• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Kinerja Kelompok Tani Dengan Pendapatan Usahatani Petani (Kasus : Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Hubungan Kinerja Kelompok Tani Dengan Pendapatan Usahatani Petani (Kasus : Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pembangunan Indonesia dalam kurun waktu 30 tahun terakhir ini ditandai dengan

pertumbuhan ekonomi cukup tinggi yang ditunjukan oleh kemajuan fisik yang

cukup baik. Beberapa indikator penting yang mencerminkan keberhasilan

pembangunan tersebut antara lain berkurangnya jumlah penduduk yang miskin

dan mengingkatkan kesejahteraan rakyat. Sebagai ilustrasi makin membaiknya

taraf hidup rakyat adalah meningkatnya fasilitas pendidikan dan kesehatan yang

berdampak pada meningkatnya usia harapan hidup serta pendidikan yang semakin

baik ( Hafsah, 2000).

Petani memainkan peranan sebagai inti dalam pembangunan pertanian. Petanilah

yang memelihara tanaman dan menentukan bagaimana usahataninya harus

dimanfaatkan. Petani juga yang harus mempelajari dan menerapkan

metode-metode baru yang diperlukan untuk membuat usaha taninya lebih produktif dan

menguntungkan (Mosher, 1985).

Sebagian petani tidak mempunyai pengetahuan serta wawasan yang memadai

untuk dapat memahami permasalahan mereka, memikirkan pemecahannya, atau

memilih pemecahan masalah yang paling tepat untuk mencapai tujuan mereka.

Ada kemungkinan pengetahuan mereka berdasarkan kepada informasi yang keliru

karena kurangnya pengalaman, pendidikan. Disini diperlukan peran penyuluhan

untuk meniadakan hambatan tersebut dengan cara menyediakan informasi dan

(2)

Dalam kehidupan komunitas petani, posisi dan fungsi kelembagaan petani

merupakan bagian pranata sosial yang memfasilitasi interaksi sosial atau social

interplay dalam suatu komunitas. Kelembagaan pertanian juga memiliki titik

strategis (entry point) dalam menggerakkan sistem agribisnis di pedesaan. Untuk

itu segala sumberdaya yang ada di pedesaan perlu diarahkan/diprioritaskan dalam

rangka peningkatan profesionalisme dan posisi kelompok tani. Saat ini potret

petani dan kelembagaan petani di Indonesia diakui masih belum sebagaimana

yang diharapkan. Kelembagaan petani yang kuat akan menghasilkan output yang

dikehendaki seperti adanya peningkatan produktivitas, adanya pengembalian

kredit atau tunggakan kredit rendah sehingga modal kembali, adanya peningkatan

pendapatan petani dan pembentukan tabungan, serta berkembangnya sistem

agribisnis(Syahrul, 2005).

Kelompok tani merupakan kumpulan petani yang tumbuh berdasarkan keakraban

dan keserasian, serta kesamaan kepentingan akan memanfaatkan sumber daya

pertanian untuk bekerja sama meningkatkan produktivitas usahatani dan

kesejahteraan anggotanya, yang mana fungsi kelompok tani tersebut adalah

sebagai kelas belajar mengajar, sebagai unit produksi, sebagai wahana kerjasama

dan sebagai kelompok usaha (Rusdi, 1999).

Kelompok tani berfungsi menjadi titik penting untuk menjalankan dan

menterjemahkan konsep hak petani ke dalam kebijakan,strategi, dan programyang

layak dalam satukesatuan utuh dan sebagai wadahtransformasi dan pengembangan

ke dalamlangkah operasional.Kelompok tani pentingsebagai wadah pembinaan

petani yangtergabung di dalamnya, sehingga dapat memperlancar pembangunan

(3)

