• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Penelitian Kualitatif 1 Deskripsi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal Penelitian Kualitatif 1 Deskripsi (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Deskripsi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Pembelajaran Matematika Di Kelas V SDN 6

Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango

Fitria Ismail

Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd1 Dra. Martianty Nalole, M.Pd2

Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2013

ABSTRAK

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran matematika, telah dilaksanakan dengan baik, terdiri dari 6 (enam) langkah utama yaitu: Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi, menyajikan materi, mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja dan belajar, memberikan evaluasi, dan memberikan penghargaan. Dampak dari pembelajaran tersebut dapat dilihat atau diamati dengan jelas ketika proses pembelajaran berlangsung, yaitu guru ataupun siswa sudah menerapkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan benar, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik, interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa terlihat baik, selain itu siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dalam kelompok.

Kata kunci : Penerapan, Model pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran matematika.

PENDAHULUAN

(2)

kebutuhan yang primer, karena dengan arus globalisasi yang semakin pesat, manusia harus dapat mengikuti perkembangan zaman. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan belajar. Dengan belajar, manusia diharapkan dapat menyerap informasi sebanyak-banyaknya melalui pembelajaran dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sebab dengan pendidikan, manusia dapat hidup sesuai dengan tujuan dan fungsinya sebagai manusia. Oleh karena itu, perlu upaya yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak. Keterlibatan semua pihak dalam pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan.

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang harus dipelajari siswa, dengan belajar matematika diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai macam bekal dalam menghadapi tantangan dalam era global. Hakikat belajar merupakan salah satu bentuk kegiatan individu dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan setiap kegiatan pembelajaran adalah untuk memperoleh hasil yang optimal. Kegiatan ini akan tercapai jika siswa sebagai subjek terlibat secara aktif baik fisik maupun emosinya dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran aktif siswa dipandang sebagai subjek bukan objek dan belajar lebih dipentingkan daripada mengajar.

(3)

Kenyataan ini nampak pada siswa kelas V di SDN 6 Bulango Selatan, sebagian siswa mengalami kesulitan belajar terutama pada mata pelajaran matematika. Banyak soal-soal matematika yang diberikan guru tidak dapat dijawab dengan baik dan benar. Hal ini menyebabkan pembelajaran belum maksimal dan menimbulkan anggapan dari siswa bahwa matematika sangat sukar dan sulit sehingga ketuntasan belajar siswa tidak tercapai. Padahal matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan dalam menempuh pendidikan lebih lanjut. Bahkan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat bantu dalam memecahkan masalah. Agar ketuntasan belajar siswa dapat tercapai salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif yang di maksud adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana,dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2010:143).

Slavin (dalam Asma, 2006:51) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions), siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial lainnya.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memegang peranan penting dalam rangka mencapai hasil belajar yang optimal, dan merupakan pelengkap dari proses pembelajaran secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka peneliti mengangkat judul

(4)

KAJIAN TEORETIS

Ada beberapa definisi tentang pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh ahli pendidikan. Slavin (dalam Asma, 2006:11) mendefinisikan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok.

Sementara itu, Newman (dalam Asma, 2006:11) memberikan definisi belajar kooperatif adalah suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu team untuk memecahkan masalah, menyelesaikan suatu tugas,atau menyelesaikan suatu tujuan bersama.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa belajar kooperatif mendasarkan pada suatu ide bahwa siswa bekerja sama dalam belajar kelompok sekaligus masing-masing bertanggung jawab pada aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan baik.

Pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama antar siswa dalam kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Banyak anggota suatu kelompok dalam belajar kooperatif biasanya terdiri dari empat sampai enam orang dimana anggota kelompok yang terbentuk diusahakan heterogen berdasarkan perbedaan kemampuan akademik, jenis kelamin dan etnis.

