• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lomba Karya Tulis Ilmiah (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Lomba Karya Tulis Ilmiah (1)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Lomba Karya Tulis Ilmiah

Temu Kreatifitas Pramuka Penegak (TKPP) VI

UPAYA PELESTARIAN KESENIAN RANDAI MINANGKABAU MELALUI KEGIATAN PENTAS SENI PRAMUKA

Diusulkan oleh :

Alfaridzi Akmil NIA: 0303010058

Annisa Fitri Nasia NIA: 0303010057

Vadhila Refi Wulandari NIA: 0303010056

001/002 dan Imam Bonjol Kabupaten Sijunjung

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Alfaridzi Akmil. Annisa Fitri Nasia. Vadhila Refi Wulandari. 2016. Upaya Pelestarian Kesenian Randai Minangkabau melalui Pentas Seni Pramuka.

Penulisan ini mendeskripsikan tentang bagaimana upaya pelestarian kesenian randai Minangkabau melalui pentas seni pramuka.

Kajian teori yang digunakan dalam pembahasan ini, (1) definisi randai (2) pentas seni, dan (3) pramuka. Penulisan ini berasal dari kajian pustaka dengan berbagai literatur yang berhubungan, dengan teknik analisis bersifat deskriptif argumentatif.

Hasil pembahasan menunjukkan, randai adalah teater tradisional minangkabau yang memiliki unsur seperti cerita, vokal, musik, dan kostum. Pentas seni adalah ajang untuk mengaktualisasikan suatu kesenian. Pentas seni pramuka dengan menampilkan kesenian randai dapat melestarikan kesenian randai tersebut.

(5)
(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...Error! Bookmark not defined. LEMBAR ORISNALITAS KARYA TULIS...Error! Bookmark not defined. ABSTRAK...Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR...Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI...Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN...Error! Bookmark not defined. 1.1. Latar Belakang...Error! Bookmark not defined. 1.2. Rumusan Masalah...Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan Penulisan...Error! Bookmark not defined. 1.4. Manfaat Penulisan...Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN TEORI...3

2.1. Randai...3

2.2. Pentas Seni...3

2.3. Pramuka...Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENULISAN...5

3.1. Sumber dan Jenis Data...5

3.2. Pengumpulan Data...5

3.3. Analisis Data...5

3.4. Penarikan Kesimpulan...5

BAB IV PEMBAHASAN...6

4.1. Randai...6

4.2. Unsur-unsur Randai...6

4.3. Eksistensi Randai...9

4.4. Pentas Seni Pramuka dalam Melestarikan Randai...10

BAB V PENUTUP...11

5.1. Kesimpulan...11

5.2. Saran...11 DAFTAR PUSTAKA

(7)
(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Interaksi adalah salah satu sifat alamiah yang dimiliki manusia terutama kaum muda, sehingga senantiasa mencari dan berkenalan dengan orang lain. Tidak hanya dengan orang yang memiliki wilayah yang sama dengannya, tetapi juga dengan orang yang memiliki wilayah yang berbeda. Sebab, berkenalan dengan orang lain yang memiliki wilayah yang berbeda menyebabkan seorang manusia dapat mengetahui hal-hal baru yang belum pernah diketahui seperti adat, budaya, maupun tradisi.

Sifat alamiah ini mendorong manusia untuk mengikuti kegiatan-kegiatan berkelompok yang menyebabkan mereka dapat mengenal orang lain dan memijakkan kaki di daerah yang baru, salah satunya adalah pramuka. Menurut Lord Baden-Powell, pramuka adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan ank-anak pergi bersama-sama, mengadakan penegmbaraan, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk member pertolongan bagi yang membutuhkan.

Selain pramuka, keinginan seseorang untuk dapat berinteraksi dengan banyak orang secara mudah dapat diwujudkan melalui teknologi yang kian berkembang. Saat ini, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang yang berbeda wilayah provinsi, bahkan berbeda Negara. Teknologi membuat dunia seakan tanpa batas. Namun, berkembangnya teknologi menyebabkan terjadi perubahan pola pikir dan hilangnya nilai-nilai luhur sebagai bangsa Indonesia terutama dalam hal budaya pada diri kaum muda. teknologi media komunikasi baik media massa maupun elektronik tidak mampu lagi memberikan motivasi kepada kaum muda untuk lebih memperhatikan kesenian sendiri, khususnya kesenian tradisional seperti randai.

