• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ar-Risalah Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ar-Risalah Surakarta."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor paling penting bagi semua umat. Pendidikan selalu menjadi tumpuan, harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat. Pendidikan memang merupakan alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan masyarakat dan membuat generasi yang mampu berbuat banyak bagi kepentingan umat manusia di muka bumi ini demi tegaknya kalimat Allah ‘Azza wa jalla. Jadi pendidikan merupakan barometer sebuah negara. Manakala suatu bangsa rusak moralnya, tergoncang kredibilitasnya serta kemajuan teknologinya terhambat, maka yang pertama-tama ditinjau ulang adalah sistem pendidikannya.

Pendidikan juga merupakan kebutuhan yang sangat berpengaruh pada jati diri seseorang, dengan sebuah pendidikan seseorang dapat menemukan jati dirinya, membangun karakter, mempunyai tujuan hidup masa depan, sehingga tujuan menjadi manusia seutuhnya dapat tercapai.

(2)

Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu, sejak Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak bangsanya, sejak itu pula pemerintah menyusun kurikulum. Dalam hal ini, kurikulum dibuat oleh pemerintah pusat secara sentralistik, dan diberlakukan bagi seluruh anak bangsa di seluruh tanah air Indonesia. (Mulyasa, 2006: 4)

Kaitannya dengan pendidikan, Tilaar mengemukakan bahwa pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis pokok, yang berakaitan dengan kuantitas, relevansi atau efisiensi eksternal, elitisme, dan manajemen. Lebih lanjut dikemukakan bahwa sedikitnya ada tujuh masalah pokok sistem pendidikan nasional: (1) menurunnya akhlak dan moral peserta didik, (2) pemerataan kesempatan belajar, (3) masih rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan, (5) Status kelembagaan, (6) manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional, dan (7) sumber daya yang belum profesional. (Mulyasa, 2002: 4)

(3)

dikembangkan dengan tujuan untuk membekali peserta didik (siswa dan mahasiswa) dalam menghadapi tantangan hidupnya di masa depan yang cenderung semakin komplek secara lebih mandiri, cerdas, rasional dan kritis. (Khaerudin dkk, 2007: 4)

Berdasarkan penelitian di lapangan KBK menemukan berbagai kendala, terkait dengan pelaksanaannya. Sehingga perlu perangkat khusus yakni kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Maka dibentuklah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Akhirnya, UU RI, nomor: 20 tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 (PP. 19/2005) mengamanatkan setiap satuan pendidikan untuk membuat KTSP sebagai pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan. (Khaerudin dkk, 2007: 4)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam mengemban identitas budaya dan bangsanya. Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar yang membangun integritas sosial serta membudayakan dan mewujudkan karakter nasional. Juga untuk memudahkan guru dalam menyajikan pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat. (Joko Susilo, 2007: 11)

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungan.

2. Beragam dan terpadu

(4)

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

6. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. 7. Belajar sepanjang hayat. (BSNP, 2006: 6) (Khaeruddin, 2007: 6)

Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum di sekolah sangat bergantung pada guru dan kepala sekolah tanpa mengurangi arti penting tenaga kependidikan lainnya. Dengan KTSP guru dituntut untuk membuktikan profesionalisme, mereka dituntut untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan kompetensi dasar (KD) yang dapat digali dan dikembangkan oleh peserta didik. (Mulyasa, 2008: 4)

Oleh karena itu otonomi dalam pengelolaan pendidikan merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisipasi langsung kepada kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Otonomi sekolah juga berperan dalam menampung konsensus umum tentang pemberdayaan sekolah, yang meyakini bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan sedapat mungkin keputusan seharusnya dibuat oleh mereka yang berada di garis depan (line

staf), yang bertanggung jawab secara langsung terhadap pelaksanaan

kebijakan, dan yang terkena akibat-akibat dari kebijakan tersebut, yaitu guru dan kepala sekolah. (Mulyasa, 2002: 9)

(5)

KTSP. Disamping itu, KTSP ini merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, wajar saja banyak sekolah yang tidak tahu menyusun kurikulum sendiri, karena memang sekolah bukan lembaga yang dipersiapkan untuk membuat kurikulum.