Pembangunan pertanian di pedesaan belum pernah fokus pada terwujudnya

struktur dankeorganisasian masyarakat pedesaan yang sehat. Struktur dan

keorganisasian ekonomi pedesaan yang ada dewasa ini tidak memberi

kemungkinan yang cukup berarti bagi terwujudnya perekonomian pedesaan yang

kuat dan memiliki kemandirian yang tinggi.Lebih lanjut, strategi keorganisasian

masyarakat pedesaan dalam bingkai pembangunan nasional dan dikendalikan

pemerintah pusat, lebih dipandang sebagai instrumen untuk melancarkan program

pembangunan fisik atau budaya material. Dua hal yang penting dalammenyiapkan

keorganisasian ekonomi berbasissumberdaya agraris setempat adalah :

(1)mengefisienkan sistem usahatani melaluipembenahan kelembagaan pertanahan

danpelayanan permodalan; (2) memperbaikikeorganisasian agribisnis untuk

menciptakan nilaitambah bagi masyarakat pedesaan(Sismanto, 1984).

Secara teoritis pengembangan kelompok tani dilaksanakan dengan menumbuhkan

kesadaran para petani, dimana keberadaan kelompok tani tersebut dilakukan dari,

oleh, dan untuk petani. Pengembangan kelompok tani perlu dilaksanakan dengan

nuansa partisipatif sehingga prinsip kesetaraan, transpirasi, tanggung jawab,

akuntabilitas serta kerjasama menjadi muatan – muatan baru dalam pemberdayaan

petani. Suatu kelompok tani yang terbentuk atas dasar adanya kesamaan

kepentingan diantara petani menjadikan kelompok tani tersebut dapat eksis dan

memiliki kemampuan untuk melakuakan akses kepada seluruh sumber daya

seperti sumber daya alam, manusia, modal, informasi, serta sarana dan prasarana

dalam mengembangkan usaha tani yang dilakukan. Ide membuat suatu kelompok

berasal dari kenyataan bahwa setiap individu tidak akan dapat memenuhi

(4)

merasa kurang mampu, kurang tenaga, kurang waktu dan tidak berdaya bila harus

memenuhi sendiri kebutuhannya. Bekerjasama dengan kelompok adalah lebih

mudah dibandingkan kunjungan pribadi. Alasan terbentuknya suatu kelompok

adalah karena beberapa orang mempunyai persoalan yang sama (Rusdi, 1999).

Pembentukan kelompok tani saat ini lebih diarahkan kepada kemudahan

pelak-sanaan tugas pemerintah menyalurkan sarana produksi (saprodi) kepada petani,

sehinggalebih terkoordinasi. Kelompok tani pada awalnya dilakukan melalui

pendekatan domisili,namun kemudian dimodifikasi mengikuti hamparan lahan

pertanian. Dua pendekatan kelompok tani tersebut memiliki keunggulan dan

kelemahan masing-masing. Pengelompokan petani menurut hamparan

lahanpertanian dapat memudahkan penyaluran saprodi. Kelemahannya adalah

usaha untuk membuat kelompok tani menjadi dinamis menjadi bersifat krusial dan

sering menggangu kelancaran sarana produksi. Situasi ini terjadi karena petani

yang dikelompokkan menuruthamparan lahan tidak selalu saling mengenalsatu

dengan yang lain (Sismanto, 1984).

Kelompok tani di Indonesia saat ini tidak lagi dibentuk atas inisiatif petani dalam

memperkuat diri, melainkan kebanyakan merupakan respon dari program

-program pemerintah yang mengharuskan petani berkelompok. Program --program

bantuan pemerintah seperti: penyaluran pupuk bersudsidi, penyuluhanteknologi

pertanian, kredit usahatani ber-subsidi, dan program - program lain disalurkan

melalui kelompok tani atau gabungan kelompok tani (Gapoktan). Oleh karena

itu,petani yang ingin mendapat fasilitas bantuan program pemerintah harus

(5)

Berastagi merupakan sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo, Provinsi

Sumatera Utara. Berastagi merupakan salah satu daerah penghasil tanaman

pertanian di Karo. Adapun areal perladangan tersebut banyakditanami dengan

tanaman buah - buahan seperti jeruk dan sayur - sayuran terutama kol, wortel,

bawang prei, daun sop, dan lain - lain. Areal persawahan banyak digunakan untuk

menanami padi dan sayur -sayuran air seperti selada air (kurmak), selada, daun

sop dan sebagainya yang memerlukan pengairan yang cukup besar sehingga

sangat cocok dibudidayakan di daerah persawahan. Didaerah Karo juga terdapat

Gabungan Kelompok Tani Arih Ersada yang terdiri dari 11 Kelompok Tani

dengan 375 anggota petani.

