• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Rhythm Of Funk, Rock, And Latin: Resital Drum T1 852008022 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: The Rhythm Of Funk, Rock, And Latin: Resital Drum T1 852008022 BAB II"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN REPERTOAR

A.Sejarah Drum

Awal dari drumset disatukan pada akhir 1800 setelah penemuan pedal bass

drum. Penemuan ini memungkinkan satu orang untuk memainkan beberapa

instrumen perkusi (snare drum, bass drum, dan cymbal) dalam satu waktu. Contoh

pengembangannya seperti yang dipakai untuk mengiringi musisi jazz di New

Orleans pada 1920. Penemuan pedal memungkinkan pemain untuk membebaskan

tangan sehingga dapat memainkan alat musik perkusi lainnya secara bersamaan.

Pada tahun 1920 pedal bass drum telah menjadi peralatan standar bagi pemain

drum jazz dan juga drumset yang kita ketahui sekarang. Susunan ini terdiri dari

berbagai jenis cymbal, tom-tom, snare, bass drum dan peralatan musik unik seperti

woodblock dan cowbell. Susunan diatas tidaklah paten dan dapat diubah sesuai

keinginan pemain.

Seiring dengan berjalannya waktu, tiap bagian dari drumset ini mengalami

perkembangan, antara lain:

1. Bass Drum

Di belahan dunia bagian timur, “davul” atau bisa juga disebut “tabl turki”

adalah pendahulu dari instrumen bass drum. Davul ditemukan pada abad ke

-14 di Mediterania Timur. Davul berbentuk silinder dengan double-head (terdiri

dari dua permukaan).1Bass drum masih sangat jarang ditemui di Eropa sampai

pada abad ke-18, sebelum adaptasi dari grup musik militer Turki menjadi

terkenal di kalangan grup musik militer Eropa. Dalam acara-acara tertentu,

bass drum mulai digunakan pada musik orkestra. Bass drum yang digunakan

dalam orkestra sampai pada abad ke-19 adalah bass drum yang berbentuk

batang kayu silinder dengan panjang melebihi diameter batang kayu itu sendiri

(yang berukuran 50 cm). Alat musik ini dikenal sebagai “long drum”, sama

(2)

seperti drum pada abad pertengahan yang menggunakan tali berbentuk huruf “V” yang diuntaikan untuk mengencangkan dan mengendurkan tegangan.2

Bass drum dengan ketebalan sekitar 66 cm dan diameter head sekitar 81 cm

sempat populer di Eropa. Pada akhir abad ke-20, bass drum jenis ini mulai

digunakan di Inggris. Tipe bass drum seperti ini mempunyai suara yang

cenderung menyerupai tom-tom dengan karakter suara rendah dan secara

kualitas masih kurang. 3 Orkes simfoni di Inggris dan Amerika Utara

menggunakan bass drum double-head dengan diameter head yang berukuran

90-100 cm. Dalam orkes, bass drum pada umumnya ditumpu dengan

penyangga agar pemain dapat memainkannya dari posisi manapun sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan. Mallet yang digunakan biasanya berukuran

besar dengan ujung berlapiskan benang wol dan beratnya proporsional untuk

dapat menghasilkan suara yang bulat. Bass drum yang digunakan pada drumset

memiliki ukuran lebih kecil dan diletakkan pada posisi horizontal dan

dimainkan dengan menggunakan pedal.4

2. Snare Drum

Ide terciptanya snare drum berawal dari alat musik Tabor. Tabor ditemukan

di Eropa pada 1300. Tabor merupakan drum berbentuk lingkaran yang

memiliki dua permukaan yang ditutup dengan kulit hewan dan memiliki jerat

untai tunggal.5Penggunaan snare drum dalam kemiliteran bermula dari alat

musik yang digunakan oleh tentara kerajaan Ottoman. Penggunaan snare drum

dalam kemiliteran mulai populer pada 1400-an. Pada masa itu snare drum

menggunakan untaian tali-tali yang membentuk pola menyerupai huruf W dan

V yang berfungsi untuk mengatur ketegangan dari membran snare drum.

