• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Dasar Kurikulum Tingkat Satuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kerangka Dasar Kurikulum Tingkat Satuan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

This post was republished to Quincy Guard at 9:55:32 21/08/2014

KERANGKA DASAR

DAN STRUKTUR

KURIKULUM IPA

Category

A.PENGANTAR

Selamat berjumpa kembali . Nah sekarang saya akan memenuhi janji saya untuk melanjutkan pembahasan mengenai kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 200d di SD/MI pada sub bab “Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum IPA”.

Kerangka dasar dan struktur kurikulum merupakan bagian dari Standar Isi yang merupakan salah satu bagian dari delapan (8) standar nasional pendidikan sebagaimana tertuang dalam Bab II pasal 2 (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Secara keseluruhan komponen standar nsional pendidikan tersebut meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Setelah mempelajari sub bab ini, Anda diharapkan memiliki kompetensi 1) menjelaskan kerangka dasar dan struktur kurikulum IPA SD/MI; dan 2) menjelaskan tujuan pembelajaran IPA SD/MI. Oleh karena itu, pelajarilah setiap uraian sub bab ini dengan seksama

A.URAIAN

1. Kerangka Dasar Kurikulum

(2)

Kerangka dasar kurikulum terdiri atas unsur-unsur kelompok mata pelajaran, prinsip pengembangan kurikulum, dan prinsip pelaksanaan kurikulum. Paparan masing-masing unsur disajikan berikut ini :

a.Kelompok Mata Pelajaran

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas beberapa mata pelajaran. Cakupan setiap kelompok mata pelajaran tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kelompok Mata Pelajaran dan Cakupan Mata Pelajaran

No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan

1. Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari didik akan status, hak dan

(3)

manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggungjawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika

dimaksudkan untuk meningkatkan dan ekspresi baik dalam kehidupan individual maupun bermasyarakat, sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, serta

menciptakan kemampuan yang harmonis.

(4)

meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

Budaya hidup sehat termasuk

kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual

ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti

keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba,

HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

Menurut (BSNP, 2005 : 3)

b.Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Berdasarkan penduan yang dikembangkan BSNP (2005:4-5), KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip kurikulum sebagai berikut.

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

(5)

2) Beragam dan Terbadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, budaya dan adat istiadat, serta status sosial, , ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

3) Tanggap tehadap Ilmu perkembangan Teknologi dan Seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis, oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4) Relevan dengan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5) Menyeluruh dan Berkesinambungan

Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6) Belajar sepanjang Hayat

(6)

Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7) Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c.Prinsip Perlaksanaan Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.

1) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

2) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (1) belajar dengan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) belajar untuk memahami dan menghayati, (3) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (4) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (5) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

(7)

dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan dan moral.

4) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik

dengan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).

5) Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar, dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh, dan teladan).

6) Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

7) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

2.Struktur Kurikulum

(8)

kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Struktur kurikulum untuk SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran, dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 2.

b. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.

c. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik, sesuai dengan kondisi sekolsh. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau/ dibimbing oleh

konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui

kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

d. Substansi mata pelajaran IPA di SD/MI merupakan ”IPA Terpadu”

e. Pembelajaran pada Kelas I s.d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

(9)

g. Alokasi waktu satu jam pembelajaran 35 menit.

h. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

Tabel 2. Struktur Kurikulum SD/MI

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

C. Pengembangan Diri 2 *)

Jumlah 26 27 28 32

*) Ekuivalen 2 jam pelajaran

3. Tujuan Pembelajaran IPA SD dan Dampaknya terhadap Pelaksnaan Pembelajaran IPA di SD/MI

Tujuan pembelajaran IPA di SD/MI secara umum seperti yang tersurat dalam latar belakang Standar Isi yang menyatakan:

a. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry)

Untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

(10)

Yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Rumusan tujuan pembelajaran IPA di SD/MI seperti di atas secara jelas dan tegas memberi informasi bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA tidak melalui pemindahan pengetahuan (istilah, fakta, konsep, prinsip, hukum/teori) dari guru kepada siswa, tetapi menjadi suatu kewajiban bahwa pembelajaran IPA harus melalui inkuiri ilmiah (penyelidikan), dan melalui penerapan konsep-konsep IPA dalam bentuk merancang dan membuat suatu karya. Dengan pembelajaran IPA seperti ini maka akan memberi kebermaknaan hasil belajar bagi diri siwa dalam menjalani kehidupan di alam ini.

