• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petani Kopi Lasuna dan Petani Kopi Sigarar Utang di Desa Parulohan Kecamatan Lintong Nihuta (1988-2002)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Petani Kopi Lasuna dan Petani Kopi Sigarar Utang di Desa Parulohan Kecamatan Lintong Nihuta (1988-2002)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Terbitnya sebuah buku di Hindia Belanda yang berjudul: “Max Havelaar atau

Lelang Kopi Maskapai Dagang Belanda”1 yang ditulis Eduart Douwes Dekker alias Multatuli tahun 1859. Hal ini menunjukkan bahwa kopi merupakan salah satu tanaman

komoditas pertanian di era diterapkanya sistem tanam paksa (cultuurstelsel)2 yang

memberikan keuntungan besar bagi pemerintahan Belanda di Indonesia. Hal ini juga tidak

terlepas dari arti penting tanaman kopi sebagai tanaman komoditas yang sangat

menguntungkan sebagai komoditas ekspor dunia hingga sekarang.

Kopi sebagai tanaman komoditas pertanian mempunyai peran penting dalam

sejarah pertanian di Indonesia. Kopi bukanlah tanaman asing yang masih baru dikenal

dan ditanami oleh petani di Indonesia, namun sampai sekarang keberadaan kopi tidak

boleh terlepas dari kehidupan petani di beberapa daerah di Indonesia. Sebagai negara

agraris yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya dari sektor

pertanian, pertanian menjadi sumber utama mata pencaharian yang tidak bisa terlepas

dalam proses keberlangsungan hidup para petani di Indonesia. Keberlangsungan hidup

petani sangat dipengaruhi oleh jenis tanaman yang merupakan faktor bagaimana para

petani bisa mengelolahnya dan menjadikanya sebagai sumber kehidupan.

1 Max Havelaar atau Lelang Kopi Dagang Belanda adalah sebuah buku roman yang mengisahkan

bentuk tanam paksa (Cultuur Stelsel) kopi yang dilbuat oleh Johannnes Van Den Bosh, buku ini lahir sebagai bentuk gugatan kolonialisme Belanda di Indonesia yang menunjukkan adanya politik penghisapan yang dilakukan oleh Belanda kepada petani di Indonesia, buku ini juga sering disebut” The Book That Killed Colonialism”.

2 Cultuur Stelsel atau yang lazim disebut tanam paksa yaitu suatu cara ataupun politik yang

(2)

Jenis mata pencaharian merupakan faktor pembeda yang pokok dan penting3. Pertanian merupakan ciri utama kehidupan masyarakat di pedesaan, adalah petunjuk

betapa eratnya keterkaitan antara pertanian dan desa. Petani adalah subjek dan sekaligus

objek pertanian, tanpa petani pertanian tidak ada. Bidang pertanian cukup mengandung

variasi dan kompleksitas yang memiliki pengaruh terhadap proses perubahan dan

keberlangsungan kehidupan petani khususnya di daerah pedesaan.

Petani secara umum sering dipahami sebagai suatu ketegori sosial yang seragam

dan bersifat umum, artinya sering tidak disadari adanya difrensiasi atau

perbedaan-perbedaan dalam berbagai aspek yang terkandung dalam komoditas petani ini. Perbedaan

dalam skala besar kecilnya usaha pertanian, jenis-jenis tanaman, sistem pertanian yang

diterapkan akan mengakibatkan terjadinya perbedaan-perbedaan terhadap pola kehidupan

petani. Selama ini kita lebih memperhatikan komoditas sebagai subjek dan sekaligus

objek pertanian, akibatnya petani sebagai inti dari pertanian sering luput dari pertanian.

Desa sebagai tempat tinggal maupun tempat pemenuhan kebutuhan mempunyai

karakteristik yang tentu tidak sama antara desa yang satu dengan yang lain.

Keberagaman kehidupan petani di pedesaan adalah ciri khas tersendiri yang dimiliki

suatu desa berdasarkan jenis tanaman, sumber penghasilan dan faktor lain yang

mendukung kehidupan manusia di desa tersebut. Perbedaan itu banyak terjadi di beberapa

desa yang dapat membedakan pola perubahan kehidupan petani di desa tertentu.

