• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian Jalan Raya pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metode Penelitian Jalan Raya pdf"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MENGATASI FAKTOR PENYEBAB KEMACETAN JALAN RAYA DI DAERAH PASAR AUR KUNING

(STUDI KASUS JL. AUR KUNING, BUKITTINGGI)

Disusun Oleh :

Nama : Heru Rahmanda

Nim : 2014210050

Mata Kuliah : Metode Penelitian

Kelas : TS-Sem6-A

Dosen :

Maidiawati, Dr.Eng

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Jalan merupakan prasarana bagian darat yang berperan penting untuk melakukan

aktivitas sehari-hari bagi masyarakat setempat. Tanpa adanya jalan kegiatan untuk satu

daerah ke daerah lain akan susah untuk dilakukan. Jalan sangat berperan dalam sarana

transportasi, tidak hanya untuk penjalan kaki tapi juga untuk pengendara kendaraan

manual dan kendaraan bermotor. Namun di sebuah jalan tidak jarang kita melihat

terjadinya kemacetan panjang, yang dikarenakan kepadatan volume kendaraan yang

tidak sesuai dengan kapasitas jalan.

Kemacetan lalu lintas sering terjadi di Kota Bukittinggi, terutama di kawasan Pasar

Aur Kuning. Kawasan Pasar Aur Kuning ini juga merupakan kawasan yang padat akan

kendaraan, terutama di hari Rabu dan Sabtu. Namun kemacetan ini idak efektif bagi

pengguna jalan yang membutuhkan akses jalan Pasar Aur Kuning. Kemacetan akan

sangat mengganggu kegiatan masyarakat yang memerlukan akses jalan di daerah

Pasar Aur Kuning. Akibatnya masyarakat akan merasa terganggu dan ternbebani jika

terjebak macet di daerah tersebut. Oleh karena itu sangat perlu rasanya diselidiki faktor

apa saja yang menyebabkan terjadinya kemacetan, dan apa seharusnya di lakukan jika

terjadinya kemacetan semakin berkepanjangan.

Untuk membuat pengguna jalan kawasan Pasar Aur Kuning sebaiknya dilakukan

perubahan sistem perjalanan di bagian simpang tiga kawasan Pasar Aur Kuning. Untuk

itu diperlukan pemodelan jalan raya dengan cara menutup salah satu jalur utama nya.

1.2.Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dari penjelasan dari latar belakang berikut adalah.

1. Bagaimana cara mengatasi kemacetan yang terjadi di pagi hari, dikawasan Pasar

Aur Kuning.

1.3.Tujuan

1. Untuk mencari jalan keluar masalah lalu lintas, terutama masalah kemacetan

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kemacetan Lalu Lintas

Kemacetan adalah suatu keadaan tersendatnya atau terhentinya suatu perjalanan.

Kemacetan lalu lintas merupakan terjadinya kepadatan lalu lintas yang dikarenakan

jumlah kendaraan yang melewati suatu jalan melebihi kapasitas jalan, yang

mengakibatkan terhentinya atau tersendatnya proses transportasi kendaraan bermotor

ataupun manual di sebuah jalan raya yang menghubungkan satu kota ke kota lain,

maupun dari satu satu daerah ke daerah lain.

Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang

ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan kecepatan bebas

ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan

terjadinya antrian. Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan pada ruas

jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai derajat kejenuhan mencapai

0,5 (MKJI,1997).

Kemacetan merupakan masalah yang timbul akibat pertumbuhan dan kepadatan

penduduk sehingga arus kendaraan menjadi sangat lambat. (Hoeve,1990).

Lalu lintas tergantung kepada kapasitas jalan, banyaknya lalu-lintas yang ingin

bergerak, tetapi kalau kapasitas jalan tidak dapat menampung, maka lalu-lintas yang

ada akan terhambat dan akan mengalir sesuai dengan kapasitas jaringan jalan

maksimum (Budi D.Sinulingga,1999).

2.2. Dampak Negatif Kemacetan

Dampak dari kemacetan adalah kerugian waktu pengendara di dalam perjalanan.

Pengendara akan kehabisan waktu perjalanan lebih lama karena kemacetan. Dan

kerugian lainnya adalah, biaya operasional kendaraan akan semakin bertambah. Begitu

juga dengan keamanan udara, udara sekitar kawasan kemacetan akan selalu terkena

(4)

Pada kondisi kemacetan pengendara cenderung menjadi tidak sabar yang menjurus

ke tindakan tidak disiplin yang pada akhirnya memperburuk kondisi kemacetan lebih

lanjut lagi. (Etty Soesilowati, 2008).