Berikut ini dicontohkan pembelajaran IPA yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran IPA seperti yang dipaparkan di atas. Misal pembelajaran IPA Kelas V semester 2 dari KD 5.2: Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Berdasarkan pesan yang tersurat dalam KD tersebut dapat dimaknai bahwa kompetensi ”menjelaskan” yang harus dikuasai siswa tidak mungkin dapat diperoleh hanya melalui diskusi saja, namun harus melalui berbuat melakukan proses-proses sains. Dengan melakukan proses sains siswa dapat berinkuiri ilmiah. Dari berinkuiri siswa akan menemukan sejumlah bukti (fakta) untuk dasar berpikir membangun konsep ”pesawat sederhana membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat”. Sebelum ini siswa telah mengenal nama-nama, letak komponen tuas dan arti masing-masing komponen (sebagai pengetahuan awal siswa ketika memasuki pembelajaran ini). Kegiatan belajar yang dirancang untuk dilakukan siswa sebagai berikut.

1. Kegiatan Awal

a. Melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu ”Pengungkit” yang digubah dari lagu topi saya bundar yang digubah liriknya(lirik lagu terlampir)

(11)

 Ibu/bapak guru menunjukkan kepada seluruh siswa sebuah gunting,

sebuah pinset/japit kue dan cetakan krupuk jepit (krupuk gambir) atau alat pembuka tutup botol yang diamati pada pertemuan sebelumnya.

 Siswa diminta untuk menunjukkan letak titik tumpu, titik kuasa, dan

titik beban yang terdapat pada gunting, pinset, dan cetakan krupuk jepit atau alat pembuka tutup botol yang telah disediakan. Dari kegiatan ini diharapkan siswa mengingat kembali tentang letak titik tumpu, lengan, beban, lengan kuasa, gaya kuasa, dan gaya beban, tingkat kuasa dan titik beban.

c.Guru menggali pengetahuan prasyarat dengan pertanyaan sebagai berikut: Berdasarkan pemahamanmu terhadap letak titik kuasa dan letak titik beban pada gunting, cobalah pikirkan jawaban untuk pertanyaan di bawah ini!

 Apakah letak titik kuasa pada gunting dapat diubah-ubah? (letak titik

kuasa pada gunting tidak dapat diubah-ubah/tetap)

 Apakah panjang lengan kuasa gunting dapat diubah-ubah? (panjang

lengan kuasa gunting tetap).

 Apakah letak titik beban gunting dapat diubah-ubah? (letak titik beban

gunting dapat diubah-ubah)

2. Kegiatan Inti

a. Guru menunjukkan sebuah gunting dan selembar kertas, dan mengajukan pertanyaan: Jika kalian akan menggunting kertas ini menurut dugaanmu bagaimanakah cara termudah dan tercepat yang dapat kalian lakukan?. Siswa berhipotesis (membuat dugaan/jawaban sementara) atas pertanyaan tersebut.

(12)

lengan gunting; atau dengan meletakkan kertas di pangkal lengan gunting (dekat titik tumpu).

c. Siswa diminta mengukur panjang Lk dan Lb untuk masing-masing kedudukan kertas yang digunakan dan mencatat hasil pengukurannya pada tabel yang disediakan.

d. Kemudian siswa diminta melakukan percobaan menggunting kertas dengan satu kali guntingan dengan cara seperti dugaan yang diajukan tadi (3 cara). Kemudian siswa mengukur panjang kertas yang tergunting dari tiga cara tersebut dan menuliskan semua hasil percobaan pada tabel pencatat data seperti dibawah ini.

Tabel Pencatat Data Percobaan

N

o Guntingan ke Lk (cm) Lb (cm)

Panjang kertas yang tergunting

(cm)

Keteranga n

1. I .... .... ....

2. II .... .... ....

3. III .... .... ...

e. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.