Pada 1600 metode baru untuk menata mulai dikembangkan, yaitu dengan

penggunaan sekrup. Metode baru ini, membuat tegangan kulit snare menjadi

lebih tinggi sehingga memungkinkan pemain snare untuk memainkan pola

2 Stanley Sadie, The New Groove Dictionary of Music and Musician (London: Macmilan Publisher, 2001), hal.609

(3)

ritmik yang lebih rumit serta lebih cepat dari sebelumnya. Pertengahan tahun

1800, snare drum dibuat dari kuningan dan ukurannya semakin diperkecil

untuk mendapatkan suara yang lebih tinggi. Penggunaan snare drum dalam

musik Jazz pada 1900-an bertujuan untuk “comping” yang berarti mendukung

dan berinteraksi dengan musisi lain. Kepopuleran gaya musik tersebut,

perusahaan drum mulai membuat snare drum dalam ukuran yang berbeda-beda

dan snare drum menjadi bagian dari drumset.6

3. Hi-hat

Sebagian besar pedal bass drum memiliki pemukul tambahan untuk

cymbal yang dipasang di pinggiran bass drum (clanger). Alat tersebut

menghasilkan suara pukulan yang monoton. Drummer menggunakan peralatan

yang disebut “snow shoe sock pedal”. “Snow shoe sock pedal” terdiri dari dua

simbal yang dipasang diantara dua papan seukuran kaki dan diberi pegas,

pemain menyelipkan kakinya ke dalam tali penahan (menyerupai papan

seluncur salju).7

Snow shoe” diganti “low boy”. Low boy memiliki fungsi yang hampir

sama dengan hi-hat yang sekarang kita kenal; satu-satunya perbedaan terletak

pada simbal yang tingginya sekitar 9’ dari lantai. Hi-hat ditemukan pada tahun 1926 berawal dari kesulitan Papa Jo Jones (seorang pemain drum legendaris

pada era swing) menjangkau simbal yang terletak 9' dari lantai. Pada awalnya

dia menggunakan tongkat gantungan baju. Kemudian perusahaan drum

Walberg and Auge menyempurnakan konstruksi dari hi-hat.8

4. Tom-tom

Tom-tom mulai dikenal pada awal 1900, pada masa musik teater

mendominasi dunia. Kenyataan ini mendorong para pemain drum untuk

melengkapi drumset mereka dengan peralatan-peralatan tambahan lainnya yang

menghasilkan efek-efek suara yang beragam.9

6 Muffler. History of Snare Drum. 2006

10 Mei 2014 http://www.drummuffler.com/history-of-the-snare-drum.html 7 John Aldrige. Op.cit., hal 22.

(4)

Tom-tom berasal dari Cina dikenal dengan nama “chinese toms”; terdiri dari

satu head atau satu permukaan yang dilapisi dengan kulit dan tidak

menggunakan hoop atau pinggiran, langsung ditempel pada badan tom. Hingga

akhir 1920, chinese tom secara perlahan tergantikan oleh tom single head yang

dapat ditata. Tom-tom yang terlihat modern ini memiliki head yang terpasang

pada bagian atas dan bawah.10

5. Cymbal

Sejarah simbal berawal dari seorang pandai besi yang dapat membuat

perlengkapan dan senjata sendiri dengan mengkombinasi tembaga dan timah.