Dari kemacetan yang terjadi, pengendara akan banyak mendapatkan kerugian.

Kerugian waktu yang habis terbuang. Kerugian biaya yang lama dalam perjalanan.

Kerugian kesehatan karena polusi udara. Dan akan menjadi titik ketidak disiplinan para

pengendara yang tergesa-gesa dalam perjalanan.

2.3.Transportasi

Transportasi adalah suatu perpindahan manusia ataupun barang yang menggunakan

alat atau mesin yang di gerakkan oleh manusia sendiri. Transportasi memudahkan

manusia untuk melakukan aktivitas sehari-hari terutama di kota-kota besar, yang

sebagian besar penduduknya menggunakan kendaraan bermotor untuk melakukan

perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Transportasi dapat diartikan usaha memindahkan, mengerakkan, mengangkut, atau

mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini

objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. (Miro,

2005).

Transportasi manusia atau barang biasanya bukanlah merupakan tujuan akhir, oleh

karena itu permintaan akan jasa transportasi dapat disebut sebagai permintaan turunan

(derived demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditi atau jasa

lainnya. Dengan demikian permintaan akan transportasi baru akan ada apabila terdapat

factor- factor pendorongnya. Permintaan jasa transportasi tidak berdiri sendiri,

melainkan tersembunyi dibalik kepentingan yang lain. (Molok, 1984).

2.4. Jalan Raya

Jalan raya adalah jalan utama yang menghubungkan satu daerah ke daerah lain. Di

jalan raya biasanya banyak dilewati oleh kendaraan bermotor dan manual lainnya.

Jalan raya juga digunakan oleh masyarakat banyak, dan sedangkan proses

(5)

Pembangunan Umum (PU). Dan sistem penggunaannya diatur dalam

perundang-undangan.

Jalan raya juga ada banyak klasifikasi. Klasifikasi jalan raya terdiri dari berdasarkan

fungsi, administrasi, dan muatan sumbu. Berikut adalah rincian klasifikasi jalan raya.

1. Klasifikasi Jalan Raya Berdasarkan Fungsi

a. Jalan Arteri

Jalan arteri adalah jalan umum yang fungsinya lebih pada pelayanan

kendaraan dengan jarak tempuh perjalanan jauh.

b. Jalan Kolektor

Jalan Kolektor adalah jalan raya yang berfungsi melayani kendaraan

dengan perjalanan jarak tempuh sedang.

c. Jalan Lokal

Jalan lokal adalah jalan yang digunakan demi melayani kendaraan lokal

dari suatu tempat, dan jarak tempuh dekat.

d. Jalan Lingkungan

Jalan lingkungan adalah jalan raya yang digunakan untuk melayani

lingkungan yang perjalanannya relatif dekat.

2. Klasifikasi Jalan Raya Berdasarkan Administrasi Pemerintah

a. Jalan Nasional

Jalan nasional adalah jalan arteri yang menghubungkan antara dua ibukota

provinsi beserta jalan tol.

b. Jalan Provinsi

Jalan provinsi adalah jalan kolektor yang menghubungkan ibukota

provinsi dengan kabupaten, atau antara ibukota kabupaten dengan ibukota

kabupaten.

c. Jalan Kabupaten

Jalan kabupaten adalah jalan lokal yang menghubungkan ibukota

kabupaten dengan kecamatan.

d. Jalan Kota

Jalan kota adalah jalan lokal yang menghubungkan antar pusat pelayanan

dalam kota.

e. Jalan Desa

Jalan desa adalah jalan yang menghubungkan antar pemukiman warga

(6)

3. Klasifikasi Jalan Raya Menurut Muatan Sumbu

a. Jalan Kelas I

Merupakan jalan arteri yang dapat dilewati kendaraan dengan lebar

maksimal 2,5m, panjang maksimal 18m. Sementara di Indonesia ini untuk

muatan sumbu terbesar yang dizinkan ±10 ton.

b. Jalan Kelas II

Merupakan jalan arteri yang bisa dilewati kendaraan bermotor dengan

ukuran lebar maksimal 2,5m. Sementara untuk panjang maksimal 18m. Dan

berat izin muatannya ±8 ton.

c. Jalan Kelas III A

Jalan raya yang dapat dilalui angkutan yang memiliki lebar maksimal

2,5m. Panjang maksimal 18m. Dan muatan yang diizinkan ±8 ton.

d. Jalan Kelas III B

Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan dengan lebar maksimal 2,5m.