Randai adalah suatu bentuk teater arena tradisional minangkabau yang mengandung unsure seni drama, seni suara, dan seni tari yang digelar di sasaran, suatu lapangan terbuka atau dipekarangan. Randai memiliki unsure esensial seperti cerita yang dimainkan, adanya dendang, gerak tari yang bersumber dari gerakan silat minangkabau, serta dialog dan acting atau lakukan dari pemain-pemain yang memerankan tokoh-tokoh tertentu.

(9)

Di Sumatera Barat khususnya di Kabupaten Sijunjung, generasi muda tidak lagi berminat untuk bermain randai. Terbukti dengan sedikitnya anak-anak muda di kabupaten sijunjung yang bergabung dalam komunitas atau grup randai di kabupaten sijunjung. Eksistensi randai yang semakin menurun di dalam masyarakat mendatangkan sebuah ironi tersendiri bagi kita semua. Padahal randai merupakan kekayaan kesenian Minangkabau yang perlu dilestarikan oleh generasi muda agar dapat mempertahankan keasliannya.

Oleh sebab itu, penulis mencoba memaparkan cara pelestarian kesenian randai minangkabau dengan memadupadankannya dengan kegiatan pramuka melalui karya tulis ilmiah yang berjudul “Upaya pelestarian kesenian randai Minangkabau melalui kegiatan pentas seni pramuka” untuk mengajak masyarakat terutama kaum muda agar dapat melestarikan kesenian randai minangkbau.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara melestarikan kesenian randai Minangkabau melalui kegiatan pentas seni pramuka?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui cara melestarikan kesenian randai Minangkabau melalui kegiatan pentas seni pramuka.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi Pemerintah

(10)

Mengajak pemerintah agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya kaum muda bahwa kaum muda dapat turut aktif melestarikan randai melalui kegiatan pentas seni dalam kegiatan pramuka yang diikutinya.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Dapat ikut serta dalam upaya pelestarian kesenian randai melalui kegiatan pramuka.

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Randai

Randai adalah teater tradisional rakyat Minangkabau yang tumbuh, hidup dan berkembang di lingkungan masyarakat nagari-nagari dalam wilayah Minangkabau. Randai sebagai teater rakyat yang hidup dari rakyat untuk rakyat.

Mursal Ensten dalam Edy Sedyawati (1986:111), mengungkapkan bahwa randai adalalah suatu bentuk keseniaan tradisional yang hidup bersama tradisi yang berlaku dalam masyarakat minangkabau. Ia hadir bersama upacara-upacara dan acara-acara yang ada dalam masyarakat tradisional Minangkabau.

Di masyarakat Minangkabau beragam pendapat tentang asal kata randai. Salah satu pendapat mengenai randai, kata randai berasal dari kata rantai, melihat formasi pemain yang terbentuk dalam pertunjukannya. Waktu penampilan randai pemain-pemainnya selalu dalam posisi melingkar bagaikan merantai, satu sama lain saling berhubungan atau terkait dalam melakukan gerakan (A. Kasim Achmad, et al.: 38).

Sumber lain mengatakan randai berasal dari bahasa Arab yaitu rayan-li-da-I yang sangat dekat dengan kata da-i atau ahli dakwah dari gerakan tarekat Naqsyabandiyah (Umar Kayam, 1984: 57).

2.2 Pentas Seni

(11)

Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, pentas berarti lantai yang agak tinggi di gedung pertunjukkan tempat memainkan sandiwara dan sebagainya, sedangkan seni berarti halus dan lembut.