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh manajemen sekolah, kepala sekolah dan guru, proses belajar mengajar, evaluasi, pendanaan serta sarana dan prasarana yang memadai. Untuk itu berbagai tuntutan tersebut nampak belum sepenuhnya terealisasikan di seluruh lembaga pendidikan terutama yang notabenenya swasta dan berusia muda, misalnya SDIT Ar-Risalah Surakarta.

(6)

Tahfidzul Qur'an, dan Membaca Al-Qur'an. Demikian juga, para wali kelas (guru kelas) atau pun guru mata pelajaran telah menyusun dan mengembangkan silabus sebagai penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi standar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Berangkat dari uraian di atas penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ar-Risalah Surakarta dengan judul "Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ar-Risalah Surakarta".

Ada beberapa alasan penulis mengadakan penelitian di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ar-Risalah Surakarta:

1. SDIT Ar-Risalah Surakarta merupakan sekolah Islam yang termasuk baru namun berkembang begitu cepat. Tercatat ketika penulis melakukan penelitian telah berdiri SDIT Ar-Risalah di beberapa daerah yaitu di Surakarta sebagai kantor pusat, Sukoharjo, Sragen, Magelang, dan Tawangmangu.

2. SDIT Ar-Risalah Surakarta menerapkan full day school dari jam 07.00-15.00. Berbeda dengan sekolah umum lainnya, rata-rata jam 07.00-12.00. 3. Termasuk sekolah favorit karena anemo masyarakat yang begitu tinggi

terhadap sekolah ini. Pada saat penulis mengadakan penelitian yakni tahun 2010/2011 ada 659 peserta didik.

(7)

ajaran salafus sholeh sering menemukan kendala dalam menerapkan kurikulum dari pemerintah. Di antaranya tentang kurikulum budaya dan adat-istiadat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Di SDIT Ar-Risalah Surakarta penulis telah menemukan nilai beda atau keunikan dibanding dengan sekolah-sekolah lain bahkan dengan sekolah-sekolah terpadu sekalipun. Keunikan ini adalah dalam pelaksanaan kurikulum yaitu, tidak mengajarkan menyanyi/musik, dan muatan lokal yang tidak mengarah ke penggalian potensi daerah seperti penggalian budaya Jawa. Sehingga penulis berkesimpulan (yang penulis ketahui) bahwa dalam SDIT Ar-Risalah keunikan ini dijumpai.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang kurang tepat atas judul penelitian di atas, maka penulis akan memberikan batasan dan penegasan tentang beberapa istilah sebagai berikut:

1. Penerapan berarti: mempraktikkan (melaksanakan) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 1180)

2. KTSP, yaitu: kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (Mulyasa, 2007: 19).

(8)

psikomotorik; mengitegrasikan pendidikan sekolah, pesantren dan masjid serta mengintegrasikan peran sekolah, keluarga dan masyarakat dalam suasana pendidikan Islami. Program kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar Islam Terpadu dikembangkan sesuai dengan fase perkembangan anak serta paradigma pendidikan Islami. Mengingat pada jenjang sekolah dasar masih berada pada usia menuju baligh, maka siswa lebih diberikan materi yang bersifat pengenalan guna menumbuhkan keimanan dan pemahaman dasar tentang tsaqofah Islam dan ilmu kehidupan. (Yusanto, dkk. 2004: 145-146 )

4. SDIT Ar-Risalah merupakan sebuah sekolah pada tingkat dasar (SD), dengan penekanan pada materi pendidikan Islam yang dipadukan ke dalam proses pembelajaran umum maupun ektra kurikuler serta memiliki waktu belajar yang berbeda dengan sekolah dasar pada umumnya, yakni lebih panjang yang dikenal dengan istilah full day school.

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ar-Risalah adalah lembaga pendidikan setingkat Sekolah Dasar yang menyiapkan generasi Islam bermanhaj ahlus sunnah wal jama`ah, dan menanamkan cinta akherat

tanpa meninggalkan sarana dunia dan berusaha mengedepankan nilai-nilai syar`i yang terpadu dalam setiap proses pembelajaran. Lokasi sekolah ini

adalah di Jl. dr. Rajiman 456 C Reksogadan, Bumi, Laweyan, Surakarta 57148.