Desa Parulohan terletak di Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang

Hasundutan. Pemukiman di Desa Parulohan belum jelas sejak kapan berdirinya, dan siapa

orang yang pertama bertempat tinggal di desa Parulohan. Namun, seiring perjalanan

waktu Desa Parulohan mengalami banyak perubahan dan sampai sekarang Desa

3 Raharjo, Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, Yogyakarta: Gadjah Mada University

(3)

Parulohan masih tetap dihuni masyarakat. Sebagian besar masyarakat yang bertempat

tinggal di desa ini adalah suku Batak Toba yang mayoritas beragama kristen Protestan.

Pola kehidupan masyarakat yang berdomisili di Desa Parulohan ditandai dengan adanya

keberagaman marga dan huta yang berbeda-beda. Masing-masing marga hidup secara

berkelompok menurut jenis marga yang menempati satu huta4, ada juga yang membentuk perkampungan baru yang disebut dengan lumban5 yang di huni oleh satu oppu6.

Proses keberlangsungan hidup masyarakat di Desa Parulohan terlihat sangat asri

dengan rasa solidaritas yang sangat kuat, dipengaruhi oleh tradisi adat dan budaya Batak

Toba yang turun-temurun sebagai warisan dari nenek moyangnya. Tradisi dan budaya

asli batak Toba berlangsung dalam kehidupan masyarakat, baik dalam upacara-upacara

adat maupun kegiatan sosial lainya. Di samping keberagaman marga, masyarakat di desa

ini juga mempunyai sistem sosial yaitu Paradatan dan Sarikkat, yang menjadi sebuah

pengikat masyarakat dalam acara adat, pesta dan upacara-upacara keagamaan lainya.

Letak Desa Parulohan yang berada di daerah pengunungan, suhu udaranya yang

dingin ditambah dengan keadaan tanahnya adalah potensi yang menjadi penyebab

sehingga desa ini cocok menjadi daerah pertanian terutama untuk tanaman kopi. Hal

tersebut menjadikan sebagian besar masyarakat di Desa Parulohan hidup petani dan

sebagian kecilnya bekerja sebagai PNS, buruh dan pedagang. Selain mengembangkan

usaha pertanian, para petani kopi juga memelihara hewan ternak sebagai kerja sampingan

seperti kerbau, ayam dan babi. Tanaman prioritas petani di desa ini adalah kopi, kopi

sebagai tanaman prioritas petani dan menjadi sumber mata pencaharian utama masyarakat

yang mendukung perkembangan sosial ekonomi masyarakat di Desa Parulohan.

4 Huta adalah pola ataupun bentuk pengkampungan suku batak Toba, bentuknya berhadap-hadapan

, yang dihubungkan oleh dua bahal (gerbang) yaitu bahal jolo (depan) dan bahal pudi (belakang) yang dikelilingi oleh bambu.

(4)

Pola pertanian di Desa Parulohan yang terus mengalami perubahan seiring dengan

peralihan tanaman prioritas petani. Sebelum bercocok tanam kopi, jenis tanaman yang

ditanam petani di desa ini adalah ubi dan padi. Proses penanaman ubi dan padi dilakukan

dengan cara ladang berpindah pindah (nomaden). Untuk menambah penghasilan, selain

bercocok tanam ubi dan padi para petani di desa juga memelihara berbagai hewan ternak

sebagai pekerjaan sampingan. Masuknya tanaman kopi, membuat sistem pertanian di desa

ini mengalami perubahan yaitu sistem pertanian berpindah-pindah menjadi sistem

menetap.

Dari 22 desa yang ada di Kecamatan Lingtong Nihuta Desa Parulohan adalah desa

penghasil kopi terbesar yang ada di Kecamatan Lintong Nihuta.7 Jenis kopi yang di tanami masyarakat di Parulohan yaitu jenis kopi Arabika yang menurut variatesnya ada 2

jenis yaitu kopi Lasuna dan kopi Sigarar utang8. Awalnya kopi yang pertama ditanam masyarakat di Desa Parulohan adalah jenis kopi Lasuna, dalam bahasa lokal kopi Lasuna

ini sering juga disebut dengan kopi Djember. Awal tahun 1970 kopi Lasuna menjadi salah

satu tanaman prioritas petani di Desa Parulohan, dan pada tahun 1988 ditemukan bibit

kopi lokal yaitu kopi Sigarar utang.

Dari hasil wawancara penulis dengan salah satu petani kopi di Desa Parulohan.