Pentas seni merupakan suatu bentuk apresiasi seni yang diaktualisasikan dalam pertunjukkan dengan dikemas dalam bentuk bentuk suatu acara. Pentas Seni biasanya dilakukan pada saat suatu acara yang diadakan oleh suatu instansi, lembaga, atau lainnya. Pentas seni diadakan dengan tujuan untuk mewadahi kreativitas seseorang atau para siswa dalam bidang seni agar bakat dan kemampuannya bisa tersalurkan dengan baik. (Dyastriningrum, 2009)

2.3 3.3 Pramuka

Menurut Lord Baden-Powell di dalam buku Ragam Latih Pramuka yaitu ; “Kepramukaan itu bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah dari suatu buku. Kepramukaaan adalah suatu permainana yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberikan pertolongan bagi yang membutuhkannya (Andri Bob Sunardi, 2001:2-3)

Gerakan pramuka adalah sebuah organisasi sebagai wadah proses pendidikan kepramukaan yang ada.

(12)

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Sumber dan Jenis Data

Data-data yang dipergunakan dalam penyusunna karya tulis ini berasal dari berbagai literature kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Jenis referensi utama yang digunakan adalah jurnal ilmiah dan buku sumber dengan membandingkan isi satu sama lain.

3.2 Pengumpulan Data

Metode penulisan bersifat studi pustaka. Informasi didapatkan dari berbagai literatur dan disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan diupayakan saling terkait satu sama lain dan sesuai dengan topik yang dibahas.

3.3 Analisis Data

Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai dengan topik kajian. Kemudian dilakukan penyusunan karya tulis berdasarkan data yang telah dipersiapkan secara logis dan sistematis. Teknik analisis data bersifat deskriptif argumentatif.

3.4 Penarikan Kesimpulan

(13)

Simpulan didapatkan setelah merujuk kembali pada rumusan masalah, tujuan penulisan, serta pembahasan. Simpulan yang ditarik mempresentasikan pokok bahasan karya tulis, serta didukung dengan saran praktis sebagai rekomendasi selanjutnya.

(14)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Randai

Mursal Ensten dalam Edy Sedyawati (1986:111), mengungkapkan bahwa :“Randai adalalah suatu bentuk keseniaan tradisional yang hidup bersama tradisi yang berlaku dalam masyarakat minangkabau. Ia hadir bersama upacara-upacara dan acara-acara yang ada dalam masyarakat tradisional Minangkabau”.

Di masyarakat Minangkabau beragam pendapat tentang asal kata randai. Salah satu pendapat mengenai randai, kata randai berasal dari kata rantai, melihat formasi pemain yang terbentuk dalam pertunjukannya. Waktu penampilan randai pemain-pemainnya selalu dalam posisi melingkar bagaikan merantai, satu sama lain saling berhubungan atau terkait dalam melakukan gerakan (A. Kasim Achmad, et al.: 38).

Menurut Indrayuda (2009: 19) bahwa Randai merupakan implementasi dari aspek pencak silat, yang bergerak dalam lingkaran yang diberi penokohan, sehingga setiap legaran atau pergerakan dalam konfigurasi lingkaran selalu menggunakan gerak yang berakar dari pencak silat. Sebab itu, kesenian Randai merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari budaya pencak silat di Minangkabau. Karena itu, setiap Randai beragam gaya tampilan pencak silatnya karena mengikuti gaya atau aliran dari masing-masing sasaran yang menaungi pencak silat tersebut. Artinya setiap nagari memiliki gaya tampilan gerak silat yang berbeda dalam Randai dimaksud.