Proses pencampuran, pengecoran, dan tempering (memperkuat bahan dengan

pemanasan dan pendinginan) berkembang, dan teknologi pembuatan cymbal

modern kemudian menyebar ke beberapa negara seperti: Mesir, Cina, Persia,

dan Turki. Pada awalnya perunggu Turki digunakan untuk tujuan militer, namun

dalam perkembangannya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan bel dan

cymbal. Pada 1300 Turki telah menjadi pembuat cymbal terbesar, terutama

pembuatan cymbal untuk orkestra dan opera di Eropa.11

10 John Aldrige., hal 25.

11 Scott Hutton. The History Of Cymbal. 2010

(5)

B.Jenis Musik

1. Rock Progressive

Rock Progressive adalah bentuk dari musik rock yang berkembang di akhir

1960 sampai awal 1970 sebagai salah satu salah satu usaha musisi Inggris untuk

mengangkat musik rock.12 Musik rock progressive menggunakan instrumen

yang biasanya digunakan dalam musik rock, pada masa ini para musisi banyak

bereksperimen dengan genre musik rock itu sendiri.13

Beberapa karakteristik musiknya, antara lain:

a. Bentuk

Struktur lagu progressive rock biasanya menghindari bentuk umum

musik populer pada umumnya (verse-chorus-coda), memperpanjang

bagian lagu atau menambahkan bagian interlude dengan dinamika yang

menimbulkan perbedaan yang kontras.

b. Ritme

Berlatar belakang dan pengaruh dari musik klasik, jazz, serta

eksperimen pada musik, musisi progressive rock memiliki

kecenderungan untuk berkreasi dengan perubahan tempo dan sukat

selain 4/4. Pendekatan yang dilakukan bervariasi, tergantung pada

musisi/grup musik, akan tetapi secara ritmis, musisi menggunakan

beragam ketukan dimulai dari ketukan biasa (regular beats) sampai

dengan ketukan-ketukan dengan sukat rumit.14

2. Latin

Sejarah Amerika Latin sangat dipengaruhi oleh penjajahan Eropa dan

perdagangan budak dengan Afrika. Maka Amerika Latin banyak mendapat

pengaruh budaya dari Eropa dan Afrika. Pengaruh yang diberikan oleh Eropa

12 Lucas Biela. definition of progressif rock music.

10 Mei 2014 http://www.progarchives.com/Progressive-rock.asp#definition

13 Miller, Russ. The Drum Set Crash Course.Miami : Warner Bros.

Publications, 2001.

14 Lucas Biela. definition of progressif rock music.

(6)

terlihat dari dua bahasanya yaitu Spanyol dan Inggris, sedangkan pengaruh dari

Afrika adalah irama musik.15

Karakteristik musik Latin:

Pola ritme sinkopasi yang dimainkan dengan menggunakan dua stik. Ritme

yang digunakan antara lain:

Clave 3:2

Clave 2:3

Gambar 2.1. Pola ritme Clave

c. Bajo-Tumbao-bass

Pengulangan pola ritmik pada bass atau conga berdasarkan pada clave.

d. Call And Response

Sebuah frase musik yang dimainkan oleh instrumen solo kemudian diikuti

pemain musik atau seksi lainnya yang memainkan frase baru sebagai

respons terhadap frase sebelumnya.16

1) Samba

Kata “samba” diambil dari bahasa portugis “semba”. Kata itu

sendiri memiliki beberapa arti seperti: berdoa dan wanita. Pertama kali

didokumentasi dalam koran pada 1838, diartikan sebagai ritme dan

tarian.17

15 Emilio Grenet. History Of Latin Music. 1998

10 Mei 2014 http://www.revels-bey.com/history_of_latin_music.htm

16 Meriam Webster call–and–response

10 Mei 2014 http://www.merriam-webster.com/dictionary/call-and-response

(7)

Musik samba berakar dari Afrika yang merupakan salah satu tipe

dari tarian Afro Brazilian yang masih hidup di Bahia (Brazil Utara).

Samba sebagai genre musik berkembang di Rio de Janeiro pada akhir

abad ke-19 dan awal abad ke-20. Para budak Afrika pindah ke ibukota

Brazil untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan mereka membawa

musik dan tarian Samba bersama mereka.18 Gaya ini terus mengalami

perkembangan, dari tarian sebuah kelompok berkembang menjadi

tarian berpasangan. Pada tahun 1970 samba begitu populer, kehadiran

musik rock dan disco sempat meredupkan kepopuleran samba. Namun

dengan adanya penambahan instrumen seperti banjo dan tan-tan, samba

kembali populer dan banyak musisi yang menggunakan gaya ini dalam

karyanya.19

2) Songo

Songo adalah perpaduan antara gaya tradisional daerah dan gaya

kontemporer Kuba yang mengandung elemen-elemen funk dan jazz.