Masuknya kopi lasuna di desa ini tidak diketahui kapan dan siapa orang yang pertama

kali membawa dan menanam kopi lasuna di Desa Parulohan. Berbeda dengan kopi sigarar

utang, bibit kopi sigarar utang pertama kali ditanam salah seorang petani kopi yang

bernama oleh Binsar Sihombing, beliau adalah petani kopi yang memiliki areal terluas

7

Janiar Elisabet L Tobing, Peranan tenaga Kerja wanita Pada Usahatani Kopi dan Sikapnya Dalam Peran Ganda Rumah Tangga (Studi Kasus: Desa Parulohan, Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan), Skripsi Jurusan Pertanian USU, 2009. Hal. 30.

8

(5)

tanaman kopi di Desa Parulohan. Bibit kopi sigarar utang berasal dari dusun yang

bernama huta Batu Gajah, desa Paranginan Utara, Kecamatan Paranginan tahun 19889. Awalnya bibit kopi sigarar utang ditanam hanya sebagai bahan percobaan, namun karena

hasil yang memuaskan sehingga masyarakat tertarik dan langsung menanaminya.

Masuknya jenis kopi Sigarar utang yang semakin menambah dan menambah

minat petani di desa ini untuk mengembangkan dan bercocok tanam kopi. Keberadaan

kopi sigarar utang yang tidak mempengaruhi terhadap keberadaan kopi Lasuna, sehingga

keberadaan kopi lasuna masih tetap dipertahankan dan dibudidayakan oleh para petani.

Namun sebagian masyarakat ada juga yang tetap mempertahankan dan menanam kopi

lasuna, bahkan ada yang menanam kopi sigarar utang tanpa menghilangkan kopi lasuna.

Adanya bibit kopi sigarar utang yang merupakan bibit kopi terbaru membuat masyarakat

semakin memperluas areal pertanianya.

Keberadaan kopi lasuna dan sigarar utang membawa banyak perubahan terhadap

pola ataupun sistem pertanian oleh petani kopi di Desa Parulohan. Hal tersebut terlihat

dari semakin meluasnya areal pertanian untuk kopi, juga tampak dari beralihnya pungsi

harangan10, tombak11, dan hauma12 menjadi areal pertanian. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh turunya harga kopi Robusta di akhir tahun 1970-an, membuat

masyarakat semakin mengembangkan pertanian jenis kopi lasuna dan sigarar utang.

Kopi sebagai faktor produksi dan sumber penghasilan yang menjadi pembeda pola

kehidupan petani di Desa Parulohan. Jenis tanaman kopi yang ditanam oleh petani, baik

kopi Lasuna maupun kopi Sigarar utang memiliki potensi ataupun nilai lebih yang

9Wawancara dengan Tumpal Sihombing di Banjar Ganjang, 15 Mei 2013 10Harangan artinya padang rumput yang luas, tempat penggembalaan kerbau. 11

Tombak artinya hutan atupun ladang yang belum dikelolah, sebagai tempat masyarakat mencari kayu bakar dan sebagainya.

12 Hauma artinya daerah persawahan, di Desa Parulohan sebagian sawah masyarakat beralih fungsi

(6)

menjadi faktor yang menarik niat masyarakat sehingga keberadaan kedua jenis kopi tetap

dipertahankan dan ditanam oleh petani.

Keberhasilan petani di Desa Parulohan dalam mengembangkan usaha pertanian

kopi terlihat jelas setelah masuknya kopi Lasuna dan kopi Sigarar utang. Jika dilihat dari

jumlah produksi dan luas areal pertanian, luas pertanian kopi lasuna dan Sigarar utang

keduanya tidak jauh berbeda. Bagi petani di Desa Parulohan, perbedaan jenis tanaman

yang ditanami oleh petani bukanlah sebuah hal yang menyebabkan adanya perbedaan

ataupun kesalahpahaman dalam masyarakat.

Proses keberlangsungan hidup petani di Desa Parulohan yang tidak bisa terlepas

dari keberadaan kopi. Kopi menjadi tanaman yang pokok dan sumber penghasilan yang

membedakan dua objek yang berbeda yaitu kehidupan petani kopi lasuna dan petani kopi

sigarar utang. Kopi lasuna dan kopi sigarar utang mempunyai makna dan dampak

terhadap keberlangsungan hidup petani di desa Parulohan.