Panjang maksimal 12m. Dan muatan izin ±8 ton.

e. Jalan Kelas III C

Jalan lokal dan jalan lingkungan yang bisa dilewati kendaraan , dengan

lebar maksimal 2,1m. Dan panjang maksimal 9m. Dan muatan izin maksimal

±8 ton.

2.5.Kapasitas Jalan

Kapasitas adalah jumlah maksimum kendaraan atau orang yang dapat melintasi suatu

titik pada lajur jalan pada periode waktu tertentu dalam kondisi jalan tertentu atau

merupakan arus maksimum yang bisa dilewatkan pada suatu ruas jalan. Dinyatakan

dalam kend/jam atau smp/jam. (MKJI, 1997)

a. Jenis-jenis Kapasitas Jalan

1. Kapasitas dasar (Basic Capacity)

Jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintasi suatu

penampang jalan tertentu selama satu jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang

ideal. Digunakan sebagai dasar perhitungan untuk kapasitas rencana.

Arus dikatakan pada kondisi ideal jika :

1. Uninterupted flow (Arus lalu lintas tidak terganggu)

2. Kendaraan yang lewat sejenis (kendaraan penumpang)

(7)

4. Kebebasan samping 1,8 m

5. Desain AH dan AV bagus (datar, V = 120 km/jam)

6. Untuk lalu lintas 2 jalur 2 arah, memungkinkan untuk menyiap

dengan jarak pandang 500 m

2. Kapasitas rencana (Design Capacity)

Jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintasi suatu

penampang jalan tertentu selama satu jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang

sedang berlaku tanpa mengakibatkan kemcetan, kelambatan, dan bahaya yang

masih dalam batas-batas yang diinginkan.

3. Kapasitas yang mungkin (Possible Capacity)

Jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintasi suatu

penampang jalan tertentu selama 1 jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang

sedang berlaku (pada saat itu).

Kapasitas yang mungkin < Kapasitas rencana

b. Perhitungan Kapasitas Ruas jalan

Kapasitas ruas jalan dipengaruhi oleh :

1. Ada atau tidak adanya median.

a. Jika ada median, kapasitas dihitung terpisah untuk setiap arah.

b. Jika tanpa median, kapasitas dihitung untuk kedua arah.

2. Lokasi ruas jalan.

a. Urban (perkotaan), memperhitungkan FCcs (faktor koreksi akibat ukuran

kota).

b. Interurban (rural), tidak memperhitungkan FCcs.

Persamaan Umum

Untuk daerah perkotaan

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam)

Untuk interurban (rural)

C = Co x FCw x FCsp x FCsf (smp/jam)

c. Faktor Yang Mempengaruhi Kapasitas Jalan

1. Kondisi lalu lintas

(8)

3. Kondisi fasilitas jalan

2.6.Kecepatan dan Waktu Tempuh

Kecepatan adalah kemampuan suatu kendaraan dalam melaju, dan dihitung dalam

satuan (km/jam). Kecepatan terdiri dari 3 bagian, antara lain :

1. Kecepatan Perjalanan (Jurney Speed).

Kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat dan

merupakan jarak antara dua tempat dibagi dengan lama waktu kendaraan

menyelesaikan perjalan antara dua tempat tersebut.

2. Kecepatan Bergerak (Running Speed).

Kecepatan kendaraan ratarata pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak dan

didapat dengan membagi panjang jalur dibagi dengan lama waktu kendaraan

bergerak menempuh jalur tersebut.

3. Kecepatan Setempat (Spot Speed).

kecepatan kendaraan pada suatu saat diukur dari suatu tempat yang ditentukan.

Waktu tempuh (TT) adalah waktu total yang diperlukan untuk Melewati suatu

panjangn jalan tertentu, termasuk waktu berhenti dan tundaan pada simpang. Waktu

tempuh tidak termasuk berhenti untuk beristirahat dan perbaikan kendaraan (MKJI,

1997).

2.7.Kinerja Jalan

Kinerja Jalan adalah suatu ukuran kuantitatif yang menerangkan tentang kondisi

operasioanl jalan seperti kerapatan atau persen waktu tundaan. Kinerja jalan pada

umumnya dinytakan dalam kecepatan, waktu tempuh dan kebebasan bergerak. (MKJI,

1997)

Dalam MKJI tahun 1997, indikator tingkat pelayanan dinyatakan sebagai berikut :

a. Kondisi operasi yang berbeda yang terjadi pada lajur jalan ketika mampu

menampang bermacam-macam volume lalu lintas.

b. Ukuran kualitas dari pengaruh faktor aliran lalu lintas, kenyamanan pengemudi,

waktu perjalanan, hambatan, kebebasan manuver dan secara tidak langsung biaya

(9)

BAB III

METODE PENILITIAN

3.1. Umum

Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk

memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk

dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian.