Songo adalah salah satu jenis music dari Kuba dimana pengaturan frase

irama musik dari bass, drum/kick, dan conga-conga saling berinteraksi

secara ritmis dan dinamis. Ritme Songo banyak mendapat pengaruh

dari Juan Formell, yaitu yang mempatenkan istilah Songo, pianis Cesar

“Pupy” Pedrosa, dan drummer/perkusionis Jose Luis Quintana “Changuito” dari grup Los Van Van (grup musik terpopuler di Kuba

selama lebih dari 30 tahun). Songo menjadi pelopor gaya musik Afro

Cuban yang terbentuk dari ritme drumset dengan tambahan alat-alat

musik perkusi.

Cymbal ride memainkan ketukan yang konstan, bass drum

memainkan ritme tumbao di kedua hitungan, dan bagian snare memberi

10 Mei 2014 http://www.buzzle.com/articles/history-of-samba-music.html

18 Piero Scaruffi.A History Of Popular Music. 2003

10 Mei 2014 http://www.scaruffi.com/history/latin.html

19 Kashmira Lad. History Of Samba Music. 2010

(8)

fill in dalam bentuk not sinkopasi. Aksen-aksen yang terdapat di bagian

snare menciptakan keseluruhan suasana dan musik dari Songo.20

3) Soca

Soca adalah sejenis musik daerah kepulauan Trinidad dan Tobago.

Soca adalah percampuran antara calypso tradisional dan musik Indian

yang diciptakan oleh seorang musisi bernama Lord Shorty. Dia

menambahkan alat musik ritmis Indian ke dalam Calypso tradisional

yang kemudian menghasilkan suatu musik yang baru dengan nama “Solka”, yang adalah singkatan dari “Soul of KAlypso”. Nama “Solka”

berubah menjadi Soca (nama yang sekarang kita kenal) dikarenakan

adanya kesalahan pengejaan. Soca muncul sekitar 1960-an dan di masa

kini, adalah salah satu dari jenis-jenis musik Karibia terpopuler di

kesan gembira yang didapati saat mendengarnya. Akar funk dapat ditelusuri

hingga jenis rhythm and blues dari daerah Louisiana pada 1960-an. Aliran

musik ini terkait erat dengan musik soul serta jenis musik turunan lainnya

seperti P-Funk dan Funk Rock.22

20 Miller, Russ. The Drum Set Crash Course.Miami : Warner Bros.

Publications, 2001.

21 Megan Romer. Soca Music 101.2010

8 Februari 2015 http://worldmusic.about.com/od/genres/p/SocaMusic.htm 22

(9)

C. ANALISIS REPERTOAR

Analisis repertoar dalam resital ini menggunakan cara menganalisis dalam

musik barat, sebelum membahas lebih jauh mengenai repertoar dalam resital ini,

perlu diketahui beberapa bentuk penulisan notasi sebagai lambang bunyi pada

drum set yang digunakan oleh penulis. Berikut ini merupakan penulisan notasi

pada drum set:

Gambar 2.2 Notasi drum

1. Analisis “New Ground karya Darmon Meader.

Darmon Meader dikenal sebagai vokalis, arranger, dan pemain saksofon.

Lagu ini diaransemen oleh Darmon Meader, ia bekerjasama dengan Tommy Igoe;

seorang pemain drum solois, pemimpin band dan pengajar. “New Ground”

merupakan sebuah karya musik latin, didalamnya terdapat beberapa pola ritmik

drumming seperti: Soca, Songo dan Samba dengan pola dasar sebagai berikut.