1) Bandingkan panjang kertas yang tergunting dari guntingan I, II, dan III!

2) Jelaskan hubungan antara panjang Lb dengan panjang kertas yang tergunting!

3) Jika kertas yang tergunting terpanjang mewakili kemudahan menggunting dan kecepatan menggunting, tentukan cara menggunting mana yang paling mudah dan cepat?

(13)

5) Jika kamu diminta merapikan tanaman hias di halaman rumah dengan menggunakan gunting taman, maka agar pekerjaan dapat kamu kerjakan dengan mudah dan cepat bagaimana caranya? Kemukakan alasanmu mengapa kamu lakukan cara itu?.

Catatan: Agar Anda dapat menjawab pertanyaan tersebut, lakukan percobaan seperti di atas, catatlah semua data percobaan dalam Tabel pencatat data seperti di atas!

*) Rambu-rambu Kunci Hasil Kegiatan Percobaan pada Contoh Pembelajaran

Hasil pengukuran: lK gunting ke 1, ke 2, dan ke 3 sama panjang karena

lK pada gunting tetap; yang berubah-ubah adalah lB nya tergantung letak

kertas/beban terbadap titik tumpu; letak kertas/beban diubah-ubah, kertas yang diletakkan paling dekat dengan titik tumpu lB nya paling pendek, setelah

digunting kertas yang tergunting paling panjang, dan berlaku sebaliknya (tulislah sesuai hasil percobaan)

Rubahan lagu dari TOPI SAYA BUNDAR PENGUNGKIT

Kupunya pengungkit Gunting, pinset, cungkit Sangatlah berguna Bagi kita semua

D.RANGKUMAN

Kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Bagian ini merupakan bagian dari Standar Isi, sementara standar isi tersebut merupakan salah satu standar dari 8 macam standar dalam Standar Nasional Pendidikan. Standar Isi dikembangkan oleh BSNP yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.

(14)

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Lima kelompok mata pelajaran yang dimaksud adalah: (i) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, (ii) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, (iii) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, (iv) kelompok mata pelajaran estetika, dan (v) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Masing-masing kelompok mata pelajaran mengemban misi pengembangan edukatif sendiri-sendiri sesuai jenis jenjang pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan nasional. (2) Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, dan (3) prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum.

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum SD/MI, memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Materi muatan lokal memperhatikan ciri khas dan potensi daerah. Materi tersebut tidak

dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Artinya bahwa materi muatan lokal tidak dapat dikelompokkan ke dalam 5 kelompok mata pelajaran yang ada.

Tujuan pembelajaran IPA SD/MI yang disuratkan dalam latar belakang mata pelajaran IPA SD/MI menegaskan (1) bahwa pembelajaran IPA bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah melalui inkuiri ilmiah, dan mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup; dan (2) untuk mengembangkan kemampuan menerapkan konsep IPA yang dimiliki siswa melalui pembelajaran Salingtemas, dalam bentuk kegiatan merancang dan membuat suatu karya.

Dampak dari tujuan pembelajaran IPA terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA adalah pelaksanaan pembelajaran IPA harus selalu menerapkan pesan dalam 2 tujuan pembelajaran di atas, yaitu pembelajaran IPA dilaksanakan dengan (1) inkuiri ilmiah dan (2) berorientasi pada pembelajaran Salingtemas.

(15)

Gambar

Tabel 2. Struktur Kurikulum SD/MI
Tabel Pencatat Data Percobaan

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan Mulyasa (2006: 8) menyatakan bahwa KTSP merupakan singkatan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada sekolah dasar, mengetahui pelaksanaan pembelajaran Matematika

Pengembangan dan penetapan kurikulum tingkat satuan pendidikan dilakukan dengan memperhatikan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Satuan Pendidikan : SMP/MTs.. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang memberikan. kewenangan pada setiap satuan pendidikan

Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan berikut: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam Proses Pembelajaran Penjasorkes Tingkat SD Se-Kecamatan

PEDOMAN PELAKSANAAN KURIKULUM PADA SATUAN PENDIDIKAN DALAM KONDISI KHUSUS.. Pendidikan Dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan. formal yang melandasi