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini perlu

diarahkan melalui survei lapangan guna mendapatkan data primer serta survei

kepada instansi terkait guna mendapatkan data sekunder.

3.2.Perencanaan Survey

Untuk mendapatkan data yang mendukung survey dapat di bagi jenis – jenis

survey yang dipilih dengan 3 kriteria yaitu secara teknis data yang diperoleh harus

tepat (dapat mengukur variabel yang diinginkan) dan dengan validitas yang tinggi.

Secara ekonomi survey tersebut harus murah (biaya, tenaga dan waktu). Di lain

pihak survey harus memenuhi syarat lingkungan, dengan demikian gangguan

terhadap lingkungan ditimbulkan harus seminimal mungkin. Lingkungan ini dapat

berupa manusia (dan mahluk hidup lainnya), atau jalan (dan benda mati lainnya).

Sedapat mungkin dihindari survey yang melibatkan dan mengganggu masyarakat

umum.

3.3.Persiapan

Tahapan ini dilakukan agar pelaksanaan survey dapat dijalankan dengan baik,

kegiatan yang dilakukan antara lain mempersiapkan berbagai berkas surat izin

penelitian, menetukan lokasi pengamat pada suatu titik pada ruas jalan,

menentukan waktu survey dan periode pengamatan, mempersiapkan alat – alat

penelitian dan pengujian bekerjanya alat.

3.4.Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di sepanjang Ruas Jalan Aur Kuning. Jalan

ini dikenal sebagai salah satu jalan utama yang mana dapat menghubungkan ke

(10)

3.5.Peralatan Yang Digunakan

Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat untuk menunjang pelaksanaan

penelitian di lapangan sebagai berikut ini:

a. Alat tulis dan form data survey.

b. Stopwatch untuk menentukan berawal dan berakhirnya waktu pengamatan

survey.

c. Meteran.

d. Kamera, berfungsi untuk merekam kejadian lalu lintas yang terjadi di

lokasi pengamatan.

e. Cat / Lakban, berfungsi untuk pemberi tanda pada jalan.

3.6.Penentuan Waktu Penelitian

Arus lalu – lintas selalu berubah sepanjang hari, banyaknya kendaraan yang

lewat pada suatu tempat atau titik pada sore hari akan berbeda di waktu tengah

malam atau pagi harinya. Perbedaan arus lalu – lintas ini disebut dengan fluktuasi

arus lalu lintas.

a. Pencatatan arus lalu lintas kendaraan dilakukan saat jam puncak dipagi

hari dan sore hari. Dari hasil pencatatan selanjutnya dikelompokkan pola

arus lalu – lintas harian yang terjadi. Data LHR tercatat yang diperoleh

dipakai untuk penghitungan pendekatan keadaan rata – rata wilayah sesaat.

Waktu penelitian dilkakukan dalam pada saat jam sibuk (dimana terdapat

volume lalu lintas padat / maksimum), yakni dipagi hari( pukul 06.30 –

08.30 WIB) dan sore hari (Pukul 16.00 – 18.00 WIB).

b. Pengambilan data kecepatan space mean speed diambil pada saat jam

puncak pagi dan sore.

3.7.Metode Inventaris Data

Maksud dari tahap inventaris data itu sendiri adalah untuk mendapatkan data

yang dibutuhkan sebagai bahan masukan (input) untuk tahap analisis. Dalam

pengumpulan data penelitian yaitu :

(11)

Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya atau

langsung dari lapangan dengan menggunakan kamera video sebagai alat perekam,

pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survei, seperti :

a. Data Geometri

b. Volume Kendaraan

c. Survey Hambatan Samping

d. Waktu tempuh dan tundaan kendaraan ( Survey floating car)

3.8.Teknik Survey

1. Survey Geometrik Jalan

Survei geometri dilakukan untuk mengetahui ukuran – ukuran penampang

melintang jalan, panjang ruas jalan, median jalan, bahu jalan, serta berbagai

fasilitas pelengkap yang ada, sehingga bisa didapatkan kapasitas dari jalan

yang diteliti. Survey ini dilakukan pada keadaan sangat sepi sehingga tidak

mengganggu lalu – lintas dan menjamin keamanan surveyor dari kecelakaan.