Soca

(10)

Samba

Gambar 2.3 Tiga pola ritmik dasar

Lagu ini diawali dengan tutti23 2 birama bersukat 5/8, 1 birama solo drum

dan 1 birama tutti bersukat 2/4.

Gambar 2.4 Tutti

Pada birama ke 5 – 14 memainkan pola ritmik Soca yang kemudian

kembali lagi memainkan tutti pada birama ke 15 – 17, tutti tersebut juga berfungsi

sebagai jembatan untuk kembali ke birama 9 dan perubahan irama menjadi Songo.

Gambar 2.5 Tutti tiga birama

Bagian B (birama 18 – 25) irama musik berubah menjadi Songo. Pada

birama 20 dan 21 terdapat sinkopasi yang dimainkan bersamaan dengan gitar bass

dan seksi tiup logam.

Gambar 2.6 Sinkopasi bagian B

Birama ke 23 – 25 merupakan kadens dari bagian Songo, yang berakhir di akord V

dengan tutti sebagai berikut:

(11)

Gambar 2.7 Bagian B

Irama berubah kembali menjadi Soca pada birama 26 dengan sinkopasi

pada ketuk ke-2nya.

Gambar 2.8 Sinkopasi bagian Soca

Tutti tiga birama kembali muncul yang kemudian disusul dua birama

melodi pendek tenor saksofon sebagai jembatan peralihan ke bagian solo saksofon.

Bagian D merupakan bagian solo saksofon; pola drum pada bagian ini mengalami

beberapa kali perubahan. Irama Soca (birama 38 – 53) berubah menjadi Songo

(birama 54 – 61), kemudian berubah kembali menjadi Soca dibirama 62 – 69.

Birama 70 merupakan solo saksofon bagian chorus. Irama pada bagian ini tidak

mengalami perubahan (masih berirama Soca), perubahan menjadi irama Songo

baru terjadi kembali di birama ke 86 – 93. Pada birama ke-94 irama berubah

kembali menjadi Soca. Birama 100 – 103 merupakan tutti yang sama seperti

bagian awal lagu.

Bagian E (birama 106 – 171) merupakan bagian solo piano dengan progresi

akor dan jumlah birama yang sama dengan bagian D. Perbedaan pada bagian E

(12)

Gambar 2.9 Solo bagian F

Gambar 2.10 Solo Bagian G

Gambar 2.11 Solo Bagian H

Berikutnya merupakan lima birama solo drum (birama 199 – 203) yang

ditutup dengan not triplet oleh seksi tiup logam (birama 204).

Gambar 2.12 Bagian I

Kemudian lagu kembali ke bagian B, C dan masuk ke bagian coda dengan

(13)

Gambar 2.13 Bagian coda

2. Analisis Access Denied karya Dave Weckl; Jay Oliver

“Access Denied”, merupakan karya dari Jay Oliver dan Dave Weckl seorang komponis sekaligus pemain drum. Karya ini berada dalam album yang

berjudul Rhythm of The Soul lagu ini beraliran rock-fusion dan funk. Karya ini

dimainkan dengan sukat 6/4 dan 4/4. Dave Weckl merupakan drummer dan

komponis, serta seorang band leader dari Dave Weckl Band. Penguasaan groove

dari pola ritme komposisi ini memegang peranan penting dalam keberhasilan

memainkan komposisi ini. Ada 2 macam pattern utama yang digunakan dalam

karya ini. Berikut ini merupakan bagian A.

Gambar 2.14 Pattern A

Gambar 2.15 Pattern B

Pada birama 44 sampai birama 52 terdapat tutti yang dimainkan dengan

(14)

Gambar 2.16 Pola pattern pada tutti

Pada birama 68 sampai birama 83 terdapat bagian solo drum yang diselingi

dengan tutti. Berikut pola yang digunakan.