Asma (2006:12) mengemukakan bahwa pengembangan pembelajaran kooperatif bertujuan untuk :

1) Pencapaian hasil belajar

(5)

Johnson & Johnson (dalam Asma, 2006:16) mengemukakan bahwa ada lima unsur dasar yang terdapat dalam struktur pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut:

1) Saling ketergantungan positif 2) Tanggung jawab perseorangan 3) Tatap muka

4) Komunikasi antar anggota 5) Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif memiliki lima prinsip dasar. Prinsip-prinsip dasar pembelajaran kooperatif (dalam Asma 2006:14) adalah sebagai berikut:

1. Belajar siswa aktif 2. Belajar kerjasama

3. Pembelajaran partisipatorik 4. Reactive Teaching

5. Pembelajaran yang menyenangkan

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Ibrahim (dalam Triyanto) adalah sebagai berikut:

a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa b. Menyajikan atau menyampaikan informasi

c. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar d. Membimbing siswa bekerja dan belajar

e. Evaluasi

f. Memberikan penghargaan

(6)

ahli pendidikan ditemukan bahwa siswa yang berkemampuan tinggi merasakan kekecewaan ketika mereka harus membantu temannya yang berkemampuan rendah.

Hakikat pembelajaran matematika, Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Sugandi, dkk (2004:9) menyatakan bahwa pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction (dari internal) dan eksternal instructions (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut teacing atau pengajaran.

Sagala (2006:61) pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa atau murid. Pada proses belajar mengajar, siswa bukan dipandang sebagai objek tetapi dipandang sebagai subjek. Konsep matematika tidak dipandang sebagai barang jadi yang sebagai bahan informasi untuk siswa. Namun, guru diharapkan merancang pembelajaran matematika sehingga memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada siswa untuk berperan aktif dalam membangun konsep secara sendiri atau bersama-sama.

Berdasarkan Pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah proses komunikasi antara guru dengan siswa melalui interaksi belajar mengajar sehingga terjadi perubahan sikap dan pola pikir siswa.

Cockroft (dalam Wardhani, 2008:25) menyatakan bahwa matematika merupakan alat komunikasi yang sangat kuat, teliti, dan tidak membingungkan. Komunikasi ide-ide, gagasan pada operasi atau pembuktian matematika banyak melibatkan kata-kata, lambang matematis, dan bilangan.

(7)

Menurut Depdiknas (dalam http://nopiwanabadi.blogspot.com/2011/5 /hakikat-pembelajaran-matematika.html) mengemukakan tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :

1) Matematika sebagai cara komunikasi yaitu matematika memiliki lambang-lambang, nama-nama, istilah-istilah yang dapat dijadikan unsur bahasa, yang dapat diterjemahkan suatu ungkapan bahasa Indonesia menjadi ungkapan matematika.

2) Matematika sebagai cara berfikir nalar

3) Matematika sebagai alat memecahkan masalah

Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut, siswa harus balajar secara aktif untuk memaksimalkan pengetahuan yang dimilkinya.

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh guru, sebagai berikut.

a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Dalam belajar kooperatif dengan menggunakan model STAD, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memotivasi siswa agar antusias dalam mengikuti pembelajaran.

b. Penyajian Materi

Penyajian materi ini menggunakan waktu sekitar 20-45 menit. Setiap pembelajaran dengan model ini, selalu dimulai dengan penyajian meteri oleh guru. Sebelum menyajikan materi pelajaran, guru dapat memulai dengan menjelaskan tujuan pelajaran. Dalam penyajian kelas dapat digunakan model ceramah, tanya jawab, diskusi, dan sebagainya, disesuaikan dengan bahan ajar. c. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar

Guru menempatkan siswa ke dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari empat orang, dengan cara mengurutkan siswa dari atas kebawah berdasarkan kemampuan akademiknya. Kelompok yang sudah dibentuk diusahakan berimbang selain menurut kemampuan akademik juga diusahakan menurut jenis kelamin dan etnis

(8)

Setelah menyerahkan lembar kegiatan dan lembar tugas, guru menjelaskan tahapan dan fungsi belajar kelompok dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru membimbing siswa untuk bekerja dan belajar. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa anggota kelompok benar-benar belajar.

e. Evaluasi

Guru melakukan evaluasi agar setiap siswa menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok, dengan cara menjawab pertanyaan dari guru. Jawaban dari siswa dapat menambah nilai kelompoknya. Dalam hal ini guru memberikan evaluasi dalam bentuk kuis.

f. Memberikan penghargaan

Kelompok yang mendapat nilai tertinggi akan mendapatkan penghargaan dari guru, penghargaan yang diberikan dapat membuat sebuah kelompok lebih kompak dan lebih aktif lagi dalam belajar.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini digunakan metode pendekatan fenomenologis dengan jenis penelitian kualitatif, maksudnya bahwa dalam penelitian ini peneliti berusaha memahami arti sebuah peristiwa dan kaitannya terhadap objek penelitian.