2. Survey Volume Lalu Lintas

Survei lalu – lintas harian rata – rata kendaraan (LHR) dilakukan di Ruas Jalan

Kota Raja samapai Jalan Raden Intan LHR yang dihitung yaitu gerak

kendaraan sepanjang satu ruas jalan tertentu. Penghitungan LHR dilakukan

menggunakan kamera video sebagai alat bantu dalam merekam data kondisi

jalan. Hal ini dilakukan demi menghindari terjadinya kesalahan – kesalahan

yang mungkin terjadi pada saat pengambilan data. Selanjutnya

mengelompokkan kendaraan atas dasar jenisnya yaitu kendaraan berat (MV),

bus ringan (LV), sepeda motor (MC), dan kendaraan tak bermotor (UM).

a. Prosedur

1. Mempersiapkan kamera video pada titik yang dilintasi oleh kendaraan,

usahakan sudut pandang kamera cukup luas sehingga dapat mencakupi

seluruh kendaraan yang lewat pada badan jalan.

2. Dengan menyaksikan data rekaman pada video, pengamat mencatat

pada form setiap kendaraan yang lewat menurut klasifikasi macam –

(12)

3.9.Analisis Data dan Penyajian Data

Pengolahan data merupakan rangkaian perhitungan operasional ruas jalan dan

persimpangan yang mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun

(MKJI) Februari 1997. Pengolahan dan penyajian data disesuaikan dengan teknik

analisis yang dilakukan. Pengolahan data dan analisi karakteristik lalu –

lintasditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik. Data lintas harian rata –

ratakendaraan (LHR), volume arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan,

besarhambatan samping ditampilkan dalam bentuk tabel sehingga mempermudah

analisis kondisi karakteristik lalu – lintas.

a. Ruas Jalan Melitputi

1. Arus

2. Kapasitas

3. Derajat kejenuhan

4. Kecepatan perjalanan sesungguhnya dan waktu tempuh perjalanan (survey

floating car).

5. Kurva kecepatan floating car

6. Perbandingan Kinerja Kecepatan sesungguhnya dengan hasil metode

MKJI,1997.

7. Menganalisis titik – titik rawan kemacetan pada Jalan Kota Raja hingga

Jalan Raden intan dan mengidentifikasi penyebabnya.

b. Persimpangan Meliputi

1. Arus (Q)

2. Kapasitas (C)

3. Derajat kejenuhan (DS)

4. Tundaan (D)

Pada penelitian ini bentuk kinerja ruas jalan diukur dari nilai derajat kejenuhan

(DS) atau V/C rasio. Penyajian data yang digunakan yakni dengan

menganalisa hasil perhitungan parameter kinerja ruas jalan yang selanjutnya

(13)

FLOW CHART

MULAI

Persiapan Penelitian - Studi Kepustakaan - Survey Pendahuluan - Penetapan Lokasi Penelitian

- Penentuan waktu penelitian

Data Primer

Ruas jalan :

1.Kondisi geometrik 2.Volume lalu lintas 

Data Sekunder Ukuran Kota:

1. Jumlah penduduk dari BPS

2. Data Kecepatan rencana dari DISHUB kota

Rekapitulasi dari Tabulasi Data (Metode MKJI 1997)

Output perhitungan

Kesimpulan

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Putri, Y 2016, Analisis Penyebab Kemacetan Jalan Kota, Universitas Lampung, Indonesia.

MKJI, 1997, Manual Kapasistas Jalan Indonesia, Bina Marga, Indonesia.

Irfal, M 2015, Tugas Softskill Saya : Kemacetan dan Penyebabnya, Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Kemacetan lalu lintas terjadi saat kendaraan-kendaraan yang berada pada satu ruas jalan harus memperlambat laju kendaraannya, kemacetan lalu lintas akan berhubungan dengan

Tri Rahayu : Kajian Kemacetan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Medan-Binjai, 2006 USU Repository © 2008... Tri Rahayu : Kajian Kemacetan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Medan-Binjai, 2006

Sementara ruas jalan Teuku Umar berdasarkan hasil survei yang dilaksankan diperoleh volume arus lalu lintas maksimum pada ruas jalan Teuku Umar dengan panjang

Dari hasil analisa terhadap jalan eksisting, didapatkan data arus lalu lintas yang melalui ruas jalan Blora – Cepu adalah sebagai berikut :... Ini berarti kapasitas ruas jalan

Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang melewati

Kemacetan terjadi karena tingginya volume arus lalu lintas pada persimpangan Jalan Setia Budi - Jalan Flamboyan - Jalan Melati Raya, dan panjang waktu sinyal yang tidak

Kapasitas lalu lintas adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam

Dapat disimpulkan bahwa kapasitas jalan pada ruas jalan Rembang - Bulu (Batas Jawa Timur) ini sudah tidak memenuhi syarat untuk melayani arus lalu lintas yang lewat, sehingga