Gambar 2.17 Birama 68-70

Gambar 2.18 Birama 71-74

Gambar 2.19 Birama 75-77

Gambar 2.20 Birama 78-80

(15)

Birama berikutnya dilanjutkan dengan lead gitar yang akan mengantar

kembali ke bagian A dan ke bagian B dan berakhir dengan coda sepanjang 4

birama.

3. Analisis “Katahdin” karya Stuart Hamm

“Katahdin” merupakan karya dari group band instrumental yang bernama Vital Information. Komposisi bergenre Jazz fussion ini adalah karya dari pemain

bass Stuart Hamm. Permainan drum Steve Smith dalam lagu Katahdin ini memiliki

perubahan pola pattern dan sukat. Bagian Tema pada lagu ini menggunakan sukat

5/4 dengan pola hi hat swing dan 4/4 pada bagian bridge.

Intro dimulai dengan melodi gitar yang pola ritmenya bersamaan dengan

pola ritme cymbal. Pada bagian introduksi terdiri dari 9 birama yang dimulai dari

birama gantung.

Gambar 2.22 Introduksi

Pada bagian A menggunakan sukat 5/4 yang terdiri dari 8 birama. Pola ritme

dalam bagian ini menggunakan pola fast swing pada open closed hi hat dan ride

cymbal

(16)

Pada melodi bagian B masih menggunakan pola ritme yang sama dengan

bagian A. Bagian B teriri dari 12 birama yang diulang satu kali. Pada birama 9

terdapat tutti yang bersamaan dengan melodi gitar.

Bagian C terjadi perubahan tanda sukat dari 5/4 ke 4/4. Pada bagian ini

terdiri dari 4 birama yang diulang selama empat kali dan ditambah 2 birama yang

berisi fill in untuk menuju ke bagian selanjutnya.

Gambar 2.24 Bagian C (Bridge)

Pada bagian D berisi solo gitar selama 48 birama dengan iringan pola ritme

drum set yang sama dengan bagian B. Pola ritme pada drum set sering mengikuti

alur melodi dari solo gitar sehingga permainan drum set menjadi tutti dengan

melodi. Setelah dari bagian D menuju ke bagian E yaitu bridge ke-2.Pada bagian

ini memiliki pola ritme yang sama dengan bagian C. Bagian E terdiri dari 16

birama dan ditambah 4 birama break untuk menuju bagian solo drum.

Dalam lagu Katahdin pada bagian F adalah bagian solo drum yang

dimainkan dengan sukat 5/4 selama 48 birama. Setelah dari bagian solo drum

menuju ke bridge ke-3 atau bagian G. Bagian ini terdiri dari 16 birama dan

(17)

H drum set dimainkan pada open closed hi-hat dan hanya diiringi dengan melodi

gitar selama12 birama.

Gambar 2.25 Pola ritme Hi- hat pada bagian H (melodi Gitar)

Setelah dari bagian H, tema utama kembali dimainkan pada bagian

selanjutnya yaitu bagian I. Pada bagian ini terdiri dari 12 birama. Pola ritme masih

memakai pola yang sama dengan bagian tema sebelumnya. Bagian J terdiri dari

Bridge dan coda. Pada bagian ini dimainkan selama 24 birama dan merupakan

bagian terakhir dari lagu Katahdin.

4. Analisis “Panic Attack” karya Dream Theater

“Panic Attack” merupakan salah satu lagu bergenre Progresive Rock dari album Octavarium karya Dream Theater yang diciptakan pada tahun 2005. Intro

pada lagu ini diawali oleh instrument bass dengan menggunakan sukat 4/4. Dalam

lagu sepanjang 232 birama ini terdapat 8 macam sukat yang digunakan, yaitu 4/4,

5/4, 9/8, 13/8, 6/4, 7/4, 6/8, 3/4. Bagian intro merupakan tema utama pada karya

ini, dimainkan sepanjang 24 birama, berikut ini merupakan pattern drum yang

(18)

Gambar 2.26 Pattern intro

Memasuki bagian A, pola sukat yang digunakan mengalami

pengelompokan yang terus diulang yaitu 5/4 dan 9/8.

