PENDAHULUAN Latar Belakang
Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan perkapita. Oleh karena itu, diperlukan suplai kedelai tambahan yang harus diimpor karena produksi dalam negeri belum dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Lahan budidaya kedelai pun diperluas, disertai pengembangan produktivitas tanaman. Untuk pencapaian usaha tersebut, diperlukan pengenalan beberapa teknologi mengenai tanaman kedelai secara lebih mendalam kepada para petani.
Produksi kedelai tahun 2015 sebanyak 963,10 ribu ton biji kering, meningkat sebanyak 8,10 ribu ton (0,85 persen) dibandingkan tahun 2014. Peningkatan produksi tersebut terjadi di luar Pulau Jawa sebanyak 30,41 ribu ton, sementara di Pulau Jawa terjadi penurunan produksi sebanyak 22,31 ribu ton. Peningkatan produksi kedelai terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 0,18 kuintal/hektar (1,16 persen) meskipun luas panen mengalami penurunan seluas 1,80 ribu hektar (0,29 persen) (BPS, 2015).
Pupuk organik merupakan pupuk yang berperan meningkatkan aktifitas biologi, kimia, dan fisik tanah sehingga lahan menjadi subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Saat ini sebagian besar petani masih tergantung pada pupuk anorganik karena mengandung beberapa unsur hara dalam jumlah yang banyak, padahal jika digunakan secara terus-menerus akan menimbulkan dampak negatif terhadap kondisi tanah (Rahmah et al., 2014).
sedikit yang diaplikasikan langsung ke tanah. Pupuk organik cair mengandung C-Organik tinggi, hara makro (N, P, K, Ca, Mg) dan mikro (B, Zn, Cu, Mn, Co, Bo, Mo, Fe) yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik cair ini mempunyai beberapa manfaat diantaranya merangsang pertumbuhan dan kualitas kinerja akar secara sempurna serta meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan tanaman secara total (Hamzah, 2014).
Jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai mulsa, yang berfungsi menekan pertumbuhan gulma dan merubah iklim mikro tanah. Hasil penelitian Suhartina dan Adisarwanto (1996) melaporkan bahwa penggunaan jerami padi sebagai mulsa yang dihamparkan merata di atas permukaan tanah sebanyak 5 ton ha-1 dapat menekan pertumbuhan gulma 37-61% dibandingkan dengan tanpa mulsa, sedangkan apabila jerami padi dibakar maka pertumbuhan gulma hanya akan menurun 27-31%. Besar kecilnya pengaruh yang ditimbulkan akibat pemulsaan tersebut akan bergantung pada dosis mulsa yang digunakan, sehingga diperlukannya dosis mulsa yang tepat.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui konsentrasi POC dan berat mulsa terbaik sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai dilahan kering.
Tujuan Penelitian
Hipotesa Penelitian
Perberian pupuk organik cair dan mulsa serta interaksi kedua faktor tersebut nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai di Lahan kering.
Kegunaan Penelitian