4.2 Unsur-unsur Randai

4.2.1 Unsur Pokok Kesenian Randai

Randai yang berbentuk taeter rakyat Minangkabau mempunyai dua unsur pokok yaitu ; galombangan dan gurindam. Unsur gurindam pada randai terdiri dari cerita, dialog, acting dan dendang sedangkan galombangan yang merupakan gerakan-gerakan tari yang bersumber dari gerak silat tradisional Minangkabau yang dilakukan dalam formasi melingkar. Kedua unsur pokok tersebut boleh dikembangkan, tetapi tidak boleh ditiadakan. Salah satu saja

(15)

diantara unsur pokok tersebut ditiadakan, maka tidak dapat dikatakan kesenian randai lagi (Umar Kayam, 1984:57)

4.2.1.1 Cerita (Kaba)

Cerita dalam kesenian randai adalah cerita Minangkabau. Cerita yang disampaikan itu biasanya berupa kaba. Sifat dari kabaitu berupa rangkaian peristiwa dari perilaku yang khas dari masing-masing tokoh pada cerita yang dibawakan (Gustini, :6)

4.2.1.2 Pemeranan (Dialog dan Akting)

Dalam unsur pemeranan ini, penyampaian dialog didukung dengan volume suara yang tepat. Tokoh yang akan diperankan harus disesuaikan terlebih dahulu dengan pemerannya dalam cerita atau kaba yang akan dibawakan dalam kesenian randai tersebut . Jika seorang perempuan membawakan cerita sedih dalam cerita randai, janganlah berakting menangis secara meraung-raung, sebab perempuan Minangkabaujika ia bersedih ia tak pernah menampakkan pada orang lain.

(Gustini, :7)

4.2.1.3 Vokal (Dendang / Gurindam)

Dendang yang mengiringi kesenian randai harus beasal dari Minangkabau. Dendang yang dinyanyikan dalam gurindam itu harus berupa urutan cerita sendiri. Sifat gurindam yang digunakan dalam kesenian Randai harus sambung-menyambung. (Gustini, :8)

4.2.1.4 Gerak (Galombang)

Dalam penyajian gelombang seluruh pemain melakukan gerakan-gerakan yang sama atau serentak dibawah pimpinan pembawa gelombang yang dinamakan dengan gore. Pendendang dianjurkan harus berdiri agar suaranya keluar bebas. Pendendang dalam kesenian randai boleh didalam formasi lingkaran pemain randai ataupun diluarnya. Gore atau pemimpin galombang randai bertugas untuk mengarahkan dan menentukan gerakan-gerkan gelombang. Gerakan randai yang dibawakan berdasarakan gerakan silat. Anggota grup randai disarankan terlebih dahulu untuk mempelajari pencak silat yang akan dilakukan pemain gelombang. Oleh karena itu, baik atau buruknya penampilan gelombang dituntut keahlian gore. (Gustini, :8).

4.2.2 Unsur Pendukung Kesenian Randai 4.2.2.1 Lawak / Komedi

(16)

Dalam randai perlu adegan lawak, tetapi tidak boleh terlihat seperti seakan-akan dibuat-buat. Untuk pemeran ini pilihlah anggota yang bisa melawak secara spontan sesuai dnegan cerita yang dimainkan (Gustini, :9)

4.2.2.2 Pacakaan

Didalam unsur ini diperlukan gerakan-gerakan silat. Permainan silatnya boleh menggunakan alat seperti pisau, pedang, dan lain sebagainya (Gustini, :9)

4.2.2.3 Musik

Musik pengiring yang digunakan dalam kesenian randai adalah alat musik tradisional yang terdiri dari satu set talempong pacik, tambur, dol, gendang, katindik, serunai dan alat pendukung lainnya seperti tasa dan sebagainya. Alat musik pengiringnya itu berasal dari Minangkabau. (Gustini, :10).

4.2.2.4 Kostum / Busana

Busana atau kostum pemain randai yang digunakan adalah busana tradisional Minangkabau seperti bundo kanduang di Minangkabau menggunakan baju kuruang. Biasanya busana ini tidak dipakai secara lengkap atau utuh, kecuali busana ninik mamak, bundo kanduang dan perempuan biasa karena pemeran tokoh-tokoh itu tidak diikutkan sebagai pemain gelombang (Gustini, :10).

Pemain gelombang biasanya memakai celana khusus randai yang disebut celana galembong. Celana ini dengan model khusus yang mempunyai pisak yang dalam untuk menghasilkan bunyi sempurna sewaktu ditepuk.