Gambar 2.27 Pola sukat 5/4

Gambar 2.28 Pola sukat 9/8

Pattern tersebut kemudian sedikit dikembangkan dengan menggunakan fill

triplet.

Gambar 2.29 Pengembangan pola sukat 5/4

Gambar 2.30 Pengembangan pola sukat 9/8

Setelah bagian A mengalami pengembangan, tema utama muncul kembali

sepanjang 6 birama untuk persiapan masuk ke bagian B yang menggunakan 2

(19)

Gambar 2.31 Pola bagian B

Selanjutnya pada birama 93-106, merupakan bridge untuk mengantar ke

bagian chorus.

Gambar 2.32 Bagian bridge

Masuk ke bagian Chorus,pattern di bagi menjadi 2 bagian.

Gambar 2.33 Bagian chorus

Selanjutnya pada birama 127-134 tema utama kembali muncul dan

memasuki bagian guitar solo pada birama 135-174 dengan polymetric24

(20)

Gambar 2.35 Polymetric

style funk dengan pola tangan kanan memainkan not pola 6/8 bagaikan pola clave

namun diaplikasikan pada hi-hat , ride cymbal atau pada cowbell.

Gambar 2.36 Bagian A

Pada bagian B, pattern drum yang digunakan masih sama seperti

sebelumnya. Pola yang sama hanya saja tangan kanan yang semula memainkan

hi-hat pada bagian ini memainkan cowbell. Masih dengan pattern yang sama pada

bagian C tangan kanan kembali berubah yang sebelumnya memainkan cowbell

sekarang memainkan bell cymbal.

Ketiga bagian ini diulang persis sama seperti sebelumnya, dan hanya

mengalami sedikit perubahan pada bagian B, yaitu tangan kanan yang berpindah

(21)

Gambar 2.37 Chorus

Bagian interlude, rhythm section (drum, bass, dan perkusi) bermain secara

bersama sebagai jembatan menuju solo saksofon. Pada bagian ini penyaji juga

menambahkan variasi pola sticking agar kesan irama latin lebih terasa. Pola yang

digunakan adalah double paradidle yang mendapat sedikit modifikasi dalam

mengaplikasikannya. (R L R L L R L R L R L L).

Pada permulaan dari solo saksofon, ( bagian D) drum hanya memainkan

cymbal. Kemudian disusul dengan pola West African drumming ( bagian D1 ) yang

diadaptasi dari sebuah tarian di Nigeria.

Gambar 2.38 Bagian D1

Bagian D2, perkusi mulai memainkan pola West African dan kemudian

pada bagian D3 gitar dan keyboard menyusul untuk mengangkat suasana pada

bagian solo saksofon sebanyak 32 birama.

Gamba 2.39 Pola West African

(22)

Gambar 2.41 Solo variasi 2

Setelah solo saksofon berakhir, saksofon kembali memainkan melodi B dan

C (chorus) untuk menuju pada bagian E ( solo keyboard). Pada bagian E pola drum

berubah menjadi swing feel (64 birama). Setelah solo keyboard lalu kembali

menuju bagian B dan C. Chorus kembali di ulang dengan menambahkan pola

snare pada ketuk ke 2 dan 4.

Gambar 2.42 Chorus out

Bagian chorus terakhir chorus kembali diulang sebanyak 2 kali dengan

saksofon sebagain solois untuk mengakhiri karya ini dan ditutup dengan sinkopasi

bersamaan dengan seluruh instrumen.

6. Analisis Spur of the Moment karya dari Dave Weckl

Karya ini ditulis dengan maksud untuk mengisi drum pada musik

instrumental bergenre R&B atau Jazz-funk. Karya ini juga dimaksudkan untuk

mendemonstrasikan konsep “beat displacement”. Secara keseluruhan karya

memperlihatkan rasa dari permainan drum 16th funk feel. Sebelum memasuki

bagian introduksi, karya ini dimulai dengan memainkan solo oleh drum machine

sepanjang satu birama.