(9)

mempelajari dan menyelidiki, kegiatan atau proses pelaksanaan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SDIT Ar-Risalah Surakarta bila ditinjau dari kesiapan komponen-komponen kurikulum dan pembelajaran dan sarana penunjang lainnya seperti, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan dan pembiayaan, sarana dan prasarana pendidikan, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan layanan khusus. Di samping itu, penulis juga akan mengidentifikasi kendala-kendala penerapan KTSP serta solusi terhadap permasalahan yang muncul di SDIT Ar-Risalah Surakarta.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari judul dan latar belakang masalah yang disajikan penulis di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SDIT Ar-Risalah Surakarta bila ditinjau dari kesiapan komponen-komponen kurikulum dan pembelajaran dan sarana penunjang lainnya seperti, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan dan pembiayaan, sarana dan prasarana pendidikan, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan layanan khusus?

(10)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan KTSP di SDIT Ar-Risalah Surakarta bila ditinjau dari kesiapan komponen-komponen kurikulum dan pembelajaran dan sarana penunjang lainnya seperti, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan dan pembiayaan, sarana dan prasarana pendidikan, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan layanan khusus.

2. Mengidentifikasi kendala-kendala yang dapat menghambat penerapan KTSP dan solusinya.

E. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi guna menambah khazanah keilmuan pendidikan terutama dalam bidang pengembangan kurikulum.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk dapat :

1) Membantu dalam pencapaian tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

(11)

3) Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman dalam ruang lingkup yang lebih luas guna menunjang profesinya sebagai guru. b. Bagi Peneliti

Memperoleh wawasan dan pemahaman baru mengenai salah satu aspek yang penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan demikian, diharapkan peneliti sebagai guru siap melaksanakan tugas sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman.

F. Tinjauan Pustaka

Sepengetahuan penulis sudah banyak yang membahas tentang kurikulum terbaru ini (KTSP), baik melalui seminar-seminar, pelatihan termasuk sudah mulai bermunculan buku-buku baru yang membahas tentang KTSP. Adapun penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis angkat dalam skripsi ini antara lain:

(12)

2. Agus Purwanto (Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2006) dalam skripsinya, "Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Islam Terpadu Ar-Risalah Laweyan Surakarta (Studi Tentang Proses, Masalah Yang Dihadapi Dan Pemecahannya)" menjelaskan bahwa: ada tiga faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu: (a) Kondisi pembelajaran pendidikan Agama Islam, kondisi ini yang mempengaruhi penggunaan metode dalam peningkatan hasil pembelajaran, (b) Metode pembelajaran, metode ini didefinisikan sebagai cara-cara tertentu yang paling cocok untuk dapat digunakan dalam mencapai hasil-hasil pembelajaran, (c) Hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran mencakup akibat yang dapat dijadikan indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran.

(13)

non fisik. Untuk fisik berhubungan dengan pengaturan ruang kelas dilakukan dengan cara mengatur ventilasi cahaya dan tempat duduk siswa. Sedangkan untuk non fisik dilakukan terhadap guru dan siswa. Untuk guru diadakan pembinaan meliputi pembinaan oleh kepala sekolah, diikutkan penataran, dan team teaching. Adapun pembinaan untuk siswa adalah melalui konseling baik bagi yang berkebutuhan khusus maupun yang berprestasi.

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas menunjukkan bahwa sepanjang pengetahuan penulis belum ada penelitian yang secara khusus mengkaji masalah penerapan KTSP di SDIT Ar-Risalah Surakarta. Dengan demikian masalah yang diangkat dalam penelitian ini memenuhi asas kebaruan.

G. Metode Penelitian

Untuk melakukan penelitian diperlukan metode penelitian yang tersusun secara sistematis dengan tujuan agar data yang diperoleh valid. Sehingga penelitian ini layak diuji kebenarannya.

1. Jenis Penelitian

(14)

(Subagyo, 1991: 94). Salah satu jenis penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus (case study). Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Lebih lanjut Arikunto (1992) mengemukakan bahwa metode studi kasus sebagai salah satu jenis pendekatan deskriptif, adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit.