Bagi petani di Desa Parulohan tanaman kopi bukanlah hanya sebagai bahan

minuman, tetapi menjadi komoditas unggulan sebagai penunjang kehidupan petani.

Kedua jenis kopi yaitu kopi Lasuna dan kopi Sigarar Utang menjadi icon penting di desa

ini. Hasil usaha pertanian kopi yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan

petani. Meningkatanya hasil pertanian kopi di desa ini, sehingga tingkat sosial dan budaya

masyarakat terlihat merata tanpa ada perbedaan yang mencolok dalam kehidupan

masyarakat.

Dengan demikian, melakukan pengkajian terhadap petani kopi lasuna dan petani

kopi sigarar utang di Desa Parulohan, dalam waktu dan wilayah yang sama merupakan

alasan dan tujuan yang terpenting yang akan dilakukan oleh penulis. Menariknya

keberadaan kopi lasuna dan kopi sigarar utang berkontribusi banyak membidani

(7)

Akhirnya berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik mengkajinya dalam

konteks sejarah pedesaan, yang sifatnya komparatif (perbandingan) dua objek yang

berbeda yaitu petani kopi Lasuna dan petani kopi Sigarar utang. Oleh sebab itu

pembabakan dalam penulisan yang dilakukan oleh penulis tidak terlalu meluas, maka

ditentukan periodesasi yang tepat. Penelitian ini di awali mulai dari tahun 1988, yang

diprakarsai dengan dimulainya pertanian kopi Sigarar utang. Jangkauan waktu (scope

temporal) penelitian ini diakhiri pada tahun 2002, dengan tujuan untuk mengetahui

bagaimana keadaan dan perubahan yang terjadi khususnya bagi petani dan pertanian kopi

di Desa Parulohan selama kurun waktu 14 tahun.

Akhirnya, pemilihan topik ini tentunya berdasarkan kedekatan emosional dan

intelektual penulis.13 Meksipun demikian, penulis tetap bersikap kritis dalam melakukan penelitian agar hasilnya objektif. Dalam penelitian ini penulis bebas dari tarik ulur

kepentingan apapun, kecuali untuk kepentingan akademis.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam rangka melakukan sebuah penelitian yang menjadi landasan dari penelitian

itu sendiri adalah apa yang menjadi akar permasalahannya. Berangkat dari latar belakang

di atas, maka dibuatlah suatu perumusan mengenai masalah yang hendak diteliti sebagai

landasan utama dalam penelitian sekaligus menjaga sinkronisasi dalam uraian penelitian.

Untuk mempermudah penulisan dalam upaya menghasilkan penelitian yang objektif,

maka pembahasannya dirumuskan terhadap masalah-masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi kehidupan masyarakat di Desa Parulohan hingga tahun

1988?

(8)

2. Bagaimana kondisi dan mata pencaharian masyarakat di Desa Parulohan

sebelum masuknya tanaman kopi?

3. Bagaimana latar belakang dan perkembangan pertanian kopi di Desa

Parulohan?

4. Bagaimana pola kehidupan petani kopi Lasuna dan petani kopi Sigarar utang

serta dampak pertanian kopi terhadap kehidupan petani di Desa Parulohan ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Setelah memperhatikan apa yang menjadi permasalahan yang akan dikaji oleh

penulis maka yang menjadi permasalahan yang selanjutnya adalah apa yang menjadi

tujuan penulis dalam penelitian ini, serta mamfaat yang didapatkan dari hasil penulisan.

Memang masa lalu tidak dapat ditampilkan dalam rekonstruksi seutuhnya, namun

rekonstruksi manusia perlu dipelajari sehingga diharapkan mampu memberikan pelajaran

bagi manusia di masa kini dan masa yang akan datang.

Adapun tujuan penulisan ini adalah:

1. Mengetahui dan menjelaskan kondisi kehidupan masyarakat di Desa

Parulohan sebelum tahun 1988.

2. Mengetahui dan menjelaskan mata pencaharian petani di Desa Parulohan

sebelum serta setelah masuknya tanaman kopi.

3. Mengetahui dan menjelaskan bagaimana kondisi petani dan perkembangan

pertanian di Desa parulohan setelah masuknya tanaman kopi.

4. Mengetahui proses dan pola kehidupan petani kopi Lasuna dan petani kopi

Sigarar utang serta dampak pertanian kopi terhadap petani di Desa Parulohan.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Menambah pengetahuan sekaligus memotivasi peneliti dalam menghasilkan

(9)

terhadap dunia akademis, terutama dalam studi sejarah guna membuka ruang

penulisan sejarah yang berikutnya.