(23)

Bagian introduksi dimainkan selama empat birama dengan penekanan

aksen pada birama keempat.

Gambar 2.44 16th funk feel

Gambar 2.45 Tutti bagian intro

Bagian A drum memainkan groove 16th note. 16th note merupakan cirri

khas dari musik funk itu sendiri.

Gambar 2.46 Groove 16th note

Pada bagian B dimulai dengan solo fill in di birama 12. Penggunaan 16th

note displacement pada bagian ini bass drum terintegrasi dengan pola bass.

(24)

Gambar 2.48 Tutti bagian B

Pada bagian C drum menggunakan quarter note ride cymbal sebagai ide

utama.

Gambar 2.49 Pattern drum bagian C

Gambar 2.50 Tutti bagian C

Gambar 2.51 Groove & hits (tutti)

Pada birama 49 terdapat solo drum sepanjang 32 birama yang akan kembali

menuju bagian B. Solo ini dimainkan dengan mengikuti ritme keyboard.

(25)

Setelah memainkan kembali bagian B, drum kembali memainkan groove &

hits bagian D yang menjadi coda dari lagu ini. Di akhiri dengan tutti sebagai

berikut.

Gambar 2.53 Tutti bagian coda.

7. Analisis “Platt Opus” karya Platypus

“Platt Opus” bergenre rock progresif yang diciptakan pada tahun 2000. Lagu ini menceritakan tentang pembantaian yang dilakukan oleh manusia

terhadap hewan platypus. Lagu ini dimainkan dengan sukat yang

Bagian B adalah bagian tutti yang dimainkan dengan pola seperti berikut :

Gambar 2.55

Bagian C merupakan pengembangan pola bagian B pada sukat 7/4. Bagian

ini dimainkan sepanjang 8 birama.

(26)

Bagian D sukat 4/4 memainkan tutti sebagai berikut :

Gambar 2.57

Pada bagian E terdapat tutti yang berubah-ubah sukat dari 3/4, 4/4.

Gambar 2.58

Bagian F merupakan bagian solo gitar dimana bass memainkan pola yang

tertulis dibawah sebagai acuan oleh instrument lain.

Gambar 2.59

Bagian G merupakan kelanjutan bagian F dimana gitar memainkan solo,

disamping tutti persiapan menuju solo drum.

Gambar 2.60

Bagian H, sukat 7/4 dan pola ritmik tertulis dibawah menjadi dasar

pengembangan pattern pada solo drum.

Gambar 2.61

Bagian I dengan pola yang sama dengan bagian sebelumnya,menambahkan

(27)

Gambar 2.62

Bagian J sama seperti pada bagian E terdapat tutti yang berubah-ubah sukat

dari 3/4, 4/4

Gambar 2.63

Bagian K dengan berubah pola sukat 4/4,6/4,7/4,5/4 dimainkan sebanyak

dua kali sebelum berganti ke bagian berikutnya.

Gambar 2.64

Bagian L merupakan bagian akhir lagu dimana bagian ini mengulangi

bagian G-time.

Gambar

Gambar 2.1. Pola ritme Clave
Gambar 2.2  Notasi drum
Gambar 2.3  Tiga pola ritmik dasar
Gambar 2.7 Bagian B
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

The study by Gilbert and Janssen has underes- timated the value of mangroves in supporting fisheries production by: (1) assuming an inaccu- rately high harvesting cost for the

[r]

If certified forest products are being produced on Vancouver Island, Canada, using an ecosystem- based approach to forestry for sale in Seattle, USA, then the fact that this

[r]

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan agar peserta atau klien dapat mengetahui tentang penyakit diabetes, mengetahui mengenai senam kaki diabetikum, memahami

Tugas Akhir yang berjudul “ Analisa Kepekaan Retak, Dan Strutur Mikro Pada Daerah Kritis Rel Foot Baja AISI 50B60H Yang Telah Mengalami Proses Pengelasan