Kegiatan kelompok taniadalah untuk menyelenggarakan alih pengetahuan dan

keterampilan dari petugas kepada anggota kelompok tani, serta untuk mengubah

sikap mereka dalam berusaha tani. Penyuluhan pertanian bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan petani anggota kelompok tani melalui peningkatan

produktifitas usaha taninya, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan

mereka dan dengan peningkatan pendapatan maka kehidupan petani akan lebih

sejahtera. Kegiatan kelompok tani didaerah tersebut meliputi mendapat

penyuluhan dari Badan Penyuluhan Karo, tukar pikiran antar anggota kelompok

tani tentang pembibitan dan budidaya tanaman hortikultura bersama, media

(6)

Tabel 1. Data Jumlah Kelompok Tani di Seluruh Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2015

Nama Desa Jumlah Kelompok Tani Jumlah Anggota(orang)

Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Karo tahun 2015

Tabel 2. Data Jumlah Petani Anggota Kelompok Tani di Desa Sempajaya

Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Karo tahun 2015

Kelompok Tani Jumlah Anggota Kelompok Tani

(7)

1.2Identifikasi Masalah

Adapun masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja kelompok tani di daerah penelitian?

2. Bagaimana pendapatan anggota kelompok tani di daerah penelitian?

3. Bagaimana hubungan kinerja kelompok tani denganpendapatan anggota

kelompok tani di daerah penelitian dan bagaimana koefisien korelasinya ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, maka penelitian

diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat kinerja kelompok tani didaerah penelitian.

2. Untuk mengetahui pendapatananggota kelompok tani di daerah penelitian.

3.Untuk menganalisis hubungan kinerja kelompok tani denganpendapatananggota

kelompok tani di daerah penelitian dan koefisien korelasinya.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak kelompok- kelompok tani yang tergabung

dalam gabungan kelompok tani Arih Ersada di Desa Sempajaya, Kecamatan

Berastagi, Kabupaten Karo.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainya dalam

mengambil kebijakan, khususnya yang berhubungan dengan kelompok tani di

Desa Sempajaya.

3. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Fakultas

Gambar

Tabel 1. Data Jumlah Kelompok Tani di Seluruh Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2015 Nama Desa  Jumlah Kelompok Tani         Jumlah Anggota(orang)

Referensi

Dokumen terkait

Penghitungan pendapatan usahatani padi di Desa Kopo Cisarua Jawa Barat ini terbagi menjadi tiga, yakni petani pemilik lahan (anggota dan non anggota kelompok tani),

Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Jaya Tani merupakan suatu organisasi petani yang dibentuk pada 4 Januari 2006 di Desa Mangunjaya sebagai wadah menampung aspirasi para petani

Agar kedepannya kompensasi lebih ditingkatkan dengan agar anggota kelompok dapat memotivasi petani lain yang belum bergabung dalam kelompok tani, karena melihat

Dengan demikian respon yang baik dari petani untuk mengikuti kegiatan kelompok tani sangat penting, dengan adanya respon yang tinggi dari anggota kelompok tani, petani di

Agar kedepannya kompensasi lebih ditingkatkan dengan agar anggota kelompok dapat memotivasi petani lain yang belum bergabung dalam kelompok tani, karena melihat

1 Kelompok Tani Lestari memiliki 4 peran dalam meningkatkan pendapatan usahatani cabai rawit petani anggota, yakni sebagai penyalur sarana produksi dari pemerintah,

Dalam hal ini, organisasi petani seperti gabungan kelompok tani dapat dijadikan sebagai media komunikasi karena dapat menghubungkan antara penyuluh dengan petani,

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, usahatani ubi jalar yang dijalankan petani pada Kelompok Tani Hurip cenderung menguntungkan, karakteristik para petani termasuk kedalam usia yang