2. Menjadi suatu deskripsi yang berguna bagi pemerintah dan khususnya

masyarakat Desa Parulohan dalam menyelenggarakan proses pembangunan

sarana dan prasarana di bidang pertanian.

3. Sebagai bahan masukan dan perbandingan, juga sebagai literartur dan pustaka

tambahan bagi mahasiswa jurusan sejarah dan pihak yang memerlukan.

1.4 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah pintu gerbang pengantar dalam melakukan penelitian ini.

Tinjauan pustaka sangatlah diperlukan dalam suatu penelitian dimana hal ini dapat

berpungsi sebagai sumber pendukung penelitian sehingga hasil penelitian sesuai dengan

yang diharapkan. Oleh sebab itulah relevansi literatur yang digunakan menjadi sebuah

tuntutan dalam sebuah penelitian. Untuk itu, beberapa refrensi yang di gunakan penulis

diantaranya:

“Perkembangan Pertanian di Indonesia” yang ditulis oleh Jan H. M. Oudejans

(1995). Buku ini menjelaskan kronologi tentang sejarah perkembangan pertanian di

Indonesia, yang dimulai dari era masuknya pemerintahan Kolonial Belanda di Indonesia

sampai sekarang. Buku ini berusaha menjelaskan bagaimana pengaruh, juga menguraikan

pengaruh kebijakan Belanda yang turut mengantarkan keberhasilan kegiatan pertanian

sampai saat ini. Masuknya pemerintahan Belanda di Indonesia, yang mempunyai

pengaruh penting dalam usaha pengembangan perkebunan swasta dan pertanian rakyat

(Bevolkingscultuur) di Indonesia yaitu tembakau, kopi, kakao, kelapa sawit, tebu yang

merupakan tanaman komoditas ekspor yang mempunyai nilai tinggi dari masa kolonial

(10)

Penulis terinspirasi dari sebuah skripsi jurusan pertanian Universitas Sumatera

Utara yang berjudul : Peranan Tenaga Wanita pada Usahatani Kopi dan Sikapnya

Terhadap Peran Ganda Rumah Tangga ( studi kasus, desa Parulohan, kecamatan

Lintong Nihuta kabupaten Humbang Hasundutan) yang ditulis oleh Janiar Elisabet L.

Tobing tahun 2008. Meskipun skripsi ini pembahasanya secara umum dan terfokus pada

peran tenaga wanita dalam usahatani kopi, skripsi ini membantu penulis dalam

mengelaborasi data tentang keaadan petani dan perkembangan pertanian kopi di Desa

Parulohan.

Yang ditulis oleh Drs. Raharjo, M. Sc. (1999) berjudul Pengantar Sosiologi

Pedesaan dan Pertanian. Buku ini menguraikan tentang dasar pemahaman tentang

masyarakat pedesaan yang dikaji dalam perspektip sosiologis, juga berbagai konsep,

fenomena, serta imformasi tentang masyarakat desa umumnya di dunia maupun Indonesia

khususnya. Dari buku ini juga dapat dilihat beberapa persoalan-persoalan mengenai

proses perubahan masyarakat pedesaan, juga hubungan antara pertanian dengan pedesaan.

Buku Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara (2011), yang berjudul Kopi

Arabika di Sumatera Utara. Buku ini menjelaskan tentang perkembangan pertanian kopi

Arabika di Sumatera Utara sebagai tanaman komoditas petani di berbagai kabupaten di

Sumatera Utara. Buku ini juga membahas tentang pedoman-pedoman teknis budidaya

tanaman kopi sebagai bahan acuan untuk petani kopi dalam mengembangkan pertanian

kopi di Sumatera Utara.

Buku yang ditulis oleh Pujo Suharso (2002), yang berjudul Tanah, Petani, Politik

Pedesaan. Buku ini mengkaji tentang konteks kehidupan yang bercorak agraris, persoalan

pedesaan dan dinamika kehidupan petani. Strategi survival petani menghadapi gelombang

(11)

mendorong perekononomian lewat peningkatan pertanian menjadi kajian yang

dipokuskan dalam penulisan buku ini.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penulisan sejarah ilmiah, pemakaian metode sejarah ilmiah sangatlah

penting. Metode penelitian sejarah lazimnya disebut sebagai metode sejarah. Metode

penelitian ini dimaksudkan untuk merekontruksi masa lampau manusia sehingga

menghasilkan suatu karya ilmiah yang bernilai. Penelitian ini menggunakan metode

sejarah yaitu proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dari peninggalan

masa lampau14. Ada beberapa tahap yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tahap heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi15.

