ABSTRAK
PEMBERIAN IZIN KEPARIWISATAAN DI KOTA MEDAN BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG
KEPARIWISATAAN DITINJAU DARI HUKUM
ADMINISTRASI NEGARA
*Lindi Nainggolan
**Suria Ningsih, SH, M.Hum ***Amsali Sembiring, SH., M.Hum
Pariwisata merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan wilayah regional dan nasional, karena pariwisata mencakup dan terkait dengan sektor lain seperti: kondisi politik, kamtibnas, telekomunikasi, perdagangan, dan industri serta sektor lainya.
Adapun perumusan masalah adalah pengaturan izin kepariwisataan. Pelaksanaan pemberian izin kepariwisataan di Kota Medan. Hambatan dan solusi mengatasi hambatan dalam pemberian izin kepariwisataan di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Kepariwisataan.
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dan data yang dipergunakan melalui buku-buku diperpustakaan (libary research). Pengaturan izin kepariwisataan, Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009, Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Kepariwisataan
Pelaksanaan pemberian izin kepariwisataan di Kota Medan, pelaksanaan dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dengan memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh dinas. Hambatan dan solusi mengatasi hambatan dalam pemberian izin kepariwisataan di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Kepariwisataan, antara lain hambatan yuridis yang menghambat pemberian izin pengusahaan pariwisata di Kota Medan berupa hambatan sistem hukum, yaitu ketidaksesuaian ketentuan yang diatur dalam peraturan yang lebih tinggi dengan peraturan pelaksananya, hambatan asas hukum, yaitu berkaitan dengan asas kejelasan rumusan dan asas konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dan hambatan pelaksana (eksekutor), yaitu berkaitan dengan penentuan luas kawasan dalam izin tidak sesuai ketentuan. Solusi mengatasi hambayan dalam pemberian izin kepariwisataan di kota medan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Kepariwisataan, yaitu secara yuridis terkait dengan hambatan sistem hukum, yaitu sinkronisasi peraturan yang lebih tinggi dengan peraturan pelaksananya. Terkait dengan hambatan asas hukum, yaitu revisi dan pembentukan peraturan perundang-undangan tentang pengusahaan pariwisata alam. Terkait dengan hambatan pelaksana (eksekutor), yaitu melakukan revisi luas
kawasan yang dibebani izin, tetap memberlakukan izin berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 094/Kpts-IV/88 dengan kewajiban melengkapi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang baru, menetapkan petunjuk pelaksanaan tentang pengawasan, dan penegakan hukum dalam pengenaan sanksi.
Kata Kunci : Pemberian Izin Kepariwisataan, Peraturan Daerah
*Lindi Nainggolan, Mahasiswa, NIM 110200122
**Suria Ningsih, SH, M.Hum, Dosen Pembimbing I/Ketua Departemen HAN ***Amsali Sembiring, SH., M.Hum, Dosen Pembimbing II