Dalam menentukan busana pemain randai ada yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

a. Sesuaikan dengan sifat dan tokoh yang akan berperan

b. Pakaian dan tata rias sesuai dengan falsafah adat Minangkabau.

4.3 Eksistensi Randai

Randai sebagai teater tradisional khas Minangkabau kurang diminati lagi oleh kaum muda khususnya di Kabupaten Sijunjung. Terbukti dengan sedikitnya kaum muda yang ikut bergabung ke dalam komunitas-komunitas randai yang tersebar di delapan

(17)

kecamatan. Dari 59 grup randai yang terdapat di Kabupaten Sijunjung, setiap grup randai pada umumnya beranggotakan para seniman yang telah berumur. Hal ini menunjukkan kurangnya minat para kaum muda untuk bergabung dalam grup randai tersebut. Padahal, genarasi muda sangat diperlukan perananya dalam melestarikan randai yang menjadi kesenian khas minangkabau.

Salah satu penyebab berkurangnya minat kaum muda akan kesenian tradisional adalah teknologi yang kian berkembang. Teknologi berasal dari kata “techne” yang berarti cara dan “logos” yang berarti pengetahuan atau ilmu. Jadi teknologi dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat secara efektif dan efisien. Definisi teknologi yang lain diberikan oleh Ahli Sosiologi Manuel Castells yang mendefinisikan teknologi sebagai kumpulan alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu.

Berkembanya teknolgi menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai budaya asli bangsa kita, terutama bagi kaum muda yang memiliki peran penting dalam berkembangnya teknologi saat ini. Anak muda utamanya lebih senang menghabiskan waktuya untuk mengakses internet daripada mempelajari kebudayaan atau kesenian tradisional seperti tarian, alat musik, maupun teater tradisional. Saat ini, kaum muda lebih bangga jika bisa meniru gaya atau kebudayaan orang barat dan menganggap kebudayaan dan kesenian tradisional sebagai suatu hal yang kuno dan ketinggalan.

4.4 Pentas Seni Pramuka dalam Melestarikan Randai

Pentas seni merupakan suatu bentuk apresiasi seni yang diaktualisasikan dalam pertunjukkan dengan dikemas dalam bentuk bentuk suatu acara. Pentas Seni biasanya dilakukan pada saat suatu acara yang diadakan oleh suatu instansi, lembaga, atau lainnya. Pentas seni diadakan dengan tujuan untuk mewadahi kreativitas seseorang atau para siswa dalam bidang seni agar bakat dan kemampuannya bisa tersalurkan dengan baik. (Dyastriningrum, 2009)

Dalam kegiatan pramuka, pentas seni bertujuan untuk menampilkan kreasi seni budaya para anggota pramuka. Pentas seni dapat menjadi ajang memperkenalkan dan tukar budaya dari satu daerah ke daerah lainnya. Dengan demikian, ketika menampilkan suatu kesenian atau tradisi di pentas seni, kita turut serta dalam melestarikan budaya tersebut. Oleh sebab itu, alangkah baiknya jika pada pentas seni

(18)

pramuka diisi dengan menampilakn kesenian randai yang saat ini kurang diminati oleh kaum muda yang apabila dibiarkan dapat menyebabkan kepunahan pada kesenian randai.

Randai yang ditampilkan dalam pentas seni pramuka dapat meningkatkan kecintaan kaum muda akan kesenian tersebut. Pasalnya, mereka akan turut serta berperan dalam memainkan randai itu. Kesenian randai juga mengajarkan kekompakan antar pemainnya dan juga dapat menjadi penghilang lelah karena cerita yang dimainkan dalam randai berisi lawakan atau komedi. Dengan demikian sifat alamiah manusia terutama kaum muda untuk berinteraksi dapat tercapai dan juga kesenian tradisional di daerahnya dapat dilestarikan.

(19)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.1.1. Randai adalah teater tradisional minangkabau yang memiliki unsur pokok seperti cerita, pemeranan, vocal, dan gerak. Serta unsure pendukung seperti lawak, pecakaan, music, dan kostum

5.1.2. Pentas seni adalah ajang untuk mengaktualisasikan atau menampilakn suatu kesenian sehingga dapat mengenalkan dan turut serta melestarikan kesenian itu.