Langkah pertama yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah heuristik atau

pengumpulan data atau bahan-bahan sebanyak mungkin yang memberi penjelasan tentang

masalah dalam penelitian yaitu pertanian kopi di Desa Parulohan. Pengumpulan data ini

dilakukan dengan dua cara yaitu melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi

kepustakaan yaitu mencari sumber tertulis yang berasal dari buku seperti dari

perpustakaan, perpustakaan daerah maupun dari toko-toko buku lainnya, majalah, surat

kabar, hasil laporan penelitian, dan data yang diperoleh dari internet. Penulis mencari

sumber tentang pertanian kopi serta perubahan yang terjadi di Desa Parulohan terutama

di bidang ekonomi. Kopi mampu menaikkan tingkat perekonomian masyarakat di Desa

Parulohan. Studi lapangan dilakukan dengan cara mewawancarai para petani kopi seperti

Tumpal Sihombing, Arpin Sihombing, dll. Selain wawancara terhadap petani, penulis

juga melakukan pengamatan langsung ke lapangan.

14 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah ( terjemahan. Nugroho Notosusanto), Jakarta: UI

Press,1971, hal 18.

(12)

Langkah berikutnya, melakukan kritik terhadap sumber. Untuk memeriksa

keabsahan sumber melalui kritik intern yang bertujuan untuk memperoleh fakta yang

kredibel dengan cara menganalisis isi ataupun penjelasan dalam sumber tertulis dan kritik

ekstern dalam memperoleh fakta yang otentik dengan cara meneliti asli atau tidaknya

sumber tersebut. Data yang ada tentang pertanian kopi di Desa Parulohan sangat perlu

dilakukan kritik sumber. Sesudah melakukan langkah pertama dan langkah kedua berupa

heuristik dan kritik sumber, langkah selanjutnya dilakukan interpretasi. Langkah ini

merupakan metode yang dilakukan untuk menafsirkan fakta-fakta yang sudah diseleksi

dan menghasilkan data yang valid.

Langkah terakhir yang dilakukan dalam metode penelitian ini adalah metode

penulisan sejarah atau historiografi. Langkah ini penulis menjabarkan data hasil

penelitian sekaligus rangkaian secara kronologis dan sistematis dalam bahasa tulisan

dapat berbentuk deskriptif naratif sehingga menghasilkan sebuah karya ilmiah sejarah.

Langkah ini menuliskan hasil yang didapatkan selama penelitian yaitu seperti apa

pertanian kopi di Desa Parulohan, pertanian yang dilakukan oleh masyarakat sebelum

pertanian kopi dan juga perkembangan maupun dampak pertanian kopi terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Proses belajar mengajar adalah proses pembelajaran dari tidak tahu menjadi tahu atau proses penyampaian informasi dari sumber informasi melalui media tertentu kepada

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyatakan bahwa konsumen memiliki hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa

Bimbingan klasikal merupakan layanan dalam bimbingan dan konseling sebagai salah satu cara untuk membentuk karakter anak melui lagu dolanan anak yang nantinya akan

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1)Apakah ada pengaruh penggunaan media FlashPlayer dalam pembelajaran matematika bangun ruang sisi datar terhadap hasil

dilakukan oleh Masyarakat Paser disebabkan oleh karena belum ada teknik lain yang lebih cocok pada waktu itu, di samping itu pula menurut mereka bahwa apabila tanah

DAFTAR HADIR PEJABAT S.TRUKTURAL DAN NONSTRUKTURAL IAIN PURWOKERTO PEMBINAAN KEAGAMAAN CIVITAS AKADEMIKA, TENAGA KEPENDIDIKAN DAN MASYARAKAT.. DI LINGKUNGAN IAIN

Misalkan dua orang mengikuti asuransi dana pensiun dengan usia pensiun normal r tahun, t p rr menyatakan peluang hidup pada status hidup gabungan dari dua

Kegiatan dalam upaya mendorong nilai ekspor tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat tetapi juga oleh masing-masing daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan