• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Obstructive Sleep Apnoe (OSA) Pada Guru Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Obstructive Sleep Apnoe (OSA) Pada Guru Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah gangguan bernafas yang dialami pada saat tidur dengan penyebab yang masih tidak jelas.Sebagian besar pasien mengalami obstruksi di palatum molle dan meluas ke daerah pangkal lidah. Di daerah ini tidak ada bagian yang keras, seperti kartilago atau tulang, sehingga otot-ototlah yang menjaga agar saluran ini tetap terbuka. Pada saat penderita OSA tertidur, otot-otot daerah ini mengalami relaksasi ke tingkat dimana saluran nafas ini menjadi kolaps dan terjadi obstruksi (Chung F et al., 2008).

Gangguan pernafasan saat tidur merupakan pola pernafasan abnormal yang menyebabkan individu sering terbangun, namun hal ini tidak disadari oleh individu yang bersangkutan karena terjadi dalam waktu yang relatif singkat.Adapun beberapa gangguan pernafasan tersebut, yaitu kebiasaan mendengkur dan sindrom sleep apnea.Menurut Young, dkk (1993) melaporkan prevalensi penderita apnea menurut indeks apneahipopnea adalah 9% pada wanita dan 24% pada pria. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan pernafasan lebih sering terjadi pada pria daripada wanita (Dorinda 2010).

(2)

Ketika saluran nafas tertutup, penderita berhenti bernafas, dan penderita akan berusaha terbangun dari tidurnya supaya saluran nafas dapat kembali terbuka. Proses terbangun dari tidur ini biasanya hanya berlangsung beberapa detik, tetapi dapat menganggu irama tidur dan juga dapat menghalangi seseorang masuk ke dalam tingkat tidur yang dalam, seperti rapid eye movement (REM) sleep. Tidak dapatnya seseorang masuk ke tingkat tidur yang dalam dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang, seperti mengantuk sepanjang hari, penurunan daya ingat, erectile dysfunction (impotensi),depresi, dan perubahan kepribadian (Swierzewski S.J., 2000).

(3)

Dari hasil penelitian di India yang menguji validitas kuesioner Berlin untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko terkena OSA, kuesioner ini dinilai lebih mudah digunakan dan lebih akurat karena dengan kuesioner ini dapat dibedakan orang-orang yang berisiko tinggi dan berisiko rendah terkena OSA dan juga internal reliability-nya baik karena jawaban dari tiap kuesioner dinilai per kategori (Sharma S.K., et al., 2006).

Menurut penelitian, berdasarkan hasil studi di Indonesia, perbandingan penderita Snoring dan OSA di Indonesia pria dan wanita adalah 7 : 1 terutama kelompok umur 40-49 tahun. Hasil studi level obstruksi saluran nafas penyebab

snoring& OSA pada penderita Indonesia yaitu: hidung (konka) sebanyak 76,14 %, velofaring (palatal) sebanyak 64,81 % dan orofaring (lidah) sebanyak 65,91 % (Dr.Damayanti Soetijpto,2009)

Berdasarkan keterangan di atas, terlihat adanya perbedaan yang cukup erat antara mendengkur dengan kejadian OSA.Oleh sebab itu, peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai OSA sehingga selain masalah kesehatan, juga timbul masalah-masalah sosial dan menurunnya kualitas hidup penderita. Adanya penurunan kualitas hidup yang disebabkan oleh penderita sleep apnea dan kebiasaan mendengkur yang sering menyebabkan gangguan napas saat tidur , rasa tidak segar saat bangun tidur, kepala pusing,mengantuk pada pagi dan siang hari yang akhirnya menurunkan aktivitas kerja.

1.2. Rumusan Masalah

(4)

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang Obstructive Sleep Apnoe (OSA) pada Guru Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang pengertian Obstructive Sleep Apnoe (OSA)pada Guru Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.

2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang faktor resiko ObstructiveSleep Apnoe (OSA) pada Guru Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.

3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang pencegahan Obstructive Sleep Apnoe (OSA) pada Guru Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Data daripada hasil penelitian ini dapat menjadi manfaat bagi system pengajaran dan untuk menamabah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian kesehatan khusunya tentang Obstructive SleepApnoe (OSA) dikalangan Guru Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pendidikan agama dalam keluarga di Dusun Banaran Desa Banyukuning penulis memperoleh data dari hasil angket yang telah diberikan kepada responden. Angket

Dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu pengetahuan kewirausahaan, strategi pemasaran, manajemen permodalan dan keuangan,

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU.. BUTAN

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Pencegahan dan pemberantasan nyamuk Aedes aegypti , vektor utama virus dengue , selama ini lebih berfokus pada stadium larva dan nyamuk dewasa saja dan banyak dilakukan

Nilai harapan dari variansi proses adalah rata-rata bobot variansi proses dari tipe- tipe individual, dengan probabilitas awal sebagai bobot maka besar nilai harapan dari

Hukum perdata Belanda berasal dari hukum perdata Perancis yaitu Code Napoleon yang disusun berdasarkan hukum Romawi Corpus Juris Civilis yang pada

Apa yang menjadi hambatan Balai Harta Peninggalan dalam pengelolaan. harta peninggalan tak terurus dan