2. Subyek dan Obyek Penelitian

Tatang (1986: 93) memberikan pengertian bahwa subyek penelitian adalah sumber tempat memperoleh informasi yang dapat diperoleh dari seseorang maupun sesuatu yang mengenainya. Subyek penelitian dalam skripsi ini adalah SDIT Ar-Risalah Surakarta. Sedang yang menjadi obyek penelitian ini adalah penerapan KTSP di SDIT Ar-Risalah Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

3. Data, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Penulis akan memperoleh data-data untuk keperluan penelitian dari sumbernya, yaitu kepala sekolah dan pihak-pihak yang terkait seperti, staf kurikulum, staf kesiswaan, tata usaha dan lain-lain.

(15)

pendidikan, silabus, RPP, beban belajar, kalender pendidikan, proses pembelajaran, sumber belajar dan evaluasi. Untuk data tambahan adalah tentang sejarah berdirinya SDIT Ar-Risalah Surakarta, letak geografis, visi dan misi sekolah, struktur organisasi, keunggulan sekolah dan keadaan guru dan murid. Di samping itu ada juga data penunjang kurikulum yaitu kesiswaan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat dan layanan khusus.

Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik-teknik sebagai berikut :

a. Metode Wawancara

(16)

pembiayaan, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat dan layanan khusus. Selain itu juga akan memperoleh data tentang faktor pendukung dan penghambat penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SDIT Ar-Risalah Surakarta. Disamping itu, lewat wawancara ini penulis akan memperoleh beberapa informasi tentang keunikan yang ada di sekolah ini.

Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah dan pihak-pihak yang terkait seperti, staf kurikulum, staf kesiswaan, dan tata usaha. b. Metode Observasi

Perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh panca indra. (Arikunto, 1996: 57).

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung dalam situasi yang sebenarnya. Diantara observasi yang akan dilakukan penulis adalah situasi kegiatan belajar mengajar kelas 1 dan kelas 5, situasi ketika pembinaan kedisiplinan (apel) dan observasi untuk mengetahui sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran.

c. Metode Dokumentasi

(17)

dokumentasi ini berupa sejarah berdirinya, struktur organisasi sekolah, inventarisasi sarana dan prasarana, jumlah guru dan murid, jadwal pelajaran, kegiatan kesiswaan, rencana anggaran pendatan dan belanja sekolah (RAPBS), dokumen administrasi mengajar dan evaluasi serta hal-hal lain yang berkaitan dengan penerapan KTSP di sekolah tersebut.

4. Metode Analisis Data

Dalam menganalisisa data yang diperoleh penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu: pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Miller Haberman, 1992: 16). Pertama, setelah pengumpulan data selesai kemudian dilakukan reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilah-pilah. Kedua, data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua.

(18)

H. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB I: Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: Membahas tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, perencanaan dan pelaksanaan KTSP yang meliputi penyusunan dan pelaksanaan KTSP, kurikulum dan pembelajaran yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan kurikulum dan hal-hal terkait di dalamnya di antaranya adalah: kerangka dasar kurikulum, tujuan pendidikan struktur dan muatan kurikulum, tujuan pendidikan, silabus, RPP, beban belajar, kalender pendidikan, proses pembelajaran, sumber belajar dan evaluasi tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan dan pembiayaan, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan layanan khusus.

(19)

BAB IV: Berisi analisis data tentang: penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan di SDIT Ar-Risalah Surakarta sesuai komponen-komponen yang mendukung dihubungkan dengan kerangka teori yang sudah ada.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor pendukung dan faktor penghambat Implementasi Pembelajaran IPS Terpadu berdasarkan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri se-Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. 1)

BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR A.. Pengertian Kurikulum

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemetaan persepsi guru pada penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sedayu untuk guru kelas

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini telah mendapat pertimbangan / pengesahan dari Komite Sekolah Dasar Negeri Mancagahar 01 pada tanggal 27 Juli 2015, diketahui

Secara spesifik persoalan di atas dapat terjadi pada kualitas penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan pelaksanaan pembelajaran bidang studi Pendidikan

Tujuan dalam penelitian ini adalah mendapatkan gambaran penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan mengetahui kesulitan pembelajaran IPA terpadu di

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut : KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi

Berdasarkan hasil penelitian dapat dijabarkan pemetaan persepsi guru pada penerapan kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah dasar se- Kecamatan