Jenis penelitian kualitatif atau disebut penelitian naturalistik, dimana data pada penelitian jenis ini didasarkan pada peristiwa–peristiwa yang terjadi secara alamiah, dilakukan dalam situasi yang wajar tanpa dipengaruhi dengan sengaja oleh peneliti. Penelitian deskriptif kualitatif ini sangat tepat terhadap hal yang diteliti dengan tujuan agar mendapat gambaran yang jelas tentang deskripsi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas V SDN 6 Bulango Selatan.

Dalam penelitian ini data yang terkumpul terdiri atas data primer dan data sekunder.

(9)

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran matematika di kelas V SDN 6 Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango. 2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh melalui buku–buku referensi

berupa pengertian–pengertian dan teori–teori yang ada hubungannya dengan permasalahan yang sedang diteliti. Yang menjadi sumber data adalah guru dan siswa.

Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain observasi, wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian, observasi dilakukan untuk mengetahui secara detail tentang lokasi maupun kondisi tempat (sekolah) yang akan di teliti baik dari segi siswa, guru bahan ajar, sumber belajar, lingkungan belajar dan sebagainya.

2. Wawancara

Wawancara sebagai alat penilaian digunakan untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan, prestasi, keinginan, keyakinan dan proses belajar siswa. Kegiatan wawancara dilakukan secara langsung yaitu mengadakan tanya jawab dengan responden seperti guru, siswa dan ditunjang dari berbagai data lainnya. Instrumen pedoman wawancara dilakukan secara terstruktur untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

3. Dokumentasi

Dokumen diartikan sebagai suatu catatan tertulis/gambar yang tersimpan tentang sesuatu yang sudah terjadi. Dokumentasi merupakan bukti fisik berupa foto yang diambil pada saat mengadakan penelitian, dalam kegiatan observasi, wawancara, dan pengamatan proses pembelajaran.

(10)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari Kamis, 16 Mei 2013. Maka peneliti mengamati bahwa guru sudah baik dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, mulai dari menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa terlihat sangat baik, menyajikan materi, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif, evaluasi, dan sampai pada penghargaan kelompok terlihat baik. Meskipun dalam kegiatan membimbing kelompok bekerja dan belajar masih cukup, namun penerapan model pembelajaran kooperatif ini dapat terlaksana dengan baik, karena sebagian besar langkah-langkah dari model kooperatif tipe STAD, dilaksanakan dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan siswa tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, peneliti mengamati bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini membawa dampak positif bagi siswa. Berdasarkan pengamatan, siswa sangat baik dalam mendengarkan materi yang dijelaskan guru, siswa merespon baik model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Interaksi siswa, kerjasama siswa dan kegiatan siswa dalam mempersentasikan hasil kegiatan kelompok sudah terlihat baik. Namun keaktifan siswa dalam kelompok masih terlihat cukup, karena masih terdapat sebagian siswa yang tidak mengerjakan tugas kelompok.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 6 Bulango Selatan, mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah pernah digunakan sebelummya, khususnya dalam pembelajaran matematika dalam materi pecahan. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini sudah diterapkan dengan baik, karena sebagian besar langkah-langkahnya sudah terlaksana dengan baik. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siwa dapat berperan aktif dan mampu berinteraksi dengan teman-teman lain sehingga siswa terlihat aktif dan hanya sebagian kecil saja siswa yang pasif.

