol adalah 62.72 yang berarti hasil nilai praktikum dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti merekomendasikan untuk menggunakan metode Contextual Teaching and Learning karena proses belajar mengajar menjadi menyenangkan, siswa aktif dikelas, tidak membosankan dan perubahan hasil belajar cukup memuaskan.

6. Daftar Pustaka

[1] Robbins, Stephen P, Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

[2] Saki, Asniatin. 2012. Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jurnal DIKDAS. 1(1):2. [3] Anne Fatma dan Sri Ernawati. 2012. Pendekatan Perilaku Kognitif

(22)

[4] Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. [5] Yulistyanto. 2011. Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Melalui

Metode Contextual Teching and Learning (CTL) Bagi Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Sejarah, IKIP Veteran Semarang.

[6] Wati, Safrida. 2013. Peningkatan Kemahiran Menulis Karangan Deskripsi Dengan Metode Contextual Teaching And Learning Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri I Bintan Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

[7] Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai benih teknologi pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

[8] Azimatul Ifah dan Rusijono. 2010. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar TIK. Jurnal Teknologi Pendidikan, Universitas Negri Surabaya. 10(10): 31.

[9] Ice Syafsensi, Syahron Lubis, Chairul Israr. 2013. Kontribusi Motivasi Belajar Terhadapa Hasil Belajar Mata Pelajaran Gambar Bangunan Siswa SMK Negeri 2 Solok. Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan FT UNP.

[10] Sudjana. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: Sinar Baru

[11] Wahyudin, Din. 2010. Model Pembelajaran Icare Pada Kurikulum Mata Pelajaran TIK di SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia.

[12] Mursid, Yushanafi. 2012. Perbedaan Minat Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Diklat Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektronik Dengan Menggunakan Software Tutorial Plc Siswa Kelas Xi Smk Negeri 2 Pengasih. Jurnal Pendidikan Teknik Mekatronika, Universitas Negri Yogyakarta.

[13] Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

[14] Sa’ud. 2010. Inovasi Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

[15] Gaspersz, Vincent. 2006. Continuous Cost Reduction Through Lean-Sigma Approach. Gramedia Pustaka Utama: jakarta.

[16] Mawardi, Puspasari. 2011. Perbedaan Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Pembelajaran Konvensional pada Mata Pelajaran PKn IV SD Negeri 1 Badran Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung. Universitas Kristen Satya Wacana. Scholaria vol 1. Salatiga.

[17] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta.

Gambar

Gambar 1 Tahapan pembelajaran CTL [14]
Gambar 2 Alur Penelitian [17]
Tabel 2 Kisi-kisi Observasi Perilaku Siswa Terhadap Penerapan Metode CTL
Tabel 3 Kriteria Hasil Observasi [18]
+3

Referensi

Dokumen terkait

truktur mikro dari hasil Velg Aluminium (Al-5,68 Si) (Raw material) yang digunakan mempunyai ukuran butir yang lebih besar dibandingkan dengan struktur mikro hasil pengecoran

Dari rekapitulasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pergeseran frekuensi Doppler tidak memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap kinerja pengiriman citra satelit nano

Pengajuan/Usulan dari Kopertais untuk Dosen Swasta, sedangkan Dosen Negeri diusulkan oleh Lembaga PTKIN terkait. • Data Dosen (yang mengajukan KP) dapat diinput sendiri oleh Dosen

Blok Barat, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara.Kawasan penelitian ini merupakan kawasan yang memiliki potensi kemenyan terbesar pada kawasan Batang Toru.Adiankoting

Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi-organisasi Publik.. Yogyakarta: Gajah Mada

Untuk itu analisa tata letak fasilitas dan aliran bahan ini bertujuan untuk mengetahui tata letak fasilitas dan aliran bahan pada produksi balok precast (B11)

Secara umum proses sertifikasi mencakup : peserta yang telah memastikan diri kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi untuk paket/okupasi Operator Boiler Kelas Dua

Perubahan yang terjadi bila ibu dinyatakan hamil adalah terjadinya penam- bahan cairan tubuh atau volume plasma yang tidak sebanding dengan penambahan massa sel