5.1.3. Pentas seni yang diadakan dalam kegiatan pramuka dengan menampilakan kesenian randai dapat meningkatkan kecintaan dan pengetahuan kaum muda akan randai, sehingga randai dapat dilestarikan dan dikenal oleh kaum muda.

5.2. Saran

5.2.1. Kepada peserta kegiatan pramuka, hendaknya menampilkan kesenian randai minangkabau dalam kegiatan pentas seni pramuka.

5.2.2. Kepada penyelenggara kegiatan pramuka terutama di Sumatera Barat untuk dapat menyelenggarakan festival randai dalam kegiatan pramuka selanjutnya.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

A.Kasim Achmad, et. al. Ungkapan beberapa kesenian: Teater, Wayang, dan Tari. Jakarta: Direktorat Kesenian, Proyek Pengembangan Kesenian

Gustini. Tanpa tahun. Petunjuk Teknis Kesenian yang Terstandar secara Tradisi. Sijunjung: Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sijunjung

Indrayuda. 2009. Randai dan Implementasi Nilai-nilai Pendidikan. Hasil penelitian tidak diterbitkan. Padang: Lemlit UNP

Kayam, Umar. 1981. Seni Tradisi Masyarakat. Jakarta: PT Djaya Pinusa

Sedyawati, Edy, 1986.Seni dalam Masyarakat Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

(21)
(22)

Lamipran Daftar Riwayat Hidup 1. Ketua Tim

a. Nama Lengkap : Alfaridzi Akmil

b. Tempat/Tanggal Lahir : Balai Tangah/13 April 1999

c. Alamat Rumah : Perumnas Salasah Indah Blok B/13 Sijunjung d. Alamat e-mail : Alfaridzispartacks@gmail.com

e. No. HP : 0822-8459-3668 2. Anggota Tim

 Anggota 1

a. Nama Lengkap : Annisa Fitri Nasia b. Tempat/Tanggal Lahir : Dumai/15 Februari 1999

c. Alamat Rumah : Perumnas Salasah Indah Blok Q/7 Sijunjung d. Alamat e-mail : annisafitrinasia@yahoo.co.id

e. No. HP : 0853-7418-3802  Anggota 2

a. Nama Lengkap : Vadhila Refi Wulandari

b. Tempat/Tanggal Lahir : Padang Sibusuk/14 Agustus 1999 c. Alamat Rumah :

d. Alamat e-mail : vadhila69@gmail.com

(23)

Referensi

Dokumen terkait

tanggal 31 Juli 2017 perihal Lomba Karya Tulis Ilmiah Tahun 2017,bersama ini kami sampaikan bahwa dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

4.4 Peserta yang dinyatakan lolos seleksi (6 finalist) tersebut akan diundang untuk mempresentasikan karya tulis ilmiah secara online menggunakan media power

Abstrak Karya Tulis Ilmiah pada dasarnya sama dengan format abstrak proposal Karya Tulis Ilmiah, seperti yang dijelaskan pada Sub-Bab 3.2 nomor 4, tetapi pada abstrak Karya

Program Lomba Karya Tulis I novatif Mahasisw a ( LKTI M) ini dimaksudkan dapat mewadahi gagasan-gagasan kreatif dan inovatif mahasiswa dalam bentuk t ulisan ilmiah

Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) 2016 ini dilaksanakan untuk : • Meningkatkan inovasi penelitian dan awareness di bidang perkelapasawitan Indonesia baik hulu maupun hilir guna

Dalam konteks ilmiah, artikel adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman

Sedangkan dalam konteks ilmiah, artikel ilmiah merupakan karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku yang ranahnya adalah penelitian dan keilmuan.. Oleh sebab itu,

Struktur Karya Tulis Ilmiah: Bagian Pendahuluan, Bagian Inti Pembahasan, dan Bagian Penutup Kaidah khusus dalam penulisan karya tulis ilmiah diantaranya : Penomoran,