(11)

tanggung jawab, pembagian kelompok dilakukan secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin suku dan lain-lain). Sehingga terlihat cukup adil karena setiap kelompok terdapat perwakilan siswa yang prestasinya menonjol dalam kelas, hal ini untuk memudahkan anggota-anggota kelompok untuk saling berinteraksi tidak hanya dalam kelompok, tetapi juga berdiskusi dengan kelompok lain. Setelah itu siswa dapat mempersentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, dan masing-masing anggota memperoleh bagian dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh anggota kelompok lain, sehingga semua siswa dapat berpartisipasi dan berperan aktif dalam kelompok.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas V SDN 6 Bulango Selatan, model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat tepat digunakan dalam pembelajaran matematika. Guru ataupun siswa sudah mengikuti langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan benar, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik, interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa terlihat baik, selain itu siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dalam kelompok. Namun dalam proses pembelajaran guru sering mendapati siswa yang sulit untuk diatur, terlihat hanya bermain dan tidak aktif dalam mengerjakan tugas kelompok, sehingga seringkali teman-teman kelompoknya, ataupun kelompok yang lain merasa terganggu. Sedangkan untuk siswa, dalam mengerjakan tugas kelompok terkadang siswa merasa sulit atau kurang paham dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, hal ini karena guru belum maksimal dalam membimbing kelompok untuk bekerja dan belajar. Karena guru hanya sesekali membimbing siswa dalam kelompok, guru kebanyakan hanya duduk di depan kelas dan menyuruh siswa bertanya apabila ada yang belum dipahami.

(12)

memberikan penghargaan. Dampak dari pembelajaran tersebut dapat dilihat atau diamati dengan jelas ketika proses pembelajaran berlangsung, yaitu guru ataupun siswa sudah menerapkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan benar, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik, interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa terlihat baik, selain itu siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dalam kelompok.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran yang tepat diterapkan guru di dalam kelas, khususnya dalam pembelajaran matematika untuk memudahkan anggota-anggota kelompok berinteraksi secara aktif, serta bekerja sama dalam proses pembelajaran. terutama adanya penghargaan yang diberikan guru pada kelompok terbaik. Pemberian penghargaan ini telah memunculkan efek positif pada siswa sehingga siswa semakin antusias untuk mengikuti pelajaran.

Adapun kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran matematika yaitu, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa, menyajikan materi, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif, pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok, evaluasi, dan penghargaan kelompok. Sedangkan kegiatan siswa terdiri dari, mendengarkan materi yang dijelaskan guru, respon siswa, interaksi siswa, keaktifan siswa, serta kerjasama siswa dalam kelompok dan mempersentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas. Untuk perbaikan dimasa yang akan datang, peneliti memberikan saran, kepada guru kelas V khususnya dalam pembelajaran matematika agar dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif model pembelajaran, sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat lebih bermakna.

DAFTAR PUSTAKA

Asma, Nur. 2006. Model pembelajaran kooperatif. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional

(13)

Jonson, D. W., & Johnson, R.1991, Learning Together and Alone, Cooperative and individualisti learning. Boston: Allyn and Bacon.

Sagala, Syaiful, 2009, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Alfabeta, Bandung

Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling Pendekatan Praktid untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi dengan Contoh Transkip Hasil Wawancara Serta Model Penyajian Data. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Madia Group

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik UD (Usaha Dagang) Harapan Jaya Meubel Bapak Mispar yang dilaksanakan pada Hari Kamis, Tanggal 31 Mei 2012, maka dapat disimpulkan bahwa

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik UD (Usaha Dagang) Harapan Jaya Meubel Bapak Mispar yang dilaksanakan pada Hari Kamis, Tanggal 31 Mei 2012, maka dapat

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik UD (Usaha Dagang) Harapan Jaya Meubel Bapak Mispar yang dilaksanakan pada Hari Kamis, Tanggal 31 Mei 2012, maka dapat disimpulkan bahwa

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik UD (Usaha Dagang) Harapan Jaya Meubel Bapak Mispar yang dilaksanakan pada Hari Kamis, Tanggal 31 Mei 2012, maka dapat disimpulkan bahwa

Pra siklus ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 10 maret 2015, Peneliti mengamati metode yang guru terapkan dalam proses pembelajaran. Setelah diadakan

Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak

Pertemuan kedua yang dilaksanakan hari Selasa tanggal 12 Mei 2009, dan materi PKn yang diajarkan dengan indikatornya yaitu menghargai cara.. menyampaikan pendapat yang

Siklus II dilaksanakan pada hari Kamis Tanggal 16 Ooktober 2013, dengan masih melaksanakan metode diskusi kelompok. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai